"Kau adalah lilin penerang, dalam kegelapan. Bapak, Ibu Guruku"
Assalamu'alaikum
Karena hari ini bertepatan dengan hari guru, maka postingan saya kali ini, saya dedikasikan untuk para guru yang ada di seluruh dunia, yang senantiasa menginspirasi dan memberikan semangat kepada murid-muridnya tanpa berbatas masa.
Terima kasih Bapak, Ibu Guru, jasamu tiada tara.
***
Hei-hei, Siapa Dia?
Gara-gara bapak guru ini aku jadi blogger.
Yaps, judul postingan kali ini memang begini adanya. Aku jadi blogger gara-gara kalimat seorang guru. Tepatnya guru saya waktu masih SD sampai SMP.
Namanya Bapak Abdul Aziz Rofiq.
Beliau adalah guru saya ketika SD hingga SMP (karena saya sekolah SD-SMP di yayasan yang sama tempat beliau mengajar).
Saya sih lebih sering manggilnya, Pak Rofiq. hihi.
Pak Rofiq itu orangnya ramah, baik banget, selalu ceria, dan juga santai. Berhubung beliau adalah guru kesenian dan kerajinan tangan waktu itu, Pak Rofiq sering memberikan tugas-tugas kreatif untuk kami ini.
Bapak sering memberikan tugas menggambar, mewarnai, membuat mozaik, membuat anyaman dari kertas, nyanyi, pokoknya bikin sesuatu yang kita suka, sekreatif mungkin, dan hampir tanpa batasan.
Iya, Bapak jarang sekali membatasi kreatifitas kami. Bapak selalu membebaskan imajinasi kita melangit, tanpa banyak aturan.
*maaf ya Pak, saya kepo-kepo akun facebooknya Bapak*
Pak Rofiq juga guru yang menurut saya 'beda'. Sejak kecil saya merasakan bahwa Bapak punya aura yang lain. Pemikiran Bapak jauh lebih terbuka tentang pendidikan dan pembelajaran, Bapak juga sering memberikan 'input' kepada muridnya, yang bukan hanya konten pembelajaran semata.
Pak Rofiq adalah salah satu guru yang menyenangkan *bagi saya* kita sering diajak bernyanyi diiringi dengan musik (Bapak yang main keyboard), setiap Bapak masuk kelas juga gak pernah ada aura "Killer" di ruang kelas. Kalau Bapak yang ngajar kelas jadi lebih santai dan gak bikin tegang.
Bapak juga jarang ngasih kita "PR" hehehe. Paling Bapak cuman ngasih tugas membeli peralatan untuk membuat prakarya.
*Beli karton, cat air, crayon, buku gambar, kertas warna, gunting, penggaris, lem, dll.
Pergi Ke Inggris
Gak nyangka Pak, beberapa waktu lalu Bapak terbang ke Oxford, Inggris untuk pelatihan guru.
Waktu liat facebook Bapak dan baca cerita Bapak tentang keberangkatan ke Oxford, saya merinding. Subhanallah, suatu pencapaian yang luar biasa. Dan mudah-mudahan bisa menginspirasi banyak orang. Terutama para guru di Indonesia.
So proud of you, Pak!
Dari kecil saya sudah merasa kalau suatu saat Bapak pasti bisa jadi orang yang hebat, guru yang hebat, dan ternyata Allah SWT Maha kuasa, ketika Bapak istiqomah menjadi guru, Allah kasih hadiah luar biasa buat Bapak. Sekali lagi, saya bangga, mudah-mudahan banyak keberkahan dan hadiah yang selanjutnya akan Allah berikan buat Bapak.
Semoga kegigihan dan konsistensi Bapak juga bisa nular ke saya, dan saya bisa pergi ke luar negeri juga. Amiinnn Yaa Allah.
Gara-gara Komentar
Nah, ini dia.
Bapak adalah salah satu guru yang menginspirasi dan memotivasi saya. Baik ketika sekolah dulu, maupun sekarang.
*apalagi waktu liat foto-foto Bapak di Oxford, saya langsung termotivasi berat*
Dan yang paling GAK NYANGKA adalah Bapak sempet BACA BLOG SAYA. *terharu* *brb nyari tisu*
*Pak Rofiq ngasih komentar di postingan saya*
Sungguh, saya jadi haru sekali. Waktu Bapak berkenan meninggalkan komentar di blog pribadi saya. Dan disitulah awal semangat saya untuk mulai menulis dan menulis di blog ini.
Kalimat yang Bapak tulis saya ingat baik-baik, dan Alhamdulillah, semakin kesini saya banyak melihat dan menerima banyak hal dari menulis. Dari sini saya mulai fokus blogging dan ingin menjadi seseorang yang terus produktif dan bermanfaat.
Terima kasih, Pak.
20 tahun berlalu tapi Bapak tak pernah berhenti jadi guru saya. Bapak tetap menjadi sumber motivasi dan inspirasi bagi saya dan mudah-mudahan untuk teman-teman yang lain.
***
Di Hari Guru ini,
Saya -yang hanya mampu mengucapkan terima kasih lewat media sosial- sekali lagi mengucapkan banyak terima kasih. Untuk Pak Rofiq, untuk guru-guru di SDI dan SMP Al-Amanah, untuk semua yang diberikan dan tak pernah mampu terbalas.
Semangat dan bimbingan seorang guru itu tak pernah berbatas waktu, hingga kapan pun. Bahkan ketika puluhan tahun ditempuh, bahkan ketika usia mencapai batasnya di dunia, guru adalah sebuah nyala lilin dalam kegelapan.
Tak perlu repot merangkai kalimat, tak perlu risau bertopeng di muka, seorang guru, dengan pribadinya pasti mampu membawa titik terang di hati murid-muridnya.
Bahkan sebuah kalimat sederhana, suatu saat akan menjadi sebuah nasihat yang berapi-api. Percayalah, Bapak dan Ibu guru.
Konsistensi dan pengabdian tak ternilai itu pasti akan dibalas. Siapa lagi yang akan membalas kebaikan selain yang membuat perjanjian, yakni sang pencipta seluruh alam.
Kalau katanya menjadi guru adalah pekerjaan yang rendah atau remeh, tapi bagi saya sungguh tidak begitu. "Pekerjaanmu" memang tak terlihat kilat seperti mie instan, namun usahamu akan telihat puluhan tahun ke depan.
Ketika kami-kami ini "jadi orang", ketika kami-kami ini berusaha mengingat kembali nasihat kalian saat kami tak sengaja melakukan kesalahan, ketika kami membutuhkan semangat dalam perjalanan kehidupan. Disitulah kata-kata kalian kami camkan baik-baik.
Banggalah wahai hati para guru.
Sekali lagi, kalian adalah nyala lilin di hati kami semua.
Selamat Hari Guru Nasional.
Semoga keberkahan, kesehatan, dan keselamatan
menjadi pakaian dalam mendidik dan menginspirasi
anak Indonesia dan dunia.
Bapak gurunya keren (y)
ReplyDeleteSatu hal yang saya ingat dari GURU itu, meski murid-muridnya sudah berevolusi melanglangbuana. Para guru tetap rendah hati, mengajar dan awet muda :D
Selamat Hari Guru :)
ReplyDeletehiks, tisue mana tissue, dari tadi bw harus sedia tissue nich. Selamat hari guru ya Pak Rofiq.
ReplyDeleteTetap semangat menulis ceu, selamat hari guru! :)
ReplyDeleteSelalu ada ya guru hebat seperti itu buat kita. Semoga ilmu yang mereka berikan menjadi amal jariyah buat mereka kelak.... aamiin
ReplyDeleteya ampun bapaknya keren ya, semoga tetap diberi kerendahan hati. Salam kenal pak. Salam kenal juga mbak
ReplyDeleteduhh...baru baca, gapapa ya trlambat 2 tahun. terimakasih astin, seukses juga untukmu
DeleteMaaf baru baca. Biasa aja Lidha, cuma melakukan apa yang harus dilakukan...he..he
DeleteSenangnya punya guru seperti itu karena murid2 memang tidak hanya perlu diajari tapi juga diberi inspirasi.
ReplyDeleteSalam hormat untuk Bpk. Rofiq :)
ReplyDeleteKeren abiiiis bapak gurunyaaa :)
terimakasih Bibi Titi Teliti. subhanallah...
DeleteKeren mbak,,, memang motivasi biasanya dari orang lain yang tak terduga. Mbak sangat bersyukur motivasi datang dari gurunya mbak,,, Ikut senang bacanya :-)
ReplyDeleteJadi baca lagi posting ini Tetty, hiks.... Masih terus nulis kan?
ReplyDeletePerlu melangkah untuk bikin buku juga, semoga sudah...