Copyright by tettytanoyo. Powered by Blogger.

Tentang Tukang Cukur

Siapa yang suaminya ganteng? *eehhhh salah fokus*

Maksudnya siapa yang suka nganter suaminya cukur rambut di barber shop aka tukang cukur? Kalo saya hampir selalu ngikut kalau suami pergi ke tukang cukur. Biar tau gaya rambut yang bakal dibikin dan memastikan gak bikin ilfeel. Kecuali potong rambut pas mau prajabatan, ergghhh abbiy dibotakin -____- *ilfeel sangad*


Saya suka merhatiin, tukang cukur pinter banget nyukur rambut, yaiyalah udah belajar. Mulai pakai gunting rambut, terus pake silet (buat ngeratain ujung rambutnya). Apalagi kalau tukang cukurnya dari Garut, cepet banget nge-eksekusinya.


Saya juga suka mikir, ni tukang cukur pinter banget nyukur kepala orang lain, kalau rambutnya sendiri yang panjang siapa yang nyukur yak?

*kepo*

Opsi jawabannya adalah:

*Nyukur rambut sendiri* atau

*Dicukur sama orang lain yang berprofesi sama sebagai tukang cukur*


Yang paling rasional kayaknya teuteup harus dicukur sama orang lain, sama tukang cukur yang lain. Gak mungkin kalau harus nyukur sendiri, apalagi pas bagian belakang kepalanya, gimana coba ngukur-ngukurnya. 

Saya jadi merenung, berarti sejago-jagonya orang, sepinter-pinternya orang, setinggi-tingginya ilmu seseorang, tetap aja gak bisa melakukan apapun sendiri. Tetap butuh bantuan orang lain. Padahal ilmu tersebut sangat dia kuasai, mahir malah, tapi gak pernah bisa untuk melakukan sendiri ketika diri sendiri yang membutuhkannya.

Jadi? 

Saya ingat sebuah permainan yang dibawakan oleh seorang trainner ketika melakukan ice breaking. 

Trainner tersebut meminta audience menuliskan nama masing-masing pada sebuah balon. Kemudian balon tersebut dikumpulkan pada satu ruangan besar. Dan semua audince diminta mencari nama masing-masing yang sudah ditulis pada balon tadi.

Seketika ruangan jadi chaos, para audience saling mencari balon masing-masing. Tapi hanya sedikit yang menemukan balon tersebut dengan cepat.


Cara kedua adalah, sang trainer meminta audience mencari kembali balonnya, namun cara yang kedua ini berbeda dari sebelumnya. Audience yang mendapatkan balon pertamanya harus langsung diambil, dan kemudian memberikan balon kepada orang yang namanya tertera pada balon tersebut.


Dan, voila. 


Cara kedua ini membuat para audience mendapatkan balonnya masing-masing dengan sangat cepat, karena tiap orang saling memberikan balon satu sama lain.


Dengan bantuan orang lain lah kita bisa menemukan diri sendiri. Jadi, jangan heran kalau banyak orang yang merasa hidupnya sia-sia. Karena dia tak pernah bisa menemukan dirinya sendiri, karena dia selalu merasa dirinya yang paling tinggi dari orang lain.



Semoga Bermanfaat

No comments

Terima kasih telah berkunjung ke blog ini, silakan tinggalkan komentar yang baik dan positif ya :D