Hello Guys...
Setiap orang pasti
pernah jadi warga baru. Kecuali jadi orang pribumi yang rumahnya disitu-situ
aja, gak pernah pindah. Tapi saya yakin, di zaman post modern kaya sekarang
ini, setiap orang pasti pernah mengalami mobilitas. Yang paling simple adalah
pindah rumah.
Saya pernah punya dosen
waktu kuliah dulu yang hidupnya pernah dari sabang sampai merauke, kakaknya
yang pertama lahir di pulau Sumatera, si ibu dosen lahir di pulau Jawa, dan
adik-adiknya lahir di pulau Nusa Tenggara dan Papua.
Dan kalau kita liat biografinya artis Nirina Zubir, dia lahir di pulau Madagaskar, dan pernah besar di China. Kalau saya, gak sejauh itu. Saya cuman pindah dari Bandung ke Bogor doang kok. Itupun hanya dua kali pindah kecamatan yang berbeda tapi masih di kabupaten Bogor.
Dan kalau kita liat biografinya artis Nirina Zubir, dia lahir di pulau Madagaskar, dan pernah besar di China. Kalau saya, gak sejauh itu. Saya cuman pindah dari Bandung ke Bogor doang kok. Itupun hanya dua kali pindah kecamatan yang berbeda tapi masih di kabupaten Bogor.
Postingan kali ini
sebenernya buat kita (pengalaman pribadi) yang cuman pindah antar kota doang
aja si, ga sampe antar Negara kaya mbak Nirina Zubir. Mungkin kalau di luar
negeri, formula ini tidak berlaku lagi. Yaiyalah mana ada istilah Pak RT
disana.
Etapi mungkin aja ada (silakan komen buat yang udah tau ya). Atau mungkin yang punya suami yang diharuskan bekerja berpindah-pindah pasti udah jago banget soal perpindahan ini. Tapi yang paling simple saya lakukan ya tujuh ini.
Tujuh hal ini yang memungkinkan saya bisa berkenalan dan bersosialisasi dengan warga sekitar. Kalo kita gak gabung sama warga lain pasti kita dibilang sombong, atau parahnya kita bisa dibilang teroris sama masyarakat.
Etapi mungkin aja ada (silakan komen buat yang udah tau ya). Atau mungkin yang punya suami yang diharuskan bekerja berpindah-pindah pasti udah jago banget soal perpindahan ini. Tapi yang paling simple saya lakukan ya tujuh ini.
Tujuh hal ini yang memungkinkan saya bisa berkenalan dan bersosialisasi dengan warga sekitar. Kalo kita gak gabung sama warga lain pasti kita dibilang sombong, atau parahnya kita bisa dibilang teroris sama masyarakat.
Here
they are!
1. Lapor
ke Pak RT
Nah,
yang ini hukumnya Fardhu Ain alias wajib banget. Kita harus datang ke rumah pak
RT, sekalian silaturahim, dan jangan lupa bawa fotocopy KTP suami istri atau
kartu keluarga. Wajib banget bawa kartu identitas ini supaya (minimal) pak RT
dan bu RT nya tau nama kita itu siapa dan berasal dari mana.
Jangan sampai selama tinggal disitu, gak ada yang tau sama sekali nama kita siapa. Ini berabe banget kalau ada keluarga atau temen atau kurir yang mau anter paket ke rumah. Mereka akan sulit menemukan alamat kita karena pas mereka menyebut nama kita kemungkinan besar warga sekitar gak akan tau itu nama siapa, dan paling banter warga bilang “yang orang baru pindahan itu bukan? yang gak pernah keluar-keluar.”
Jleb!
Citra kamu di masyarakat akan jadi seburuk ini, jadi mending buru-buru nyari rumah pak RT kalo kita pindah ke lingkungan baru. Ini demi keselamatan citra kamu selanjutnya di masyarakat.
Jadi
yang harus dibawa adalah:
-Fotocopy
KTP atau KK
-Biar
ga dianggap pasangan mesum bisa juga bawa fotocopy buku nikah
-Buah
tangan *ini sih optional, cuman untuk lebih mencairkan suasana aja, biar ga
keliatan kek di kantor kelurahan
2. Belanja
Sayur ke Warung
Ini
juga hal yang sangat penting dilakukan, ya selain untuk memenuhi kebutuhan pangan
selama kita berada di lingkungan baru itu, di warung sayur biasanya kita akan
ketemu dengan ibu-ibu lain.
Dan biasanya, kalau ada ibu-ibu yang ramah banget, dia bakal nanya duluan ke kita, “ eh ini warga yang baru pindahan itu ya? dari mana sebelumnya?” dan kemudian obrolan akan makin berlanjut tak tentu arah. Jadi, jangan takut untuk memulai pembicaraan, karena memang dikalangan ibu-ibu itu pasti ada yang paling supel, cuek dan percaya diri untuk memulai obrolan dengan orang baru.
Apalagi kalau kita bawa anak kecil, pasti yang duluan ditanya adalah anak kita. dan otomatis kita sebagai emaknya yang jawab, karena anak kecil akan cenderung malu-malu kalau diajak kenalan atau ngobrol sama orang yang baru dia liat.
Kalau
kita beneran baru pindah, cara ini cukup jitu untuk memulai perkenalan kita
dengan warga sekitar tempat tinggal kita yang baru, minimal kita bakal kenal
sama pemilik warung sayur. Karena kita pasti akan nanya-nanya harga dan bayar
belanjaan kita (walau kadang suka masih malu-malu).
Atau karena sekarang zamannya mini market atau supermarket kita jadi jarang ke warung sayur kecil di deket rumah. Ya walaupun terkadang saya pun beli sayur di mini market atau supermarket (karena males bulak-balik-belanjanya seminggu sekali-simpen di kulkas) bukan berarti kita jadi males juga ke warung sayur sebelah rumah, ya minimal diniatin buat sosialisasi sama warga sekitar, biarpun kita cuman beli garem atau cabe doang. Trust me, it works!
Ini
juga cara yang cukup jitu buat kenalan sama tetangga, yaitu lewat anaknya.
Kalau kita suka nyapu atau bersih-bersih di teras depan rumah, ga jarang banyak
anak kecil yang suka lewat atau main-main. Apalagi kalau udah sore.
Mereka biasanya berkelompok, ada yang sambil disuapin sama emaknya, ada yang sambil main sepeda, ada yang lari-lari, ada yang bawa mainan sendiri, macem-macem deh pokoknya. Kita juga sebisa mungkin ikut “ngasuh” anak kita dan kemudian kenalan sama anak-anak yang lain.
Walaupun suka malu-malu, tapi anak kecil itu gampang akrab apalagi kalau ada temen baru, mereka exited banget.
Kenalan
sama anak kecil, terus ajak mereka ngobrol sekalian nanya-nanya. Misalnya,
nanya kalau toko sembako ada dimana, puskesmas ada dimana, masjid ada di
sebelah mana, sekolah ada dimana, tempat hang
out yang enak dimana (oh, ini gak mungkin ditanyain).
Jangan salah, anak kecil tau banyak hal, mereka bakal ngasih kita info-info tentang daerah sekitar rumah kita, bahkan yang tidak kita duga sekalipun.
4. Bawain
Makanan Buat Tetangga
Gak
perlu bawa makanan yang mahal kok. Cukup bikin makanan yang sederhana, misalnya
gorengan, pudding, lontong, atau kalau kita habis jalan-jalan ke suatu tempat,
kita bisa beli sedikit oleh-oleh buat bagi-bagi ke tetangga. Cara ini efektif
buat membangun “chemistry” ke tetangga baru kita.
Waktu bulan Ramadhan, saya pernah kasih oleh-oleh Brownies dari Bandung ke tetangga sebrang rumah pake piring (otomatis piring kita ikut dikasih ke tetangga dong). Dan, eng ing eng, besoknya sang tetangga ngasih saya sepiring lontong buat buka puasa pake piring yang saya pake buat ngasih brownies. Jadi kita semacam tukeran makanan gitu deh ya.
Kalau
saya suka liat di pelem-pelem luar negeri, pas kita pindah ke tempat baru, kita
harus memperkenalkan diri dengan tetangga, minimal kiri-kanan rumah, sambil
bawa makanan. Ada yang bawa ayam kalkun, tart cake, buah-buahan, wine,
macem-macem deh pokoknya.
Bawa
makanan juga symbol, kalau kita menghargai dan membuka diri ke tetangga. Kita
siap mengunjungi dan dikunjungi oleh mereka sewaktu-waktu. Proses pengakraban
diri ke tetangga lewat makanan juga pertanda kalau kita gak pelit alias medit..dit..dit.
5. Ikut
Pengajian
Pengajian
ibu-ibu atau bapak-bapak pasti lazim adanya di suatu lingkungan masyarakat.
Apalagi kalau ada masjid di deket rumah, otomatis disitu pasti ada pe-nga-ji-an.
Biasanya sih malem, pagi, siang, atau weekend.
Di rumah saya sekarang, pengajian ibu-ibu dan bapak-bapak diadainnya malem, kalau sebelumnya sore setelah ashar. Kapan pun waktunya, sebisa mungkin kita menyempatkan diri untuk bergabung bersama mereka dalam menimba ilmu agama.
Apalagi kalau kita punya bahan atau terampil untuk share ilmu agama ke ibu-ibu atau bapak-bapak yang ada, kita akan semakin dikenal baik oleh mereka. Atau minimal kita bisa ikut mendengarkan dan memberikan tanggapan ketika ada pembahasan masalah agama dalam forum tersebut.
Selain
mendekatkan diri ke tetangga, pengajian juga mendekatkan diri kita ke sang
pencipta kan ya? jadi jangan ragu untuk ikut pengajian di lingkungan sekitar
rumah kalau kita baru aja pindah, buang jauh-jauh deh rasa malu. Semangat
menuntut ilmu!
6. Ikut
Arisan
Rasanya
gak asing kalau kita ikut arisan, apalagi yang namanya ibu-ibu. Arisannya gak
cuman satu, tapi buanyyakkk banget. Ada arisan harian, mingguan, bulanan,
arisan RT, RW, PKK, Posyandu, TK, PAUD, arisan awal bulan, arisan tanggal satu
(apa bedanya coba), pokoknya gak ada ibu-ibu tanpa arisan.
Katanya sih arisan itu itung-itung nabung, daripada uang dipake jajan-jajan aja, mending dipake arisan buat tabungan (tapi pas dapet ujung-ujungnya buat jajan juga). Arisan ini dipake buat ajang kumpul-kumpul, ngobrol, dan ketawa-ketiwi atau sekedar makan-makan.
Ibu-ibu emang paling seneng kumpul-kumpul trus ngobrol ngalor ngidul. Ada juga ibu-ibu yang hobi jualan, mungkin melihat peluang keuangan yang ada, biasanya abis dapet arisan ibu-ibu langsung belanja.
Whatever, arisan bisa jadi ajang kumpulnya orang sekomplek atau sekampung, jadi untuk kita yang baru pindah jangan sampe ngelewatin event ini kalau kita mau bisa begaol sama ibu-ibu lainnya.
7. Ikut Acara Lain
Karena
ibu-ibu itu seringnya di rumah setiap hari, mereka akhirnya suka bikin event
buat rekreasi bareng. Event jalan-jalan ini bisa dikemas lewat acara arisan
atau pengajian.
Biasanya ibu-ibu pengajian sesekali bikin event ziarah ke makam para wali atau ulama, atau ikut acara pengajian di tv seperti acara Mamah dan AA *curhat dong*. Ibu-ibu biasanya bela-belain beli seragam buat bikin event-event ini.
Ada
juga acara 17 Agustus atau Tahun Baru. Kalau 17 Agustus biasanya acara
lomba-lomba dari anak-anak hingga ibu-ibu dan bapak-bapak, ibu-ibu bikin lomba
tumpeng, bapak-bapak bikin lomba panjat pinang. Walau cuman sehari, acara kek
gini bisa menciptakan kerukunan dan kebahagiaan antar warga.
Pas tahun baruan juga gitu, biasanya sih ada lomba karaoke atau minimal bakar ayam atau jagung, dan kemudian bakar petasan dan kembang api pas jam 12 malem. Acara kek gini sukses buat bikin warga pada kumpul, dan sebagai warga baru kita bisa ikutan nimbrung di acara semacam ini.
Ada
juga acara khitanan, aqiqahan, tasyakuran, nikahan, dan lainnya. Event macem
gini jangan sampai kita lewatin, apalagi sebagai warga baru yang emang butuh
untuk kenal satu sama lain dengan tetangga.
----------------
Sebagai
warga baru, jangan sampai kita CUMA diem aja di rumah. Kita harus perkenalkan diri
(bisa ikut tips di atas) kalau gak mau di cap sombong atau di cap sebagai
jaringan terorisme di Indonesia.
Seminimal mungkin kita kenal sama pak RT dan bu RT, atau tetangga sebelah kanan dan kiri rumah. Tetangga itu ibarat Saudara dekat, kalau ada something happened, tetangga jadi penolong kita yang pertama lho. Dan jangan lupa kita juga sebisa mungkin menolong tetangga yang sedang kesusahan atau tertimpa musibah.
Semoga 7 cara ini bisa
dijadiin referensi buat kamu-kamu yang baru aja pindah rumah.
Enjoy your new home and neighbour!
Enjoy your new home and neighbour!
Persis mak. Sebagai kontraktor, sana sini ngontrak, biasanya hal hal itulah yg daku lakukan kalau pindah ke kontrakan yg baru.
ReplyDelete*jabat tangan*
DeleteSesama kontraktor emang harus punya mental baja ya maks, buat ngenalin diri ke tetangga-tetangga baru, biar mereka gak ilfeel sama kita..
benerrr semuaa ni tipsnyaaa.. saya juga praktekin beginian dari jama 2008 mulai jadi emak-emak.. TFS ya mak.. salam kenal ^_^
ReplyDeleteSalam kenal juga Mak Primastuti, makasih udah mampir yaa... :)
DeleteRencananya akhir tahun mau pindahan rumah. Tetangganya masih dikit sih dan sudah kenal jauh hari. Tapi tipsnya bisa dipraktekkan besok kalau sudah pindahan deh Mak :)
ReplyDeletePindahan kemana nih Mak? *Kepo*
DeleteMudah-mudahan lancar ya Mak pindahannya nanti :)
Wah, kalau pak RT nya macam diatas, belum pindah saja sudah langsung lapor....
ReplyDeletehaha blogwalking salam kenal.
Mwahaha... iya benerrr
DeletePermisi kak, saya mau tanya? Saya kan baru pindahan, nah kan saya lapor ke Rt yg disana, tapi pas disana saya dimintai dana 250.000 sama bp. Rt nya, ktanya buat biaya macam2 lah, apa benar ya kalau lapor Rt mau isi rumah harus bayar ya, tolong bantuannya kak, trims
ReplyDeleteNgga Mbak, saya ga diminta apa2. Sekedar silaturahim aja. Kalopun pak RT nya ngasih tau, hanya biaya keamanan, kebersihan, arisan RT kalau mau ikut itu juga, tapi bayarnya bulan depan aja. Gak ada biaya selain itu.
DeleteItu kalau pak RTnya sesuai di gbr kayaknya bakal tiap hari laporan, tet.. Hahahah
ReplyDelete