"Home is Where Your Story Begins" Anonymous
“Mi, tahu ga? Si Kang itu,
kasihan deh. Anaknya katanya gak kenal loh sama dia, sama Bapaknya sendiri.”
Abbiy berkisah suatu hari.
“Wamasa? Kok bisa?” Saya menjawab
kaget.
“Iya. Katanya dia setiap hari
pergi pagi buta, sebelum anaknya bangun. Dan pulang udah larut malam, pas
anaknya udah tidur.”
T_____T
Dalam hati, saya bersyukur karena
Abbiy gak begitu “jungkir balik” untuk bekerja, masih bisa mengantar kifah ke
sekolah, dan masih bisa main sama anak-anak sebelum tidur.
Lain lagi cerita tetangga saya
dulu. Setiap hari, sebelum adzan Shubuh berkumandang, suara motor sudah meraung
di teras rumah.
“Bu, kok Bapak pergi kerjanya
pagi banget, jam 4?” Saya beranikan diri untuk bertanya.
“Iya, Mi. Soalnya kalau telat 5
menit aja naik keretanya, bakal telat berjam-jam nyampe kantor.”
“Sholat Shubuhnya gimana?” Tanya
saya lagi.
“Bapak sholat Shubuh di stasiun.”
*Speechless
Satu lagi, ketika sambutan ketua
RW di lingkungan tempat saya tinggal dulu ketika memperingati Maulid Nabi
Muhammad SAW.
“Mohon maaf Bapak dan Ibu warga sekalian,
saya seringnya tidak bisa sholat Shubuh berjamaah di Mushola, karena saya harus
berangkat kerja sebelum Shubuh, jadinya ya saya sholat Shubuh di jalan.” Ucap
Bapak RW.
“Sholat kok di jalan? Di mushola
atau mesjid, Pak. Nanti ketabrak loh Sholat di jalan begitu.” Seorang Ustadz
menimpali.
Gelak tawa memenuhi mushola yang
dipenuhi jamaah.
Pak RW juga ikut tertawa.
Tertawa getir.
...
Macet dan Kebiasaan ‘hidup susah’
Sudah jadi makanan sehari-hari
lah ya macet di ibu kota Jakarta. Menurut Badan Pengelola Transportasi
Jabodetabek (BPTJ), pada tahun 2016, jumlah kendaraan dari Bogor, Depok,
Tangerang dan Bekasi ke DKI Jakarta sekitar 1,4 Juta/hari.
Dengan detail:
423.000 unit (31%) dari Tangerang
426.000 unit (31%) dari Bogor
571.000 unit (38%) dari Bekasi
Ayo, warga Tangerang, Bogor,
Bekasi, mana suaraanyaaa?
Jakarta makin macet karena jumlah
kendaraan yang masuk ke Jakarta makin banyak setiap harinya. Menghempaskan
segala keruwetan yang menyertainya juga.
Kiri ke Kanan. Mas Setya Adji Pramana perwakilan PT. Adhi Karya, Mbak Nuniek Tirta Life Style Blogger, dan Bunda Tika Bisono, Psikolog. |
Secara ekonomi, kerugian akibat
kemacetan di Jakarta itu mencapai Rp. 28,1 triliun per tahun. Mbak Nuniek Tirta
Ardianto, seorang ibu dua anak, pengusaha, juga seorang Life Style Blogger
mengakui bahwa kemacetan di Jakarta memang sangat menguras energi dan
merugikan.
Selain kerugian secara ekonomi,
kemacetan juga menimbulkan dampak psikologis bagi masyarakat yang setiap
harinya menghabiskan waktu rata-rata 5 jam di jalan raya.
“Pengaturan lalu lintas, infrastruktur di
Jakarta memang belum tertata dengan baik. Sehingga membuat masyarakat seakan
‘terbiasa’ dengan kemacetan.” Ucap Tika Bisono.
Ya, saya sepakat.
Kita ini terlalu terbiasa ‘hidup
susah’, ketika macet yaudah pasrah, mau gimana lagi. Mau ngeluh gak enak, nggak
ngeluh ya stres juga sepanjang jalan pergi dan pulang kantor.
Macet dan Hilangnya Quality Time
Quality time, family time, me
time, dan time lainnya.
Time yang begitu berharga ini
kadang menguap begitu saja, dan parahnya menguap di jalan raya hampir SETIAP
HARI.
Jika rata-rata seseorang bekerja
dimulai dari usia 25 tahun hingga usia pensiun 50 tahun, berarti total lama bekerja
itu sekitar 25 tahun ya. Menghadapi macet dengan rata-rata 5 jam perhari
berarti menghadapi macet 1.825 jam per tahun. Dan jika dikonversi dengan
rentang lamanya kerja yaitu 25 tahun, maka kita menghadapi macet selama 45.625
jam atau setara dengan 5,2 tahun.
Wow!
Berarti usia produktif bekerja
kita rata-rata hanya 20 tahun, sisanya yaitu sekitar 5 tahun dihabiskan untuk
menghadapi macet di jalan. 5 tahun, macet mencuri Quality time kita dengan
keluarga.
Apa akibatnya jika seseorang
terus menerus menghadapi kemacetan?
“Walaupun terlihat sabar, setiap
orang pasti memerlukan ‘sesuatu’ untuk menyalurkan emosi. Penyaluran emosi itu
biasanya terlihat di tempat seseorang itu berada, di kantor misalnya. Dan yang
paling fatal, jika orang rumah terkena imbas oleh emosi di jalan raya.” Lanjut
Tika.
Mas Adji pun menambahkan, "Sebenarnya, jika kita tinggal di titik nol kilometer dari stasiun LRT dan tidak terjebak dalam kemacetan, "ongkos" hidup kita akan lebih hemat dan kita bisa berinvestasi baik secara materi atau pun waktu bersama keluarga untuk jangka panjang."
Adhi Karya Hadirkan LRT City
LRT City, persembahan PT. Adhi Karya (tbk) untuk masyarakat urban Jakarta |
Bicara tentang kota Jakarta, kita
sebagai masyarakat tentunya menginginkan adanya tata kota yang nyaman, hunian
yang ‘layak’, transportasi yang cepat dan mengakomodir kebutuhan masyarakatnya.
PT. Adhi Karya (tbk), sebagai
pengembang properti yang sudah ikut serta membangun bangsa selama puluhan tahun
ini memiliki sebuah gagasan yang unik dan menjadi solusi kemacetan kota
Jakarta.
Layaknya sebagai kota
megapolitan, Jakarta membutuhkan Transit Oriented Development (TOD) sebagai
solusi bagi kemacetan yang ada. Dengan adanya kawasan TOD, masyarakat akan
memiliki tata kehidupan yang baru, dimana kawasan hunian atau komersil akan
terintegrasi dengan sistem transportasi masal.
Konsep TOD yang di usung oleh PT.
Adhi Karya ini merupakan solusi penataan kota yang tepat bagi masyarakat
Jakarta sebagai solusi jangka panjang atas masalah lalu lintas selama ini. Dengan
konsep yang mengedepankan Connect, Compact, Transit, Mix, Shift, Walk, Densify
dan Cycle, kawasan TOD akan menjadi solusi baru untuk masyarakat Jakarta.
LRT City merupakan sebuah upaya
PT. Adhi Karya (Persero) Tbk. Untuk memberikan tata kehidupan baru bagi kaum
urban di Jakarta, dimana hunian dan wilayah komersil akan terintegrasi langsung
dengan stasiun LRT (Light Rail Transit)
di Jabodebek.
FYI: PT. Adhi Karya (tbk) merupakan perusahaan yang ditunjuk
pemerintah untuk membangun proyek kereta api ringan atau LRT Jabodebek sesuai
dengan Peraturan Presiden No 65 tahun 2016, yang akan dijadwalkan rampung
pembangunannya pada tahun 2018.
Nol Kilometer
Posisi LRT City ini akan terkoneksi
langsung dengan stasiun LRT. Cukup berjalan atau naik sepeda ke stasiun LRT.
Selain menghemat waktu dan menepis kemacetan kota, cara ini juga akan membuat
gaya hidup kita semakin sehat bukan?
Dimana saja akan dibangun LRT City?
Ada 5 lahan yang akan dibangun
oleh PT. Adhi Karya untuk mengembangkan konsep LRT City ini, yaitu LRT City
Sentul, LRt City Bekasi, LRT City Jati Cempaka, LRT City Ciracas, dan LRT City
MT Haryono.
1. LRT City Sentul yaitu Royal Sentul Park
Terletak di kawasan Sentul
Kabupaten Bogor, berlokasi tidak jauh dari Sentul International Circuit.
Fasilitas:
Infinity Pool, Iconic Skylight
Garden, Tematic Cafe, Green Connectivity, Butterfly Garden, Sky Lounge, Street
Culinary, Ramp Garden, Family Play Ground, Bicyle and Segway Sport, Jogging
Track, Multipurpose Room.
Tipe unit yang dipasarkan:
Studio: 22,7 meter persegi, 1 Bed
Room: 33,00 meter persegi, 2 Bed Room: 52,0 meter persegi.
Marketing Gallery:
Exit Tol Sirkuit Sentul Km. 33
Jalan Sentul Raya, Kadumanggu, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor.
021-82671111
2. LRT City Bekasi yaitu Eastren Green
Fasilitas:
LRT Station, Swimming Pool,
Cinema, Mall, Commercial Area, Gym and Spa, Plaza/Landscape, Security Guard.
Tipe unit yang dipasarkan:
Studio: 27,21 meter persegi, 1
Bed Room: 38,43 meter persegi, 2 Bed Room: 50,51 meter persegi.
Marketing Gallery:
Jl. H.M. Joyomartono. Exit Tol
Bekasi Timur Km. 16 Indonesia. 021-2908 5555.
3. LRT City Jaticempaka yaitu Gateway Park
LRT City Jati Cempaka Gateway Park |
Fasilitas:
Function Room, Swimming Pool,
Security, Mushola, Play Ground, Commercial Area, Convenience Store, Gym, Resto
and Cafe, Stasiun LRT Jati cempaka.
Tipe unit yang dipasarkan:
Studio: 24,50 meter persegi, 1
Bed Room: 36,75 meter persegi, 2 Bedroom 49,00 meter persegi.
Marketing Gallery:
Ruko Green Terrace No. 8i Jalan
Raya Kalimalang, Pondok Kelapa, Duren Sawit Jakarta Timur. 021-82671010.
4. LRT City Ciracas yaitu Urban Signature
LRT City Ciracas Urban Signature |
Fasilitas:
Function Room, Swimming Pool,
Security, Mushola, Play Ground, Commercial Area, Convinience Store, Gym, Resto
and Cafe, Surrounding Area (Stasiun LRT Ciracas, Taman Mini Indonesia Indah, RS.
Jantung Bina Mulya, Jakarta International Korea School).
Tipe unit yang dipasarkan:
Studio: 24,5 meter persegi, 1 Bed
Room: 36,75 meter persegi, 2 Bed Room: 49 meter persegi.
Marketing Gallery:
Jalan Pengantin Ali No. 88
Ciracas Jakarta Indonesia. 021-228 222 11.
Silakan kunjungi www.lrtcity.com untuk mengakses informasi seputar LRT City,
atau kamu bisa melihat lebih dekat proyek LRT City ini dengan mengunjungi
Properti Expo di JCC Senayan Hall A tanggal 11-20 Agustus 2017 mendatang.
Psssttt, buat kamu yang datang ke Booth LRT City dan membeli unit di LRT City akan mendapatkan kesempatan hadiah langsung Motor Yamaha N Max, Mio Fino, dan hadiah menarik lainnya.
Suasana Booth Departemen TOD PT. Adhi Karya, LRT City. |
***
Tata kehidupan baru masyarakat
urban Jakarta dan suburban kota penyangga Jakarta sudah di depan mata.
Pilihan untuk
menginvestasikan waktu lebih berkualitas bersama keluarga atau menghabiskannya
sia-sia di jalan, ada di tangan kita masing-masing. Sudahkah kamu menentukan
pilihan?
Yuk nonton video keseruan Blogger Gathering kemarin!
Wah.. depok ga ada, mba? ^_^
ReplyDeleteEnak ya kalau tempat huni terhubung langsung sama transportasi umum.
Iyes mbak, enak dan nyaman bgt
DeleteIya betul juga ya, banyak waktu terbuang di jalan karena macet.
ReplyDeleteSyukurlah di kotaku jarang banget macet, masih lancar jaya :)
Wah senangnya ga kena macet Mbak 😀😀😀
DeleteTua di jalan banget kerja di ibukota ya..
ReplyDeleteHihi bisa aja Mbak
Deletewah lumayan jadi solusi buat kemacetan yaa
ReplyDeleteIya mbak, mudah2an yaa
DeleteTambah Keren ya,,, mdh2an bnr2 bis mnghindari kemacetan yg sdh luar biasa ini
ReplyDeleteYa mbak, seneng bgt punya rumah pas di stasiun lrt, ga mesti kejebak macet di jalan raya
DeleteIni emak2 yang baca pasti ada keinginan untuk membeli unitnya ya. Biar sering ketemu .
ReplyDeletebisa jadi bisa jadi..
DeleteAku senang kalau ada perumahan kece yang bisa dilewati LRT. Biar anti macet. Mauuuuu
ReplyDeleteberdo'a yuk, biar kita jadi elarti zen, trus tetanggaan, mwehehe
DeleteKemacetan Jakarta membuat jarak yg dekat pun menjadi jauh krn lamanya waktu tempuh yang dicapai. Suamiku saja pergi pagi dan baru sampai rmh malam pas anak2nya sudah tidur. Memang diperlukan transportasi yg bebas macet dan membuat waktu perjalananan bisa efektif dan efisien. Apalagi klo ada apartemen yg terintegrasi dgn transportasi umum spt LRT
ReplyDeletebener bgt, jarak tempuh sm waktu tempuh jd ga sebanding ya:(
DeleteRumah saya agak jauh dari transportasi umum. Makanya saya suka kalau lagi nginep di rumah mertua. Gampang transportasinya, gak harus sellau mengandalkan mobil :D
ReplyDeleteiya Mbak Mira, terintegrasi dengan transportasi umum itu emang menyenangkan bgt ya, ga mobilan terus kalau mau kemana2
DeleteTadi sore aku nglewatin yg proyek LRT MT Haryono, emang mepet LRT banget. Udah gtu, dekat akses KRL pula. Beruntung bgt Kyke yg tinggal dsana Ntr :D
ReplyDeleteIyaaa, hayu ah kita berdo'a supaya bisa punya unit disana, amiinnnn
DeleteMacet emang beneran bikin waktu sama keluarga berkurang... Mgkn itu jg kali ya yang bikin banyak orang di jalanan Jakarta pada pendek sumbunya. Kurang qualit
ReplyDeleteBetul mbak, makin sering di jalan makin sering emosi jiwa yaaaa
DeleteWah huniannya menyenangkan dan bisa bermanfaat
ReplyDeleteSuka sedih kalau denger cerita anak yang sampe gak kenal orang tuanya karena kerja yang berangkat dari subuh. Semoga LRT City bisa jadi solusi yang tepat.
ReplyDeleteDari dulu suami lebih suka bawa motor kalau ke kantor. Nyetir mobil bakal mahal BBM dam gak tahan macet. Naik kendaraan umum, mahal di ongkos.
ReplyDeleteSemoga kalau transportasi umumnya udah semakin bagus bisa jadi salah satu solusi juga. Kadang bawa motor kan juga bikin pegal punggung dan pinggang