Copyright by tettytanoyo. Powered by Blogger.

Hunting Foto di Pelabuhan Sunda Kelapa

jalan ke pelabuhan sunda kelapa


Pelabuhan Sunda Kelapa siang itu PANASSS BANGETTT.

***


Hahaha, iya nih saya mau cerita pas hunting foto sama Amel beberapa hari yang lalu.

Ceritanya kita berdua bingung mau liburan. Soalnya selama liburan sekolah, kita berdua gak kemana-mana sama sekali. Maklum lah kita berdua kan Mahmud Abad yang rempong sama krucils, jadi kita rencanain lah sehariiii aja buat liburan sekalian hunting foto.

Ide buat pergi ke beberapa tempat udah ada sebenernya, cuman mikirnya jarak trus tempat juga, enak gak sih kalau buat nyari foto sekalian.

Dan memang yang terlintas pas mikir buat nyari foto itu ya palingan Jakarta Kota aka Kota Tua.

Soalnya emang banyak spot yang bisa kita foto, dan mayan bagus. Tapi masalahnya kita BOSENNNN, hahaha Jakot lagi Jakot lagi.

Baca juga: Lost in Kota Tua Jakarta

Yaudah kita searching-searching, dan akhirnya ketemulah PELABUHAN SUNDA KELAPA.

Dan gak jauh pula dari stasiun Jakarta Kota, cuman naik Grab atau Gojek itu sekitar 7 ribu rupiah aja.

Jam 12 an kita nyampe ke Pelabuhan Sunda Kelapa. KESIANGANNN.

Hahaha, maklum lah emak-emak sibuk nyiapin anak di rumah dulu. Udah gitu kita gak langsung naik Commuter Line dari Citayam ke Jakot, kita ikut dulu KRL ke Bogor.

Soalnya kalau naik dari Citayam, penuhnya bukan main, karena kita berangkat pas hari kerja kan, hari Kamis.

Yaudah kita ikut aja jadinya KRL ke Bogor biar dapet tempat duduk terus. Mayan kan kalau kita kudu berdiri dari Citayam ke Jakarta Kota. Paling bisa duduk tuh kalo ngga di Manggarai atau Gondangdia. Yaelah udah mau nyampe kan itu mah.


Oke, akhirnya kita nyampe pas Adzan Zhuhur, dan udaranya 'Sejuk' sekali masya alloh, sampe debu aja wuzzz wuzzz wuzzz ke muka.

Udah kayak gurun kalahari. 

Karena udah Adzan yaudah kita nyari mesjid aja buat sholat sambil istirahat, abis sholat baru deh kita main ke pelabuhannya.

Salah emang sih, tengah hari bolong ke Jakarta Utara, maknyossss ya, Mel. Wekekekek.

jalan ke pelabuhan sunda kelapa
Foto dulu di depan peti kemas


Di Pelabuhan Sunda Kelapa banyaknya ya kapal pengangkut barang dan peti kemas.

Karena kita berangkatnya siang, dan gak bawa payung sama masker, hawanya gak begitu bagus, panas dan keringetan lah pasti. Udah gitu silauuu juga, men.

Jadi pas ngambil foto pun mata kita pada merem-merem karena panas dan silau.

jalan ke pelabuhan sunda kelapa
Kapal-kapal dagang bersandar di pelabuhan

Namanya pelabuhan, ya begini pemandangannya, banyak kapal dagang. Tapi kalau saya sih cukup amaze juga, soalnya kapalnya guede-guede.

Biasanya kan kalau lagi main ke pantai liatnya kapan nelayan, nah ini mirip kapal kayu nelayan tapi ukurannya jauh lebih gede. 

jalan ke pelabuhan sunda kelapa
Selain liat penampakan kapal, ada juga penampakan gedung.


Karena masih di Jakarta, otomatis masih ada nuansa kotanya. Ada banyak gedung tinggi di sekitar pelabuhan sunda kelapa.


jalan ke pelabuhan sunda kelapa
Mainnya pada jauh amat ya ini emak-emak

Udaranya panas banget pas kita foto-foto, yaiyalah namanya juga tengah hari bolong. 

Anginnya juga berhembus kenceng banget. Jadi kalau difoto itu pasti kostum kita kebawa-bawa angin.

Sayangnya kemarin kita gak terlalu banyak eksplor tempat di sini. Pertama karena panas dan banyak debu, kedua kita ngeliat terlalu banyak pekerja dan mobil truk lalu lalang, jadi males buat jalan-jalan lagi.

Mau ke Pelabuhan Sunda Kelapa?

Gampang banget, tinggal naik KRL ke Jakarta Kota dan lanjut naik ojek online sekitar 7 ribu rupiah.

Kayaknya enak nih kalau datangnya sore, gak panas. Dan buat bawa anak atau bayi dan balita saya gak rekomen deh, soalnya debunya parah banget, bikin mata kelilipan, dan juga banyak truk lalu lalang buat angkut barang.


Foto yang lainnya:

jalan ke pelabuhan sunda kelapa
Perbandingan kapal dan mobil 
jalan ke pelabuhan sunda kelapa
Truk gede jadi kecil

jalan ke pelabuhan sunda kelapa
Panas dan berdebu
jalan ke pelabuhan sunda kelapa
Banyak peti kemas
jalan ke pelabuhan sunda kelapa
Suasana gerbang masuk pelabuhan
jalan ke pelabuhan sunda kelapa
Petunjuk arah
Masuk kesini gratis ya gaes. Tinggal jalan aja. 

Dan semua foto merupakan koleksi saya pribadi, diambil menggunakan kamera pocket.


Ada yang udah pernah main ke pelabuhan Sunda Kelapa juga?

Begini Caranya Memilih dan Membeli Batik Cirebon



Batik Cirebon ialah salah satu kerajinan kain tradisional Nusantara yang memiliki keunikan tersendiri.

Jenis batik asal kota cirebon memiliki beragam motif dan warna menarik. Kamu juga dapat menemukan kualitas bahan beragam. Makna filosofinya kental dengan kebudayaan setempat di cirebon.

Seperti ini ciri khas batik Cirebon

Diantara berbagai jenis batik Nusantara, yang satu ini memiliki cirinya sendiri. Berikut ini adalah ciri khas yang perlu kamu ketahui.

1. Cirebon memiliki dua jenis motif, yaitu keratonan dan pesisiran. Motif keratonan menyerupai ornamen keraton, sementara motif pesisiran menggambarkan flora fauna berwarna terang. Biasanya digunakan berupa sutra, prima, katun, dan katun primisima untuk membuatnya.

2. Motif Mega Mendung paling populer hingga dijadikan lambang kota Cirebon. Motif ini berupa garis-garis awan berbentuk lancip, lonjong, dan segitiga, terinspirasi dari budaya Cina. 

Garis-garis gambar Mega Mendung melukiskan simbol perjalanan hidup manusia dari lahir hingga akhir hayat. Coraknya menggambarkan kepemimpinan serta kesuburan.

Menarik bukan?

Pengalaman Membuat Paspor di Kantor Imigrasi Bogor

Pengalaman Membuat Paspor di Kantor Imigrasi Bogor

Assalamu'alaikum.

Alohaaa.

Belum lama ini saya membuat paspor di kantor Imigrasi Bogor. Tepatnya di Jalan Ahmad Yani Blog Mesjid Tanah Sereal No. 30. Berikut pengalaman saya membuat paspor di kantor Imigrasi Bogor.

Silakan disimak ya. Mudah-mudahan bermanfaat.

Lokasi

Karena rumah saya di Kabupaten Bogornya,  saya ke kantor imigrasi naik KRL ke Stasiun Bogor dan lanjut ojek online. Pake Grab atau Gojek, paling mahal 10 ribu rupiah. Deket lah sekitar 10 atau 15 menit.

Kalau naik motor bisa lewat jambu dua, ke arah jalan air mancur (kalo ga salah inget) gak jauh dari situ pokoknya.

Pengalaman Membuat Paspor di Kantor Imigrasi Bogor
Lokasinya mirip kayak komplek perumahan, gak terlalu keliatan dari jalan raya
Tata Cara Mendaftar untuk Membuat Paspor

Mulai sekarang, di kantor Imigrasi Bogor digunakan cara mendaftar antrian secara on line via Whatsapp.

Nomornya adalah 08111100333

Saya whatsapp nomor imigrasi tersebut pada tanggal 3 Desember 2017 lalu.

Ketik pesan dengan format: #Nama#TTL#tanggal yang kita inginkan untuk membuat paspor#

Contoh:

Nama Saya Ana, TTL 12 Mei 1990 ingin membuat paspor ke kantor Imigrasi Bogor tanggal 12 Januari 2018.

Formatnya: #Ana#12051990#12012018#

Gampang ya?

Nah, ini dia contoh WA saya dengan no WA Imigrasi Bogor.



Pengalaman Membuat Paspor di Kantor Imigrasi Bogor
Saya minta tanggal 12 Desember 2017 tapi gak bisa, malah bisanya tanggal 6 atau setelah tanggal 12.
Yaudin saya milih tanggal 6 aja biar cepet

Alhamdulillah, kalau denger orang lain harus nunggu minimal 1 bulan untuk antri paspor, saya nunggu antrian hanya 3 hari. Daftar tanggal 3 Desember, datang ke kantor imigrasi Bogor tanggal 6 Desember.


Pengalaman Membuat Paspor di Kantor Imigrasi Bogor
Kalau udah OK tinggal konfirmasi

Saya udah OK tanggal 6 Desember 2017.

Pengalaman Membuat Paspor di Kantor Imigrasi Bogor
Kode bookingnya disimpen, dicapture, atau send ke nomor orang lain.
Takutnya HP kita rusak atau WA nya error.


Ketik persyaratan untuk tahu apa aja persyaratan pembuatan paspor

Pengalaman Membuat Paspor di Kantor Imigrasi Bogor
Bisa diliat disini persyaratannya apa aja ya
Pengalaman Membuat Paspor di Kantor Imigrasi Bogor
Catat baik-baik persyaratannya, jangan ada yang salah

Catatan untuk Persyaratan:

1. KTP yang sudah e-KTP atau Resi dari Disdukcapil. Saya kemarin pake Resi karena e-KTP saya belum jadi. Kalau suami bikinnya pake e-KTP, karena udah punya.

2. KK sesuai e-KTP

3. Ijazah atau Akta Lahir atau Surat Nikah

4. Fotocopy semuanya 1 lembar saja di kertas ukuran A4

5. Materai 1 lembar, bawa aja dari rumah.

Catatan penting:

Nama, Tempat, Tanggal Lahir di e-KTP atau resi, ijazah/akta lahir/surat nikah, dan Kartu Keluarga HARUS SAMA PERSIS.

Kalau ada yang beda, silakan urus dulu ke kelurahan atau ke kecamatan. Karena percuma nanti antri pun bakalan diminta pulang lagi. Kan sedih, udah capek antri malah disuruh ke kelurahan buat urus kesalahan ejaan nama atau TTL.

Ketika nunggu antrian yang sebulan itu, lebih baik benerin data dulu kalau memang ada yang salah.

Datang ke Kantor Imigrasi Bogor

Saya datang sesuai jadwal yang sudah saya setujui di WA. Yaitu tanggal 6 Desember 2017 jam 11 siang.

Usahakan datang 30 menit sebelum jadwal, karena nomor antrian kita sudah diikutsertakan dalam antrian.

Saya pun kemarin hanya menunggu sekitar 10-15 menit, karena no saya ternyata sudah dekat dan siap dipanggil untuk sesi foto.

Pengalaman Membuat Paspor di Kantor Imigrasi Bogor
Isi formulir


Catatan:

1. Datang ke loket, tunjukkan nomor antrian yang ada di WA/Kode Booking. Tunjukkan semua dokumen ASLI ke petugas. Nanti kita akan diminta isi formulir seperti di atas. Isi baik-baik, dan jangan lupa siapkan 1 LEMBAR MATERAI dari rumah, dari pada beli di sana riweuh.

2. Bawa aja pulpen dari rumah, biar gak antri atau rebutan sama yang lain.

3. Isi data sekitar 5 menit, gak lama.

4. Kemudian masuk ke dalam, tunggu dipanggil untuk foto.

Pengalaman Membuat Paspor di Kantor Imigrasi Bogor
Suasana antri foto di Kantor Imigrasi Bogor
5. Tunggu giliran untuk difoto sama scan sidik jari.

6. Kemarin saya pakai jilbab polos, soalnya kata temen ada petugas yang ngelarang pakai jilbab motif.

7. Antrian gak akan lama karena kita datang sesuai jadwal. Caball aja ya.


Kemarin saya antri jam 11, dan foto itu harusnya sekitar 11.15 WIB. Tapi apa daya ada rombongan dari sebuah travel yang ternyata lagi foto paspor di dalam ruang foto. Jadi aja saya nunggu mereka dulu, sambil berdiri pula di dalam ruang foto, karena kursinya habis.

Hikzzz.

Sesi Foto dan Wawancara

Foto wajah kita gak lama, paling 3 menit, kalau ada gaya yang harus diulang itu juga. Dan sebel sih, foto di paspor saya agak gimana gitu, soalnya petugasnya agak terlalu santai dan gak ngarahin banget supaya gayanya bagus. Asal jepret aja.

Mungkin tipsnya adalah senyum dan pasang foto muka manis aja terus waktu duduk di depan kamera, karena kita gak pernah tau, kapan si bapak petugas mencet tombol rana kamera, tau-tau udah aja. Syebel.

Sambil foto, kita juga melakukan rekam sidik jari. 

Abis foto session, kita diminta nunggu lagi sebentar di ruang tunggu, katanya nanti dipanggil lagi.

Dan 5 menit kemudian saya dipanggil lagi buat wawancara.

Saya duduk di depan bapak petugas nomor 6 kalau gak salah.

"Mau kemana ini bikin paspor?" Tanya si Bapak.

"Mau jalan-jalan." Jawab saya.

"Emang punya uang?" Tanya bapaknya lagi. 

Yaaa punya keleeuusss,Pak. Emang tampang saya tampang bokek ya, segitunya amat.

Tapi emang iya sih, hahahaha. Bokek mulu.

"Punya lah, Pak."

"Uang siapa? Kan gak kerja?"

"Uang suami lah, Pak."

"Dasar, kok sukanya hambur-hambur uang suami." Si Bapak sebelahnya nyeletuk.

Idiihhhh, biarin aja saya hamburin uang suami, dari pada dihamburinnya sama orang lain hayooooohhhh.

*Musim Pelakor, Pak!

"Mau jalan kemana emang?" si bapak masih lanjut nanya.

"Ke Malaysia sama Singapura, Pak. Jalan-jalan."

Hahaha, ya jawab aja begitu, diaminkan kemudian. Yang penting niat dan bikin paspor dulu kaannn.
<!– adsense –>


Udah sih, cepet gitu aja. Abis itu dicetakin kartu tanda bukti yang harus kita bayar.

Pengalaman Membuat Paspor di Kantor Imigrasi Bogor
Bayarnya 355 ribu


Pengalaman Membuat Paspor di Kantor Imigrasi Bogor
Bayarnya di depan kantor Imigrasi Bogor, via Pos Indonesia


Paspor jadi setelah 3 sampai 4 hari kerja. Dan alhamdulillah, selanjutnya saya ambil deh paspor saya sama abbiy.

Pengambilan paspor bisa diwakilkan asal nama kita satu KK dengan orang yang mau kita ambilkan paspornya. So, bawa KK aja biar aman ya. Kalau mau ngambilin punya suami atau keluarga yang lain. 

Tambahan:

Menurut petugas Imigrasi, sekarang ini WA sedang error, jadi susah untuk dapat jadwal membuat paspor di kantor imigrasi Bogor.

Katanya sih, dibuka hari Sabtu dari jam 6 pagi sampai jam 12 siang pembuatan paspor secara manual. Tinggal datang aja bawa semua persyaratan. 

Secara keseluruhan, pelayanan di kantor imigrasi Bogor lumayan bagus lah, hanya ada petugas yang agak nyebelin dan kurang ramah, hahaha. Tapi ya sudahlah, semoga kedepannya makin baeq yaks.

Kasian nih warga negara Indonesia pada pengen piknik.

Saya kasih nilai 4 dari 5 bintang. 


Segitu yaa, cerita pengalaman saya membuat paspor di Kantor Imigrasi Bogor. See You di postingan saya selanjutnyaaaa.

[Update]

Setelah punya paspor ini, akhirnya aku berencana liburan ke Kuala Lumpur dan Singapura. Alhamdulillah sudah terwujud nih, ke Kuala Lumpur baru-baru ini.

Mau tau bagaimana Tips Mewujudkan Impian Liburan Impian Kamu di Tahun ini? Yuk, intip tulisan terbaruku di link ini yaaa. 


MAU LIBURAN? INTIP DULU 5 TIPS SEDERHANA MEWUJUDKAN LIBURAN IMPIAN KAMU TAHUN INI



Review Film Ayat-Ayat Cinta 2: Fahri yang Dulu Bukanlah yang Sekarang


Sebagai alumni penonton film Ayat-ayat Cinta 1, jujur saya penasaran dengan kelanjutan kisah cinta Fahri dan Aisha ini.

Walaupun dulu pada di film AAC1 saya sempet kecewa sih, karena filmnya gak sesuai cerita di novel best sellernya. Makanya dulu saya gak terlalu puas dengan filmnya, tapi tetep sih penasaran juga sama kelanjutannya. Hahaha.

Tokoh Fahri yang dulu lovable banget khususnya dikalangan perempuan tentu bikin penasaran, apakah Fahri masih se-charming dulu setelah menikah dengan Aisha?

Apa rumah tangga mereka akan berliku seperti cerita rumah tangga di sinetron tersanjung atau tukang bubur naik haji?

Apakah mereka punya anak dan hidup bahagia selamanya? Atau sebaliknya?

Kepo juga kan jadinya, apalagi saya belum baca novel AAC 2, karena emang pas mau beli pun ragu, novelnya tebel banget.

Ragu bisa kebaca atau ngga di rumah. Haha.

Yaudah, langsung aja ini review dari saya.


Cerita


Cerita secara keseluruhan, gak sama dengan AAC 1. Kenapa saya bilang gak sama? Karena Fahri dan Aisha sekarang sudah masuk usia dewasa yang udah gak galau-galau soal cinta. Apalagi dulu Fahri sempet jadi rebutan banyak perempuan kan.

Walaupun memang Fahri ini banyak disukai sama perempuan, tapi karena Fahrinya udah nikah, jadi ya gak terlalu greget sih, gak ada tipe-tipe pelakor juga di film ini. Semuanya natural dan ya gak terlalu bernuansa romantis seperti film sebelumnya.

Tapi menurut saya justru isu yang diangkat adalah isu yang lebih dekat dengan keseharian muslim. Jadi pas nonton itu saya dapet insight kalau memang harusnya sesama muslim dan non muslim ini hidupnya seperti ini, seperti yang Fahri contohkan.

Isu Palestina pun ada. Dan pas sekali menurut saya, karena kemarin baru aja Donald Trump bikin ribut masyarakat dunia karena mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Menurut saya, ceritanya cukup 'flat' dalam artian gak ada cerita yang punya klimak tinggi. Jadi, setiap rangkaian ceritanya itu pendek-pendek, kemudian ada klimak, berlanjut dengan penyelesaian.

Pas nonton jadinya gak terlalu deg-degan dan penasaran banget jadinya. Mungkin yang saya tangkep sih, karena ada banyak yang ingin diceritakan dari novel ini.

Tokoh

Tokoh utama Fahri udah bukan Fahri yang dulu lagi. Mahasiswa Al-Azhar Kairo yang sederhana dan cinta ilmu. 

Kalau cinta ilmunya sih masih ya, karena Fahri sekarang udah jadi dosen di Universitas Edinburgh. Tapi kehidupan ekonominya udah berubah setelah menikah dengan Aisha.


Tapi yang bikin penasaran, Aishanya kemana?

Ada banyak tokoh baru, ada Keira si anak ABG yang suka main biola, ada Hulya sepupunya Aisha, dan ada Sabina khadimat di rumah Fahri yang merupakan wanita muslim yang gak jelas kewarganegaraannya.

Ada juga nenek Yahudi tetangganya Fahri, dan Brenda si Lawyer cantik yang suka mabuk-mabukan.

Ada tokoh Hulusi (Panji) sebagai asistennya Fahri, dan Misbah (Arie Untung) sebagai teman Fahri waktu di Kairo dulu.


Setting


Kalau setting tempatnya udah oke banget lah, Universitas Edinburgh. Universitas dambaan pencari beasiswa LPDP ya, hehehe.

Pemandangan universitasnya yang bekas kastil, warna coklat kemerahannya, alam Skotlandia yang keren juga nambah suasana di film ini.

Oke banget.


Ending

Haha, ini ending agak aneh menurut saya, gak begitu natural. 

Bikin kita nanya "Oh iya ya bisa gitu ya?"

Dan memang sebelumnya, ada rahasia besar yang terkuak di film ini. Yang bikin kita ngomong, "Ya ampun, ternyata oh ternyata."


Review saya:

1. Ada bagian yang nyess banget, waktu Fahri menikahi salah satu perempuan di atas (hahaha spoiler banget) ketika Aishanya gak ada. Huhuhu. Aisha itu hilang di jalur Gaza, sampai saat ini belum ketemu jenazahnya.

2. Nonton film AAC ini kok kayak ketuker-tuker sama sosok Azzam di Ketika Cinta Bertasbih ya. Mungkin karena penulisnya sama. Dan suami saya juga pas ditanya merasakan hal yang sama. Berasa keinget-inget tokoh Azzam.

3. Keseluruhan film bagus, gak bikin sedih, galau, atau gimana. Saya nikmatin banget alur ceritanya.

4. Endingnya kurang natural, kalau menurut saya sih, endingnya kayaknya gak harus gitu, mungkin bisa dengan ending yang lain atau lebih natural lagi aja, karena agak aneh, huhuhu.

5. AAC 2 ini gak mellow banget atau drama banget, filmya cukup santai, ada nuansa komedi juga, pemandangan settingnya bagus, layaklah buat ditonton weekend dan liburan kali ini.


Gimana? Kamu tertarik buat nonton gak nih?

Nikah Muda dan Tantangan yang Menyertainya



Hari ini kita lagi ‘digegerkan’ oleh kasus cerai mudanya seorang ‘seleb’ yang dinikahi oleh seorang hafidz qur’an. Bukannya mau Ghibahin kasusnya ya, saya cuma mau ngasih opini kasus ini dari sisi saya, yang dulu nikahnya gak beda jauh dari Kakak S dan Mas T ini.

Sebelumnya, udah baca tulisan saya tentang Menikah Saat Kuliah belum di blog ini?

Kalau belum baca dulu gih, soalnya itu artikel selalu jadi TOP TEN haha. 

Mungkin banyak mahasiwa yang kepikiran nikah muda atau nikah sambil kuliah kali ya. Apalagi di social media ada juga selebgram, dan anak para pemuka agama, anak pejabat, yang juga menikah muda, dan pastinya menginspirasi para followersnya di jagad maya.

Tapi yakin nih? Emang beneran nih mau nikah muda?

Emang enak? Emang sebahagia yang dibayangkan? Emang gampang? Emang gak akan ada masalah? Kalau liat para ‘idol’ sih kayaknya gak ada masalah ya, kayaknya hepi-hepi aja tuh.

*Laahh sendirinya kan juga nikah muda, gimana sih, kok jadi kontradiktif begini*

Tuh kan kalo nikah muda itu bisa gampang banget cerai? Pasti labil deh mereka, pasti belum dewasa deh.

Ah gak juga, ada kok artis atau public figur yang nikahnya udah belasan tahun, malah udah punya cucu, mereka juga akhirnya bercerai.

So, no one really knows kenapa setiap pasangan mudah atau susah untuk bercerai berai.

Tapi, spesial untuk kasus nikah muda ini, karena memang isunya lagi hotssss, saya kasih komentar saya aja deh, sebagai senior dan tentunya pengalaman sendiri, yelaaah seniorrr.

Kenapa begini dan kenapa gitu. Kenapa mau nikah muda, dan kenapa juga harus lekas bercerai.


***

Impian Menikah

Impian menikah bagi perempuan itu pasti kayak mimpi dapet pangeran terus tinggal di kerajaan. Ada orang yang sayang sama kita, ada yang perhatian sama kita, ada yang jagain kita, ada yang mau ngebela kita, dan tentunya kita punya orang yang bisa kita sayang, kita cinta dengan sepenuh hati.

Seneng kan ya bayanginnya.

Apalagi liat para ‘pendahulu’ eeea pendahulu, nikah, punya anak, punya tempat tinggal sendiri, suami kerja, kita ngurus anak dengan sepenuh hati di rumah, suami pulang kerja, masakan udah ready, dinner bareng, weekend jalan bareng, anak sehat ceria, fotonya bisa kita upload di sosmed.

Maka nikmat Tuhan yang manakah yang bisa kita dustakan?

Bagi perempuan, punya suami itu pasti menyenangkan, yang dibayangin tentang pernikahan adalah  keseruan bersama. Karena sudah saling memiliki satu sama lain, gak ada batasan lagi. Kau milikku, kumilikmu.

Gitu kan ya?

Dan lebih seneng lagi kalau moment kayak gitu gak mesti nunggu lama. Usia belasan udah bisa ngerasain, pasti bahagianya juga akan jauh lebih lama.

Tapi faktanya. Kok ada yang baru beberapa bulan malah memutuskan untuk berpisah? 

Banyak orang yang judge pasti nih anak labil deh, pasti belum dewasa deh.

Dan muncul banyak celetukan.

“Tuh kan, apa gue bilang, nikah muda itu buat gaya-gayaan doang, buktinya cerai kan karena mereka belum sama-sama dewasa.”

Emang bener ya kalau nikah muda itu pasti belum dewasa?

Saya dari dulu selalu percaya dengan kalimat bijak:

“Tua itu pasti, dewasa itu pilihan.”

Yaps, dewasa itu pilihan gaes.

Pernah nonton berita anak usia 5 tahun yang bisa ngurus orang tuanya yang sakit-sakitan, bisa mandiri di rumah, bantuin kerjaan rumah yang biasanya dilakuin sama ibunya, kek nyuci piring, cuci baju, dan kerjaan rumah tangga lainnya?

Sementara ada temen kuliah saya yang usianya 18 tahun di DO sama kampus karena bolos kuliah terus dan ternyata dia ketauan kecanduan game online.

Jadi, yang dewasa yang mana ini? Yang tua yang mana?

Hahaha. Dari situ saya yakin betul memang yang namanya usia gak jadi tolak ukur kedewasaan seseorang. Dan sedikit banyak, keadaan dan mental lah yang jadi faktor penentu kedewasaan berfikir seseorang.

Dan di dunia pernikahan pun saya anggap sama.

Kalau ada pemuda atau pemudi yang usianya muda tapi pemikirannya jauh melanglang buana bahkan melampaui pemikiran orang yang usianya jauh diatasnya, why not dia menikah.

Anak muda gak semuaya galauers dan kekanakan, ada juga yang pikirannya dewasa banget, bisa menentukan sikap, dan bisa menentukan pilihan untuk dirinya sendiri.


Masalahnya adalah perbedaan setelah pernikahan

Banyak yang bilang kalau udah nikah itu gak bebas, yaps emang bener banget. Saya akui. Makanya ada orang yang ngomong kalau sebelum nikah itu saatnya kita puas-puasin main dulu, soalnya entar kalau udah nikah udah ga bisa.

Memang betul, yang namanya pernikahan membuat dua insan yang saling diikat oleh janji suci pernikahan udah gak bebas dalam bersikap. Bebas dalam artian, kita harus saling meminta pendapat satu sama lain.

Wabil khusus seorang istri, semua gerak-geriknya harus seizin suami. Kalau suami gak ngizinin, ya mau apa lagi. Istri harus nurut. Selama suami punya argumentasi syar’i untuk gak memberikan restu buat istri.

Dan udah pasti, kalau masih sama-sama muda, ini bisa jadi masalah besar.

Istri yang tadinya bebas bergerak kemanapun, saat ini mau main ke rumah teman pun dilarang suami. Begitu juga suami sebenernya, gak boleh membiarkan istri merana karena ulah dirinya. Karena suami pun harus menggauli istri dan keluarganya selembut dan sebaik mungkin.

Memang minusnya nikah muda, menikah dengan seseorang yang sesama muda, adalah penerimaan disisi ini.

MASIH TERIKAT DENGAN GAYA LAMA.

Ya, gaya bebas semau gue, pulang ke rumah seenaknya, bangun siang, makan gak teratur, gaya berpakaian dan semua kebiasaan lama yang mau gak mau harus disesuaikan ketika kita memutuskan hidup bersama orang lain, yang pastinya memiliki banyak perbedaan sama diri kita ini.

Walau terlihat sepele, gaya bawaan ini bisa jadi sumber masalah loh, dan ujungnya berakhir dengan perpisahan kalau masing-masing gak saling menyesuaikan.

Anak muda masih butuh teman sepermainan.

Jujur aja, semenjak nikah, teman sepermainan saya itu makin menipis. Ya paling temen deket kuliah aja, seluruh waktu hampir dihabiskan ya sama pasangan.

Dulu sih ngebayanginnya asik aja 24 jam bareng, tapi ya gitu deh. Kalau kata Tulus, kita ini masih butuh ‘Ruang Sendiri’ untuk hidup.

Tapi ya tetep, semua ada batasannya, dan kita harus menyesuaikan dengan batasan itu. Semua harus sesuai persetujuan pasangan kita. Kalau istilah ibu-ibu sih ‘Me Time’, tapi Me Timenya awas aja jangan sampai kebablasan.

Gak sedikit loh ada yang nikah muda, tapi ternyata lebih sering spent time sama temen se-gengnya. Istri atau suaminya dicuekin di rumah.

***
Kira-kira kalau kamu diminta nikah muda, siap gak? Gak bebas main, gak bebas pergi-pergi, dan harus taat sama aturan suami?

Kalau memang berniat nikah muda, hal yang harus dipikirin adalah kesiapan kita untuk berpindah kebiasaan dan menyesuaikan karakter kita dengan karakter pasangan.

Menikah muda itu sama sekali beda dengan pacaran. Kalau yang berniat melegalisasi pacaran dengan nikah muda kayaknya niatnya harus dilurusin dulu deh. Karena kalau salah niat, bisa berabe dibelakang.

Dan pada akhirnya, karena emosi yang masih belum matang, kesiapan untuk menyesuaikan dengan karakter pasangan, akhirnya melayanglah gugatan untuk bercerai.

Buat yang lagi ngekhayal nikah muda itu asik, ya emang bener sih asik banget. Tapi jangan sampai lupa sama konsekuensi syariat yang harus kita jalankan sebagai istri atau sebagai suami.

Apalagi sebagai muslim, yang namanya kewajiban suami istri itu ya tetap berlaku meski nikah di usia muda. Gak ada pengecualian kecuali alasan yang memang diperbolehkan oleh syariat.

Yah, berarti gak enak dong? Katanya pacaran halal alias nikah itu asik?

Istilah ‘Pacaran Halal’ ini memang harus dikaji ulang deh.

Kalau orang pacaran, mana ada ikatan sah? Mana ada kewajiban sang pacar? Mana ada sifat jelek yang keliatan?

Nikah itu bedaaa woiiii, anduk basah disimpen di atas kasur aja bisa bikin sewot dan manyun 3 hari loh.

Saran saya buat yang mau nikah muda. Ceileh pake ngasih saran segala.

Pelajari baik-baik hak dan kewajiban suami istri dalam Islam. Urusan teknis gaya pacaran halal, dan lainnya sih bisa diatur kemudian. Suami harus romantis, istri harus bisa masak enak bisa dikompromiin selanjutnya. Semua itu bisa dilatih seiring dengan berjalannya waktu, hahaha.

Tapi yang paling penting yaitu tadi, mematuhi ‘rules’ menjadi suami istri, melatih mental dan kedewasaan pemikiran, and then siap menerima segala perubahan kehidupan yang terjadi pasca pernikahan.

Gimana? Kamu siap?

Kalau udah, yaudah sana cari calon pasangannya.

*ehhh
*Minta diselepet

***

Bogor, 23 Desember 2017
Dari mantan manten nikah muda, yang masih terus belajar dan remedial.