Pernahkah Emak melihat pemandangan miris dipinggir jalan?
Kumpulan anak SMP atau SMA, bahkan anak SD berkumpul bersama teman-temannya
sambil menikmati kepulan asap rokok.
Pemandangan ini memang kerap terjadi ya, Mak. Bahkan di
lingkungan sekolah pun anak atau pelajar itu dengan mudah sekali mendapatkan
rokok. Karena harga rokok di Indonesia masih sangat murah, bisa dibeli eceran/per
batang, dan masih sangat terjangkau, bahkan dengan uang jajan anak sekolah.
Menurut WHO, harga rokok di Indonesia memang sangat murah,
malahan masih ada loh yang menjual rokok 5.000 rupiah saja per bungkus. Berbeda
dengan negara lain seperti Malaysia, Thailand, Singapura, Arab Saudi,
Australia, harga rokok di sana jauh sangat mahal, bisa mencapai 200 ribu-300
ribu per bungkus, dan hanya mampu dibeli oleh orang yang kaya atau
berpenghasilan tinggi saja.
Program ruang publik dari radio KBR, Jum’at 11 Mei 2018 lalu
mengkampanyekan Perempuan Mendukung #RokokHarusMahal. Dengan narasumber, Nina
Samidi, Communication Manager Komisi Nasional Pengendalian Tembakau dan dr.
Fauziyah, M.Kes, Wakil Ketua Umum Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia di
Riau.
Mengapa Perempuan
Harus Mendukung #RokokHarusMahal?
Tahukah emak semua, rokok menjadi kebutuhan kedua rumah
tangga setelah beras. Jika seorang kepala keluarga memiliki uang 20 ribu
rupiah, dan diminta memilih barang apa yang harus dibeli, maka ia akan memilih
beras dan rokok, dibandingkan dengan membeli makanan sehat untuk keluarganya.
Rokok NO, makanan bergizi YES |
Ya, konsumsi rokok sudah separah itu, Mak.
Saya sebagai perempuan, sebagai istri, dan sebagai ibu
tentunya sangat miris melihat fakta seperti itu. Seorang kepala keluarga lebih
memilih membeli rokok dibandingkan makanan bergizi untuk anak dan istrinya.
Oleh karena itu, kampanye #RokokHarusMahal ini sangat saya
dukung.
Dulu, ketika saya masih kecil pun, beberapa kepala keluarga
di lingkungan saya pun berpendapat demikian, katanya lebih baik gak makan
seharian dari pada gak ngerokok dan nggak ngopi.
Ya ampun, saya langsung elus dada, dan berdo’a supaya kelak
tidak memiliki suami atau kepala rumah tangga yang berpikirian seperti itu.
Rokok Merusak
Anak-anak
Salah satu bahaya, kenapa #RokokHarusMahal adalah banyaknya
anak-anak yang mampu membeli rokok. Jangan ditanya deh ini sejak kapan terjadi,
ketika saya sekolah dulu pun, beberapa teman-teman khususnya anak laki-laki,
banyak sekali yang merokok di luar sekolah atau pun sambil sembunyi di kamar
mandi.
Padahal, menurut dr. Fauziyah, sekali saja anak menghisap
rokok, maka ia akan terus kecanduan untuk merokok. Dan parahnya lagi, beberapa
iklan rokok ada yang ditayangkan di sekitar sekolah dan mencantumkan harga
rokok sedemikian murah untuk memancing anak sekolah untuk membeli rokok.
Seandainya anak-anak itu tahu, rokok itu sangat merusak
kesehatan, karbon monoksida yang terkandung dalam rokok sangat merusak
kesehatan tubuh. Ya alloh, langsung istigfar deh saya lihat fakta ini. Apalagi
dua anak saya laki-laki, saya harus ekstra ketat melindungi anak dari bahaya
rokok.
Rokok Merusak Rumah
Tangga
Selain merusak anak, rokok juga merusak hubungan rumah
tangga seseorang. Pendapatan yang sedikit, kepala keluarga yang kecanduan
rokok, membuat rumah tangga gonjang-ganjing. Karena ada juga laki-laki yang
rela berpisah dengan istri dari pada berpisah dengan rokok, adeuh.
Gak kebayang yah, ternyata saking terjangkaunya harga rokok
oleh keluarga miskin, keberlangsungan rumah tangga pun jadi tergadaikan. Rokok
lebih penting dari anak dan istri, saking ketergantungan dan kecanduannya
dengan rokok.
Rokok Harus Mahal
Dari fakta yang saya
dapat di atas, saya langsung dukung kampanye #RokokHarusMahal #Rokok50Ribu
#RokokMemiskinkan. Silakan saja lah buat orang kaya, orang berpenghasilan
tinggi, untuk membeli rokok. Tapi kasihanilah keluarga miskin, anak sekolah,
bayi dan balita yang kekurangan gizi karena ayahnya lebih memilih rokok
ketimbang membeli susu dan makanan bergizi.
Bantu anak-anak mendapatkan makanan yang bergizi dari pada uangnya buat beli rokok |
Sedih rasanya kalau keluarga di Indonesia terus dimiskinkan
dan dibuat kecanduan rokok, padahal memiliki pendapatan yang pas-pasan. Anak
dan istri pun jadi korban.
Yuk, perempuan Indonesia, kita sebagai ibu, istri, dan bagian
dari masyarakat, dukung #RokokHarusMahal. Untuk perempuan (seorang ibu atau
istri) yang masih menjual rokok di warung atau di tokonya, coba kita evaluasi
lagi, bukankah dengan menjual rokok kita ikut andil dalam menebarkan penyakit
apalagi bagi generasi muda?
Jangan takut rezeki berkurang karena tidak berjualan rokok,
insya alloh, keberkahan usaha kita akan diberikan oleh Allah SWT jika kita ikut
memberikan kontribusi positif bagi para keluarga dan anak-anak di Indonesia.
Saya perempuan, saya dukung #RokokHarusMahal.
Kamu juga dukung kan? Yuk, ikut tanda tangani petisi di www.change.org/rokokharusmahal
dan hashtag #RokokHarusMahal #Rokok50Ribu #RokokMemiskinkan di media sosial
(Instagram, twitter, dll).
Catatan: Radio KBR bisa didengarkan di 104 jaringan radio di
Indonesia, dari Aceh hingga Papua. Jakarta bisa mendengarkan KBR di 89,2 fm.
Bisa juga streaming di www.kbr.id
saya setuju mak rokok harus dibikin mahal, tapi itu kayaknya poin kesekian deh yang paling penting adalah edukasi kesehatannya.
ReplyDeleteYaps edukasi memang penting mbak. Tapi yang membuat miris itu adalah keluarga yang miskin, malah abai sama keluarganya hanya karena sebatang rokok. Dan mereka sudah kebal sama kampanye anti rokok dan bilang "gak usah urusin hidup orang lain, sakit atau sehat saya tanggung sendiri". Jadi mau ga mau harga rokoknya yang harus dimahalin. Biar mikir 1000x buat beli rokok.
Deleteaku ikutan dukung rokok harus mahal, miris melihat generasi muda sekarang orientasinya adalah merokok, jika gak merokok gak keren, ihh sebel
ReplyDelete