Copyright by tettytanoyo. Powered by Blogger.

Mengapa Aku di-Bully?



Kasus Nadhira, siswi Sekolah Menengah Pertama yang sudah hilang selama sepekan dan kemudian ditemukan oleh supir angkot di Stasiun Kota Jakarta Barat, sekarang menjadi buah bibir. Media online, cetak, televisi, ramai-ramai memberitakan kasus siswa SMP yang nekat kabur lantaran merasa dibully oleh teman-teman sekolahnya.

Kasus bullying di sekolah ini bukan yang pertama, apalagi di luar negeri. Kasus remaja bunuh diri ditemukan di Amerika, Kanada, Inggris, Korea Selatan, Jepang. Di Negara-negara tersebut banyak remaja melakukan bunuh diri karena di bully di sekolah. Di Indonesia sendiri pernah terjadi dua kasus di Jakarta, siswi berinisial L (15 thn)  dan F (13 thn) yang berdomisili di Jakarta dan Bekasi yang nekat melakukan aksi bunuh diri dengan cara gantung diri karena dibully di sekolah. 


Ngeri? Banget.


Saya sendiri pernah menyaksikan sendiri 'kejam'nya perilaku remaja sekarang dalam membully temannya sendiri. Sore itu saya dan suami sedang mengendarai motor berdua, di hadapan kami ada remaja putri yang sedang melintas dengan bergerombol.

"Plaaakk" 

Seorang remaja putri memukul (istilah noyor kepala apa ya) kepala seorang temannya, dilanjutkan dengan menarik jilbabnya dengan keras, dan kemudian berteriak:

"Anj**g luu"

Remaja putri yang menjadi korban 'kekerasan' itu hanya diam saja, tidak membalas, dan tetap berjalan mengikuti kelompoknya. 

"Astagfirullah, udah kayak di sinetron ya, Bi"

"Iya"

*speechless*

Kami berkesimpulan bahwa remaja putri tersebut jadi sasaran/korban bully oleh teman-temannya. Perilaku temannya yang kasar dan emosian hanya diterima begitu saja, tidak ada perlawanan, dan saya yakin di dalam lubuk hatinya pasti sudah nangis darah, cuman gak bisa dikeluarin. Hanya bisa dipendam, dan suatu saat pasti menjadi bom waktu.


Pernah Merasakan di-Bully

Persis ketika SMP saya pun pernah menjadi sasaran bully dari teman-teman saya. Yang namanya ABG, punya gebetan, pacaran, adalah hal yang lumrah. Mereka saling sikut untuk dapat perhatian dari cowok-cowok yang dianggap keren di sekolah. 

Saya sendiri gak mau ikutan. Pertama, saya emang gak mau pacaran. Kedua, saya pernah merasa minder ketika SMP, jadi merasa gak pede buat bergaul sama temen-temen yang dianggap anak gaul di sekolah, apalagi bergaul sama cowok. Gak banget. 

Dari situ saya jadi SASARAN BULLY temen-temen. Dianggap kurang gaul, payah, gak bisa punya pacar, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan indikator kesuksesan menjadi remaja pada umumnya. Waktu itu saya udah nyadar bahwa "OKE FIX, GUE DIBULLY".

Sampai suatu waktu, saya selalu bawa  Iphone Walk Man ke sekolah. Buat apa? supaya ketika di jalan pas pulang sekolah, saya gak bisa denger ocehan mereka lagi. 


Dampak Langsung dan Tidak Langsung

Dampak langsung akibat bully yang saya rasakan adalah rasa minder yang luar biasa dahsyat, kita jadi merasa gak layak berada di lingkungan pergaulan, merasa gak percaya diri, merasa gak punya temen, dan pastinya SAKIT HATI. Dan kalau kita kurang iman, ujung-ujungnya kita akan menjadi makhluk yang pendendam, dan yang lebih fatal adalah bunuh diri. 

Dampak tidak langsung akibat bully adalah kita akan memiliki MINDSET bahwa untuk menghindari Bully, kita juga harus menjadi PEMBULLY itu sendiri. Parah kan? 
Secara tidak sadar, ketika saya masuk ke sebuah lingkungan pergaulan baru, saya akan cenderung 'pasang kuda-kuda' dan bersiap untuk menjadi 'pembully' duluan, karena takut/trauma saya akan dibully lebih dulu. Tapi alhamdulillah sekarang udah sadar bahwa mindset itu gak bener. 

Hasil studi yang dilakukan National Youth Violence Prevention Resource Center Sanders (2003; dalam Anesty, 2009) menunjukkan bahwa bullying dapat membuat remaja merasa cemas dan ketakutan, mempengaruhi konsentrasi belajar di sekolah dan menuntun mereka untuk menghindari sekolah. Bila bullying berlanjut dalam jangka waktu yang lama, dapat mempengaruhi self-esteem siswa, meningkatkan isolasi sosial, memunculkan perilaku menarik diri, menjadikan remaja rentan terhadap stress dan depresi, serta rasa tidak aman. Dalam kasus yang lebih ekstrim, bullying dapat mengakibatkan remaja berbuat nekat, bahkan bisa membunuh atau melakukan bunuh diri (commited suicide).

Coloroso (2006) mengemukakan bahayanya jika bullying menimpa korban secara berulang-ulang. Konsekuensi bullying bagi para korban, yaitu korban akan merasa depresi dan marah, Ia marah terhadap dirinya sendiri, terhadap pelaku bullying, terhadap orang-orang di sekitarnya dan terhadap orang dewasa yang tidak dapat atau tidak mau menolongnya. Hal tersebut kemudan mulai mempengaruhi prestasi akademiknya. Berhubung tidak mampu lagi muncul dengan cara-cara yang konstruktif untuk mengontrol hidupnya, ia mungkin akan mundur lebih jauh lagi ke dalam pengasingan. (sumber)


Learning by Process

Seiring proses pendewasaan, saya menemukan dan merasakan bahwa perilaku bully ini bisa dilakukan oleh siapapun, dan banyak faktor yang membuat orang bisa membully orang lain. 

Ini adalah salah satu bentuk self-help yang saya lakukan agar terbebas dari bully dan dampak dari bullying itu sendiri. 


Diri Sendiri

Saya sendiri 'bertahan' dari jerat bully ini dengan cara mencoba mencari lingkungan pergaulan/teman yang lebih baik. Yang menghargai arti pertemanan dan menghargai satu sama lain. 

Kemudian, kita harus mempunyai sikap tegas untuk melawan, dalam hal ini bukan berarti melawan dari sisi fisik semata, tapi kita harus memiliki ketegasan sikap ketika berteman. Jangan biarkan orang lain mengobrak-abrik harga diri kita. Semakin kita lemah dan tidak tegas, pelaku bully akan makin bahagia, karena pada dasarnya seorang pembully itu memerlukan orang yang lemah untuk dibully. Jadi, ketika kita sudah diperlakukan secara sewenang-wenang baik secara fisik maupun mental, segera TINGGALKANLAH lingkungan pertemanan seperti itu. 


Orang Tua dan Guru

Menginjak usia remaja, orang tua dan guru harus benar-benar memposisikan diri sebagai teman curhat bagi siswa. Orang tua dan guru harus bisa tampil sebagai sosok yang mudah diajak bicara, tidak mudah men-judge, tidak mudah marah, rasional dalam menghadapi permasalahan remaja, dan mampu memberikan dukungan dan solusi. Dan sebagai remaja, kita juga harus berani berbicara kepada orang dewasa, jangan memendam masalah sendiri. 


Teman

Pilih teman yang benar-benar bisa membawa kita kepada kebaikan, jangan bergantung pada satu orang. Mandiri dan supel, kita harus bisa melakukan banyak hal tanpa bergantung kepada orang lain, percaya diri, dan kita juga harus mampu berkomunikasi dengan banyak orang agar kita  memiliki teman lain di luar teman sekolah. 



Saya teringat ketika acara Hitam Putih di Trans 7 ketika itu mewawancarai ibu seorang bayi bernama Raffi yang tidak memiliki saluran pengeluaran, ketika itu sang ibu diwawancarai mengenai kondisi sang bayi, tapi lama kelamaan justru sang ibu lah yang curcol di tv bahwa ia adalah seorang korban bully ketika sekolah. Ia dipaksa hujan-hujanan di lapangan tanpa tahu apa kesalahannya. Hal ini jelas bahwa bullying adalah sesuatu yang sangat traumatik, dan jika tidak dilakukan penyembuhan akan berakibat buruk dan menorehkan luka yang mendalam.


Banyak remaja yang ketakutan dalam diam, karena merasa malu, dan tidak percaya diri yang luar biasa. Orang dewasa lah yang berkewajiban 'menolong' mereka. Menjadi sahabat yang baik, menjadi supporter handal, jangan biarkan masa remaja mereka hilang hanya karena bully dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.



Semoga bermanfaat :)







44 comments

  1. Aku pernah jadi korban bullying mak jaman SD, yg membuat aku ga betah sekolah SD waktu itu.. Diejek segala macam oleh temen2 krn kabar di desa mencuat saat bapak sy mau cerai dengan ibu. Kalo inget sakit banget mak! Tp aku coba utk pasrah.. Dan bagkit dari semua ini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sedih ya Mak, kalo bullying bawa-bawa orang tua. Sejak kecil emang didikan orang tua terhadap lisan anak harus mantep ya Mak, supaya gak ada kasus bully-bully an lagi.. :)

      Delete
  2. Kalo aku dulu adalah pelaku bullying. Masih bego sih, Tapi rasanya emang asik aja ngebully adik kelas. Kakakakakakakak. Ya Allah ampuni aku >,<

    ReplyDelete
  3. Kasihan remaja itu.
    oya menambahkan saja penonton tindak bullying yg bersorak dan tdk bertindak bisa dikategorikan sbg pendukung bullying..krn itu bila kita/anak kita melihat tindak bullying sebaiknya bertindak atau melaporkan..

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mbak fee tindakan bully apapun itu harus dilaporkan..

      Delete
    2. iya mbak fee tindakan bully apapun itu harus dilaporkan..

      Delete
  4. Nice share, Mak. Semoga jadi pembelajaran buat kita semua.

    ReplyDelete
  5. Bentuk perlawanan dari bully adalah harus melakukan perlawanan... Pernah ya ponakanku "Rafy" usia 5 tahun dibully teman TK-nya... Setiap hari ada saja barang2 milik Rafy yg hilang... belum lagi perlakuan temannya yg suka menang sendiri, sok jagoan, suka dorong2 teman bahkan memukuli temannya... Tadinya Rafy diam saja ketika perlakuan itu diterimanya dari temannya si pembully itu... Ttp ketika Rafy diarahkan agar jangan diam saja ternyata pesan itu ampuh... Rafy beraksi ketika si pembully melakukan aksi.. Rafy tak menyerah dan melawan... Akhirnya si anak pembully itu pun takut dan tak berani lagi melakukan bully pada Rafy...bahkan akhirnya mereka berteman... Sifat pembully akan menjadi ketia dia merasa aperkasa sementara anak yg dibully merasa tak berdaya... Pengawasan orang tua si anak juga guru2 di sekolah sangat penting dalam menghadapi fenomena bully ini...

    ReplyDelete
  6. Aku jg sering di bully jaman SMP and SMA tp mereka bullynya verbal n melecehkan secara verbal terutana fisik siiy...tp aku thinking positif aja trus do the best dlm pelajaran aku pikir mereka gitu kan karena ngga punya kelebihan bakat maupun prestasi disekolah biar kelihatan lebih ya gitu ngebully mereka juga takut berkompetisi secara positif, sakit hati sih iya tp itu bukannya membuatku lari atau pengen bunuh diri malah aku ingin membuktikan kalo aku lebih hebat dari mereka dgn positif tentunya :)

    ReplyDelete
  7. aduh, itu kasian banget maak..anak yang digampar+ dikata2in sama temennya. makin ngeri aja bullying jaman sekarang. jangan sampe deh ya..anak2 kita menjadi korban bullying

    ReplyDelete
  8. Stop bullying...itu yang perlu di kampanyekan gencar ..tanpa sadar kita sendiri pun korban dan pelaku nya..saya pernah dibully dan anak-anak saya juga..poin utama memang kita yang harus lawan..menghindar dari mereka atau buat prestasi..ngeri memang jika mendengar cerita korban pem -bully-an.setuju sekali bahwa kita harus jadi pendengar setia curhat anak-anak..

    ReplyDelete
  9. sebagai orang tua, kita harus peka ya thdp hal2 yg terjadi pd anak kita... jgn sampai jd korban bully, tp jgn jd pembully jg :(

    ReplyDelete
  10. Sptnya perilaku bully ini semakin berkembang/mengalami kemajuan. Jaman saya SD, bully hanya sebatas ejek-ejekan dan so far kami gak begitu mikirin, skrg ejek-ejekan, besoknya sdh baikan lagi. Tapi seiring kemajuan di semua sektor, bully ternyata juga ikut mengalami peningkatan levelnya. Ortu dan guru memiliki peran yg significant utk meminimalkan aksi bully di kalangan anak-anak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. ya Mak, apalagi sekarang di sinetron-sinetron di ajarin cara bully yang lebih keren. *astabjim* Ortu, guru, media, pemerintah semua wajib bertanggung jawab sebenernya..

      Delete
  11. Ka, aku saat ini sedang mengalami perilaku pembullyan di SMA, kalau mau di bilang sudah 3 tahun aku bertahan dalam masa pembullyan, dan sudah 3 tahun pula aku menjadi sasaran empuk bagi teman-teman ku yang merasa diri mereka paling keren seangkatanku.... setelah membaca ini aku ingin mencoba bangkit, aku selalu mencoba bangkit, namun tak ada satu orang pun yang mampu menopang aku, menurut ka, apa aku harus tetap mencoba untuk bertahan, karena ini sudah tahun terakhir aku di SMA-ku namun masih tetap dibullly oleh teman-teman seangkatanku?

    ReplyDelete
    Replies
    1. hallo.. siapapun dsna.. salam kenal ya..

      ketika kita dibully cara terbaik utk melawannya adalah dgn menunjukan diri kita ini tdk layak dibully.. sprti berkarya, berprestasi. kemudian cari teman atau pergaulan yg baik. sy sndiri waktu sma gabung di rohis sekolah. alhamdulillah punya tmn yg positif semua. selanjutnya kuatkan hati, yakinlah bahwa diri kita ini adalah makhluk ciptaanNya yg tentu pnya potensi. Jangan lupa berdoa selalu, meminta kekuatan dan perlindungan Allah swt. dan yakin bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya.

      Delete
  12. dulu sy pernah dibully, tapi untunglah sy hidup didaerah keras sumatera. apalagi paman saya
    memeberitahu jadilah anak yang kuat, jangan nangis, jangan cengeng, lawan, balas pukul
    akhirnya saya beranikan untuk lawan bully, mati sama mati dulu prinsipnya
    ternyata pada keder.. intinya lawan titik. (smp)
    sampai sekarang zaman kerja pun terbawa emosi bila lihat orang dibully.

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah memang bully itu membekas, ga enak rasanya, dan pasti kita gemes sendiri klo ada org yg suka membully org lain

      Delete
  13. Apa cuma aku disini yg sekarang masih berada di lingkaran bully? Dibully dari kelas 3 SD sampai sekarang (26 tahun). Sangat lama nanggung beban seperti ini. Pernah berfikir bahwa tuhan itu sangat tidak adil, tapi ini peran yang aku bawakan di kehidupan yang sudah tuhan kasih mau apa lagi aku, aku sudah berusaha tapi selalu kalah.

    Oiya, waktu dulu aku dibully, aku tidak pernah cerita sama orang tua dan tidak kesiapapun. Cuma aku simpan di batin sampe membusuk. Dan ini menjadikan aku sering punya pikiran, kalau aku ingin balas dendam sama mereka, sangat sering mampir di pikiran aku. Secara g langsung bully-an ini sudah ngebentuk mental aku. Kenapa sampe sekarang bully-an masih mengincar dan masih berada disekeliling aku? Walau tidak intens sewaktu sekolah dulu? Ya karena aku masih satu daerah dengan pembully. Tamat SD aku mau pindah dari kota aku, tetapi tidak boleh. Alhasil, aku bersekolah di SMP dekat rumah. Aku kira bisa nemuin hal yang indah dari masa SD, tetapi jauh dari kenyataan, bully-an datang lagi karena ada beberapa teman SD yang bersekolah di SMP itu. Begitu juga kejadiannya sama saat masa di SMA, Kuliah, sampai udah kerja, karena beberapa teman satu jurusan kuliah bekerja di perusahaan yg sama dengan aku. Bully-an mereka ke aku sifatnya fisik dan verbal, waktu SD dapet dua duanya. Ke jenjang selanjutnya aku cuma dapat verbal. Jangan salah lho, walau verbal bikin sakit hati. Bayangin kalo kalian dpat celaan yang berulang2, muak kan?. Aku diam saja? Ngga, aku pernah ngomong sama temen yg bully aku waktu smp, "mau nya kamu itu apa? Ngga puas waktu SD kamu udah giniin aku? Apa kamu mau ajak teman2 baru disini buat ngebully aku?" Dia meradang dan aku ditinju di perut. Aku tidak bisa melawan karena aku tidak pernah berkelahi dengan orang. Lanjut ke SMA, yaaah sama dibully verbal juga walau cuma bercanda bagi mereka, tapi bagi aku itu menyakitkan.

    Pas kuliah aku coba ikut organisasi, ikut kegiatan kampus, buat cari kesibukan. Tapi tetap saja aku dibully, yaah siapa lagi kalau bukan teman ex.Sma aku yg satu kuliah, malah pembunuhan karakter. Tiap kumpul, kalau lagi becAnda2an, aku selalu jadi sasaran ejekan sampai aku sakit hati tapi kututup dengan muka ketawa juga biar g kelihatan sakit di depan mereka. Dipikir2 Apa salah aku? Dari jaman anak2 yang harusnya bermain dengan teman2nya, tapi aku harus bermain dengan perasaan sebagai korban bully, menahan emosi, menahan sakit, bayangin ank yang masih bau kencur sudah dihadapkan sama pergejolakan hati. Sempat pengen bunuh diri, tapi gak terlaksana karena aku teringat Ibuku. Gak tega rasanya mau kasih tau dari dulu, paling gak bisa liat ibu sedih apalagi sampe nangis. Seandainya dulu aku g bersekolah SMP di kotaku, mungkin bully-cuma batas SD, tapi ngga tau juga di tempat baru gimana atmosfernya.

    Sorry curhat, gpp lah wong kita g kenal ini juga.
    Terima kasih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. ok kalau begitu salam kenal F :)


      sekiranya curhat membuat lega silakan saja curhat sepuasnya di sini.


      bully adlh mslh hidup, sy pernah merasakan dan alhamdulillah bs bertahan dan keluar dr jerat bully.

      kita harus memperkuat karakter baik dlm diri kita sih. Karena muslim yg kuat lbh disukai drpd muslim yg lemah. Ya mungkin hikmahnya agar kita tdk direndahkan org lain.



      setiap masalah pasti ada jalan keluar, dan allah tdk akan mmberi ujian diluar kemampuan hambaNya.

      jadi percayalah, kalau suatu saat masalah kita pasti akan menemukan solusi. :)

      Delete
    2. Kita senasib, sampai skrng umur 26 dan di kerjaan pun ttp kena bully, tapi hidup tetap harus berlanjutkan..

      Delete
  14. saat ini bullying sedang menimpa anak saya. walaupun secara verbal tapi saya yakin dibalik diamnya seorang anak TK pasti hatinya menangis. hebatnya lagi, anak saya berusaha menyembunyikan semuanya dari saya dan gurunya. bahkan dia berusaha bangkit dengan tangan dan kaki kecilnya seorang diri. dia mencoba memperbaiki kekurangannya yang selalu menjadi bahan cercaan temannya. dan hal ini baru saya ketahui belakangan ini. saya sudah menginformasikan hal ini ke pihak sekolah karena anak saya mulai malas pergi sekolah, padahal anak saya sangat suka belajar di sekolah. apa yang harus saya lakukan? saya sedih dengan kejadian ini. anak saya jadi beban mental. saya tidak ingin anak saya tumbuh dalam situasi yang salah, yang menjadikan anak saya sebagai pribadi yang salah juga....

    ReplyDelete
    Replies
    1. aduh duh zaman skrg tk aja udh main bully gitu ya.. kalo dipikir-pikir kok bs anak sekecil itu berlaku kurang baik atau diluar norma kebaikan..

      kalau menurut sy tiap anak beda2 karakter, anak sy cnderung terbuka, ada masalah sedikit juga pasti cerita, pdhl msh 4 thn.
      kalau utk anak yg tertutup mungkin sulit utk bicara, tapi pasti dlm hatinya pasti marah dan sakit.

      menurut sy, org tua dan guru hrs bekerja lebih menangani masalah yg terjadi, jgn smpai traumatiknya terbawa smpai besar. Kalau bisa dicari akar mslhnya d sekolah, ketika proses bully terlihat, guru yg dekat dgn anak hrs segera mengambil tindakan, apalagi kpd teman2 yg suka melakukan kekerasan fisik atau verbal.


      semoga dikuatkan ya mbak, si kecil kembali bahagia di sekolah :)

      Delete
  15. artikelnya bagus. kebetulan nanti siang saya akan menghadiri rapat wali murid kasus bullying di sekolah yang korbannya adalah anak saya. tadinya saya bingung. ngga tau harus gimana. tapi setelah baca artikel ini, saya tahu apa yang harus saya lakukan. terima kasih telah berbagi ilmu. artikel ini sangat membantu...

    ReplyDelete
  16. thanks kak. saya pulang rapat dengan menelan kekecewaan. disini anak saya menjadi korban. di rapat dewan saya malah dikuliahi banyak orang. awalnya saya dengerin aja. saat saya mulai yakin kalau rapat ini keluar dari jalurnya, saya balikin lagi kata-kata dewan guru dan semua yang hadir disitu. secara, anak saya beban mental karena kejdian ini tapi kok saya yang disalahin? sempat disebut kalau saya ini ''emak-emak rempong''. kecewa nggak? saya putar balik fakta yang saat ini butuh untuk diselesaikan dan dicari solusinya, sampai semua yang hadir terdiam. dan pada akhirnya mereka semua menyatakan permintaan maaf kepada saya dan anak saya. haruskah saya berdoa pada tuhan agar kejadian ini menimpa anak-anak mereka, agar mereka tahu dan paham yang saya rasakan? tidak. di bully itu sakitnya banget dan kebangetan. mungkin mereka pikir karena saya diam saya juga akan diam saja ketika diserang banyak orang? tidak. saya seperti ini juga karena dulunya saya adalah korban bullying. saya tumbuh besar dalm rasa sakit hati yang luar biasa.saya berada dalam lingkaran kekerasan fisik dan verbal yang hrus saya hadapi tanpa perlindungan dari siapapun juga. sampai saya menemukan Allah Rabb yang maha agung. saya hanya tidak ingin cerita saya di masa lampau dialami juga oleh anak-anak saya. mungkin sudah saatnya saya bertindak. mengubah keadaan ini dengan mempersiapkan fisik dan mental anak-anak saya. saya berfikir untuk mengantar anak saya berlatih taekwondo atau karate. juga mengantar mereka ke komunitas anak-anak yang lebih santun, mungkin ke pesantren. saya ingin anak saya berakhlak baik serta sehat secara fisik dan mental. how do you think? percaya atau tidak, saat in saya menangis... demi hati yang tersakiti semoga tuhan meninggikan derajat anak-anak saya dikemudian hari. saya tidak akan menyerah pada keadaan ini. anak-anak saya adalah aset sekaligus masa depan saya. saya akan berjuang keras walau tangan dan kaki saya harus patah karenanya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mbak sy paham betul perasaan mbak, apalagi kejadian serupa pernah terjadi kpd kita sbg org tua, dan sebisa mungkin tdk terjadi kpd anak2 kita.

      kalau sekiranya sekolah dan lingkungan yg skrg tdk mndukung perkembangan anak mmg lbh baik kita hijrah k tempat yg lbh baik, semata utk menjaga agar anak kita tdk terpapar hal negatif.


      semangat Mbak, semoga segera ditemukan jalan terbaik, aamiin :)

      Delete
  17. amiin. terpaksa anak saya saya ajari melawan pada teman yang sering membully nya. biasanya anak yang suka membully kan takut kalau dilawan. semoga anak saya bisa bertahan sampai saya temukan guru karate yang tepat untuknya. lagian sekolah TK bentar lagi mau terima rapor. bulan 5 udah perpisahan. saya yakin anak saya bisa... thanks doanya kak. walaupun kita hanya ketemu di dunia maya tapi input dari kakak sangat berharga. lega rasanya setelah melalui hari yang berat.

    ReplyDelete
  18. (cowok)aku tu dibully dari sd sampe sekarang(smp),aku tu gak pernah dianggep sebagai cowok aku tu selalu dikatain cewek padahal aku gak tau salahku apa,akhirnya kelas 4 aku mempunyai 4 sahabat yang baik sama aku dan sampai kelas 6 masih baik.salah satu dari mereka juga bernasib sama kayak aku.aku minta orangtuaku agar aku HOMESCHOOLING saja tetapi orangtuaku menolak dengan alasan 'nanti gak ada teman nya'di tempat les saat aku kelas 5 dan 6 aku juga dijauhi dan diejek,saat kelas 6 aku waktu dapat nilai tertinggi ada salah satu anak yang memukulku dan akhirnya terjad perkelahian,yang akhirnya berhasil dilerai.Aku pikir saat berpisah dengan pembully di sd aku merdeka,ternyata tidak.SMP adalah hariterberat dalam hidupku dimana aku diejek dengan muka jelek seperti alien,dan mereka menyombongan diri dihadapan aku.Aku sebenarnya sudah minta HOMESHOOLING dari kelas 7 tapi ortuku malah memukulku,sekarang aku kelas 8 susah sekali mereka selalu mengejek dan memaksaku,mereka suka menyembunyikan barangku,bahkan saat aku tanya PR,mereka PELIT.Mereka hanya datang saat butuh aku.Ortuku tidak mau mendengarkan hanya sahabat dan guruku saja,padahal teman sekelasku sudah diberi tau tapi mereka bandel sama guruku,Ya ALLAH tolonglah aku.Saya sempat berpikir untuk apa saya diciptakan,kalau hanya disiksa di dunia,apa ini takdir TUHAN?saya percaya TUHAN maha penyayang,tapi KENAPA ALLAH SWT belum mengabulkan doaku?rasanya hati ini ingin pergi meningalkan kerumunan dan hidup sendiri dalam ketenangan di tempat terpencil yang bebas.Tapi saya tahu manusia adalah makhluk sosial yang butuh manusia lain.Bahkan teman sekelas saya tidak mau berkelompok dengan saya dan saya selalu dikucilkan,saya sebenarnya mudah bergaul tetapi karena trauma dibully saya menjadi pendiam dan pemalu.INILAH SEDIKIT CERITA TENTANG SAYA,sebenarnya masih banyak namun terimakasih kalau ada yang mendengarkan.

    ReplyDelete
  19. Aku juga pernah dibully, waktu sekolah di SD elit malah heuheuheu... Jadi kalau kita gak bisa punya mainan/alat tulis kayak anak-anak kebanyakan kita malah diledekin.


    Akhirnya aku dipindahin ke SD negeri dan ternyata lebih nyaman di sana ya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. heu emang ada aja ya anak-anak rese model begitu. Bikin males bergaul sama ke $ekolah..

      Delete
  20. mba, anak sy pernah pulang2 sekolah langsung masak kamar saya. pintu dikunci. awalnya sy biarin mgk dia lagi gnti baju atau apa. lama2 sy heran. saya ketuk berkali2. lamaaa. akhirnya dia buka pintu sambil kliatan panik. di kasur ada gunting dan ....diary warna pink!!!
    ternyata teman sejemputanya ultah (cewek). anak sy ga kasih kado, da gatau atuh saya dia ultah. ga undang2 juga. teman jemputan lain (cowok) kasih kado diary pink itu tp ga ada kuncinya. nah, karena anak saya ga kasih kado maka anak saya disuruh bukain itu diary.
    saya langsung kesel, sy pikir anak sy dibully nih kalo krn gini. sama ank cewek adik kls lagi hehe. cuma sy beush tenang. sy bilang, kaka kalo butuh pertolongan mnta orng dewasa dong. saya bukain diary nya pake obeng, alhamdulillah nya bisa dan saya kasiin ke temen anak saya itu karena anak saya gamau ngasihin sendiri. anak sy paniknya karena takut gabisa bukanya. anak sy juga pikirannya karena dia ga kasih kado yaudah dia mau bukain tuh diary meski gatau gimana caranya.
    termasuk bully ya itu??

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalau kata aq sih mbak segala macam bntuk tekanan dan intimidasi yg bikin org lain stres dan gak nyaman termasuk bully. Dan kalo ngebekas di hati tuh rasanya emang ga enak bgt, pernah diremehin org, pernah ditindas org. Walaupun masih anak-anak dpt tindakan ky gtu pasti jd beban pikiran, sampe nangis ngurung diri pasti merasa takut dan sakit hati.

      Delete
  21. Ya Allah, aku ikut sedih baca komen2nya...

    Hwuaaaa... Mak Tety... Hiks...

    Artikelnya jleb. Semoga semua mendapatkan solusi yang baik.

    ReplyDelete
  22. Akupun dulu pernah jadi korban bully waktu smp....rasanya pengen marah tapi ga bisa ngeluarin. Akhirnya aku pindah sekolah...hehe

    ReplyDelete
  23. aku selalu bersyukur karena ga pernah terlibat dalam bully membully. karena setiap ngebaca curhatan pihak korban selalu bikin hati ini miris. kok bisa ya, kok tega, kok ada anak yang kayak gitu dst.

    tapi karena ga pernah pengalaman ya ga bisa komen apa-apa. bully emang ada di mana2. tapi entah kenapa solusinya ga pernah jitu. mungkin karena bully membully itu bagian dari karakter dan sifat dasar manusia yang melekat erat? di belahan bumi manapun dan kapanpun akan selalu ada manusia manusia yang merasa lebih superior jadi akan selalu ada yang jadi korban. sayangnya sifat dasar ini sudah ada sejak batita. kadangkala juga orangtua ikut andil. para dewasa yang punya karakter pembully akan dicontoh anaknya hingga si anak cenderung jadi pembully juga seperti ortunya. dan pembully akan selalu cari korban yang bisa dibully. ini sudah kayak lingkaran setan yang ga bisa diputus, mungkin cuma bisa diredam pelan-pelan dengan edukasi ke semua pihak. aduh, malah analisanya kemana mana mak.

    semoga kita dijauhkan dari tindakan bully membully. dan semoga yang pernah jadi korban bisa sembuh dan move on. stay strong, aku turut bersimpati.

    ReplyDelete
  24. Inti dari semuanya adalah pendidikan karakter dan rasa kepedulian terhadp sesama... Bukan hnya korban dan pelaku bully yg disalahkan... Tpi bagaimana dgn yang menonton? Yang tahu tapi pura pura tidak tahu.. Egois asal bukan sya ajahh... Astaghfirullaah... Dimana rasa spiritual mreka... Bagaimana klau hal tsb kelak menghampiri dirinya??

    ReplyDelete
  25. Inti dari semuanya adalah pendidikan karakter dan rasa kepedulian terhadp sesama... Bukan hnya korban dan pelaku bully yg disalahkan... Tpi bagaimana dgn yang menonton? Yang tahu tapi pura pura tidak tahu.. Egois asal bukan sya ajahh... Astaghfirullaah... Dimana rasa spiritual mreka... Bagaimana klau hal tsb kelak menghampiri dirinya??

    ReplyDelete
  26. Temen ku pernah dibully sampai kepala nya dimasukkin tong sampah

    ReplyDelete
  27. Aq sejak sd,smp,sma sering dibully oleh temen sekolah,bahkan lingkungan dan orang tuaku sendiri membully aku,menjadikan diriku pendendam,phobia sosial,pendiam,dan banyak orang kok mukaknya sinis terhadapku,pernah aku mencoba untuk bergaul,mungkin aku terlalu gagu krn efek bully,jd niat mau.berteman malah dibully lg,oh apa salahku kok nasipku kyk gn

    ReplyDelete
  28. Thx buat blog nya.
    Sy mau cerita jg.. Saat ini sy jg merasa dibully. Emg bukan melalui tindakan, tapi dari perkataan dan sikap mereka thd sy, sudah cukup membuat sy tdk tahan lg di sekolah. Mereka org2 yg gak pernah ngrasa kl lg nge bully org lain. Menjatuhkan org lain yg sdh berjuang, kyk nya bukan hal tabu lg bagi mereka. Sy cuma takut, kl sy sdh gak bisa kebal lagi sm tekanan..

    ReplyDelete
  29. Saya juga dulu waktu SMP sempet juga di buly abis2san terutama saat kelas 7 da kelas 8! Di ludahin lah di ledek2kin lah cuman mau gimana lagi saya tidak bisa melampiaskan kemarahan saya tersebut dan saat itu saya Hanya memiliki beberapa teman saja (bahkan bsa di itung dengan ibu jari) Untuk melampiaskan kalau saya pernah menjadi korban bullying! Saat mulai SMA saya berusaha merubah sikap saya yang lugu pemalu dan berusaha menjadi orang yang menyenangkan dan hasilnya ada beberapa yang suka dan ada juga yg justru malah membuly saya lagi karena sikap saya yang begitu 😂

    ReplyDelete
  30. Saya juga sempat menjadi korban bully di sd,tapi saya sadar kenapa saya di bully,mungkin karena saya pemalu,pendiam.waktu sd itu saya berharap bisa mengubah sifatku itu kelak saya smp nanti dan sekarang saya smp,tapi masalahnya beda saya tidak dibully tapi saya merasa seperti dibully,gak tau kenapa,mungkin rasa sakit di bully di sd terbawa ke spm jadi bawaannya bully trus.di smp saya memiliki sifat yang sama seperti di sd pendiam dan pemalu,mungkin bisa dibilang pemaluku lebih meningkat di bandingkan waktu sd,kenapa saya bilang begitu,karena tersenyum,berekpresi wajah saya seperti gak pernah,jadi orang mengcap saya sombong,padahal saya sendiri gak ada maksud untuk sombong sedikit pun,selain itu saya juga gak berani natap muka lawan bicara saya lebih dari 5 detik,padahal kalau liat orang bercakapan terlihat mudah,tapi saya cobz malah bikin hati seperti gak enak.padahal kalau di pikir pikir mungkin saya kalau jadi orang yang ceria,biasa terkeren di sekolah soalnya banyak orang yang sapa saya,tersenyum,tau namaku,seperti terkenal betul di sekolah,tapi saya aja yang ngacangin semua itu alhasil orang orang yang sapa saya sekarang gak pernah di sapa lagi.ingin sekali rasanya berubah tapi susah sekali,kalau di pendam terus sampai kapan saya begini,saya takut anehku ini bisa terbawa sampai saya beser.Tolong beri saya tips untuk mengubah sifat anehku ini,rasanya pengen sama keluargs aja gak mau sama orang lain,gak nyaman.
    Semoga sifatku ini bisa tersembuhkan.AMIIN

    ReplyDelete
  31. Saya dulu dibully dari SD sampe SMA mereka sering ngatain saya muka jelek,dihina ditertawakan. dan setiap hari saya selalu bertemu dengan mereka baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan rumah,saya di bully terus tiap hari, gara-gara itu yang membuat mental saya menjadi drop sampe sekarang, saya jadi orang pemalu minder dan tidak ada rasa percaya diri, dan membuat prestasi belajar saya menurun drastis, saya sangat terpuruk ,apa salah saya, saya tidak pernah sekalipun menyakiti mereka,tapi kenapa mereka selalu membuly saya, saat ini saya sudah kuliah tapi karna rasa trauma yang kuat saya hanya jadi Mahasiswa yang pasif, tidak banyak teman, nilaipun banyak yang tidak lulus,dan saya tidak tau apakah saya bisa wisuda atau tidak, Ya Allah tolong mudahkanlah hidup saya, saya berjanji saya akan menuntut mereka di Akhirat nanti karna mereka tidak ada niat untuk meminta maaf pada saya.

    ReplyDelete

Terima kasih telah berkunjung ke blog ini, silakan tinggalkan komentar yang baik dan positif ya :D