Copyright by tettytanoyo. Powered by Blogger.

Waspadai Terkena Hipoglikemia Saat Berpuasa. Kenali Gejalanya Berikut Ini


Alhamdulillah, kurang dari satu bulan lagi kita akan menyambut datangnya bulan suci Ramadan. Bagi kita yang memilki kesehatan yang cukup prima, bulan suci Ramadan tentunya akan sangat kita manfaatkan untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Senang sekali rasanya, Jum’at 26 April 2019 kemarin, saya menghadiri talkshow mengenai “Kontrol Gula Darah, Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Tetap Nyaman Jalani Ibadah Puasa Tanpa Hipoglekimia” yang bertempat di Hotel Doubletree Jakarta.

Tentunya, bagi kita yang sehat untuk menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan. Selain mendapatkan pahala, puasa juga menyehatkan badan. 

Lalu, bagaimana dengan orang yang sakit? Khususnya bagi penderita Diabetes Melitus Tipe 2 (DMT2)? Apakah boleh melakukan ibadah puasa di bulan Ramadan? Karena berdasarkan data, pasien DMT2 beresiko terkena Hipoglekimia 7,5 kali lipat sepanjang bulan Ramadan.

Jawabannya adalah boleh asalkan dengan beberapa catatan tertentu, yaitu:

1. Sudah mampu mengatur kadar gula dalam darah sebelum melaksanakan ibadah puasa di bulan suci Ramadan.

2.Memiliki pola hidup sehat, makan makanan yang baik dan benar serta bergizi sesuai dengan kebutuhan harian tubuh.

3. Sudah berkonsultasi kepada dokter pribadi tentang penggunaan obat-obatan di bulan puasa nanti.

Mengapa pasien DMT2 harus mempersiapkan segala sesuatunya sebelum berpuasa di bulan Ramadan?

Karena pasien DMT2 sangat rawan terkena Hipoglikemia saat berpuasa. Hipoglikemia adalah gangguan kesehatan yang terjadi ketika kadar gula dalam darah berada di bawah normal, yaitu kurang dari 70 mg/dL.

Apa saja gejala Hipoglikemia?

1. Jantung berdebar
2. Gemetar
3. Kelaparan
4. Keringat dingin
5. Cemas
6. Lemas
7. Sulit berkonsentrasi dan mengontrol emosi
8. Kebingungan

Pada tahap yang lebih berat, pasien akan kehilangan kesadaran atau pingsan, kejang, bahkan berujung pada kematian, jika kadar gula dalam darah mencapai 50 mg/dL.

Menurut hasil studi EPIDAR pada tahun 2001 di 13 negara dengan populasi muslim yang besar, dengan sampel sebanyak 12.914 orang menunjukkan setidaknya  79% dari sampel tersebut, menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan.


Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, SpPD-KEMD

Prof.Dr.dr. Ketut Suastika, SpPD-KEMD (Ketua Umum Perkumpulan Endokrinologi Indonesia atau PERKENI) mengatakan bahwa, “Selama Ramadan, sering terjadi peningkatan insiden Hipoglikemia yang signifikan pada pasien DMT2. Hal ini dikarenakan pasien DMT2 mengalami kekurangan zat gula dari makanan yang dicerna dan diserap, sehingga kadar gula dalam tubuh menurun secara drastis. Oleh karena itu, sebelum menjalani ibadah puasa, penting bagi pasien DMT2 untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan rekomendasi manajemen puasa yang tepat dan meminimalisir risiko Hipoglikemia.”


Kiri ke kanan, dr.Suria Nataatmadja, Prof. Dr.dr Ketut Suastika, SpPD-KEMD, Mas Ossy, Mbak MC

Dr. Suria Nataatmadja, selaku Medical Affair Director Merck Sharp & Dohme (MSD) Indonesia juga mengatakan, “Tidak sedikit pasien DMT2 yang antusias menyambu bulan suci Ramadan dan bertekad menjalankan ibadah puasa. Berdasarkan survei yang diadakan oleh MSD, 73% Dokter setuju bahwa faktor budaya seperti puasa mempengaruhi kendali kadar gula pasien DMT2. Melihat hal ini, MSD berkomitmen mendukung kelancaran ibadah puasa pasien DMT2 dengan melakukan serangkaian edukasi melalui media dan blogger. Kegiatan edukasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap resiko Hipoglikemia dan upaya untuk mengatasinya.”

FYI: MSD adalah salah satu perusahaan biofarmasi global yang sudah berdiri lebih dari seratus tahun, yang telah menemukan penemuan untuk kehidupan (inventing for life), menghadirkan obat-obatan dan vaksin untuk berbagai penyakit paling menantang di dunia. Sampai saat ini MSD pun telah bekerja sama dengan mitra dan beroperasi di lebih dari 140 negara untuk memberikan solusi kesehatan yang inovatif.

Sebenernya bukan hanya penderita diabetes saja yang bisa terkena Hipoglikemia, beberapa orang juga beresiko, seperti:

1. Usia lanjut (faktor usia)
2. Pasien penyakit ginjal
3. Mengalami Malnutrisi
4. Pasien penyakit pembuluh darah kronik
5. Pasien kelainan saraf tepi
6. Pasien penyakit hati
7. Kebiasaan makan tidak teratur atau melakukan program diet yang salah
8. Perubahan aktivitas fisik
9. Mengkonsumsi alkohol berat

Bagaimana Mengelola Diabetes Saat Puasa?

Pertama, waspadai Hipoglikemia yaitu kadar gula darah rendah dalam darah dibawah kadar normal yaitu 70 mg/dL. Gejalanya berupa berkeringat, pusing, kebingungan, cemas, lekas marah atau mood swing. 

Berhati-hati pula Hiperglikemia atau kadar gula darah tinggi, lebih dari 300 mg/dL. Hal ini bisa terjadi karena teralu banyak asupan gula, atau pengurangan dosis berlebihan obat diabetes. Gejalanya adalah penurunan berat badan, peingkatan rasa haus dan sering buang air kecil.

Kedua, hati-hati dehidrasi, yaitu kekurangan cairan tubuh yang berlebihan yang disebabkan kurangnya asupan cairan. Gejala dehidrasi berupa haus, mulut kering, kram otot dan jantung berdebar.

Ketiga, waspadai Trombosis atau pembekuan darah dalam pembuluh darah vena, dapat terjadi dengan dehirasi. Gejalanya berupa nyeri bengkak, dan kemerahan di lokasi bekuan darah, sakit berat, atau kulit hangat di daerah yang terkena seperti anggota tubuh bagian bawah.

Keempat, menerapkan pola makan sehat. Pola makan sehat sangat penting untuk mengendalikan kadar gula dalam darah. Menurut Sandra Mikhail, Ahli Diet dari Swiss. Jika pasien DMT2 ingin berpuasa di bulan Ramadan, sebaiknya memilih makanan yang melepaskan energi secara lambat dalam porsi sedang saat sebelum matahari terbit atau setelah matahari terbenam.


Menerapkan pola makan yang sehat

Makanan tersebut bisa berupa biji-bijian, beras merah, produk segar, produk susu rendah lemak dan kacang-kacangan.

Kelima, saat sahur makanlah makanan yang melepaskan energi secara lambat seperti roti coklat atau kacang-kacangan. Saat buka puasa, makan buah-buahan diikuti karbohidrat kerja lambat seperti beras merah, oats, dan sayuran. Hindari makanan tinggi lemak jenuh, dan tingkatkan asupan cairan selama tidak berpuasa.

Bagaimana Pertolongan Pertama Pada Penderita Hipoglikemia?

Jika ketika sedang berpuasa tiba-tiba kita atau keluarga kita menunjukkan gejala Hipoglikemia, maka pertolongan pertama yang harus dilakukan adalah:

1. Jika masih sadar dan bisa makan, maka segera berikan karbohidrat seperti nasi, roti, air gula, jus, dsb.

2. Bagi mereka yang sadar tapi tidak bisa makan atau minum, atau tidak sadarkan diri. Segera bawa ke pusat layanan kesehatan agar secepatnya diberikan cairan Dextrose 40% intravena.

Jadi, sampai di sini, dapat kita ketahui bersama, bahwa penderita DMT2 sangat beresiko mengalami  Hipoglikemia atau kadar gula yang rendah ketika menjalankan ibadah puasa. Maka dari itu, persiapan dan konsultasi ke dokter sangat diperlukan.

Diabetes Tak Hanya Menyerang Orang Tua, Kaum Muda pun Kini Harus Berhati-hati.


Mas Ossy (paling kanan) yang merupakan pasien diabetes

Pada saat talkshow kemarin, bukan hanya para expert (Dokter) yang bicara dan berbagi ilmu, seorang penderita diabetes (DMT1) yaitu Machrosin atau akrab disapa Mas Ossy, juga sharing pengalaman.

Alangkah terkejutnya, ketika usianya menginjak 25 tahun, ia divonis mengalami diabetes melitus tipe1. Ketika melakukan medical check up, kadar gula dalam darah Mas Ossy mencapai 600 mg/dL.

Dunia terasa runtuh baginya, ketika ia divonis menderita Diabetes pada tahun 2015 silam. Dan takdir ini tentunya menjadi pelajaran berharga bagi Mas Ossy.

“Ternyata, Diabetes itu bisa menyerang siapa saja, gak melihat faktor usia. Buktinya saya, di usia muda pun terkena Diabetes.” Ungkap Mas Ossy yang sehari-harinya bekerja sebagai karyawan swasta di Jakarta ini.

“Kalau bisa, gaya hidup kita, sebagai kaum muda, harus diubah. Jangan kebanyakan makan sambil pegang gadget, makan junk food atau camilan, gak pernah olah raga.  Gaya hidup harus lebih sehat dan benar jika kalian nggak mau menderita Diabetes seperti saya, gak enak loh jadi pasien Diabetes.” Ungkapnya lagi.


Berolah raga merupakan salah satu bentuk pencegahan penyakit diabetes

Yaps, memang benar. Saya pun menyadari bahwa gaya hidup kita di zaman sekarang mempercepat terjadinya penyakit Diabetes bahkan diusia yang relatif muda. Dan jika sudah terkena Diabetes, maka penyakit ini hanya bisa dikendalikan saja, tapi tidak bisa disembuhkan.

Selain karena faktor genetika (DMT1) dan gaya hidup (DMT2), diabetes juga bisa dikarenakan adanya tumor yang tumbuh pada sel beta pankreas yang memicu produksi insulin lebih banyak atau Insulinoma. Sehingga penanganannya adalah dengan melakukan tindakan operasi untuk mengambil tumor tersebut.

Bagaimana Kita Mencegah Penyakit Diabetes, terutama di Usia Muda?

Pertama, selain pola hidup yang benar dan sehat, seperti yang Mas Ossy bilang tadi, kita pun harus sering mengecek kadar gula dalam darah kita. Normalnya adalah 80mg/dL-100mg/dL dan tidak boleh melebihi 140 mg/dL jika kita check up setelah mengkonsumsi makanan.

Kedua, rajin-rajinlah mengukur lingkar perut kita. Normalnya, perempuan harus memiliki lingkar perut tidak lebih dari 80cm. Sedangkan untuk pria, tidak boleh melebihi 90cm. Jika sudah melebihi, maka harus waspada dan segera mengubah pola makan dan pola hidup.


Jangan lupa, rajin-rajin ukur lingkar perut juga ya

Begitupun terhadap anak, Prof. Suastika juga menyarankan agar anak tidak terlalu gemuk. Usahakan berat badannya normal saja, tidak sampai gemuk. Karena khawatir itu akan menjadi cikal bakal penyakit Diabetes.

Baca juga: Ayo Hidup Sebat Bebas Diabetes! 

Seru banget bicara soal diabetes ini, karena sebagai ibu dan juga masih berusia cukup muda, saya harus bisa lebih berhati-hati dalam mengkonsumsi makanan dan juga harus makin rajin olahraganya.

Selamat menyambut bulan suci Ramadan dengan penuh suka cita, mudah-mudahan kita semua diberikan kesehatan dan dipanjangkan umur hingga bulan penuh kemenangan nanti tiba.

Amin yaa robbal 'alamiin.

Punya cerita atau pengalaman tentang Hipoglekimia juga? Boleh dong share di kolom komentar.



33 comments

  1. Aku punya hypoglikemia nih... sampe rontok gigiku dan pernah pi gsan dulu

    ReplyDelete
  2. Alhamdulillah perut saya sudah diukur gak sampai 80 cm hehehe...
    Kalau hari biasa saya memang banyak minum. Apalagi nanti kalau bukan puasa, jangan sampai dehidrasi ya.

    Semoga kita diberi waktu bisa melaksanakan puasa sampai tuntas dan diterima amalan puasanya Amin

    ReplyDelete
  3. Bener banget ya mom menjaga pola makan saat berpuasa memang perlu banget sehingga terhindar dr penyakit

    ReplyDelete
  4. Xixixi.. kayaknya kalau puasa berani deh ukur lingkar perut secara ukuran pasti beru ah 😁😁

    ReplyDelete
  5. Di keluargaku belum ada sih yang kena Hipoglekemia, jangan sampai deh. Supaya bisa berpuasa dengan nyaman. Yuk, mari pola hidup sehat biar makan enak.

    ReplyDelete
  6. Teman sekantorku yang masih muda juga kena diabetes. Dan dia mengaku shock juga. Smoga kita sehat sehat saja ya mba

    ReplyDelete
  7. Aku jadi waspada banget nih, maklum aja ya sebagai penderita Diabetes, aku kadang suka abai dan kurang kontrol sama asupan makanan. Nah, bulan Ramadhan ini bikin aku jadi aware deh...

    ReplyDelete
  8. Wah semoga dijauhkan deh dari semua gejala ini apalagi puasa makin dekat. Ngeri emang sekarang ya penyakit penyakit degeneratif menyerang usia di bawah 40an

    ReplyDelete
  9. Ngeri juga ya kalo kena Hipoglikemia, aku jadi pengen terapin makan buah lagi ahh selama sahur dan berbuka nanti, mengimbangi gorengan yang enak banget kalo pake bumbu kacang 😄

    ReplyDelete
  10. Pola hidup sehat memang jadi daya tangkal penyakit ya.
    Penyakit diabetes ini sekarang menyerang tak kenal usia

    ReplyDelete
  11. Ya ampun, aku jarang banget cek kadar gula dalam darah ataupun cek lingkar perut. Ternyata itu penting ya untuk mencegah penyakit diabetes

    ReplyDelete
  12. Semoga yang masih sehat bisa menjaga kesehatannya secara maksimal. Sedangkan bagi yang sudah menderita diabetes, semoga bisa bersahabat dengan penyakitnya tersebut sehingga tidak semakin parah. Selamat menyambut Ramadhan, mba Tetty...

    ReplyDelete
  13. Sungguh kak tetty jadi tercerahkan aku, kirain hipoglikemia ini hanya untuk usia lanjut. Ternyata pola hidup salah bisa memicu juga ya

    ReplyDelete
  14. Keluargaku juga ada riwayat diabetes mbak, jadi harus jaga2 banget neh pola makan.

    ReplyDelete
  15. Aduh aku belum ngukur perut aja udah malu duluan, wkwk... btw, ibuku berarti ya suka ngalamin gejala hypoglikemia. Dia suka ngeluh jantung berdebar, perut kayak orang lapar sama gemeteran. Thanks infonya teh, ku kasi tau si emih tar...

    ReplyDelete
  16. Saya blm pernah cek kadar gula nih mbak, tapi kadang jika sering makan makanan manis saya imbangi makan yg pahit2, padahal blm tentu sih menyeimbangkan kadar gulanya. Kesehatan penting banget buat dijaga

    ReplyDelete
  17. Aku pernah baca bahwa diabet itu gerbang masuk penyakit lainnya.. jadi penting banget jaga pola makan dan gaya hidup supaya terhindar dari diabet ya.. salut sama semangat mas oshy yang tetap tersenyum walau diabet ada dalam tubuhnya.

    ReplyDelete
  18. Aku baru tau kalau hiplikemia itu sangat serem yaaa, kirain gejalanya cuma pusing atau nggliyeng gtu.
    MEmang penderita diabetes penting memperhatikan pola makannya, terlebih pas puasa nanti supaya puasanya lancar terus ya mbak...

    ReplyDelete
  19. Lingkar perutku udah lebih nih tapi susah banget mau menguranginya. Diet udah coba gak ada yang berhasil. Semoga ga kena diabetes kayak ayahku.

    ReplyDelete
  20. Penting banget ini infonya, pernah saya tau saat penderita diabet kadar gulanya turun dan pingsan, pertolongan pertamanya diberi air gula.

    ReplyDelete
  21. Mertuaku kena diabetes mba dan memang makanan apapun yang dikonsumsi harusnya diperhatikan dengan baik. Jangan sampai makin sakit

    ReplyDelete
  22. Wah jadi tercerahkan soal gejala diabetes. Harus sering kontrol gula darah nih walaupun nggak ada keturunan siap menjaga aja. Dan harus mulai jalani pola hidup sehat apalagi inget umur hampir kepala 4. Mari kita coba ukur lingkar perut smoga masih aman...

    ReplyDelete
  23. Penyakit diabetes ini bisa merembet kemana-mana, makanya deteksi dini penyakit ini sangat penting. menjaga pola makan dan rajin olahraga juga suatu keharusan

    ReplyDelete
  24. Gag hanya penseritanya ya mba, Kita pun yg msh Sehat juga kudu ttp menjaga pola makan dan hidup sehat.

    ReplyDelete
  25. Wah, bagus nih acaranya. Reminder untuk nanti puasa, ya. Huhu... aku nih lagi cuek-cueknya dengan gula darah. Semoga puasa bakal bisa jadi titik awal untuk benerin pola makan dan pola hidup aku. Sehat-sehat ya semua di bulan Ramadan nanti :)

    ReplyDelete
  26. Tipsnya berguna banget nih mbak buat aku yg punya keturunan diabetes. Tahun lalu gak puasa karena habis melahirkan, tahun ini mau coba puasa lagi tapi kemarin2 gejalanya udah terasa akibat telat makan. Harus hati-hati nih.

    ReplyDelete
  27. Penring buat penderita DMT jaga asupan makanannya dna juga kesehatannya selama berpuaa ya, krn rawan "kambuh" penyakitnya.
    Semoga puasa kita lancar2 dan tengkyu tips buat menghindari penyakit diabetes ini TFS

    ReplyDelete
  28. Info penting ini..Bapakku penderita DMT1 dan saaat ini perlu dibantu suntikan insulin 3xsehari
    Semoga waktu puasa nanti terhindar dari hipoglekimia

    ReplyDelete
  29. sekarang DM tidak lagi hanya menyerang bagi mereka yg mempunyai riwayat keluarga penderita DM tetapi lebih ke gaya hidup, jadi wajib banget memperbaikinya dari sekarang harus rajin medical check up juga ya biar bisa lebih waspada :)

    terimakasih sharing dan remindernya ya Mbak :)

    ReplyDelete
  30. bisa cek dari lingkar perut ya, kayaknya saya sih dibawah 80cm tapi suami ini kayaknya yang lebih harus di kasih tau nih dia. Thanks ya mba sharingnya

    ReplyDelete
  31. Wah kayanya aku lebih dari 80cm deh jadi harus waspada nih aku,mesti jaga kesehatan mulai dari pola makan dulu ya soalnya aku makan suka seenaknya aja😅

    ReplyDelete
  32. Noted banget nih mbak, saya langsung cek lingkar perut heheh

    ReplyDelete
  33. Saya langsung ukur lingkar perut, heheh, MAkasih sharingnya beneran saya tuh pola makannya seenaknya banget

    ReplyDelete

Terima kasih telah berkunjung ke blog ini, silakan tinggalkan komentar yang baik dan positif ya :D