Image by freepik.com |
Bekerja.
Semua orang pasti sudah tau apa itu definisi bekerja. Kalau menurut KBBI sendiri, bekerja adalah sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah, atau mata pencaharian. Jadi, intinya memang bekerja itu untuk mencari nafkah atau penghasilan baik untuk diri sendiri, keluarga, atau orang lain.
Di dunia yang sudah sangat maju seperti sekarang, bekerja tidak hanya identik dengan kaum pria. Sudah banyak sekali perubahan tatanan sosial yang terjadi si masyarakat semenjak zaman pra sejarah dimulai. Bekerja yang dulunya hanya lekat dengan posisi laki-laki sebagai tulang punggung keluarga kini sudah berubah. Perempuan kini sudah mulai memegang peranan sebagai 'pekerja' sehingga banyak sekali istilah yang lahir seperti wanita karir, working mom, bussiness woman, dan lain sebagainya.
Perempuan Bekerja VS Perempuan di Rumah
Topik ini selalu 'panas' dikalangan perempuan zaman sekarang. 'Perang dingin' antara perempuan yang memilih kerja di kantor dan perempuan yang mengabdikan diri di rumah seringkali terjadi.
Perempuan bekerja berdalih bahwa tujuan bekerja adalah meringankan beban suami, menambah pemasukan, dan juga untuk mengembangkan diri. Sementara itu, perempuan yang tidak bekerja (di rumah saja) merasa bahwa peran seorang ibu tidak bisa tergantikan oleh siapapun. Seorang perempuan yang sudah menjadi istri dan ibu, wajib mengabdikan diri untuk keluarga di rumah.
Saya seringkali berdiskusi dengan suami tentang fenomena sosial ini, lalu kami berkesimpulan bahwa memang setiap keluarga memiliki visi, misi, dan kurikulum masing-masing. Sehingga kita tidak bisa memukul rata setiap keluarga. Dan tentunya, baik bagi satu keluarga belum tentu baik bagi satu keluarga lainnya.
Setiap keluarga memiliki tujuan dan tuntutan hidup masing-masing. Ada yang memang kebutuhan hidup keluarga tersebut cukup dengan nafkah suami saja, namun ada juga yang kebutuhan hidup keluarga harus ditanggung bersama.
Yang terpenting adalah tidak merasa diri paling benar dan saling menghargai pilihan hidup yang dibuat oleh masing-masing keluarga, termasuk pilihan bekerja di luar rumah bagi perempuan sebagai seorang istri dan ibu.
Pilihan lain, yakni Bekerja dari Rumah
Bekerja dari rumah? Emang bisa?
Zaman berkembang dengan sangat cepat, apalagi di era teknologi seperti sekarang. Sesuatu yang mustahil di masa lalu, bisa menjadi sesuatu yang sangat populer di masa sekarang.
Jika dulu bekerja identik dengan blazer, kantor, pergi pagi pulang petang, sekarang itu semua bisa berubah. Bahkan di beberapa perusahaan, ada yang memberi keleluasaan karyawannya untuk bekerja dari rumah. Hal ini dikarenakan kondisi jalan yang kian macet parah, sehingga bekerja dari rumah menjadi suatu solusi untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas waktu.
Apalagi sekarang, internet sudah menjadi gaya hidup masyarakat, sehingga akses informasi, data, dan segala kebutuhan yang terkait dengan pekerjaan sangat mudah diakses darimana pun. Termasuk dari rumah.
Baca juga tulisan tentang mompreneur disini.
Sebenarnya, saya sendiri adalah seorang 'pekerja rumahan'. Kemudahan akses internet yang saya dapatkan, sangat memudahkan untuk melakukan berbagai pekerjaan. Salah satunya menjadi blogger dan freelance writer.
Informasi bisa saya dapatkan gratis via internet, sedangkan tulisan saya pun diakses via internet, begitu juga dengan 'pembayaran', ini pun langsung cring-cring via internet.
Dengan begitu, saya bisa tetap produktif secara finansial dan berkembang secara keilmuan dan mental meski saya berada di rumah. Dan ini lah 'bekerja dari rumah' versi saya.
Manfaat Bekerja dari Rumah
Saya sendiri (sebagai pekerja rumahan) merasakan banyak manfaat ketika bekerja dari rumah.
*waktu yang fleksibel* Saya paling gak bisa bekerja dengan rutinitas. Untuk itu, bekerja dari rumah ini benar-benar pilihan yang tepat untuk 'si fleksibel' (alibi banget).
*bisa sambil ngawasin anak* Nah ini juga salah satu keuntungan kalau kita bekerja dari rumah. Walaupun kadang kerjaan-kerjaan tersebut menuntut konsentrasi tingkat tinggi, gerak-gerik anak masih tetap bisa kita awasi.
*rumah tetap bisa dirawat sendiri* Karena bekerja di rumah, pekerjaan domestik rumah tangga tetap bisa saya pegang sendiri. Ceritanya lagi ngirit biaya ART.
*tetap bisa dekat dengan suami* loh? emang kalo bekerja di luar rumah gak bisa deket sama suami? bukan gitu maksudnya. Karena suami saya bekerja di pusdiklat, dengan ritme kerja yang 'jungkir balik', mau gak mau harus ada yang bisa stay di rumah. Kalau kita berdua sama-sama bekerja di luar rumah, bisa-bisa jarang ketemu deh.
*gak kena macet, panas, atau bejubelan di dalam KRL* Alhamdulillahnya, bekerja dari rumah bisa terhindar itu semua. Lumayan kan, bisa mengurangi beban lalu lintas.
*rumah tetap bisa dirawat sendiri* Karena bekerja di rumah, pekerjaan domestik rumah tangga tetap bisa saya pegang sendiri. Ceritanya lagi ngirit biaya ART.
*tetap bisa dekat dengan suami* loh? emang kalo bekerja di luar rumah gak bisa deket sama suami? bukan gitu maksudnya. Karena suami saya bekerja di pusdiklat, dengan ritme kerja yang 'jungkir balik', mau gak mau harus ada yang bisa stay di rumah. Kalau kita berdua sama-sama bekerja di luar rumah, bisa-bisa jarang ketemu deh.
*gak kena macet, panas, atau bejubelan di dalam KRL* Alhamdulillahnya, bekerja dari rumah bisa terhindar itu semua. Lumayan kan, bisa mengurangi beban lalu lintas.
Tantangan Tersendiri
Walaupun bekerja dari rumah memiliki banyak manfaat positif, bukan berarti ngga ada tantangannya. Sedikit banyak perlu ada 'penyesuaian' yang harus kita lakukan.
*manajemen waktu* Karena kita bekerja dari rumah, otomatis pekerjaan yang kita lakukan harus menyesuaikan dengan pekerjaan domestik di rumah.
*godaan untuk santai-santai* Kadang kita merasa terlalu santai (karena berpikiran hanya bekerja dari rumah) sehingga sering menunda pekerjaan alias santai-santai.
*tidak memiliki target* Biasanya, orang yang bekerja di kantor memiliki target pekerjaan tersendiri. Ini pun harus diterapkan bagi kita yang bekerja dari rumah.
*dianggap tidak profesional* Karena tidak punya kantor, seringkali para 'pekerja rumahan' tidak dianggap profesional. Solusinya adalah memberikan karya yang terbaik sebagai bentuk profesionalitas.
Siapa Saja yang Sukses Bekerja dari Rumah?
Walaupun bekerja dari rumah memiliki banyak manfaat positif, bukan berarti ngga ada tantangannya. Sedikit banyak perlu ada 'penyesuaian' yang harus kita lakukan.
*manajemen waktu* Karena kita bekerja dari rumah, otomatis pekerjaan yang kita lakukan harus menyesuaikan dengan pekerjaan domestik di rumah.
*godaan untuk santai-santai* Kadang kita merasa terlalu santai (karena berpikiran hanya bekerja dari rumah) sehingga sering menunda pekerjaan alias santai-santai.
*tidak memiliki target* Biasanya, orang yang bekerja di kantor memiliki target pekerjaan tersendiri. Ini pun harus diterapkan bagi kita yang bekerja dari rumah.
*dianggap tidak profesional* Karena tidak punya kantor, seringkali para 'pekerja rumahan' tidak dianggap profesional. Solusinya adalah memberikan karya yang terbaik sebagai bentuk profesionalitas.
Siapa Saja yang Sukses Bekerja dari Rumah?
Tidak asing lagi kan mendengar Asma Nadia, Dee Lestari, Helvi Tiana Rosa, bahkan JK. Rowling. Mereka adalah para penulis yang berhasil berkarya dari rumah. Tulisan-tulisan mereka pun tak jarang yang laris manis diangkat menjadi film layar lebar.
Ina Cookies dan Brownies Amanda adalah sebuah usaha yang dirintis oleh perempuan yang 'bekerja' dari rumah. Saya ingat betul ketika menghadiri seminar wirausaha oleh ibu Ina Cookies, beliau menjadi inspirasi bagi saya untuk terus berusaha dan berkarya.
Ibu Ina berhasil menghasilkan keuntungan finansial bagi keluarga, dan juga memberikan dampak bagi sosial di lingkungan masyarakat dengan membuka lapangan pekerjaan bagi perempuan yang lain.
Banyak sekali perempuan-perempuan yang menginspirasi saya untuk terus konsisten bekerja dari rumah. Berbagai profesi perempuan seperti jasa penerjemah, jasa pembuat nama bayi dan perusahaan seperti Mak Amrita, jasa desain web, blogger profesional, penulis buku, wirausahawan, fotografer, wedding make up, crafting dan banyak lagi adalah perempuan-perempuan yang tetap bekerja dan berkarya walau tidak 'hengkang' dari rumah.
Ada Panduannya
Untuk yang ingin memulai bekerja dari rumah, sekarang ada kitab panduannya loh. So, Don't Worry Be Happy.
Mau liat? Mau liat?
Mainkan Saja Peranmu
Terkadang saya selalu bertanya dalam hati, apakah pilihan saya ini, bekerja dari rumah akan membawa saya kepada kesuksesan, kepada impian yang saya idam-idamkan. Apalagi kalau ada pertanyaan "capek-capek kuliah kok kerjanya di rumah?" Lagi-lagi saya harus meluruskan orientasi hidup saya sendiri. Dan saya percaya, tidak ada hal yang sia-sia, apalagi berkenaan dengan takdir yang kuasa.
Sering saya berdiskusi dengan suami, kami bertanya-tanya "dimanakah letak kebahagiaan". Dan, diskusi kami selalu berujung pada kesimpulan bahwa bahagia ada di hati kita masing-masing, bukan tentang pandangan orang lain. Bahagia adalah mengerjakan apa yang membuat hati kita tenang dan senang. Bahagia adalah memberikan dedikasi untuk masyarakat, memberikan manfaat yang terbaik.
Jikalau hari ini perempuan lain memainkan perannya dengan bekerja di luar rumah, maka dengan tegas saya menyatakan bahwa hari ini saya pun memainkan peran saya sebagai perempuan yang bekerja dari rumah.
Semoga Bermanfaat :)
Ada Panduannya
Untuk yang ingin memulai bekerja dari rumah, sekarang ada kitab panduannya loh. So, Don't Worry Be Happy.
Mau liat? Mau liat?
image |
Saya pribadi, walau sudah merasakan bagaimana bekerja dari rumah, bukan berarti sudah sempurna di bidang ini. Aduh masih jauh banget deh. Seringnya sih saya jalan-jalan ke toko buku, untuk nyari referensi seputar blogging, kepenulisan, dan tentang internet marketing.
Dan, sekarang ada buku yang membahas tentang topik yang saya suka. Apalagi kalau bukan 'Bekerja dari Rumah'.
Bisa kita liat pada cover buku ini, pembahasan menarik mengenai sukses bekerja dari rumah membahas tentang:
*Jenis pekerjaan untuk freelancer
*Keahlian yang dibutuhkan
*Strategi marketing
*Membangun jejaring
*Manajemen waktu dan keuangan
*Profil perempuan inspiratif
Materi yang paling ingin saya pelajari adalah tentang strategi marketing. Karena sejauh ini saya belum memahami bagaimana saya harus 'memasarkan diri sendiri'. Dan saya rasa ini sangat penting dilakukan untuk menunjang profesi saya sebagai seorang blogger dan freelance writer.
*Wah, mudah-mudahan bisa segera baca buku ini*
***
Mainkan Saja Peranmu
Terkadang saya selalu bertanya dalam hati, apakah pilihan saya ini, bekerja dari rumah akan membawa saya kepada kesuksesan, kepada impian yang saya idam-idamkan. Apalagi kalau ada pertanyaan "capek-capek kuliah kok kerjanya di rumah?" Lagi-lagi saya harus meluruskan orientasi hidup saya sendiri. Dan saya percaya, tidak ada hal yang sia-sia, apalagi berkenaan dengan takdir yang kuasa.
Sering saya berdiskusi dengan suami, kami bertanya-tanya "dimanakah letak kebahagiaan". Dan, diskusi kami selalu berujung pada kesimpulan bahwa bahagia ada di hati kita masing-masing, bukan tentang pandangan orang lain. Bahagia adalah mengerjakan apa yang membuat hati kita tenang dan senang. Bahagia adalah memberikan dedikasi untuk masyarakat, memberikan manfaat yang terbaik.
Jikalau hari ini perempuan lain memainkan perannya dengan bekerja di luar rumah, maka dengan tegas saya menyatakan bahwa hari ini saya pun memainkan peran saya sebagai perempuan yang bekerja dari rumah.
Semoga Bermanfaat :)
“Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Menulis “Asyiknya Bekerja dari Rumah”
Wahhh.. Pengen baca bukunya juga Mbak.
ReplyDeleteKepengen juga mulai pelan-pelan cari pekerjaan yang bisa nantinya dikerjakan di rumah. Cuma kadang ide dan konsep pekerjaannya masih belom dapet.
Makasi buat sharingnya :)