Copyright by tettytanoyo. Powered by Blogger.

Tahapan Perkembangan Anak Usia 1-6 Tahun: Mengubah Cara Pandang Tentang Anak 'Nakal'


Assalamu'alaikum, temen-temen pembaca blogku yang setia. 

Apa kabarnya hari ini? Apa kabar cucian, setrikaan, cucian piring, masakan, dan sobat dapur lainnya? Hahahaha.

Hayo hayo, udah selesai semua belum pekerjaan rumahnya? Kalau saya alhamdulillah dari semalem udah beres, jadi pagi-pagi gak banyak pekerjaan yang harus saya selesaikan. Paling tinggal ke tukang sayur, ngejemur pakaian, ngasih makan kelinci, masak makanan (yang sudah food/meal prep).

aldebaran ikut kasih makan kelinci

Jadi, yaaa, alhamdulillah lebih ringan pekerjaan saya di pagi-sore hari, karena sudah dikerjakan tadi malam, sebelum tidur.

Tahukah Emak-emak semua? Salah satu asyiknya pekerjaan yang sudah beres dikerjakan di malam hari, membuat pagi kita lebih good mood. Gak ada tumpukan cucian baju atau pun piring. Rumah bersih gak bikin bete. Aktivitas bisa dimulai lebih ceria kan jadinya.

Nah, karena saya sudah mengerjakan pekerjaan rumah di malam hari. Saya jadi punya waktu lebih banyak bersama anak-anak.

Selain itu, saya juga punya waktu untuk membaca dan menulis blog. Tapi memang tetep ya, ngurus anak jadi yang utama, karena saya masih punya bayi 9 bulan dan balita berusia 3 tahun.

Waini pasti udah ketebak banget, kalau mereka ini sedang dalam periode emas pertumbuhan. Tapiiii, masih banyak orang tua yang salah menyikapi ketika anak-anak sedang bertumbuh dan berkembang.

main bedak sampe cemong 😂

Ada yang bilang anaknya nakal lah, gak bisa diem lah, terlalu aktif lah, dan labeling negatif lainnya. Padahal pada hakikatnya tidak seperti itu lho.

Nah, kali ini saya mau sharing sedikit tentang anak aktif dan proses tumbuh kembang yang sedang ia alami, terutama pada usia Aldebaran (3 tahun) yang memang selalu keliatan gak bisa diam itu.

Anak yang tidak bisa diam itu pada hakikatnya sedang belajar.

Seperti yang saya sebut di atas, bahwa masih banyak orang tua yang menganggap anak gak bisa diam, atau aktif itu adalah anak yang nakal, negatif, gak nurut, dan lain sebagainya. 

Padahal, itu semua totally wrong. Sesungguhnya, anak sedang belajar sesuai dengan tahapan usianya.

Tahapan Autonomy vs Doubt (Mandiri atau ragu).

Tahapan mandiri atau ragu dalam teori psikologi pendidikan Erikson dimulai saat usia 1-2 tahun. Dimana inilah masa-masa anak sudah tidak bisa diam, dan ingin melakukan atau mencoba banyak hal.

Menurut Erikson, tahapan ini adalah tahapan selanjutnya setelah masa infant/bayi (nanti saya bahas terpisah ya soal tahapan ini).  

Pada tahapan ini, anak mulai untuk melakukan self control dan self confidence. Anak usia 1-2 tahun, akan mulai melakukan hal-hal secara "mandiri" misalkan pengen nyuap makanannya sendiri, minum susunya sendiri, pokoknya melakukan banyak hal tanpa intervensi dari orang tuanya.

Dalam masa ini, apa yang harus orang tua lakukan?

Yang harus dilakukan oleh orang tua adalah protective tapi tidak over protective.

Erikson percaya bahwa ketika anak terlalu banyak ragu karena orang tua terlalu over protective, maka di masa depan dia akan menjadi anak yang kurang memiliki rasa percaya diri.



Masa depan ini gak usah jauh-jauh dia udah kuliah, kerja, atau punya anak ya, hehehe.

Efek dari banyaknya sifat ragu dalam dirinya akan tampak pada tahapan perkembangan yang selanjutnya. Seperti saat nanti belajar makan sendiri, pakai baju sendiri, ke toilet sendiri.

Jika anak kurang percaya diri, maka ia akan kesulitan dalam melakukan hal-hal yang berkaitan dengan self care atau tanggung jawab terhadap diri sendiri.

Bagaimana peranan orang tua di tahap ini?

Dalam tahap ini, peran Ibu dan ayah menjadi penting. Berbeda dengan tahapan usia 0-1 tahun yang didominasi oleh peran ibu. Ditahapan ini peran ayah mulai muncul.

Bagi anak usia 1-2 tahun, anak melihat dua peran, yaitu ayah dan ibu. Ayah biasanya lebih suka mengajak anak untuk bermain secara fisik, sedangkan ibu lebih ke arah permainan tradisional seperti peek-a-boo, dan merawat anak-anak dengan penuh kasih sayang.

Menurut Lamb (1979) perbedaan peran pengasuhan ayah dan ibu ini akan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan identitas gender anak. 

Karena kita semua belajar bagaimana menjadi perempuan atau laki-laki dengan melihat kedua orang tua di hari-hari pertama kehidupan kita.


Tahapan Preschool or Kindergarten: Initiative

inisiatif pengen ngasih makan kelinci, walau setelahnya, ya begitulaahh 😂

Menurut Teori Psikologi Erikson, inisiatif berarti kemauan untuk mengambil alih, merencanakan, dan melakukan tugas tertentu hingga akhirnya menjadi sebuah aktivitas. 

Periode inisiatif ini berlangsung sejak usia 2 tahun hingga 6 tahun, dimana anak-anak mulai merasakan tenaga untuk "bertumbuh".

Pada usia ini, biasanya anak akan banyak melakukan insiatif, misalnya kalau ayah atau ibunya lagi ngerjain sesuatu, tiba-tiba ia ikut "nimbrung".

Pada tahap ini biasanya anak akan mencoba mencari "konfirmasi" kepada orang tuanya, apakah boleh atau tidak melakukan sesuatu. 

Jika inisiatifnya diterima, maka anak akan menemukan rasa penerimaan dan penghargaan dari orang tuanya, dan ia pun akan belajar bertanggung jawab. Namun sebaliknya, jika orang tua lebih sering menolak inisiatif anak, maka anak akan menjadi orang yang merasa "selalu salah" di mata orang lain.

Jujur setelah baca ini saya langsung berkaca-kaca dan beristigfar juga, jangan-jangan saya selama ini salah, melihat mereka bukan sedang berkembang tapi memang "aktif" aja. Tapi ternyata semua ada teorinya.

Maaf ya, Nak. Kalau selama ini Ummi kurang ilmu.

Maka dari itu, semenjak mulai baca buku-buku mengenai psikologi pendidikan, teori belajar lagi, saya pun mulai mengubah mind set saya pelan-pelan.

Ketika Aldebaran main sesuatu yang belum pernah dia mainkan sebelumnya, berarti rasa ingin tahu dan inisiatifnya sedang muncul. Jadi jangan kebawa essmosii dulu, tarik nafas dan biarkan dia belajar.

*Sambil dievaluasi, besok-besok mending dia nyari inisiatif sendiri atau kita fasilitasi inisiatifnya itu.

Menjadi orang tua yang protektif.

Seperti yang dikatakan oleh Erikson, protektif boleh, over protektif jangan.

Aldebaran dan berikutnya Aksara, sedang jadi little explorer di rumah. Setiap sudut rumah mereka amati, setiap kejadian mereka amati, dan rasa ingin tau dan inisiatif mereka pun terus menggebu pastinya. 

Bagi saya, sebagai orang tua yang mudah-mudahan mind setnya udah berubah perlahan ini, hal ini justru positif. 

"Berarti anak saya memang tumbuh sesuai dengan perkembangannya"


Pada akhirnya, saya jadi belajar,

 "Oh jadi begini toh seharusnya"

Sekarang, kalau Aldebaran main dan bereksplorasi akan saya biarkan tapi tetap dalam pengawasan. Kalau tiba-tiba jatoh, atau ada insiden, ya sediakan aja obatnya.

Biasanya saya menyimpan obat demam, antiseptic, obat diare, jaga-jaga kalau mereka jatuh atau kecelakaan saat main. 


***

Alhamdulillah bisa ketemu buku zaman kuliah lagi, dan ternyata ilmunya relevan banget dengan apa yang hadapi sehari- hari di rumah.

Dan semenjak membaca kembali teori-teori perkembangan anak, saya jadi lebih "kuat mental" dalam menghadapi masa-masa tumbuh kembang anak.

Selain itu,  hal-hal yang bersifat protektif dan preventif buat anak juga udah banyak banget di sekitar kita sebagai orang tua, tinggal banyak baca aja. Seperti obat-obatan yang aman, mainan yang aman, peralatan bayi dan anak lainnya, pokoknya udah maju lah ya zaman sekarang.

Emang kudu ngelmu ya sebagai orang tua, biar ga salah arah dan ga salah konsep pas ngedidik anak. Anak juga berkembang dan bertumbuh dengan baik.


Selamat bereksplorasi sama anak-anak di rumah yaa, Mak.

***

Sumber: Educational Psychology for Teacher, Anita. E. Woolfolk/Lorraine McCune-Nicolich. Second Edition, 1984.

65 comments

  1. Mba Tetty, terima kasih banget sudah sharing tentang tahapan perkembangan anak, jadi catatan banget buat aku yang masih menyiapkan diri untuk menjadi orangtua. Oh iya, juga soal selalu sedia Laderma yang berfungsi memudarkan bekas luka. Semoga kita semua sehat selalu...

    ReplyDelete
  2. Asik banget jika bisa menghilangkan luka tapi juga melembabkan ya mba. Tentunya ini akan sangat membantu khusus yang punya anak kecil ya . Hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tapi memang bagus produk ini karna bisa menghilangkan luka. Tak mudah menghilangkan luka secara baik :)

      Delete
  3. Baru tahu tentang Laderma nih. Noted mbak, jadi bisa jaga-jaga kalau anak luka dan berbekas.

    ReplyDelete
  4. Memang sih anak2 yang aktif, ga bisa diam ini sering dianggap nakal dsb. Padahal anak2 ini sebenarnya lagi bereksplorasi ya, pintar itungannya gitu. Yang senang berolahraga, permainan outdoor juga mesti dikasih semangat ya. Nah, kalau jatuh dan terluka, kita sekarang udah punya solusi pake Laderma. Mantap!

    ReplyDelete
  5. Aku jadi kepikiran mba Techy dengan 3 anak dan pekerjaan rumah seabreg, kapan sempat nulis blog mba? Hehe

    Btw betul ya anak usia 2-6 tahun lagi dalam tahap konfirmasi. Anakku juga gitu, sering nanya boleh ini nggak, boleh itu nggak? Seringnya sih aku bolehin asalkan nggak membahayakan dirinya & orang lain.

    ReplyDelete
  6. Ini yang bikin aku ngebatin waktu mudik kemarin Teh, Bapak dan Mamaku bisik-bisik ngobrolin Alfath, "nya kumaha atuh da waktuna umur sakitu mah bangor, hampuraeun". Duhhhh jlebb bangeeet, abis denger itu langsung mikir, "Alfath ngapain lagi nih tadi waktu lagi sama Bapak Akinya?".

    Karena memang Alfath ini bisa dibilang kinestetik, makin kesini makin lincah, aku aja Mamanya kadang susah bilangin, tapi namanya Ibu ya, aku tahu kalau Alfath ini sebenarnya memang lagi banyak banget pengen tahunya, banyak penasarannya, dan BUKAN nakal atau bangor seperti yang dianggap sebagian orang. Di satu sisi, aku juga susah jelasinnya ke Bapak, karena sudah pernah terjadi dan berakhir dengan debat yang kurang menyenangkan. Jadi lebih baik diam dulu, dan melakukan pendekatannya lebih ke Mamaku :) Pan jadi curhat kalau masalah ginian suka panjaaang, haha.

    ReplyDelete
  7. Al suka ma hewan yaaa. Kalau di rumah hewannya kucing (liar).Dema pernah tu digigit kucing dan dicakar tapi gak kapok haha. Pas lukanya dah kering aku olesin Laderma jg.
    Btw itu rajin amat kasi makan kelinci. Diuyel2 jg gak? hahaha :P

    ReplyDelete
  8. Waaa iya bener nih, anak-anak lagi seneng aja nimbrung pas aku atau yayanya lagi ngelakuin sesuatu.. Duh, iya jadi ngerasa bersalah kalo aku over protective.. Tengkyuuu ya Mba udah nulis ini, seneng aku bacanya.. :) Oiya, aku juga suka beberes di malam Hari pas udah pada bobok.. Ya ampun enak banget liat rumah bersih, rapi, wangi abis dipel, trus besok tinggal jemur n masak.. Hehe..

    ReplyDelete
  9. Kebayang rempongnya dengan anak-anak cowok hahaha, bunda selalu siaga dalam hal apapun. Laderma memant banget ya, karena anak cowok pasti banyak gerak, berpotensi kena luka

    ReplyDelete
  10. Sebaiknya memang tidak hanya ortu yg mengerti ttg tahap perkembangan anak ini ya mba.. anggota kelg besar lsinnya juga harus tahu agar sepemshsman dlm mendidik anak ya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ohya penting nih simpan Laderma di rumah untuk antisipasi ya mba..

      Delete
  11. Iya nih apalagi di kampung, anak aktif dinyinyirin, katanya nakal. Anak diem, masih diomongkan juga, katanya dasar ank jago kandang. Ah kita saja sebagai orang tua yang kudu bisa menjaga anak ya. Tetap memantau selagi anak tidak berbahaya biarkan mereka belajar dan berproses...

    ReplyDelete
  12. Aldebaran huebaaattt!
    memang anak usia dini harus banget mengeksplorasi ya Maaak.
    Energinya kudu disalurkan :D
    Thanks God ada LADERMA. Wis, ngga perlu khawatir dgn bekas luka dll
    --bukanbocahbiasa(dot)com--

    ReplyDelete
  13. Bila mood sedang gak bagus, saat melihat anak lagi aktif rasanya gregetan. Padahal mereka sedang belajar. Kalau udah gede mah jadinya malah kangen sama momen itu.

    Kalaupun sampai terjadi luka, sekarang gak khawatir bakal berbekas. 'Kan udah ada Laderma

    ReplyDelete
  14. Sering denger orang tua bilang anaknya nakal, padahal anaknya hanya aktif. Semoga kelak kalau saya jadi orang tua bisa kasih yang terbaik, tapi tetap pada batasan.

    Wah baru tahu soal Laderma, kemarin saya juga habis kena luka tapi belum tahu ada produk ini.

    Kayaknya harus sedia di rumah, biar kalau ada kena apa-apa, pertolongannya cepat

    ReplyDelete
  15. Iya ya kalau ga bisa diem di cap nakal sama yang ga tau hakikatnya, anak saya sendiri yang kecil itu aktif sampai2 gurunya bilang ,, Kezia tuh kalau selesai nulis ga bisa diem suka kesana kemari atau melakukan hal lain ,,,eimmm.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Btw Laderma ini katanya bagus juga lho buat bekas jerawat temenku pernah pakai ini.

      Delete
  16. Seneng banget...anak-anak aktif ciri anak cerdas.
    Tapi memang butuh perhatian khusus jadinya yaa...

    Pakai Laderma, alhamdulillah..
    Satu masalah teratasi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jadi orangtua memang harus kembali kelevel anak-anak.
      Ga boleh mudah marah dan bossy.

      Semoga anak-anak tumbuh bahagia.

      Delete
  17. Saya belum menikah dan punya anak, tapi kadang saya suka penasaran sama orang tua yang punya anak jaraknya enggak terlalu jauh. Dibayangan saya pasti ribet dan pusing hehehe. Tapi itu kan bagian dari proses ya dan salah satu kenikmatan jadi orang tua hehehe

    ReplyDelete
  18. pandangan orang ka anak lain memang tipis antara aktif dan banyak ingin tahu dengan 'nakal' ya mba. anak-anakku juga kerap dibilang 'bandel' karena ngga mau diam..tapi mereka memang sedang usia eksplorasi..jadi aku justru malah mendorongnya

    ReplyDelete
  19. Yup, sebisa mungkin ngga memberi label anak nakal. Karena pada dasarnya mereka ngga nakal kok, cuma penasaran dan perlu diarahkan :)

    ReplyDelete
  20. Sama kayak saya mba, lebih suka beresin kerjaan rumah tangga di malam hari, pagi bisa santai-santai, habis jemput sekolah tinggal manasin lauk. makan, dan bisa tidur siang bareng anak-anak :)

    ReplyDelete
  21. ini bisa dipakai anak dan dewasa ya mba. luka itu emang kudu diperlakukan dengan benar hingga bekasnya pun jg begitu. kalo masih kecil mungkin belum begitu aware tapi pas remaja baru tuh biasanya anak-anak mulai gak pede kalo ada bekas luka di kaki,tangan bahkan bagian wajah.

    ReplyDelete
  22. Aku percaya nih dengan obat ini karena pernah make yg serupa ternyata ampuh. Berarti kualitasnya kurang lebih sama lah ya. Jadi tenang meski ada bekas luka

    ReplyDelete
  23. Iya sih ya, yang namanya bocah tuh sering banget bocel bocel karena luka pas beraktifitas. Tapi itu termasuk proses belajar juga sih

    ReplyDelete
  24. Anak-anak biar bebas belajar dan aktif bermain, luka sih biasa ya. Pas nih ada laderma ya supaya ga meninggalkan bekas..

    ReplyDelete
  25. Alhamdulillah terselamatkan bekas lukanya dengan Laderma Ya Mba Tetty.
    Anak nakal itu kan beda cara pandang, setuju aku. Mereka hanya sedang masa fase yang aktif jadi yang nggak pahal asal ngatain.

    ReplyDelete
  26. Hehe kadang ngerasa ampuuunnn dah ini bocah nakal amaat. Tapi sebenarnya mereka lagi eksplor lagi cari tau. Ya Allah semoga bisa tetap memiliki kesabaran tinggi untuk mengawasi anak2.

    ReplyDelete
  27. Lumayan juga ya hasilnya setelah pakai Laderma. Aku mau coba deh supaya kulit anakku mulus :D

    ReplyDelete
  28. Kalau baca artikel kayak gini tuh, rasanya jadi ingin menarik waktu. Pengen diulang lagi gaya kepengasuhan yang sudah saya lakukan dulu. Ke anak sulung, mungkin karena anak pertama, saya lebih sering melarang. Hiks...

    ReplyDelete
  29. Kayaknya aku agak protektif ya pada anakku yang kedua. Dia apa2 udah pinter sih, bisa sendiri, bahkan udah bisa menata buku pelajaran di tas sejak kelas 1 SD. Hanya saja kalau pas pengambilan keputusan tuh sering ragu2 dan harus tanya dulu apakah boleh atau enggak.

    ReplyDelete
  30. Aku gemes bgt klo ada yang bilang anak aktif itu nakal, padahal gerak lincah mereka itu menandakan mereka cerdas dan sehat. Coba deh klo anak diam aja, apa yang bisa mereka pelajari ya mb

    ReplyDelete
  31. Memang bener ya kita tidak boleh melabel anak dengan kata nakal. Dan masyarakat perlu diedukasi lebih luas tentang hal ini. Yang aktif dibilang nakal, anak bertingkah dibilang nakal, padahal mereka sebenarnya hanya ingin tahu dan ingin mencari perhatian orang di sekitarnya

    ReplyDelete
  32. Wiwin | Pratiwanggini.net16/07/2019, 16:45

    Anak saya juga sedang aktif-aktifnya, mba, baru berusia 21 bulan. Jadinya saya ngurusin rumah ya hanya bisa tenang ketika dia bobok.

    ReplyDelete
  33. Wah sepertinya aku perlu simpen 1 laderma ini jaga jaga untuk menghilangkan bekas luka. Soalnya anakku lagi masuk fase 'explore' rumah

    ReplyDelete
  34. Protektif boleh, over protektif jangan. Ini aku kejadian..karena anak pertama meninggal saat usia 13 hari, maka awal punya anak kedua aku jadi over protektif. Syukur cepet sadar..dan beneran jadi ortu mesti terus update ilmu biar makin lebih baik lagi dari hari ke hari.

    ReplyDelete
  35. Lihat dede itu lenong ama bedak, inget ponakanku yang waktu kecil kek gitu juga ngabisin bedakku, mbak, haha.. Diawasi sambil lihat boleh lah yah, accounting jangan terlalu menghalangi si anak mau apa.

    ReplyDelete
  36. Over protektif anaknya keluar rumah langsung dibawa masuk ya gak kak? Baca ini berasa dapet ilmu lagi deh dr yg pengalaman punya anak

    ReplyDelete
  37. Padahal tidak anak istilah anak nakal ya mbak, yang ada anak itu butuh perhatian. Ini yang aku kutip waktu sedang nonton Koki-koki Cilik 2. Btw ini si Laderma ternyata bisa digunakan untuk anak-anak ya? Aku kira hanya untuk orang dewasa saja.

    ReplyDelete
  38. Thanks for sharingnya ka... btw laderma ini emang wajib dimiliki oleh ibu2 yang punya anak ngga bisa diem macam anakku ya :)

    ReplyDelete
  39. Huhu, iya banget nih. Masih banyak nih orang-orang yang nganggap anak aktif itu anak nakal. Padahal dia lagi di masa eksplor. Urusan bekas lukanya mah gampang ya, ada Laderma yang bisa kembaliin warna aslinya.

    ReplyDelete
  40. Wah sama nih anak2 di rumah jg sering tu kegores lha, jatuh lha, krn terllau aktif haha. Yng penting pas luka segera dibersihkan dan diobati. Buat bekas lukanya jg segera kasi laderma kalau udah kering supaya gak berbekas yaaaa

    ReplyDelete
  41. Sama banget dengan putra saya yang usia 4 tahun. Anak-anak bukan nakal ya, tapi memang dalam masa eksplorasi. Sedihnya jika ada yang melabeli mereka dengan bandel, mekitik,dsb. Biasanya sih kalau saya dengar langsung, saya menimpali, "Bukan nakal, dia kan sedang belajar". Asiknya dunia anak-anak, apalagi didukung Laderma

    ReplyDelete
  42. Ini yang aku butuhkan, anakku kemarin abks operasi dan aku lagi cari penghilang luka yang aman untuk anak.

    ReplyDelete
  43. Anak yang aktif begini justru sehat, ya. Tinggal bagaimana kita mengawasi dan mengarahkan. Jangan malah dilabelin nakal. Nanti kalau sampan luka, untungnya ada Laderma

    ReplyDelete
  44. Yappp anak adalah the little explorer.... Biarkan ia mengeksplorasi duniaaaaa

    ReplyDelete
  45. Anak gak bisa diem berarti aktif ya mengexplore sesuatu supay amakin pintar. Nanti kalau anak diem aja salah juga hihihi.
    Sebagai orang tua wajib banget menjaga tapi bener gak terlau over menjaganya. Kalau sewaktu2 terjatuh gpp tinggal dikasih obat aja ya, dari situ anak bisa belajar gimana biar ga jatuh lagi

    ReplyDelete
  46. Banyak para ibu yang merekomendasikan Laderna sebagai obat penghilang luka anak, saya jadi kepikiran mau simpan juga di kotak p3k jaga jaga kalau anak luka udah bisa langsung oles kalau sudah tersedia

    ReplyDelete
  47. Mbaaa... kok sama sih, lebih suka beres2 malem biar paginya bisa nyantai tinggal nyiapin sarapan dan bekal sekolah hehehe...
    Btw laderma berarti aman buat anak2 ya mba?

    ReplyDelete
  48. Anak memang guru terbaik orang tua. Aku sudah dari kapan juga belajar buat gak nglabeli anak, apalagi anak orang lain. Anak sendiri kan belum punya, hehehe. Ortu kudu protektif tapi bukan over

    ReplyDelete
  49. MakasihMbak Tetty ilmunya bermanfaat banget. Apalagi masa perkembangan anak perlu diperhatikan.

    ReplyDelete
  50. Saya juga sering mengerjakan semua tugas di malam hari mbak, pagi2nya langsung seger. Soal anak aktif, anak saya juga mbak sering luka sana-sini tapi dengan Laderma semua jadi nyaman dan aman ya mbak. Bagus untuk kulit si kecil, dari kemarin pengen coba.

    ReplyDelete
  51. Menanggapi tumbuh kembang dan pola pikir sang anak memang gampang-gampang susah ya kak sebagai orang tua. Gak boleh salah langkah karena akan menjadi tolak ukur perkembangannya di masa depan nanti. Bagus banget ilmu parentingnya, thanks udah sharing kak

    ReplyDelete
  52. anak jadi aktif bermain yaaa. Sehat sehat anak cakeep

    ReplyDelete
  53. Salut euy sama Mba Tetty meski rempong sama anak-anak dan urus rumah tapi masih asyik ngeblog dan produktif. Sehat selalu ya mba buat semuanya

    ReplyDelete
  54. Saya blm pernah nih nyobain Laderma, kayanya bagus nih mbak. Jadi mupeng deh buat nyobain Laderma nya. Anak2 yg aktif justru menurut saya anak yg cerdas.

    ReplyDelete
  55. Ajaib banget ini Laderma ya, mau coba ah buat bekas cacar anak-anak nih. Btw, ciri-ciri anak cerdas itu ya kaya Aal nih, aktif, berani eksplor apa aja, jatoh-jatoh sedikit mah wajar, yang oenpent sehaaat aktif

    ReplyDelete
  56. Usia dua tahunan lagi masa-masanya sering jatuh, babak belur tuh kaki hehe... tapi untung ada Laderma ya kakinya bisa mulus lagi...hehe

    ReplyDelete
  57. bah ponakan ku banget nih bun. Balik-balik kerumah tiba-tiba dia nagis kejer pas ditanya kenapa katanya jatoh nyungsep got hahaha. setiap balik main pasti bawa luka. Coba pakai ini bisa ya bun?

    ReplyDelete
  58. Duh, baca artikel nin berasa banyak salah dalam mendidik anak, apalagi sering terpengaruh labeling negatif dari orang lain, sebenarnya nggak rela anak dikatain nakal jadinya banyak melarang ini itu huhu

    ReplyDelete
  59. Bener banget nih mbak, saya suka jengkel juga klu ada yang bilangin anak saya nakal hanya karena dia aktif banget nggak bisa diam gitu. Padahal keaktifannya itu menunjukkan klu dia lagi belajar dan bereksplorasi terhadap lingkungannya ya. Jadi tugas orang tua cukup mengawasi saja dan menyediakan obat seperti laderma ini buat jaga-jaga kalau anak2 terjatuh.

    ReplyDelete
  60. Jujur, Mbak, pas capek banyak kerjaan sekolah ya, rumah, kadang mikir, Ya Allah, anakku kok aktif banget. Ada-ada saja, naik ke atas ke lemari, mainan diberantakin, bla bla bla.

    Giliran pas ibu perinya keluar, ya, insaf. Hahaha. Seperti pas baca tulisan ini.

    ReplyDelete

Terima kasih telah berkunjung ke blog ini, silakan tinggalkan komentar yang baik dan positif ya :D