“Masa jeruk minum jeruk”
Siapa yang familiar sama
kalimatnya si Jojo? Pasti generasi 90-an kek saya deh, haha *gak penting banget
openingnya*
Kalau dari kecil udah familiar
banget sama kata-kata Joshua tentang minuman rasa jeruk ini berarti kita satu
angkatan, trus ngeliat si Jojo udah gak seimut dulu lagi. *makin ngawur*
Gara-gara nonton berita tentang
kaum LGBT yang makin marak di Indonesia memang otak saya jadi rada ngawur.
Mikirin mereka? Bukan, saya mikirin nasib para perempuan yang menanti jodoh,
dan laki-laki yang juga menanti meminang seorang pujaan hati. Stok laki-laki
dan perempuan bisa jadi menipis gara-gara jadi suka sesama jenis. Duh gak
kebayang.
Kalau denger istilah jeruk makan
jeruk, yang kebayang itu memang iklan si Jojo itu (padahal kan itu “minum” ya
bukan “makan”) tapi ternyata sekarang kita udah tau kalau kalimat jeruk makan
jeruk itu mengarah ke kaum LGBT khususon para Gay yang melakukan “hubungan
asmara” dengan sesama jenisnya. *amit-amit jabang bayi*
Marak di Twitter
Katanya, kaum LGBT makin marak di
Twitter. Iya sih ada akun yang koplak banget, tentang komunitas Gay di Jakarta
yang anggotanya adalah anak SMP dan SMA. Followernya udah 17 ribuan *gilak* dan
yang mensyen juga udah banyak banget. Tapi hati-hati deh pas buka itu gambarnya
banyak banget yang kelewat vulgar, harusnya udah diblokir tuh akun sama
Kemkominfo.
Tapi ada yang bikin ngelus tembok
juga. Banyak mensyen yang berasal dari komunitas gay lokal. Seperti @GayBogor
@GayCibinong @GayDepok dll. Kenapa saya ngerasa DEG banget? Ya Alloh berarti
disekitaran tempat tinggalku ini ada kelompok LGBT berkeliaran. Seereemmm. Dan
mereka gak segan-segan mengajak sesamanya saling kopdar.
Wajah-wajah ABG yang lagi sedeng-sedengnya
puber juga banyak dipajang. Mereka memberikan pengumuman bahwa mereka ‘ready’
untuk berkumpul dengan sesamanya, bahkan ada yang bertanya:
“biasanya pada S** party dimana?”
ABG loh ini ABG.
Ada di Kampus
Kenapa LGBT jadi sorotan lagi?
Karena di pemberitaan media, kelompok LGBT ini sudah membuat komunitas atau
organisasi ilegal di salah satu kampus yang ada di Depok. Pihak rektorat sih
menegaskan bahwa memang organisasi mereka ini gak ada izin sama sekali, dan
pihak kampus akan menyelidiki dan mengusut kasus ini hingga tuntas. Ya moga aja
begitu, ngeri kan kalau yang begini udah masuk dunia akademik. Apalagi di
kampus yang bonafid dan berkualitas tinggi.
Kenapa jadi Gay atau Lesbian?
Menurut tulisan-tulisan yang saya
baca di internet, orang bisa jadi Maho atau Lesbi itu banyak banget faktornya.
Mulai dari keturunan, trauma, kekerasan seksual yang pernah dialami,
lingkungan, hingga dari keisengan (dan yang ini paling parah nih, iseng bikin
dosa).
Keturunan
Kata dokter Boyke, Gay atau
Lesbian itu diturunkan dari genetika orang tua, atau masalah yang terjadi
ketika di dalam kandungan. Hingga saat dewasa, gen itu menjadi penyebab ia suka
dengan sesama jenis.
Serem juga kalau memang
kecenderungan suka sesama jenis ini diturunkan dari genetika. Naudzubillah.
Trauma
Orang juga bisa jadi gay atau
lesbi itu katanya karena trauma. Biasanya trauma karena ditolak oleh pasangan
lawan jenis sebelumnya. Karena merasa hidupnya hancur, ia lebih memilih suka
dengan sesama jenis, dari pada lawan jenis yang jelas-jelas sudah mengecewakan
hidupnya.
*sesat banget ini pemikiran*
Kekerasan Seksual
Ada juga yang berpendapat kalau
orang jadi gay atau lesbi karena mendapat perlakuan (kekerasan seksual) ketika
kecil, hingga akhirnya menjadi semacam ‘dendam’ yang tak berkesudahan untuk
melakukan hal yang sama.
Lingkungan
Menurut Bu Elly Risman, ketika
dalam suatu lingkungan tidak diberlakukan adanya norma agama dan norma kebaikan
lainnya, maka kepribadian seseorang itu akan jadi ‘bablas’. Ia tidak tau mana
benar mana salah. Apalagi jika sehari-hari ia melihat perilaku homoseksual dan
lesbian dianggap biasa, maka dalam benaknya hal itu adalah sebuah tindakan yang
wajar.
Berasal dari Iseng
Nah ini yang gaswat banget. Ada
loh yang jadi gay atau lesbi karena ISENG BELAKA. Dan dari keisengan inilah ia
jadi kecanduan. Ketika seseorang iseng untuk melakukan ‘hubungan’ dengan sesama
gay atau lesbi, maka ia tidak akan pernah berhenti. Ada efek kecanduan yang
fatal ketika mencoba sekali, kemudian terus menerus dan tidak bisa berhenti.
PARAH BANGET YA INI MAH.
Dunia Mereka
Atas dasar penasaran saya juga
coba googling tentang dunia mereka. Yang saya temukan memang yang serem-serem. Mereka
memiliki hubungan layaknya sepasang kekasih bahkan suami istri. Di dunia
lesbian misalnya, ada yang berperan “kecowok-cowoan” dan juga ada yang bersisi
feminim. Kalau kita inget band TATU pasti kebayang deh itu sepasang perempuan
tapi yang satu tomboy banget dan yang satu feminim banget. Tapi ada juga yang
sama-sama keliatan feminim, tapi mereka adalah pasangan penyuka sesama jenis.
Kaum LGBT suka berdalih kalau
ditanya “kenapa sih suka sesama jenis?”
“Ya luh sendiri kenapa bisa suka
sama lawan jenis?”
Gak ada yang bisa mendeskripsikan
‘perasaan’ mereka, katanya.
Di salah satu talkshow luar
negeri pun saya pernah menyaksikan ada pasangan lesbian yang hidup bersama
layaknya suami istri, bahkan mereka memiliki seorang anak. ANAK DARI MANA.
Jadi salah satu dari mereka itu
ada yang berperan feminim dan maskulin. Nah yang feminim itu “merelakan”
rahimnya untuk diberikan sperma dari laki-laki lain sehingga mereka bisa
memiliki keturunan.
*Gak kebayang nanti hidup anaknya
bakal kayak gimana*
LGBT adalah HAM
Kalau di luar negeri sih jelas. Negara
yang menerapkan aturan hidup sebebas burung merpati menganggap LGBT adalah Hak
Asasi Manusia yang nggak bisa diganggu gugat oleh orang lain. Urusan suka sama
orang, siapapun itu, adalah hak manusia, baik suka dengan lawan jenis atau
sesama jenis.
Mau hidup bersua kek, mau suka
sama orang, mau nikah sama tembok, nikah sama menara eiffel, mau ngejomblo
seumur-umur juga gak ada yang larang. Jadi soal LGBT mah udah gak ada yang
nyangkal.
Kalau di Indonesia ya gak gitu
lah.
Indonesia punya dasar negara yang
mewajibkan setiap warga negara memeluk agama, dan agama mana sih yang
memperbolehkan perilaku kek begini? Gak ada kan? Jadi jelas LGBT gak akan bisa diterima di Indonesia
yang notabene negara berketuhanan.
LGBT makin Eksis
Ini PR banget, buat kita khususya
umat muslim. Jelas-jelas ini tindakan menyimpang yang membuat kaum Sodom
(kaumnya nabi luth) diazab oleh Alloh.
Kalau ada yang mikir “Yang LGBT
kan mereka, jadi bukan urusan gue lah. Gue mah hidup masing-masing aja, asal
jangan saling ngerugiin” coba deh dipikir ulang lagi.
Kalau dibiarin, LGBT ini makin
eksis, makin luas. Liat tuh followers di twitternya aja udah 17-ribuan. Itu
yang baru keliatan, belum lagi yang terselubung. Kalau ada saudara kita atau
keluarga kita yang iseng ikutan gimana?
Masalah azab memang kuasa Alloh
SWT. Tapi sebagai manusia, masa iya kita merelakan jalan untuk siap diazab. Ya
gak gitu juga kali.
Gak Terima LGBT Ada
Kalau saya pribadi sih GAK TERIMA
LGBT ada di Indonesia. Tolong pemerintah berusaha maksimal untuk memberantas
masalah ini. Jangan santai, apalagi dijadiin ajang pengalihan isu sama para politisi.
Caranya gimana? Ya pemerintah
lebih tau lah, kalau nanya saya taunya tentang pakaian yang lagi numpuk di meja
setrika.
Jadi Gay atau Lesbi Takdir atau Iseng?
Hidup ini kan katanya pilihan,
jadi masih ada takdir yang bisa diubah dengan cara yang baik dan benar.
Bukankah Alloh tidak akan merubah nasib suatu kaum kalau dia tidak berusaha?
Dan satu lagi, jangan sampai
perbuatan iseng malah jadi menjerumuskan diri ke dalam dosa besar. Karena salah
satu faktor yang membuat seseorang menjadi gay atau lesbian ya itu tadi, bisa
karena iseng ‘coba-coba’ eh malah gak bisa berhenti jadi penyuka sesama jenis.
Sebelas dua belas lah sama ngerokok dan ngedrugs, sekali nyoba susah buat
berhenti lagi.
Kalau mau iseng ya ikutan kuis
atau lomba blog aja lah. Atau iseng nge-apply beasiswa LPDP, siapa tau bisa
kuliah keluar negeri. Jalan hidup adek-adek SMP dan SMA masih panjang banget.
Jangan diancurin dengan ngefollow akun yang gak ada manfaatnya sama sekali, dan
iseng ngikutin kelakuan mereka yang gak bener.
Dan untuk oknum dibelakang
akun-akun itu, tolong dong jangan rusak anak Indonesia. Kalau mau bikin dosa
gak usah ngajak-ngajak orang, apalagi ABG yang masih lugu.
Buat adek-adek yang masih ABG,
lebih cerdas dalam bergaul yuk. Masa iya hidup ini mau disia-siain gitu aja.
Jalan masih panjang, prestasi masih bisa cemerlang. Jadi gay atau lesbian itu sama
sekali bukan takdir. Pilihannya ada di tangan kita masing-masing.
Haduuuh...ngeri sama pergaulan anak-anak sekarang. Begitulah kalo dasaran agamanya kurang, orangtuanya cuek (yang penting anaknya seneng dan masih hidup aja)...aku juga was-was...masalahnya lingkungan tempat tinggalku juga banyak orng-orang yang bermasalah. Hanya bisa berharap, berdoa, berusaha...semoga Allah melindungi kita dan anak-anak turun kita..aamiin
ReplyDeleteaamiinn.. iya mbak, ternyata yg begitu bs diakses via gadget kan? ortu mana tau, apalagi yg sibuk.. yg gak sibuk aja kdg anak bisa kucing2an.. serem kann.. huhu
Deletesaya juga gak terima, semoga saja mereka yang sudah terlanjur terjun bisa kembali ke fitrahnya..sebenarnya bisa kok kalian kembali..bisa..bisa..hiks bisa kan? ko jadi sedih ya, mudah2an Allah SWT MELINDUNGI kita semua dan keturunan kita ya
ReplyDeleteiya mbak amin, serangan mereka makin massive, kita harus waspada..
Deletewaspada ja sih mba...terutama di asrama gitu...hhihii pengalaman jaman dulu
ReplyDeleteiya aku pernah liat film indie, settingannya di asrama gitu..
DeleteMak.. aku selalu pengen bahas ini di blog tapi masih ragu. Beberapa tahun lalu sempat twit war sama gay around the world in english pula.Blm tahi gimana mengkomunikasikannya dgn baik agar mereka sadar tpi tdk tersakiti. Kalo dibiarin kasian mereka.
ReplyDeletetetap semangat mendakwahi mbak, sampaikan walau saty ayat, walau itu pahit, karena tugas kita sbg manusia saling mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran.. insya alloh dimudahkan :)
DeleteItu nular lho, Teh. Banyak juga yg ikut2an awalnya. Ih, serem kalau ada di lingkaran itu
ReplyDeletemau posting juga ttg topik yg lagi kekinian ini tapi masih draft aja ga jadi2, eh malah kena pilek batuk. tambah terlantar deh blognya, hihi
ReplyDelete