Copyright by tettytanoyo. Powered by Blogger.

5 Penyakit yang Sering Menjangkiti Blogger

penyakit yang menjangkiti blogger

Do it with passion or not at all

Hallo Readers!

Balik lagi ke Blogging Seru di Hari Rabu. Kali ini saya mau bahas tentang "penyakit blogger" yang sering menjangkit, termasuk ke dalam diri saya sendiri nih.

Apakah kamu semua pernah merasakannya?

Yuk! Check this out!


1. Minder

Saya gak menyangka akan sejauh ini melangkah dengan blog. Dengan total 318 posts hingga detik ini, ternyata blog kesayangan masih bisa "hidup" di tengah segala keterbatasan si pemiliknya. 

Kalau saya perhatiin, ternyata dulu suka nulis yang mellow-mellow, suka nulis yang sok serius, dan nulisnya gak panjang-panjang amat. Bahasanya juga masih kaku kayak kanebo kejemur matahari. Fotografi dan ilustrasi juga masih seadanya, masih suka asal comot di Google tanpa nyantumin sumber, dan yang paling ngenes adalah masih sepi komentar dan viewers. 

Ya mungkin blog saya dulu itu masih di masa dark age. 

Beberapa postingan juga ada yang berupa tulisan giveaway dari temen sesama blogger, tulisan lomba, dan kuis dari komunitas atau brand tertentu. Tulisannya juga masih mengenaskan, gak nyampe 500 kata udah dipublish aja. 

Wkwkwk.



Ya abisan dulu kan ngeblog itu cuma buat ngilangin seteres di rumah, ngilangin bosen, gak berharap dibaca orang juga sih, jadi ya hanya buat dibaca-baca sendiri aja kayak buku diary zaman SMP SMA. Gak kepikiran juga bahwa blog itu adalah sumber informasi yang akan dicari/digoogling sama orang lain. 

*Lah selama ini padahal kalau nyari informasi kan via Google yak, dan aku gak ngeh kalau yang nulis informasi itu blogger, aku mah mikir itu di tulis sama Google semua. Hahaha*

*Brb nyelam ke laut mati, tutupin muka pake ember*

Baru  ngeh nya itu waktu ikut komunitas, dan lama-lama mikir "Oh ternyata informasi di Google itu banyak yang ditulis oleh blogger ya" 

WOI MIKIRNYA KELAMAAN WOIII.

Ketika ada tulisan saya yang masuk ke Page One Google, barulah saya sadar bahwa menulis itu harus penuh percaya diri dan jangan minderan. Karena cara kerja Google kan seperti itu, makin banyak tulisan kita yang di klik orang lain, makin besar kesempatan untuk nangkring di Page One.

Buang jauh-jauh deh perasaan minder dan gak percaya diri, apalagi tulisannya informatif dan bermanfaat untuk dibaca banyak orang.

Yeah!

Baca juga: Ternyata Ngeblog Membuat Saya Belajar Tentang Beberapa Hal Ini

2. Kurang Sabar

Saya pernah membaca sebuah tulisan tentang wirausaha, bahwa yang namanya wirausaha itu akan mengalami kerugian di tahun-tahun pertama. Bahkan ada yang mengatakan bahwa penentuan bisnis seseorang terletak di masa awal membuka usahanya, kuat atau tidak menancapkan akar ke tanah tanpa memetik buah terlebih dahulu.


Seorang CEO muda sebuah perusahaan jual beli bahan makanan secara online di Jerman juga mengatakan bahwa ketika ia memulai bisnisnya, ia tidak mengambil sepeser pun keuntungan dari bisnis yang dijalankannya itu.

Selama dua tahun itu, ia hanya sibuk mengembangkan bisnis, tidak berpikir mengambil keuntungan demi kemajuan dan kelangsungan usahanya. Dan memang benar, di tahun selanjutnya bisnisnya berkembang dengan pesat dan diminati pasar Jerman.

Kok blog dikaitkan dengan wirausaha?

Karena menurut saya, blog adalah salah satu bagian dari usaha atau entrepreunership. Dimana pemiliknya harus mau mentrigger diri sendiri untuk maju dan berkembang. Maju tidaknya sebuah usaha atau dalam hal ini adalah blog, sangat bergantung dengan tingginya kemauan dan kuatnya passion si pemilik usaha atau blog tersebut.

*Tumben nulis serius begini*

Baca juga: Cara Gampang Berbisnis di Usia Muda, Ini Dia Petunjuknya!

Saya pernah juga curhat ya sebelumnya di blog ini, bahwa awal saya menulis post, sama sekali gak ada komentar, gak ada viewers kecuali saya yang ngeklik postingan sendiri. Dan mungkin kalau di cari di Google, laman blog saya ada di page 3.242.252 saking sepinya.

Ya, masa itu saya alami.

Sama halnya dengan warung yang baru aja dibuka kan? Masih sepi pengunjung, masih belum ada testimoni, belum ada loyal customers. Ya namanya juga baru dirintis.

Begitu juga dengan blog, sepi komentar dan minim page view itu adalah masa-masa yang harus dilalui.

Emang sekarang blognya udah ramai komentar sama viewers? Haaa gak juga sih, wkwkwk.

Ya tapi udah hatur lumayan lah sekarang mah. Makasih ya yang sudah mau komentar dan membaca postingan alakadarnya di blog ini. Semoga bisa menambah silaturahmi dan membuka pintu rezeki diantara kita, aamiiinnnn.

Jadi,  harus tetap sabar dan terus semangat yaaaa!

3. Malas Menulis dan Mempercantik Blog

Proses blogging adalah proses yang menyenangkan.

Rasa gemas, gregetan, takut, rasa tidak bisa, galau, malas dengan hal-hal yang berkaitan dengan dunia blogging harus nikmati satu per satu.Termasuk dalam menghalau rasa malas menulis dan membangun blog.



Dan ada nih satu trik supaya rasa itu cepat hilang, yaitu dengan membaca blog orang lain.

Dengan membaca blog orang lain, melihat pencapaian orang lain, dan melihat prestasi blog orang lain, biasanya bisa menjadi lecutan dan semangat untuk menulis dan mempercantik tampilan blog sendiri.

Soal tulisan, saya sendiri masih sangat minder. Tapi kalau mikirin minder terus sih kapan bisa majunya. Sedikit demi sedikit saya juga belajar dari para penulis dan blogger bagaimana mereka menata tulisan menjadi enak dibaca dan menginspirasi para pembacanya.

Rasa minder bukan untuk mengamini rasa malas dong?

Tampilan blog juga jangan lupa dipercantik. Buat pembaca betah berlama-lama di blog. Kalau belum bisa beli template yang kita inginkan, banyak kok free template dan kode HTML yang bisa diutak-atik untuk mempercantik tampilan blog di internet.

Baca juga: Cara Membuat Menu Drop Down Tanpa Edit HTML

So, tetap semangat nulis dan ngulik ya gaes!

4. Menekan "Tombol Restart"

Karena blog selalu erat kaitannya dengan entrepreunership, maka saya jadi teringat lagi dengan wejangan seorang pelaku usaha yang mengatakan bahwa:

Jangan terlalu sering berganti-ganti usaha, karena memang diawal kita akan selalu merasa rugi, merasa gagal, justru itulah tantangannya. Sekuat apa kita mampu mengatasinya. Sama seperti menanam pohon yang harus dipupuk dulu dengan kotoran, disiram dulu dengan air dingin, hingga akhirnya setelah penantian panjang maka pohon itu akan menghasilkan buah yang sangat manis. Kalau kita mengulang-ulang lagi usaha yang akan kita bangun, maka kita akan mengalami kerugian waktu dan pengalaman, karena semuanya dimulai dari nol kembali.

Maka dari itu, mulai sekarang, selalu yakin lah bahwa memang sudah sunnatullah  yang namanya berusaha selalu ada tantangannya, ada pahit manisnya.

Selalu saja ada godaan, "diterusin jangan ya blognya? apa ganti niche yang lain aja? atau jualan on line aja mendingan , lebih menghasilkan?"




Lebih baik pikir lagi untuk memulai "karir baru", kalau memang jenuh ngeblog ya gak apa-apa istirahat dulu. Suatu saat kalau udah muncul "rasa kangen" pasti deh ngeblognya jadi semangat lagi. Karena kalau kita mengulang hal lain dari awal, itu semacam menulis buku tapi gak pernah selesai.

Jadi, jangan tekan tombol restart ya! Sayang banget!

Baca juga: Di Tahun 2017 Saya Harus Punya 13 Hal Ini Nih di Blog!

5.  Cepat Merasa Puas

Titik pencapaian "karir" seorang blogger pasti tidak lah sama. Ada yang merasa sudah mencapai kesuskesan yang diimpikan jika blognya mendapat job review, atau  diundang untuk menghadiri event dari brand terkenal.

Dan ada juga blogger yang sudah merasa "puas" jika blognya sudah bertransformasi menjadi sebuah buku cetak yang diterbitkan oleh penerbit ternama.

Menurut saya semua sih sah-sah saja. Setiap blogger memang butuh trigger untuk tetap memacu adrenalin mengembangkan blognya masing-masing.

Namun, ada baiknya jika semua pencapaian yang diraih dijadikan motivasi untuk belajar dan belajar lagi. Ingat ya, dunia blogging adalah dunia yang sangat dinamis, siapa yang "ketinggalan pelajaran" maka bersiap-siap untuk kecewa dan gigit jari.

Baca juga: 7 Alasan Enggan Mengikuti Lomba Blog

Yuk, kita semangat lagi cari ilmu!

***

Disclaimer dulu ah.

Catatan ini saya buat sebagai self reminder karena sudah tepat 3 tahun blog ini mengudara di dunia maya. Terima kasih yang sudah sering main dan berkomentar di sini, 

TANPA PEMBACA SAYA TIDAK BERARTI APA-APA


Makasih yaa semuaaa :D


Yuk Ke Taman Kaulinan! Taman Bermain Menyenangkan untuk Anak-Anak di Kota Bogor

taman kaulinan lapangan sempur bogor

Play is highest form of research -Albert Einsten-

Sebagai keturunan USA (Urang Sunda Asli), mendengar kata “ulin” selalu mengingatkan saya akan masa kecil yang memang suka sekali ulin atau dalam bahasa Indonesia berarti main. Main dengan segala aktivitas fisik dan tentu saja berada di luar ruangan.

Bermain adalah kegiatan yang paling menyenangkan, memang selain main, anak kecil suka apa lagi sih?

Suka jajan, suka nangis, suka minta main gadget, suka minta dibeliin roti di stasiun. Haha. Itu mah anak saya deng.

Baca juga: Ketika Anak Gak Boleh Main

Dan ada kabar gembira nih untuk anak-anak yang suka bermain di arena out door. Khususnya yang berada di kawasan kota Bogor.

Ada apa sih emangnya? Ada taman bermain baru, namanya “Taman Kaulinan” atau kalau diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, berarti “Taman Permainan”.

Peresmian Taman Kaulinan di Lapangan Sempur Bogor

Di tengah rindangnya pepohonan dan gemericik suara air sungai di pagi hari, wali kota Bogor Bima Arya, tanggal 5 Januari 2017 kemarin secara resmi membuka Taman Kaulinan ini agar bisa dinikmati bersama oleh warga kota Bogor.

taman kaulinan lapangan sempur bogor
Acara peresmian Taman Kaulinan dibuka dengan tarian daerah oleh anak-anak

taman kaulinan lapangan sempur bogor

taman kaulinan lapangan sempur bogor
Lokasinya rindang, sejuk, asri.
taman kaulinan lapangan sempur bogor
Terletak di sisi sungai

taman kaulinan lapangan sempur bogor
Walau di sisi sungai, anak tetap aman.

Taman bermain berukuran 600 meter persegi yang terletak di sisi dalam Lapangan Sempur ini diisi oleh banyak permainan anak.  Ada ayunan, perosotan, ular tangga, engklek/tiple/tapak gunung, galasing, enggrang dan ada juga flying fox loh!

Kalau ingat permainan tapak gunung ini, saya jadi inget waktu kecil deh.

Setiap pulang sekolah, sebelum meninggalkan kelas, saya dan teman-teman suka ngambil sisa kapur yang digunakan Bapak dan Ibu guru untuk menulis di papan tulis.

Buat apa? Buat ngegambar permainan engklek/tapak gunung di lapangan atau di tanah. Hehehe.

taman kaulinan lapangan sempur bogor
Arena bermain engklek dan galasing


Nah, kalau di Taman Kaulinan ini, gambar tapak gunungnya sudah digambar permanen pakai cat, jadi anak-anak tinggal loncat-loncat deh buat main bareng.

Jadi, memang konsep Taman Kaulinan ini adalah menggabungkan gaya bermain modern tapi tetap mengusung kearifan budaya lokal.

Akses ke Taman Kaulinan

Untuk warga Bogor sendiri terutama Kota Bogor sangat mudah sekali mengakses Taman Kaulinan ini karena terletak tepat di Lapangan Sempur yang tidak jauh dari Balai Kota Bogor dan Istana Bogor, yakni bersisian dengan Jalan Jalak Harupat.

Bagi warga luar Bogor mungkin bisa menggunakan kereta Commuter Line Jabodetabek dan berhenti di Stasiun Besar Bogor. Kemudian naik kendaraan umum/angkot ke Lapangan Sempur.

Atau, bagi yang ingin sekalian berolah raga bisa juga nih jalan kaki ke Lapangan Sempur dari Stasiun Bogor. Ya kira-kira 20-30 menit ya dengan berjalan kaki santai.

Baca juga: Mau Jalan Kemana Aja di Kabupaten Bogor?

Taman Kaulinan Donasiku

Pembuatan Taman Kaulinan ini tidak lain adalah salah satu bentuk kepedulian pemerintah kota Bogor,  kalangan masyarakat, dan juga pihak swasta untuk memberikan keleluasaan masyarakat menikmati oksigen di taman kota, dan juga menikmati kebersamaan bersama keluarga dan menjalin interaksi dengan warga lainnya.

taman kaulinan lapangan sempur bogor
Kifah coba main perosotan
taman kaulinan lapangan sempur bogor
Kifah main ular tangga
taman kaulinan lapangan sempur bogor
Kifah manjat tali

Dari kepedulian itu lah PT. Sumber Alfaria Trijaya bersama pemerintah, melalui Yayasan Berani Bhakti Bangsa ikut serta mewujudkan harapan masyarakat untuk memiliki akses fasilitas publik yang nyaman dan menyenangkan.

Setiap “kembalian belanja” berjumlah 100 rupiah di Alfamart atau Alfamidi dihimpun dan diberdayakan untuk membangun ruang publik yang diharapkan mampu meningkatkan index of happiness warga Bogor dan sekitarnya, salah satunya adalah dengan menciptakan Taman Kaulinan ini.

Baca juga: Kurang Piknik atau Kurang Dzikir?

Menurut Bima Arya sendiri memang kota Bogor telah memiliki beberapa taman tematik. Seperti Taman Bogor, Taman Corat-coret, Taman Skatepark, Taman Air Mancur, Taman Heulang, Taman Ekspresi, Taman Kencana, Taman Peranginan, Hutan Kota, dan juga Taman Malabar.

taman kaulinan lapangan sempur bogor
Pak Wali Kota ikut bermain ular tangga
taman kaulinan lapangan sempur bogor
Pak Wali Kota ikut bermain Flying Fox


Belanja Berdonasi

Suka ingat kan, kalau habis belanja di Alfamart atau Alfamidi, Mbak Kasirnya suka menanyakan apakah kita ingin mendonasikan “receh” kembalian kita?

Nah, “receh-receh” itulah yang digunakan untuk membangun ruang publik seperti Taman Kaulinan dan juga berbagai kegiatan sosial lainnya oleh mitra PT. Sumber Alfaria Trijaya yaitu Yayasan Berani Bhakti Bangsa melalui program Donasiku.

Seperti Bright Eyes Bright Future (BEBF)  yaitu menyalurkan kaca mata gratis bagi seluruh anak Indonesia yang membutuhkan.

Dan Program Donasiku ini dinaungi oleh Direktorat Pengelolaan Sumber Dana Bantuan Sosial Kementrian Sosial Republik Indonesia. Masyarakat pun bisa mengakses informasi penyebaran DonasiKu melalui website www.alfamartku.com.


Informasi lebih lanjut mengenai Yayasan Berani Bhakti Bangsa klik website www.beranifoundation.org atau twitter @YayasanBerani dengan Hashtag #YayasanBerani


Istirahat dari Gadget

Sebenarnya, saya sendiri sebagai orang tua, memandang positif adanya pembangunan taman yang memang didedikasikan untuk anak. Seperti yang sama-sama kita ketahui dan rasakan bersama, sebagai orang tua milenial, gadget menjadi salah satu "teman" sekaligus "musuh" bagi orang tua. 

Hadirnya ruang terbuka hijau seperti ini seperti memberikan angin segar bagi masyarakat khususnya orang tua. Kebutuhan bermain sebagai aktivitas fisik anak tetap terpenuhi walau tinggal di kota besar. 

Orang tua wajib berbahagia, mengapresiasi, dan juga turut serta memelihara keberlangsungan taman bermainan anak seperti Taman Kaulinan ini sebagai salah satu bentuk kepedulian, kasih sayang, dan juga pendidikan untuk anak di masa kecilnya.

Dan yang paling terasa secara langsung adalah anak-anak kita bisa beristirahat sejenak dari gadget mereka.


taman kaulinan lapangan sempur bogor
Kifah mau melepas kepergian Pak Wali Kota
taman kaulinan lapangan sempur bogor
Kifah foto bareng Pak Wali Kota

Bonus video Pak Wali kota Bogor Bima Arya sedang bermain Flying Fox!




Sudah tahu kan, kemana Mama dan Papa bisa Family Time di akhir pekan?



Yuk ah, mampir ke Taman Kaulinan!






5 Makanan yang Gak Bisa Ditolak



Hai hai..

Sebelum ngantuk mendera, padahal mata udah 10 watt juga sih, anak-anak juga udah tidur semua, pengen ngepost deh satu aja buat ngilangin energi negatip yang ada di jiwa. 

Dan ngepostnya nyoba lewat Hape Dong. 

Lalalala yeyeyeye.

Jadi ini nulis di notes dulu, trus nanti di copy paste di blogspot. 

Biasanya suka ngedraft juga sih di email, trus dbikin jadi draft. Jadi apabila di suatu ketika laptop bisa saya buka, tinggal edit aja draft di email itu trus dicopy lagi di blogpost.

Dari pada cari tema dan nulis yang syusyah-syusyah. Aku mau ikutan jawab or ikutan tantangan nulis 5 makanan yang gak bisa ditolak dari blognya Mak Annisa Steviani aka www.annisast.com

Cusss.

1. Ramen

Aku tidak bisa tidak makan ramen di Nobu Ramen kalau ke Bandung.

Tempatnya deket rumah mertua, di Jalan Geger Kalong Hilir. Harganya masih harga mahasiswa, dan kuah nobunya enak banget (menurut aku yah).

Pernah makan ramen di tempat lain. Enak juga sih, tapi kuah nobu ramen tetep khas. 

Dan sekarang kalau pengen ngemie instan pasti larinya beli ramen instan juga. Soalnya bumbunya agak berbeza dari mie instan pada umumnya.

Berharap kuahnya seenak Nobu. Huhuhu.

2. Masakan Sunda

Ikan asin, lalapan, jengkol goreng, sambel tarasi, sayur asem, tempe goreng. Pokoknya makanan ala rumah makan Brebes Lembang, Bumbu Desa, Ampera, Sambara, Manjabal, pokoknya yang makanan Sunda lah pokoknya aku gak bisa nolak.

Bisa nambah berkali-kali, apalagi kalau minumnya sama es teh manis.

3. Sea Food

Apapun jenisnya aku suka. Udang, cumi, kerang, pokoknya aku suka seafood. 

Saos tiram, saos padang, saos asam manis, goreng tepung. 

SEMUANYAAA SUKAAAA.


4. Lontong

Aku suka lontong yang dibungkus daun pisang itu loh trus dalemnya ada oncomnya. Makannya disiram pakai sambel kacang, ditambah gorengan yang masih anget dan gurih-gurih enyoi. 

Gak pernah nolak buat makan lontong model begini. Apalagi waktu bulan puasa. Cuman makan lontong and the gank, udah kuat gak makan apa-apa lagi sampai sahur.

Hadoh padahal kalau buka puasa gak boleh pake gorengan sama lontong disiram sambel yaks. Bisa sakit perut atau kena maag.

Tapi apa dayaku atuda. Enak pisan paduan makanan ini sumvah.

5. Bubur Ayam Mang Kojek

Ini juga gak pernah absen kalau lagi mudik ke Bandung. 

Tukang bubur yang mangkal di gang sempit deket stadion UPI ini selalu ngangenin buat dikunjungin sehabis lari-larian di jogging track stadion UPI.

Rasanya khas, aromanya, tingkat kekentalannya, dan porsinya juga pas.

Pengunjungnya juga makin rame. Kalau gak dari pagi, bisa ngantri dan gak kebagian tempat duduk.

Jangan ngebayangin tempatnya kayak tempat makan bubur H. Oyo yah. Ini tempatnya kecil di gang sempit banget. Malah aku suka pengen usul ke mamang kojek, si pemilik bubur supaya pindah ke tempat yang lebih ramai dan mudah diakses.

Tapi entahlah, nggak kunjung pindah juga. Mungkin tempatnya sudah terlanjur iconic "di sisi lapangan" jadi orang yang abis capek olah raga wajib ngebubur di sini.

***

Oke. Itu tadi 5 makanan yang gak akan bisa aku tolak. Cukup murah meriah untuk didapatkan dan yang paling penting rasanya endeeessss.


Ini Seleraku. Mana Seleramu?



Tumpas Penyakit dengan Minyak Goreng Baik

review sunco minyak goreng baik dan sehat

Take care of your body. It's the only place you have to live in. -anonymous-

Rabu tanggal 25 Januari 2016 kemarin, saya berkesempatan hadir pada acara Simposium "Makanan Rumah, The Silent Killer?" yang bertempat di Ballroom Cheers Residental Rumah Sakit Pusat Pertamina Jakarta.

Simposium ini diselenggarakan oleh minyak goreng Sunco dalam rangka memperingati hari Gizi Nasional dengan mengundang beberapa pakar di bidang kesehatan dan gizi.

Dan saat menghadiri acara tersebut itu pula hati saya terasa ditampar-tampar.

.....

Saya akui, salah satu hal tersulit menjadi seorang ibu adalah menyajikan menu seimbang dan bergizi di rumah. 

Banyaknya pekerjaan yang harus dieksekusi, menjadi 'pelayan' anak-anak dan suami di rumah, ikut berpartisipasi membangun masyarakat di lingkungan rukun warga dan rukun tetangga ikut menyita konsentrasi dalam memilih menu makanan sehat untuk diri sendiri dan keluarga.


Setiap pagi, kalau saya tidak "menzombie" karena over load pekerjaan di hari sebelumnya, masih bisa tuh oseng-oseng, tumis-tumis di dapur.

Tapi kalau sudah mepet pet pet, sementara suami harus pergi ke kantor dan anak pergi ke sekolah. Siap-siap aja deh saya sprint ke warung untuk beli sarapan pagi.

Beli apa sih biasanya?

Seperti pada orang Indonesia pada umumnya, kalau belum ketemu nasi ya belum berasa makan. Jadi ya saya seringnya beli nasi uduk, lontong, roti, dan yang paling bikin suka merasa bersalah adalah GORENGAN. 

*Bhay Food Combining

review sunco minyak goreng baik dan sehat


Padahal, menurut narasumber Dr. Entos Zainal, DCN, SP. MPHM yang merupakan Sekjen PERSAGI.

Tugas seorang ibu di rumah adalah mempersiapkan, merencanakan, dan mengelola keseimbangan gizi di rumah. Kenapa? karena gizi merupakan salah satu komponen utama untuk membentuk kecerdasan anak yang dimulai dari 1000 hari kehidupannya.
Jleb. Inget kalau masih suka ngasih makanan yang jauh dari gizi seimbang untuk suami dan anak di rumah. Kadang cuman goreng nugget atau telor dadar pakai kecap doang karena saking buru-buru dan sibuk sama urusan yang lain. 

"Maafkan ibumu ini, Nak."

T_______T



Makanan Warung Itu Tidak Sehat

Banyak orang beranggapan, kalau kita beli makanan di warung atau di luar rumah, makanan yang kita beli itu belum tentu sehat.

Karena memang faktanya yang bilang gitu. 

Apalagi namanya GO-RE-NG-AN itu ya. Minyak yang dipakai ngegoreng entahlah yang keberapa kalinya dipakai. Apalagi kalau liat langsung ya, tukang gorengan itu pakai minyaknya yang udah berubah warna sampe coklat bahkan item.

Padahal warna asli minyak goreng kan kuning keemasan, jadi kebayang dong itu dipake berapa kali goreng. 

Belum lagi gorengan yang katanya dipakein plastik/lilin waktu ngegorengnya, katanya supaya lebih kriuk dan gak mudah melempem. 

Gilaaakkkk.

Tambah panjang aja daftar penyakit yang bisa nyangkut di badan. Huftttt.

Makanan Rumah Lebih Aman?

Sebenernya ada iyanya ada nggak nya juga. 

Iyanya, karena kita bisa atur sendiri mulai dari bahan, cara memasak, peralatan masak yang lebih higienis, cara penyimpanan, cara penyajian, takaran dan lain sebagainya.  

Sementara nggaknya. Emang udah yakin bahan makanan yang kita gunakan sudah aman? sudah sehat? sudah ramah tubuh? sudah bergizi seimbang?

Jadi, walaupun kita lebih pro dengan masakan rumahan, penyakit-penyakit yang timbul karena kesalahan pola makan masih sangat bisa bersarang di tubuh setiap anggota keluarga dan menjadi silent killer yang menakutkan.

Silent Killer yang jelas-jelas sering terjadi adalah penyakit jantung.

Ini terjadi baru aja sama tetangga di rumah, yang tiba-tiba meninggal padahal sehari sebelumnya masih bisa chatting di grup Whatsapp, masih kumpul bareng di pos ronda, dan masih have fun bareng keluarga.

Konon menurut penuturan sang istri, suaminya ini mengeluh seperti masuk angin dan minta dikerokin.

Namun setelah beberapa saat. Suaminya itu langsung didera sakit di bagian dada, dan ketika dilarikan ke rumah sakit seketika dinyatakan meninggal karena serangan jantung.

Ngeri?

YAIYAAALAAAHHH.

*Makanya kalau dada gak enak atau berasa celenit-celenit sedikit aku suka parno sendiri T__________T

Serangan jantung begitu apalagi kalau bukan dipicu oleh penyumbatan pembuluh darah di jantung. Dan tersangka utamanya adalah timbunan lemak jenuh yang ada pada makanan yang kita konsumsi sehari-hari.

Kesalahan Pola Makan

Cung siapa yang suka ngitung kandungan gizi beserta takarannya setiap makanan yang masuk ke dalam perut?

Atau sama aja kayak saya? Asal ada makanan ya dimakan, asal pengen sesuatu ya tinggal buka mulut, kelar.

Padahal menurut PERMENKES No. 30 Tahun 2013, batas konsumsi lemak, gula, dan garam adalah:

Gula: Per orang, Per hari yaitu 50 gram atau 4 sendok makan. Garam: 2000 mgr natrium/sodium atau 5 gram garam  atau setara dengan satu sendok teh. Lemak: 67 gram atau setara dengan 5 sendok makan minyak.


Ya ampyun, saya baru tahu kalau ternyata ada peraturan dari Menteri Kesehatan soal takaran atau batasan konsumsi gula, garam, dan minyak setiap harinya. 

Huhuhu. 

Dan menurut salah satu narasumber yaitu Ibu Theresia Irawati, SKM, M.Kes. dari Kemenkes ini, sebagai salah satu cara untuk hidup sehat adalah menyeimbangkan apa-apa saja yang masuk ke dalam tubuh.

Karena menurut beliau, penderita Penyakit Tidak Menular (PTM) di Indonesia seperti penyakit jantung dan diabetes cenderung mengalami kenaikan akhir-akhir ini.

Jarang Bergerak

Selain pola makan yang salah, salah satu faktor resiko PTM yang dijelaskan oleh Ibu Theresia ini adalah:

Orang Indonesia sekarang cenderung MAGER alias MALES GERAK


Ini  sih bukan ketampar lagi, tapi ketendang dan terhemmpaaasss sama ucapan Ibu Theresia.

review sunco minyak goreng baik dan sehat

Apa-apa yang serba ONLINE membuat manusia Indonesia cenderung diam di tempat, apa-apa nungguin kurir datang. 

Mwahaha, kena deh!

Salah satu Narasumber lainnya yakni Ibu Tirta Prawita seorang praktisi dan pengamat di dunia kesehatan mengatakan bahwa:

Penyakit jantung dan diabetes, sekarang ini bukan hanya milik orang kaya. Seluruh lapisan masyarakat bisa terkena The Silent Killer ini karena pola makan dan pemenuhan gizi yang salah. 


Memilih Minyak Goreng Baik

Tidak usah jauh-jauh. Yuk kita ke dapur masing-masing.

Sudahkah minyak goreng di rumah kita baik dan sehat? Apa saja kandungannya? Berapa kali digunakan untuk menggoreng? Sudah berubah menjadi warna apakah sekarang? Masih dipakaikah sampai saat ini?

review sunco minyak goreng baik dan sehat


Hahaha. Duuuhhh. 

Dasar buibu ya kalau suka ngehemat tuh gak kira-kira. Minyak goreng pasti dipakai berkali-kali dan milih minyak goreng merk apa aja deh yang penting lagi diskon di mini market.

*tunjuk idung sendiri

Apalagi tanggal tua begini. Padahal kesehatan diri sendiri dan keluarga yang jadi taruhannya. 

Memang Apa sih Ciri-ciri #MinyakGorengBaik?

review sunco minyak goreng baik dan sehat

Selain kita bisa melihat kandungan gizi yang ada pada kemasan, minyak goreng baik juga bisa dilihat dari:

1. Karakternya seperti air dan sedikit nempel di makanan.

Minyak goreng yang encer membuat lebih #DikitNempel pada makanan. Sehingga minyak yang terkonsumsi juga jauh lebih sedikit.

2. Tidak mudah beku

Salah satu ciri minyak goreng yang sedikit kandungan lemak jenuhnya adalah minyak goreng yang tidak mudah beku. 

3. Bening

Perubahan warna pada minyak goreng merupakan ciri bahwa minyak goreng mengalami kerusakan atau oksidasi.


Sunco #MinyakGorengBaik

Dari sekian banyak merk minyak goreng kelapa sawit yang beredar di Indonesia, salah satu merk yang memenuhi syarat #MinyakGorengBaik adalah Minyak Goreng Sunco.

review sunco minyak goreng baik dan sehat

Karena memiliki salah satu ciri yakni tingkat kekentalan yang menyerupai air, Sunco menjadi salah satu merk minyak goreng yang sedikit nempel di makanan. 

Ingat ya, bukan berarti kita tidak boleh mengkonsumsi minyak, karena minyak sendiri merupakan sumber lemak yang dibutuhkan oleh tubuh. Tapi, jauh lebih baik konsumsi lemak/minyak kita setiap hari harus tetap seimbang dan sesuai kebutuhan.

review sunco minyak goreng baik dan sehat
Demo masak setelah kegiatan simposium.
Ternyata minyak goreng Sunco juga bisa diolah menjadi makanan lain.


.....

Saya jadi mikir ulang, menjadi seorang nutrisionist di rumah itu gak mudah ya. Perkara cari minyak goreng aja harus dipertimbangkan dengan sebaik-baiknya dari pada beresiko terkena Penyakit Tidak Menular atau PTM.

Seperti kata Brand Ambasador Sunco, Christian Sugiono. 

"Waktu masih kepala dua sih makan apa aja masuk, kalau sekarang, udah kepala tiga, namanya makan harus dijaga supaya gak cepet sakit. Jadi, untuk hidup sehat harus punya pola makan dan juga pula tidur yang sehat dan seimbang"

Yalah, dulu waktu masih kuliah makan apa juga masuk. Sekarang udah MAHMUD ABAD, makanannya harus disortir dulu biar gak gampang sakitttt.


.....

Terima kasih ya Sunco sudah "menampar" saya dengan simposiumnya. 



Jadi Kepo sama Sunco?

Klik MinyakGorengSunco.Com || ResepSehat.Com


atau 

Fanspage Sunco Indonesia



.....


Buibu yang lain, gimana pengalamannya pilih-pilih minyak goreng? 


Sharing bareng yuk :D


#NikahMuda Beberapa Hal Yang Harus Didiskusikan Sebelum Memutuskan Menikah Sambil Kuliah



Ahem,

Label #NikahMuda di blog ini udah lumayan lama nganggur. Soalnya yang punya blog sibuk nyeritain anaknya dan warna warni jadi emak rumah tangga.

Sampai lupa, padahal dulu ada proses panjang sebelum menuju kesini. 

Ketika belum kenal blog, saya pengen banget cerita pengalaman saya tentang nikah di usia muda plus sambil kuliah juga. Keputusan yang cukup anti mainstream bagi sebagian orang waktu itu.

Entah ya kalau sekarang, apakah orang atau orang tua lebih menyambut pernikahan yang dilakukan di usia yang dibilang dini, tapi ya semata untuk menangkal efek buruk pergaulan bebas dan segala kegeloan zaman sekarang.

Bukan maksa anaknya nikah muda buat dapet mantu anak orang kaya ya kayak di pelem pelem India. 


Mwahahaa.

Balik lagi ke soal cerita nikah sambil kuliah. 

Dulu saya bingung mau nulis pengalaman saya ini dimana, sampai akhirnya sekarang saya rutin nulis di blog ini. 

Beberapa email dari pembaca blog ini pun masuk dengan segudang curhatan tentang niatan mereka untuk menikah sambil kuliah gegara baca tulisan menikah saat kuliah.  

Daannn yeay, karena udah punya 'media' sendiri, apa salah dong saya nerusin lagi label #NikahMuda dan mudah-mudahan banyak yang baca juga.

Agar supaya pembaca blog gak susah susah ngimel pribadi, karena udah ada jawabannya di postingan. Jadi aku lanjutin aja ya label #NikahMudanya. Supaya gak lupa juga sih sama pengalaman yang dulu-dulu.

Bial makin cayang cama cuami, cama anak, karena pernah cucah cenang bareng eeeaaaaaa.


.....

Menikah sambil kuliah itu emang bukan perkara mudah, apalagi dua-duanya harus mendapatkan fokus yang tinggi untuk dijalanin. 

Masa sih bisa dijalanin bareng?

Ya tergantung sih, dimana ada niat dan kerja keras, dua-duanya bisa dijalanin bareng. Yang baik-baik gak usah lah dibentur-benturkan, selama dua-duanya merupakan suatu kebaikan.

Kuliah baik, nikah juga baik, ya berati secara logika bisa dijalanin bareng.

ASAL YA ITU TADI. 

Kembali ke niat dan kerja keras bersama antara suami dan istri nantinya.

Jadi, apa aja yang harus didiskusikan antara calon pasangan dan juga keluarga?

1. Soal Nafkah

Ini penting dan realistis. Bagaimana selanjutnya nafkah keluarga. Apakah suami akan menanggung nafkah keluarga seluruhnya? Apalagi kalau suami kuliah, apakah sudah bisa bekerja atau menghasilkan rupiah untuk menopang keuangan di rumah?

Dari mana saja pos keuangan?

Apa orang tua masih memberikan uang jajan atau uang kuliah kepada masing-masing anak?

Karena ada juga orang tua yang mau ngasih 'uang jajan' buat anaknya. Menikahkan anak semata untuk menghindari zina, supaya gak bablas bergaul dengan lawan jenis, supaya anaknya lebih terjaga. 

Soal uang, orang tua masih dengan senang hati memberikan walau sudah gugur ya segala kewajibannya sebagai orang tua.

Apakah akan berwirausaha?

Saran saya sih, sebelum memutuskan menikah sambil kuliah, lebih baik ada perencanaan wira usaha. Lebih baik sudah berani membuka usaha meski hasilnya masih jauh dari target.

Tapi bukankah Allah menyukai hambanya yang berproses? 

Lebih baik merencanakan pos keuangan dulu, diskusikan dengan calon pasangan dan keluarga, dari mana sumber keuangan yang akan didapatkan setiap hari atau setiap bulannya.

Karena menikah sambil kuliah itu beda ya dengan orang yang menikah tapi sudah bekerja. Mereka sih mudah untuk menghitung besar pemasukan dan pengeluaran rumah tangga, tapi buat yang mau 'nekat' menikah sambil kuliah, plan berwirausaha lebih baik dibicarakan bersama.


Satu lagi, nyerempet materi juga.

Soal mahar, yang biasanya sensitif nih. 

Gak perlu yang mahal-mahal dan aneh-aneh. Coba cek harga sepeda lipat di toko sebelah, siapa tahu calon pasangan pengennya dikasih sepeda buat berangkat ngampus bareng ya kan?

Aheeeyyyy


2. Tempat Tinggal

Mau tinggal terpisah atau bersama orang tua?

Ini juga harus dipertanyakan bersama. Jika tinggal terpisah pastia akan ada cost tambahan untuk sewa rumah dan lainnya. Tetapi bila tinggal bersama dengan mertua, pengeluaran untuk sewa rumah bisa dihilangkan. 

Tapi harus dipertimbangkan pula bagaimana teknis tinggal bersama mertua. Bagaimana tentang pembagian "wilayah" rumah, mengerjakan pekerjaan rumah, memasak makanan, mencuci baju, dll.

Karena suatu saat, hal-hal kecil seperti ini akan memicu "konflik" yang akan mengganggu stabilitas rumah tangga jika tidak dikelola dengan baik. 


Klik: Tentang Ibu Mertuaku

3. Penyelesaian Kuliah

Bagaimana kuliah dan penyelesaiannya?

Karena kebanyakan yang nikah sambil kuliah itu kuliahnya gak beres sesuai rencana. 

Ini juga harus jadi komitmen, jangan sampai keasyikan ngurus rumah, ngurus anak, atau sibuk cari nafkah, kuliah jadi terbengkalai.

Dari awal harus ada komitmen bersama bahwa kuliah tetap harus berjalan dan lulus tepat pada waktunya. 

Misalkan kuliah harus disiplin, tugas kuliah harus jadi prioritas, membaca buku, baca artikel ilmiah harus rutin setiap minggu atau bulan.

Jangan sampai menikah malah menghilangkan iklim atau suasana belajar dan mencari ilmu. 

Harapanya sih, dengan menjalani berdua, setiap ilmu pengetahuan bisa dikejar dan digapai dengan maksimal. Syukur-syukur berdua bisa dapet beasiswa karena kegigihan dalam belajar yang gak pernah surut. 

Semangat mencari ilmu dan menyelesaikan amanah belajar dari orang tua harus terus menggebu, gak boleh sedikitpun dilupakan dan dilakukan dengan 'seadanya'.

Karena menikah dan mencari ilmu adalah ibadah dan hal yang disukai Allah, jadi lakukan keduanya dengan penuh tanggung jawab.

Sip.



4. Tentang Anak

Saya pernah dicurhatin tentang masalah anak. 

Jadi ada temen yang mau nikah sambil kuliah, dia bingung mau punya anak dulu atau nggak. Soalnya kalau udah punya anak otomatis bakal gunjang ganjing lah kegiatan kuliah, kecuali bisa dikondisikan dengan menitipkan anak pada pengasuh, orang tua, atau day care.

Saya sih bilang, kalau memang belum memungkinkan atau supporting systemnya belum ada, yaudah gak apa-apa tunda dulu aja punya anaknya.

Eh, yang nanya malah bilang:

"Kalau udah siap nikah, ya harus siap punya anak dong!"

LAAHH TADI KAN NANYA. DIJAWAB MALAH GAK TERIMA. 


Yasudahlah.

Jadi intinya soal anak ini kembali ke 'kepercayaan' dan kesiapan masing-masing. Kalau memang takut gak ada support system di keluarga atau di lingkungan, yaudah tunda aja dulu sampai lulus kuliah. 


Tapi kalau memang lihat adanya bala bantuan untuk punya anak nanti, ya gak apa-apa punya anak juga. 

Yang penting kan anak terurus, terjaga, kuliah juga gak terbengkalai. 

Kerepotan sendiri itu gak enak cyin, jadi mending diminimalisir aja ya hal-hal yang sekiranya akan menjadi 'kendala' dan menghambat kinerja rumah tangga yang akan dibangun.


5. Tentang Cita-Cita

Menikah muda atau menikah sambil kuliah itu identik dengan penghambat jalan meraih cita-cita. Apalagi nada sumbang di luar sana yang selalu bilang:

"Ya kalau udah nikah, punya anak, boro-boro bisa lanjut S2."

atau

"Jangan harap deh bisa mimpi jalan-jalan keliling dunia kalau udah nikah. Udah gak bebas, udah gak bisa sendirian kemana-mana."

Sebenernya ini juga harus didiskusikan ya. Apalagi sebagai kaum perempuan, yang nantinya akan all out di rumah ngurus anak dan suami.

Bagaimana dengan cita-cita masing-masing?

Misalkan ada yang mau jadi dokter spesialis kandungan, mau jadi dosen, mau jadi penulis atau mau jadi travel blogger *uhuk* 


Cara mewujudkannya gimana ya? 

Sebagai calon suami istri yang bisa dikatakan calon tim, calon orang-orang yang akan sukses bersama, baiknya harus terbuka soal cita-cita, mimpi, harapan masing-masing.

Bukan apa-apa, dengan merencanakan support dari calon pasangan, pernikahan yang akan dibangun akan menjadi lebih 'hidup' dan terarah, serta tidak mematikan potensi masing-masing pasangan.

Bukankah pasangan yang baik adalah yang saling membangun satu sama lain? Jadi jangan lupa diobrolin ya, supaya kedepan suami istri adalah pasangan yang benar-benar hebat dan tak terkalahkan.

Ciyaaatttt Ciyaaattt Ciyaaattt.


.....

Sampai sini segitu dulu ya, Next akan aku jabarin lagi satu-satu atau aku ceritain pengalaman menikah sambil kuliah dulu di blogpost dengan hashtag #NikahMuda.

Oia tambahan.

Cukup banyak yang ngeimel tentang bagaimana caranya mendapatkan Ridho dan Restu orang tua?

Aku sih suka jawab, dengan punya rencana atau plan minimal 5 point di atas, kamu akan one step ahead dengan restu orang tua. 

Kenapa?

Karena orang tua pun akan memberikan pandangan berbeda kalau kamu punya visi dan misi yang jelas untuk membangun rumah tangga ke depan.

Gak ujug-ujug minta nikah karena abis nonton sinetron kecil-kecil jadi manten.

Jadi jawabannya, coba perjelas alasan, rencana, visi, dan misi kamu untuk menikah sambil kuliah. Supaya orang tua yang tadinya "awkward" sama niat tulus ikhlas kamu, berubah menjadi supporter terdepan dan mendukung kamu habis-habisan.




Any opinions? Drop your comments!