Ketika pertama kali melihat tumpukan kardus berlogo Morinaga
Chil-Go! di halaman rumah, Kifah langsung berteriak kegirangan. Pasalnya,
sebelum itu Kifah pernah mendapatkan kiriman yang sama dari Morinaga Chil Go! beberapa
bulan yang lalu.
“Ini buat aku, Mi?” tanya Kifah.
“Iya, buat Kifah”
“ASIIIKKKKK”
Kifah sama sekali tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya.
Loncat kegirangan ke sana kemari karena susu favoritnya kembali datang ke
rumah.
Sebelumnya, saya sudah menuliskan keseruan petualangan Kifah
bersama Morinaga Chil-Go! di postingan ini. Dan sampai sekarang Kifah masih
minta berpetualang lagi ke tempat yang sama lho, saking serunya.
Memang apa sih Morinaga
Chil-Go!?
Gimana? Sudah baca keseruan petualangan Kifah di postingan
saya sebelumnya?
Kalau belum, biar deh saya ceritakan lagi sekilas tentang
Morinaga Chil-Go!
Morinaga Chil-Go! adalah susu cair pertumbuhan anak-anak yang
dikemas dalam botol plastik. Botolnya mungil dan mudah dibawa kemana-mana.
FYI: Botolnya sendiri ramah lingkungan dan bisa didaur ulang.
Sebelumnya, Morinaga sudah terkenal dengan produk susu
pertumbuhan berbentuk bubuk seperti Chil Kid dan Chil School. Nah, Morinaga
Chil-Go! ini adalah varian baru dari Morinaga, yaitu susu cair dalam kemasan
yang simpel dan mudah dibawa berpergian. Tersedia 3 varian rasa, yaitu rasa coklat,
vanila, dan stroberi.
Kandungan Gizi yang terkandung dalam Morinaga Chil-Go!
diantaranya Prebiotik Inulin, Zinc, Kalsium dan juga vitamin A, C, E yang
mendukung gizi si kecil setiap hari.
Morinaga Chil-Go! ini diproduksi oleh Kalbe Nutritional yang
berdiri sejak tahun 1982 dengan nama PT. Sanghiang Perkasa atau lebih dikenal
dengan PT. Kalbe Farma, tbk. Kalbe nutrional berkomitmen untuk memberikan
makanan terbaik untuk diproduksi, salah satunya adalah susu cair pertumbuhan
Morinaga Chil-Go!
Itu hanya sekilas tentang Morinaga Chil-Go! Ya Mommy, tak
kenal kan maka harus ta’aruf dulu. Hehe. Lebih lengkapnya, saya akan bahas
kemudian.
Rezeki Durian Runtuh
Bagi Kifah, si balita usia 4 tahun yang sedang aktif-aktifnya
dan senang sekali minum susu setelah terbebas dari alergi protein sapi,
mendapatkan berkardus-kardus susu bagaikan rezeki durian runtuh.
Duh, saya berlebihan gak sih? Tapi memang kenyataannya, Kifah
langsung mengklaim susu itu miliknya seorang. Seluruh isi kardusnya dibuka, dan
Kifah segera mencari susu Morinaga Chil-Go! Rasa coklat yang memang jadi
favoritnya.
“Ummi, ini punya aku semua ya!”
“Iya, boleh. Tapi nanti bagi-bagi temen di sekolah ya”
Kifah mengernyitkan dahi, mulutnya yang mungil jadi lebih
menjorok ke depan.
“Jangan” ucapnya lirih.
“Loh kok jangan?”
“Ini kan semua punya aku?”
“Iya, kan ini banyak, bisa dibagiin ke temen-temen, supaya
bisa tahu rasa susu chil go”
Kifah masih belum membuat keputusan, ia masih terlihat menimbang-nimbang
sambil menghabiskan morinaga chil go! Coklat kesukaannya.
Berbagi Sebagai Standar
Kompetensi
Salah satu standar kompetensi anak usia dini (4-5 tahun) adalah “pelajaran berbagi", yang tentunya harus dicapai oleh seorang anak dalam proses pendidikan dan pembelajarannya. Baik di rumah maupun di sekolah.
Kegiatan bersama teman, seperti bermain bersama, berbagi,
melakukan hobi bersama, pergi bersama, dan kegiatan berbelanja bersama
merupakan hal yang harus diajarkan kepada anak, dan sebisa mungkin anak harus
menunjukan kompetensi tersebut dalam kesehariannya.
June R Oberlander dalam bukunya Slow and Steady Get Me Ready mengatakan bahwa salah satu parameter
kompetensi anak usia 4-5 tahun adalah senang berada di antara orang lain, mampu
berbagi, dan mau bergiliran.
Berbagi Menumbuhkan
Karakter
Dalam dimensi pendidikan karakter, ada tiga hal yang menjadi pilar
utama, yakni:
Moral Knowing
Moral knowing terdiri dari enam unsur penting, yang terdiri
dari: Kesadaran Moral (moral awareness), pengetahuan tentang nilai-nilai moral
(knowing moral values), penentuan sudut pandang (perspective taking), logika
bermoral (moral reasoning), keberanian mengambil sikap (decision making) dan
pengenalan diri.
Jadi, moral knowing adalah pemahaman yang bersifat kognitif kepada anak bahwa kebaikan itu
ada, dan harus dilakukan.
Moral Loving
Moral loving merupakan penguatan aspek pada diri anak untuk
menjadi manusia yang berkarakter. Sikap yang harus dirasakan oleh anak adalah,
percaya diri (self esteem), kepekaan
terhadap derita orang lain (emphaty),
cinta kebenaran (loving the good),
pengendalian diri (self control), dan
kerendahan hati (humanity).
Kesadaran akan mencintai kebaikan ini terlahir dari kognitif
yang baik, diperintahkan secara rasional dan logis oleh otak sebagai pusat
berpikir.
Moral Doing
Melatih Anak Berbagi
Berbagi merupakan kompetensi yang harus diajarkan kepada anak
sejak dini, dan yang paling penting bagaimana caranya agar berbagi menjadi
karakter yang tertanam di dalam diri anak.
Untuk membiasakan berbagi dalam diri anak memang susah-susah
gampang. Karena pada usia 4-5 tahun, biasanya sifat egois pada anak masih
sangat dominan. Anak masih menganggap semua miliknya adalah miliknya seorang. Sebagai
orang tua tentunya saya ingin Kifah mulai belajar, bahwa berbagi adalah hal
yang positif dan menyenangkan.
Bagaimana melatihnya?
Pertama, anak usia dini adalah mesin fotocopy
berjalan, dan otaknya pun laksana spons yang mudah menyerap berbagai hal. Ia
meniru apapun yang ia lihat, dengar, dan ia rasakan. Untuk membiasakan anak berbagi,
salah satu cara yang paling efektif adalah dengan memberikan contoh atau
teladan yang benar-benar nyata. Dan siapa lagi yang anak contoh selain kita,
orang tuanya. Maka dari itu, semua berawal dari orang tua sebagai pemberi
tauladan yang baik.
Kedua, jangan memaksa. Sekalipun berbagi
itu baik, kita juga tidak boleh memaksakan anak untuk berbagi jika memang
kondisinya tidak memungkinkan. Misalnya, mood anak sedang buruk.
Ketiga, komunikasikan dengan bijaksana. Ketika
anak enggan untuk berbagi, komunikasikan dengan baik apa manfaat berbagi bagi
dirinya dan orang lain.
Misalnya, “Wah bagus ya ini hadiah dari temennya Kifah” “Ini
kenang-kenangan dari Bu Guru juga bagus. Gimana kalau kita kasih Bu Guru juga?”
Sebisa mungkin, kita mengkomunikasikannya bahwa kebaikan akan
berbalas dengan kebaikan, termasuk berbagi dengan teman.
Keempat, pembiasaan. William Killpatrick
menyebutkan salah satu penyebab ketidakmampuan seseorang untuk berlaku baik
meskipun ia telah memiliki pengetahuan tentang kebaikan itu (moral knowing) adalah karena ia tidak
terlatih melakukan kebaikan (moral doing). Sekalipun anak sudah tahu apa
itu kebaikan, tanpa adanya pembiasaan, maka semuanya akan terasa sia-sia.
Tapi pernah juga loh ada kejadian yang kalau saya ingat-ingat
lagi, lucu dan membuat saya mengelus dada.
Jadi waktu itu, teman-teman Kifah main ke rumah. Saking senengnya,
Kifah mempersilakan semua teman-temannya masuk ke rumah dan makan semua makanan
yang ada di kulkas.
Shock dong saya!
Semua makanan yang ada di kulkas ludes oleh
anak-anak. Awalnya saya ingin marah, tapi lama kelamaan saya geli sendiri,
mungkin memang Kifah sedang menyerap konsep berbagi sedemikian dalamnya.
Hehehe.
Sebenarnya, saat ini adalah moment yang pas untuk mengajarkan
Kifah untuk lebih bersosialisasi dengan teman-temannya di sekolah. Karena Kifah
baru saja pindah ke sekolah yang baru.
Sebulan bersekolah, Kifah masih malu dan takut untuk kesekolah. Mungkin karena ia sudah merasa nyaman dengan sekolah dan
teman-temannya di sekolah yang lama. Selain itu, teman-teman yang baru belum
terlalu “ngeh” dengan kehadiran Kifah. Yah, namanya juga anak-anak sih, saya
maklum saja.
Saya pikir, kalau ada moment Kifah untuk “berani tampil” di
depan teman-temannya akan menjadi pembuka jalan keakraban bagi Kifah untuk
bersosialisasi lebih dekat dengan teman-barunya di sekolah.
Berbagi Bersama
Morinaga Chil Go!
Karena Kifah setiap hari makan bersama di sekolah bersama
teman-teman, saya berinisiatif untuk menambahkan susu cair Morinaga Chil Go! Sebagai
teman makan bersama.
Awalnya Kifah masih enggan untuk membagikan susu kesukaannya,
tapi lama-kelamaan hatinya luluh juga. Ia bersiap membagikan Chil Go! Untuk teman-temannya
di sekolah.
Setiap hari, Kifah berangkat ke sekolah bersama Abbiy. Lokasi
sekolah Kifah juga dekat dari rumah, dan merupakan rute Abbiy untuk berangkat
ke kantor.
Pagi-pagi sekali Kifah menyiapkan susu cair Morinaga Chil-Go!
Untuk dibawa ke sekolah. Kifah tampak sangat bersemangat, ia senang sekali
membawa banyak susu untuk diminum bersama pada jam istirahat nanti.
Sambil Abbiy menyiapkan motor untuk berangkat, Kifah memilih
susu yang akan dibawa ke sekolah. Ia memutuskan untuk membagikan Morinaga Chil
Go! Rasa Vanila dan Stroberi untuk teman-temannya di sekolah.
Ini dia persiapannya:
Kifah memilih susu cair Morinaga Chil-Go untuk dibagikan di sekolah |
Box motor Abbiy penuh dengan Morinaga Chil-Go! |
Susu Cair Morinaga Chil-Go! siap dibawa ke sekolah |
Nutrisi Lengkap dari
Morinaga Chil-Go!
Formula Platinum
Morinaga Chil Go! Mendukung
si Kecil menjadi generasi platinum multitalenta. Menjadi generasi platinum yang
multi talenta membantu si kecil menghadapi perkembangan dunia. Ingat ya Moms,
perkembangan si kecil meliputi aspek IQ, EQ, SQ harus mendapatkan porsi gizi
yang tepat pada masing-masing bagiannya.
Kecerdasan Multi
Talenta. Seperti
yang saya ulas sedikit di atas, bahwa moral
knowing dan moral loving erat
hubungannya dengan perkembangan kognitif anak yang berpusat pada otak sebagai “nahkoda”
dalam tubuh anak. Sebagai nahkoda,
otak harus diberikan nutrisi yang baik.
Periode emas perkembangan otak anak si kecil, terutama pada
fungsi kognitif masih berlangsung hingga usianya 12 tahun ya Moms. Berikan
nutrisi tepat untuk otak anak dengan Kolin dan Inositol yang berperan dalam
penyimpanan memori, berpikir, berbicara dan gerakan sadar.
Vitamin B kompleks, Zat Besi, dan Yodium yang merupakan
vitamin dan mineral yang ebrperan penting pda sistem saraf dan konsentrasi
anak.
Pertahanan Tubuh Ganda. Selain memberikan nutrisi untuk
otak, pertahanan tubuh ganda pada anak akan sangat memudahkan anak beraktifitas
untuk mensupport moral doing pada
diri anak.
Nutrisi yang baik untuk pertahanan tubuh diantaranya adalah Prebiotik inulin 1000mg yang merupakan
prebiotik (makanan untuk bakteri baik) dan serat pangan untuk membantu
kesehatan saluran cerna anak.
Zinc membantu meningkatkan imunitas
tubuh. Tinggi kalsium untuk pembentukan tulang dan gigi. Vitamin A, C, E yang melindungi sel tubuh agar dapat berfungsi
baik.
Dadahhh.. Kifah berangkat dulu |
Penasaran apa yang akan Kifah lakukan di sekolah? Klik di sini untuk membaca cerita selanjutnya :D
Referensi: Buku Pintar Home Schooling, Jamal Ma'mur Asmani.
Pendidikan karakter dalam Perspektif Islam, Abdul Majid dan Dian Andayani
Hebat ih..Kifah mau berbagi, bude Ika nggak dibagi niih? :D
ReplyDeleteRaissa 4,5 th, ga jauh beda lah sama Kifah.. hebat Kifah mau berbagi yaa :)
ReplyDeletePenasaran nich, Kifah bagi-baginya seperti apa ya?
ReplyDeleteKifah, ikut dooong :-)
ReplyDeleteKifah rumahnya cakep deh.. Kapan2 Salim ke sana yaa..
ReplyDeleteMorinaga chhil-Go baru tahu ini produk
ReplyDelete