Copyright by tettytanoyo. Powered by Blogger.
Showing posts with label Inspirasi. Show all posts

Mau Berbisnis di Usia Muda? Gampang, Sekarang Ada Ralali.com yang Bisa Bantuin Kamu!

memulai usaha di usia muda


“Halo, bisa bicara dengan Kang Ijang Permana Sidik?”
seseorang bersuara maskulin berbicara dari sebrang telepon.

“Ya, saya sendiri” jawab suami saya.

“Bisakah besok kita bertemu? Saya wartawan Pikiran Rakyat, ingin wawancara dengan Kang Ijang”

Obrolan singkat di telepon memecah suasana. Musik degung yang sedang mengalun di aula Mesjid Al Furqon Universitas Pendidikan Indonesia mendadak tak terdengar di telinga kami saking kagetnya. Kebetulan hari itu kami sedang melaksanakan walimatul ursy Kakak kedua. Saya dan suami baru saja menerima telepon dari seorang wartawan Pikiran Rakyat,tepatnya dari rubrik Kampus yang meminta waktu untuk wawancara.

“Mau wawancara apa, Bi?” tanya Saya.

“Katanya tentang nikah sambil kuliah” Jawab Abbiy.

memulai usaha di usia muda
Antara norak sama seneng, koran dipigurain.


Menurut pengakuan sang wartawan, ada seorang teman yang merekomendasikan kami untuk diwawancarai ketika Koran Pikiran Rakyat sedang mencari narasumber untuk mengisi rubrik ‘kampus’ yang temanya mengenai “menikah saat kuliah”

Singkat cerita, kisah “nikah muda” kami berhasil mengisi rubrik kampus Koran Pikiran Rakyat bersama dengan cerita kang Surya Kresnanda (yang saat ini berprofesi menjadi trainner) dan istri, yang sama sama menikah saat kuliah juga dong pastinya.

Dalam kutipan wawancara, salah satu yang disoroti adalah mengenai “tanggungan nafkah keluarga” mengingat kami ini masih kuliah semua. Jangankan punya pemasukan, yang ada malah pengeluaran terus terusan, ya namanya juga kuliah, butuh biaya banyak.

Kenapa Harus Cari Istri yang Mau Diajak Susah?

kenapa cari istri yang mau diajak susah

Allah SWT berfirman: “Dan Kami pasti menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampailkanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar”.{QS. Al-Baqarah (2): 155}. Allah SWT juga berfirman: “Dan sungguh Kami benar-benar akan menguji kamu sekalian sehingga Kami mengetahui orang-orang yang benar-benar berjihad dan bersabar di antara kamu; dan akan Kami uji perihal kamu.” (QS. Muhammad [47]: 31)

Sudah lama sekali sih sebenernya, beredar sebuah screen capture tulisan di timeline facebook saya, isinya sih kurang lebih tentang opini mengenai kenapa harus mencari istri yang mau diajak susah? toh, sudah capek-capek disekolahin sama orang tuanya and bla bla bla, kalau mau susah ya sendirian aja, jangan ajak anak orang. 

Kurang lebih isinya begitu, intinya sih kurang setuju kalau ada laki-laki yang ketika ingin melamar punya "syarat" asalkan mau diajak susah. Begitu.

Sepenglihatan saya, yang setuju lebih banyak dibandingkan yang tidak setuju. Bahkan saya juga lupa apakah memang benar ada yang tidak setuju, seingat saya sih malah hampir semua netizen yang saya baca komentarnya mengaminkan tulisan tersebut. 

Tentang Menikah

Sepengetahuan ilmu saya yang cetek ini, memang syarat menikah itu tidak rumit. Bahkan ada yang bilang rukun nikah itu cuman mempelai pria dan wanita, wali, saksi, dan ijab kabul, yang ribet itu katanya hajatan sama pestanya. 

Ya memang Islam juga menganjurkan adanya walimah (pengumuman) untuk memberitahu adanya sebuah pernikahan antara dua manusia supaya tidak timbul fitnah dikemudian hari. Tapi ya bentuk pengumumannya jadi rupa-rupa. Dari yang sederhana sampai yang mewah luar biasa. 

Kali ini saya gak mau bahas soal itu sih. Ini mah balik ke individu masing-masing.

Laki-laki Harus Mapan 

Ketika ditanya soal pernikahan, pasti setiap laki-laki dan perempuan punya kriteria calon pasangan masing-masing. Ada yang punya standar tinggi, tapi ada juga yang pasrah dengan pilihan Allah, asalkan sudah memantaskan dan membaikkan diri, haqqul yaqqin bahwa Allah akan memberikan jodoh yang sepadan. 

Mengejar 'Mas Gagah'

Berita Tentang 'Mas Gagah'

Ada pesan masuk di Blackberry Messenger.


"Informasi Audisi. Dicari seorang aktor laki-laki untuk memerankan sosok Mas Gagah"


Kemudian pesan tersebut saya scroll terus kebawah.



Pesan ini dikirim oleh teh Fitri, teman satu pengajian. Segera saya reply pesannya saat itu juga.

"Teh, ini buat siapa?"

"Siapa tahu suami berminat" Jawab teh Fitri.
"Berminat apa teh?"
"Ya itu casting jadi Mas Gagah, hehehe" Jawabnya lagi.

Gubrakkkksss.



Oh, jadi ini nawarin buat ikut casting? Gak kebayang, abbiy ikutan casting untuk jadi 'sosok Mas Gagah'.

Tapi sebentar, 

Mas Gagah itu siapa ya?

"Mas Gagah itu siapa?" tanya abbiy.
"Hhmmm. Perasaan pernah baca cerpennya, karya Helvy Tiana Rosa kalau gak salah"
"Ceritanya tentang apa?"
"Lupaaa. Abis bacanya udah lama. Tapi perasaan sih bagus deh cerpennya, nih buktinya mau difilm-in" 
"Jadi, mau ikutan bi?"
"Gak ah, orang gak tau ceritanya"
"Ya baca aja dulu di internet, siapa tau ada yang ngebahas"

Singkat cerita, kami berdua jadi penasaran dengan sosok Mas Gagah. Solusinya ya Googling, cari cerita tentang Mas Gagah.

Berbekal cerita dari Mbah Google, kami jadi tau sinopsis cerita tentang Mas Gagah. Tapi, belum afdol rasanya kalau belum baca bukunya langsung. 

"Udah bi ikutan aja castingnya, itung-itung cari pengalaman, sekalian jalan-jalan"

*bisanya ngebujuk doang*

"Hmmm. Gimana ya? Boro-boro bisa akting. Entar malah malu-maluin" 
"Ihhh gak apa-apa bi, ini mah buat lucu-lucuan aja"
"Hahaha, yaudah lah ayo kita berangkat!"

Dasar pada nekat, maklum jiwa mudanya masih berkobar walau udah punya 'buntut' yang suka ikut kesana kemari.

Dengan gagah berani akhirnya kami berangkat untuk 'mengejar mas gagah' ke Jakarta, tepatnya ke daerah Ragunan. 

Kami menginap di rumah Mamah di Parung Bogor. Jaraknya tidak begitu jauh dari Ragunan. Bisa ditempuh dengan kendaraan umum. Kami juga menitipkan Kifah di rumah Mamah, karena gak mungkin Kifah diajak panas-panasan ngantri audisi. Kasian, Kifah masih batita.


Selalu Ada Hadiah Dari Kebaikan

Image Source

Kami berdiri di depan Baby Zoo. Membuka peta lokasi. Membaca arah kemana kita harus pergi. Suasana masih ramai, mobil-mobil diparkir berjajar, pejalan kaki sibuk mencari lokasi yang akan dikunjungi. Anak-anak berlarian. Para pedagang sibuk menjajakan makanan dan aneka cindramata oleh-oleh khas Taman Safari Indonesia.

Langkah kaki membawa kami ke 'rumah' Kanguru. Segera saja kamera poket saya keluarkan dari saku. Potret sana, potret sini. Berharap ada gambar bagus yang tertangkap oleh lensa kamera.

Tiba-tiba seseorang menepuk bahu.

Mampukah Kita Selalu Husnudzon?

Image Source


Rasulullah dan Buah Jeruk

Cerita ini saya dengar dari salah satu teman saya ketika mengaji dalam sebuah majlis ta'lim, cerita ini sangat sederhana namun sangat inspiratif untuk disimak.

Suatu hari Rasulullah SAW sedang berkumpul bersama para sahabat. Kemudian datanglah seorang perempuan yang membawa keranjang berisi jeruk.

Perempuan tersebut datang ke tempat dimana Rasulullah SAW dan para sahabat sedang berkumpul dan kemudian memberikan sekeranjang buah jeruk tersebut kepada Rasulullah SAW.

Rasulullah SAW pun menerima pemberian tersebut dengan senang hati.

Kemudian Rasulullah SAW memakan satu per satu buah jeruk pemberian perempuan tadi. Sambil menyunggingkan senyum, Rasulullah SAW terus memakan buah jeruk tersebut sendirian.

Ya, sendirian.


Jika Jodoh Tak Kunjung Datang

Photo by Posko Studio 86

Memiliki pasangan hidup adalah hal yang diimpikan oleh semua orang yang belum pernah merasakan indahnya pernikahan. Jodoh yang baik dan memenuhi kriteria selalu dinanti-nanti kehadirannya, bak katak merindukan datangnya hujan, bak malam yang menanti hadirnya rembulan. 

Setiap orang yang menantikan datangnya jodoh selalu bertanya-tanya, kapan datangnya ‘si dia’, apakah akan bertemu di kampus, di jalan, di mall, di tempat kerja, atau di acara reunian. Tapi, apabila sang belahan jiwa belum menampakan tanda-tanda kehadiran, mungkin kamu lupa akan hal ini.


Ketika Kita Merasa Kecewa


Pernahkah saya merasa kecewa? Jawabannya pasti pernah.


Kecewa sama siapa? kecewa karena apa? banyaakk. Setiap orang pasti pernah mengalami kekecewaan. Bahkan katanya bisa saja kita kecewa terhadap diri sendiri. *padahal sampai sekarang saya belum ngerti, kecewa sama diri sendiri itu gimana bentuknya*


Tapi itu semua berubah ketika negara api menyerang. SAYA GAK BOLEH KECEWA LAGI.

Loh? kok bisa?

Semenjak saya mendengar kata-kata bijak dari Aa Gym. Saya baru menyadari bahwa TIDAK PERNAH ADA KEKECEWAAN DI DUNIA INI. 

Kecewa itu hanya ketika menyandarkan segala apa yang kita lakukan pada PENILAIAN ORANG LAIN. Itu masalahnya!

Ketika saya melakukan sesuatu kemudian saya kecewa, misalnya gak digubris, gak mendapat senyuman, gak mendapat apresiasi, gak mendapat 'likes', gak dapet pujian malah dapet kritik tajam, saya kembali ke prinsip ini. 

Ketika saya merasa kecewa, berarti saya masih menunggu penilaian makhluk ciptaanNya. Tidak fokus pada penilaianNya saja. 

Jujur, ketika semua hal yang kita sandarkan kepada penilaian makhluk, tak akan ada habisnya, tak akan ada puasnya. Tapi sebaliknya, ketika melakukan pekerjaan sekecil dan sebesar apapun semata untuk mendapatkan apresiasi dariNya, hati benar-benar jadi tenang. 

Jadi, kesal, marah, kehilangan arah hanyalah semata karena diri ini masih haus akan penilaian orang lain. Sementara ikhlas hanya untukNya adalah satu-satunya obat penenang untuk melakukan apapun.

Karena sesungguhnya hidupku, matiku, dan ibadahku hanya untukMu, Tuhan semesta alam.

Tentang Tukang Cukur

Siapa yang suaminya ganteng? *eehhhh salah fokus*

Maksudnya siapa yang suka nganter suaminya cukur rambut di barber shop aka tukang cukur? Kalo saya hampir selalu ngikut kalau suami pergi ke tukang cukur. Biar tau gaya rambut yang bakal dibikin dan memastikan gak bikin ilfeel. Kecuali potong rambut pas mau prajabatan, ergghhh abbiy dibotakin -____- *ilfeel sangad*


Saya suka merhatiin, tukang cukur pinter banget nyukur rambut, yaiyalah udah belajar. Mulai pakai gunting rambut, terus pake silet (buat ngeratain ujung rambutnya). Apalagi kalau tukang cukurnya dari Garut, cepet banget nge-eksekusinya.

Kasihan, Sopir Angkot Ini Sering Kena Tipu

Sumber

Sering liat ibu-ibu, perempuan muda, ABG, naik angkot? pasti sering lah ya, karena angkot merupakan sarana transportasi umum yang cukup populer di kalangan masyarakat. 


Tapi apa kata supir angkot tentang perempuan, ibu-ibu, bahkan ABG ala cabe-cabean ini naik angkot? 'Hati-hati, bisa jadi mereka itu tukang tipu' 

Belajar dari Karl Marx




Siapa yang tidak mengenal Karl Marx, seorang filsuf Yahudi-Jerman. Pencipta ajaran Marxisme ini pasti sangat populer terutama dikalangan akademisi, pemikir, peneliti, khususnya dalam ranah ilmu pengetahuan sosial.

Tapi tahukan karya/tulisan Karl Marx TIDAK DIANGGAP ketika Karl Marx masih hidup? Tulisan hasil pemikirannya dianggap tidak masuk akal, tidak berbobot, sangat rumit, sulit dimengerti dan tidak ada artinya. 

Karl Marx tetap berusaha, ia sangat luar biasa, menulis dan terus menulis di dalam tekanan yang sangat buruk. Tetapi dia mampu menulis beribu-ribu halaman, tanpa pernah kehilangan arah dan merusak karyanya.

Namun kini, semua orang kenal siapa Karl Marx. Hasil pemikiran-pemikiranya dijadikan rujukan pengembangan ilmu pengetahuan sosial, karyanya menjadi bahan diskusi panjang di kalangan akademisi dan tentunya sangat fenomenal.

---------------

Hikmahnya, teruslah menulis, walaupun karya kita dianggap aneh saat ini, dianggap tidak ada artinya, dianggap tidak berbobot, suatu saat akan ada masanya semua mata terbuka bahwa kita telah membuat harta karun terlebih dahulu dibanding 'mereka'.



Benar adanya kata Pramoedya Anantatoer, bahwa setinggi-tingginya ilmu seseorang, jika  tidak menulis, maka ia akan tenggelam tergerus zaman, dan hilang dari masyarakat.








Cerita di atas motor, Bogor 19 April 2015


Tentang Ibu Mertuaku

 
Foto Ibu, Kifah, Abbiy

Adalah hal unik untuk menceritakan tentang ibu mertua. Biasanya, kita sering menceritakan dan mengulang-ngulang kisah mengenai ibu kandung sendiri. Jarang-jarang ada menantu yang ‘membahas’ tentang mertuanya, kecuali memang ada ‘bahasan-bahasan’ tertentu. Ahaha. 

Saya punya “ibu baru” ketika usia saya belum genap 20 tahun, karena saya memang menikah di usia muda yakni pada saat kuliah. Cerita tentang menikah saat kuliah pernah saya tulis disini. Kebayang dong ya, umur segitu harus ‘berhadapan’ dengan ibunya suami, yang sama sekali belum pernah ketemu dan kenal sebelumnya kecuali sebelum nikah (waktu lamaran) dan persiapan menjelang pernikahan. 

Saya #BeraniLebih Produktif di Rumah!

#BeraniLebih

Siapa bilang di rumah itu gak bisa produktif. Udah gak jaman kali ya buat sedih-sedihan di rumah, nunggu weekend tiba, dan cuman tidur-tiduran aja di kamar. Itu sih dulu, sekarang semua berubah semenjak para Kurawa menyerang.

Sebagai resolusi baru, saya ingin bisa terus produktif menulis dari dalam rumah. Sembari ngurusin bocil saya yang masih semata wayang yang sering mencak-mencak kalau emaknya ini anteng di depan laptop.

Jadilah Pribadi yang Menarik dalam 10 Langkah Sederhana Ini!


Gak mau kan dicap sebagai pribadi yang nyebelin, ngeselin, dan gak asik. Pinginnya sih orang lain mengenal kita sebagai pribadi yang menarik dan menyenangkan. Nah, ada tips dari buku yang baru aja saya baca, supaya kita bisa menjadi pribadi yang menarik dan menyenangkan.

1. Ayo Mengeksplorasi!

Jelajahilah gagasan-gagasan, tempat-tempat, dan pandangan-pandangan. Jangan jadi katak di dalam tempurung. Tidak seorang pun melihat dengan tepat yang pernah Anda lihat. Tidak seorang pun telah mendatangi semua tempat yang pernah Anda kunjungi. Tidak seorang pun pernah merasakan yang pernah Anda rasakan. Selidiki mengapa. 

Ada Fasilitas Laktasi di Kantor Abbiy

fasilitas asi, pro asi, ibu menyusui
sumber

*postingan ini mengandung semi curhat, seneng, terharu, bangga, macem-macem pokoknya*

Jadi ceritanya kemarin abbiy pulang kerja, dan bilang kalau di kantornya ada kulkas baru. Hellowww.. kulkas baru aja pamer amat. 

Katanya sih gara-gara ada ibu-ibu yang bilang kek gini ke abbiy:

"Mas, ada kulkas ga?"
"Buat apa Bu?"
"Saya mau naro ASI perah"
"Oh, sebentar Bu"

Abbiy langusng ngecek isi kulkas, dan ternyata kulkasnya udah PENUH

Pernikahan Qur'ani, Al-Hafidz dan Hafidzah Putri Aa Gym

Setiap orang pasti takjub ketika mendengar dan membaca kisah pernikahan Ghaitsa (Icha) Putri kandung KH. Abdullah Gymnastiar yang merupakan seorang penghafal Qur'an 30 Juz dengan seorang laki-laki yang juga seorang Hafidz 30 Juz Al-Qur'an, Maulana Yusuf. 


Sejak sabtu, timeline Facebook saya tak henti menampilkan foto pernikahan dengan nuansa warna putih dan pink yang begitu hangat, sederhana, dan tetap romantis. Begitu juga DP BBM saya, banya yang 'selfie' dengan latar pelaminan berwarna putih. Siapa gerangan yang menikah? banyak nian yang menguggah foto sedang berada disana.

sumber gambar

Rezeki: Setengah Kosong Setengah Isi

Pernah baca buku Setengah Kosong Setengah Isi karya Parlindungan Marpaung? Kalau saya sendiri sih belum. (hehe). Tetapi Alhamdulillah saya pernah bertemu langsung dengan penulisnya ketika menjadi panitia sebuah pelatihan di PT.Kereta Api Indonesia. Dan ternyata beliau (penulis SKSI:red) adalah seorang karyawan di PT.KAI. Saya tidak akan membicarakan isi buku tersebut, apalagi penulisnya (yaiyalah), saya hanya menyukai judul buku tersebut yaitu Setengah Kosong Setengah Isi. Why? kalimat tersebut memberikan suatu cara bagi kita dalam menilai suatu masalah, yakni dengan positif thinking kah? atau negatif thinking kah?
semua itu tergantung apa yang kita yakini. Betul tidak?

Man Jadda Wajada

Sebuah buku yang sangat inspiratif ditulis oleh Akbar Zainudin seorang santri lulusan Pesantren Gontor. Kata-katanya yang bijak dan memotivasi membuat saya ingat kembali mahfudzot yang satu ini. Mahfudzot atau pribahasa dalam bahasa Arab ini pernah sebentar saya pelajari di bangku SMP, dan kalimat MAN JADDA WAJADA inilah kalimat yang paling saya ingat sepanjang saya mempelajari Mahfudzot tersebut.

Mana Gerbong-nya?

Naik kereta api.. tut..tut..tut.. siapa hendak turut. Ke Bandung Surabaya. Bolehlah naik dengan percuma.
Waktu kecil pasti suka nyanyiin lagu itu kan, mak? dan pasti hari ini juga lagu itu diajarin lagi ke anak cucu kita di rumah. Hihihi.

Anak saya suka banget naik kereta api. Hampir setiap hari ngajak ke stasiun buat naik kereta api. Emang sih rumah saya sekarang deket stasiun Commuter Line, jadi setiap saat suka kedengeran suara kereta api lewat. 
Nah, suatu waktu karena dia suka banget sama kereta api, saya dan suami merancang liburan weekend keluaga buat naik kereta api sampai stasiun Jakarta Kota. Lumayan kan disana banyak objek wisata museum dan sejarah. Ongkosnya juga murah meriah.

Pengalaman Memberikan ASI Ekslusif [ASI VS SKRIPSI]



Foto Kifah waktu baru lahir

Saya merasa bersyukur menjadi salah satu orang yang beruntung merasakan indahnya menikah di usia muda. Saya menikah diusia yang belum genap 20 tahun pada tahun 2010. Dan masih harus berjuang menempuh perkuliahan S1 semester lima di sebuah Universitas di kota kembang Bandung. Kemudian, berselang satu tahun setelah pernikahan, saya pun dikarunia seorang baby boy yang Alhamdulillah lulus S3 ASI di ulang tahunnya yang ke-2.

Jujur saja, ketika masa kehamilan mulai tri semester pertama hingga tri semester ketiga saya belum ngeh tentang pemberian ASI ekslusif untuk bayi. Sebatas tahu bahwa ASI itu sangat baik untuk bayi dibandingkan susu formula tanpa tahu teknis dan strategi pemberian ASI. Walaupun hampir setiap bulan saya check up ke Bidan, tak ada percakapan khusus antara saya dan Bu Bidan mengenai pemberian ASI ekslusif kepada bayi terutama pada usia 0 sampai 6 bulan dan dilanjutkan hingga usia 2 tahun. Bahkan dalam rumah bersalin tersebut justru terpajang berbagai merk susu formula bayi mulai usia 0 bulan. Tepuk jidat. 


Kita dan Kesempatan



Pagi itu saya naik angkot ke suatu tempat, sekitar jam 6 pagi. Di dalam angkot saya berbaur dengan banyak penumpang. Anak sekolah, karyawan, dan juga para pedagang. Mereka semua tentu saja berangkat pagi-pagi demi memulai aktifitas tanpa kesiangan bahkan tanpa kegagalan.

Disudut dekat pintu angkot ada beberapa anak laki-laki berseragam sekolah. Putih biru dan putih abu-abu. Di sisi satunya lagi ada seorang anak laki-laki (seusia anak berseragam putih abu) menjinjing sebuah tempat yang berisi beragam mainan yang terbuat dari bambu (batang dan akar bambu). Disebelahnya duduk seorang bapak yang juga membawa barang yang sama. Saya kira bapak tersebut adalah ayah atau pamannya. Mereka nampak akrab. 

Semua penumpang tentu punya tujuan masing-masing. Ada yang hendak ke sekolah, ada yang ke tempat kerja, dan mungkin ada pula ke suatu tempat untuk menjajakan dagangan. Ada satu hal yang membuat saya terus bercakap-cakap sendiri dalam hati. Yakni ketika melihat seorang anak berseragam abu, lengkap dengan tas dan sepatunya yang bagus. Sedangkan satunya lagi seorang anak (dengan usia yang saya perkirakan sama) menenteng barang dagangan (mainan dari bambu). Ia berkemeja kotak dengan warna yang sudah pudar, bercelana panjang, sepatu, dan kulit yang agak gelap (mungkin karena sengatan matahari). 

What do you think about it?

Dalam situasi yang sama, keadaan yang sama, kendaraan yang sama, usia yang sama, namun mereka memiliki KESEMPATAN yang berbeda. Kita tidak sedang menghakimi, bahwa yang berseragam akan lebih sukses dari yang tidak berseragam. Tapi mari berpikir betapa berwarnanya hidup ini. Begitu banyak skenario yang dimainkan setiap hari. Mereka hanya saling menatap, mereka mungkin sedang berpikir, apa yang mereka jalani hari ini memang sudah jadi bagian dari drama kehidupan mereka masing-masing.

Melihat pemandangan sepanjang di dalam angkot membuat saya terus berpikir. Seseorang diberi kesempatan untuk "bersenang-senang" menuntut ilmu hingga jauh, disisi lain ada yang sedang bekerja keras untuk lembar demi lembar rupiah. Ironi bukan?

Hikmahnya. Saya sendiri sulit melihat kesempatan yang begitu banyak datang (dan mungkin saya biarkan pergi). Karena mata ini masih tertutupi air mata penyesalan akan hal yang tidak dapat saya dapatkan. Sayang sekali bukan?