Copyright by tettytanoyo. Powered by Blogger.

Pengalaman Merawat Anak Asma dan Alergi


Assalamu'alaikum, apa kabarnya emak semua? semoga sehat dan dalam lindungan-Nya selalu ya, amiin.

Sebenernya, saya ingin sekali menulis tentang pengalaman merawat anak Asma ini sejak lama, tapi terealisasi sekarang. Duh, saking sibuknya dengan urusan domestik dan anak-anak, jadi pending terus, padahal saya fikir sharing ini mudah-mudahan bisa bermanfaat untuk keluarga yang memiliki anak dengan riwayat asma.

Siapa sih yang gak ingin anaknya tumbuh sehat? Semua orang tua pasti menginginkannya bukan? tapi ketika takdir bicara lain, ya mau gimana lagi. Hadapi dan berusahalah mencari solusi. Bukan begitu?

Asma memang sebuah penyakit yang memiliki segudang resiko dan juga menimbulkan kekhawatiran, khususnya bagi orang tua. 

Pasalnya, penyakit ini berhubungan dengan pernafasan,  yang mana pernafasan ini merupakan aktivitas tubuh yang sangat penting. Jika asma sudah menyerang, maka pernafasan akan terganggu karena penderita akan sangat kesulitan bernafas atau sesak.

Asma sendiri adalah jenis penyakit jangka panjang atau kronis pada saluran nafas yang ditandai dengan penyempitan saluran nafas yang menyebabkan sesak atau sulit bernafas.

Selain sulit bernafas, penderita Asma juga mengalami gejala seperti nyeri dada, batuk-batuk, dan mengi. Asma bisa diderita oleh semua golongan usia baik dewasa maupun anak-anak.

Anak saya sendiri, Kifah, divonis menderita Asma oleh dokter saat berusia 4 tahun, dan sekarang usianya sudah menginjak 8 tahun.


sekarang Kifah berusia 8 tahun

Berikut kronologis, apa-apa saja yang terjadi sejak ia bayi, hingga divonis memiliki Asma.

1. Diawali dengan alergi protein sapi.

Ketika saya melahirkan Kifah dulu, saya memiliki masalah ketika hari pertama melahirkan yaitu ASI yang tidak keluar/lancar. Maka dari itu, tenaga kesehatan yang membantu persalinan saya memberikan susu formula untuk menggantikan ASI sementara waktu hingga ASI keluar.



Sungguh, edukasi mengenai ASI harus dilakukan bagi ibu hamil, calon ibu menyusui, karena jika tidak diedukasi, maka sang Ibu akan panik saat ASI tidak keluar di hari pertama.

Yuk, calon Ibu, belajar lagi seputar ASI, apalagi untuk hari pertama kelahiran bayi.

Kembali ke alerginya Kifah. Ternyata saat diberikan susu formula, Kifah ini alergi, super rewel dan keluar bintik merah di pipi, tangan, kaki, hingga kepala. Menurut dokter, Kifah terkena dermatitis atopik karena alergi protein susu sapi.

Sungguh saya kaget, ternyata Kifah tidak bisa mengkonsumsi susu sapi, dan dokter pun memberikan nasehat kalau Kifah juga akan alergi terhadap produk-produk turunan dari susu sapi seperti keju, biskuit, dll.

Dan memang benar saja, saat MPASI dulu, Kifah alergi terhadap bubur bayi yang mengandung susu, biskuit bayi, keju, pokoknya produk-produk olahan susu sapi.

Alergi Kifah ini berlangsung cukup lama, hingga usianya menginjak 3 tahun, alerginya berangsur membaik, walau tetap kadang ada kalanya ketika meminum susu atau produk turunannya, kulit Kifah jadi sensitif dan gatal-gatal.

Sering Demam saat berusia 3 Tahun

Kifah waktu berumur 3 tahun, saat mulai batuk-batuk

Ketika berusia 3 tahun, Kifah sering demam. Karena saat itu saya bulak balik Bandung Bogor karena sedang sekolah Pasca Sarjana, saya mengamati kalau Kifah alergi dingin. Jadi setiap ke Bandung, dia kedinginan dan batuk-batuk, dan anehnya setiap batuk pasti akan dilanjutkan dengan demam.

Ketika ke dokter, tidak ada diagnosa apa-apa tentang Kifah, dokter hanya memberikan obat batuk dan turun panas biasa. Tapi yang membuat saya heran, kenapa ini sangat sering terjadi, dan membuat khawatir.

Menginjak usia 4 tahun, saya tinggal di daerah sekitar Cibinong Bogor. Beberapa kali Kifah sakit batuk-batuk, maka dari itu saya pernah menulis di blog ini tulisan tentang Ketika Batuk Anak Tak Kunjung Sembuh, dan ternyata tulisan ini direspon oleh beberapa  Ibu dengan kasus yang mirip seperti yang Saya alami.

Karena Kifah batuk terus-terusan, teman sekantor Abbiy merekomendasikan seorang Dokter Spesialis Anak di daerah Cibinong. Dan Kami pun mengikuti saran beliau dan membawa Kifah ke Dsa tersebut.

Setelah dilakukan pemeriksaan, dokter mengatakan kalau Kifah ini terkena Asma.

Kifah berusia 4 tahun, saat dinyatakan terkena Asma oleh Dokter

"Di rumah ada yang Asma gak?" Pak Dokter bertanya.

"Ngga dok, Saya dan suami gak punya Asma." Jawab Saya.

"Nah, mungkin kakek atau nenek, atau keluarga di atas lain ada yang punya riwayat Asma. Karena Asma adalah salah satu penyakit yang disebabkan faktor keturunan." Tambah Pak Dokter.

Saya dan suami kemudian berpikir siapa yang memiliki dari pihak keluarga yang memiliki riwayat penyakit Asma. Sampai sekarang memang belum pasti siapa yang Asma, bahkan kakek nenek dari kedua belah pihak pun tidak memiliki Asma. Namun, berberapa saudara ada yang bermasalah dengan pernafasan.

Setelah Vonis Asma

Siapa sih orang tua yang ingin anaknya sakit? Saya rasa gak ada. Semua orang tua pasti menginginkan anaknya tumbuh sehat dan kuat.

Belajar Ikhlas

Karena Kifah masih kecil, dan sistem imunitas tubuhnya masih lemah, maka Asmanya seringkali kambuh ketika ia minum Es, jajan sembarangan, kedinginan, kelelahan dll. Dan jujur saja, di bagian kelelahan ini saya suka sedih, karena Kifah jadi sering gak masuk sekolah, karena aktivitas padat ia sering kelelahan dan besoknya gak bisa pergi ke sekolah.


Bersama teman-teman di Sekolah

Ikhlas ini sebenernya mudah sekali diucapkan tapi sulit untuk dilakukan. Ketika Asma Kifah kambuh, saya justru sering kesal dan belum menerima (Kenapa anak saya bisa Asma) dan tentunya lelah karena harus bolak-balik ke IGD atau berobat jalan.

Dan ke IGD itu kan gak kenal waktu, tengah malam, shubuh, pernah dijalani oleh Kifah.

Mencari Banyak Informasi

Selain ikhlas dan berusaha menerima keadaan, hal yang harus dilakukan adalah mencari informasi sebanyak-banyaknya seputar penyakit Asma. Bagaimana penyakit ini bisa terjadi, usia berapa tahun bisa hilang, apakah bisa sembuh, dan bagaimana mencegah Asma kambuh.

Saya sendiri seringkali mencari informasi melalui internet, dan banyak bertanya ketika bertemu dokter. 

Pandangan setiap dokter berbeda-beda juga lho, pengalaman, saran, dan ilmu pengetahuan mereka sangat mempengaruhi terhadap informasi yang mereka berikan ketika berkonsultasi.

Jawaban paling umum memang Asma tidak bisa sembuh, namun Asma bisa dikendalikan. Sebenarnya saya ingin tahu zat apa saja yang bisa memicu Asma Kifah kambuh, namun beberapa dokter tidak menyarankan untuk tes alergi karena Kifah masih sangat kecil, dan prosedur tes alergi cukup rumit untuk anak seusia Kifah.

Diduga TBC

Batuk Kifah yang gak berhenti walau sudah dinebulizer dan diberikan obat di klinik langganan, membuat Kifah terpaksa harus ke Rumah Sakit lagi. Kali ini, dokter anak curiga Kifah terkena TB Paru.

Deg.

Ya Alloh, ujian apa lagi ini?

Karena diduga terkena TB Paru, Kifah melakukan rontgen dan tes mantoux untuk melihat apa benar ada bakteri tuberculosis di dalam paru-paru Kifah.

Setelah melakukan serangkaian tes dan rontgen, akhirnya keluar lah hasilnya.

Hasilnya negatif. Kifah gak kena TB Paru, alhamdulillah. 

Oleh karena itu, dokter hanya memberikan resep obat biasa, vitamin dan zat besi, karena berat badan Kifah masih belum normal sesuai dengan anak seusianya.

Kifah dan Asmanya Hari Ini

Sama seperti anak pada umumnya, Kifah senang mencari tahu tentang sesuatu

Terakhir kali masuk kembali ke IGD karena asmanya kambuh, Kami bertemu dengan dokter yang lain.

Dan sungguh takdir-Nya ini mah, dokternya pun pengidap Asma sejak kecil, bener-bener sama persis kayak Kifah.

Wah langsung deh merasa senasib sepenggungan, siap-siap wawancara dokternya. Hihihi.

Nah, menurut beliau, ia memiliki Asma yang sering kambuh sejak kecil, tapi sekarang sudah merasa lebih baik.

Dulu beliau alergi terhadap cuaca dingin, kalau dingin langsung deh kambuh. 

Ternyata, orang tuanya tidak tinggal diam, katanya ia lebih sering dibawa ke tempat dingin, agar tubuhnya lebih mengenal alergen yang membuat asmanya kambuh. Jadi dia sering diajak menginap ke daerah puncak oleh orang tuanya.

Disclaimer: tolong jangan langsung diikuti ya cara ini, semua harus dikonsultasikan langsung kepada dokter (ahlinya).


Karena Kifah memiliki alergi protein sapi ketika kecil, dan alergi es/jajanan mengandung pangawet, pewarna, pelan-pelan saya dan suami justru mengenalkan makanan tersebut kepada Kifah.

Awalnya takut, pasti yah itu mah, harus bener-bener sedia obat di rumah, jaga-jaga dia bakal kambuh.

Dan memang bener, akhirnya kambuh asmanya. Kalau kambuh ringan, minum obat di rumah, tapi kalau kambuhnya berat mau ga mau harus ke IGD.

Makin lama, pengenalan makanan yang mengandung alergen buat Kifah ini makin intens. Saya tambah beberapa makanan yang memang biasanya membuat dia Asma. Es Krim contohnya.

Reaksinya gimana? 

Kifah tetap batuk, tapiii batuknya ini banyak mengandung dahak dan dahaknya wajib dikeluarkan baik dari hidung maupun mulut.

Dahaknya lumayan banyak, dan si dahak bandel ini suka bikin sesak nafas, makanya Kifah saya minta terus mengeluarkan dahak yang membandel tersebut siang dan malam. Walau dia sedang tidur pun, wajib ke kamar mandi untuk membuang dahak.

Dan ternyata, dengan rutin membuang dahak, sesaknya pun berkurang. Walau batuk tetap ada, hanya batuk biasa, suara mengi dan sesaknya berkurang, gak seperti kambuh biasanya.

Dan makin lama, sesaknya berkurang dan berkurang, dalam satu bulan terakhir, Kifah belum ke klinik dan ke IGD.

Kuncinya adalah membuang dahak karena alergi tersebut serutin mungkin.

Alhamdulillah, mulai bisa minum minuman yang agak dingin

Sebenernya, untuk saat ini, saya cukup bersyukur, walau batuknya masih ada, tapi Kifah udah gak sampai masuk klinik dan IGD. Ketika pagi-sore makan makanan yang mengandung alergen, malamnya alhamdulillah bisa tidur tanpa sesak, hanya harus rajin membuang dahaknya ketika terasa banyak dan harus dikeluarkan.

Alhamdulillah, sejauh ini Kifah cukup kooperatif, walau kadang memang ia ogah-ogahan dan harus dipaksa ke kamar mandi untuk membuang dahaknya.

Perjalanan Masih Panjang

Mungkin hari ini saya bersyukur Kifah jarang masuk klinik dan IGD, tapi tetap batuknya memang masih ada ketika Kifah terkena pemicu asmanya. Dan itu masih jadi PR untuk diselesaikan.

Pesan untuk Orang Tua

Karena punya anak Asma itu sangat menantang, saya punya beberapa "wejangan" nih buat para orang tua baru.

1. Bagi perempuan yang sedang hamil, atau calon Ibu. Perhatikan lagi, apakah punya riwayat alergi/asma. Tanyakan juga kepada suami, apakah di keluarganya ada yang memiliki riwayat alergi atau Asma.

Hal ini semata untuk "persiapan" kalau-kalau anak yang dilahirkan nanti akan menderita Asma atau alergi, jadi mental kita sebagai orang tua jauh lebih siap.

2. Siapkan ilmu dan keterampilan seputar pemberian ASI ekslusif untuk bayi. Karena bayi ASI lebih minim terkena resiko alergi, ini berdasar pengalaman anak kedua dan ketiga saya yang selama 6 bulan, tidak mengkonsumsi susu sapi sama sekali (kecuali dengan izin dokter atau karena situasi dan keadaan tertentu).

3. Jaga kebersihan lingkungan, kalau bisa tinggal di lingkungan yang masih bersih dan minim polusi. Karena menurut DSA yang saya temui, kualitas udara juga sangat mempengaruhi kesehatan saluran nafas anak.

Jadi inget kasusnya anak artis Zaskia Mecca yang juga terkena Asma, dan sangat khawatir dengan kondisi udara di Jakarta.

4. Ajak anak berolah raga. Sampai sekarang, Kifah masih aktif ikut ekstrakulikuler Karate, dan sesekali Kifah juga berenang. Menurut beberapa artikel yang saya baca, berenang juga merupakan salah satu olah raga yang bisa membantu memperkuat organ pernafasan.

Ikut ekskul Karate di Sekolah
Waktu Kifah ujian kenaikan sabuk Karate
Kifah juga seneng sama olah raga Futsal

5. Menu makanan dengan gizi seimbang. Dulu saya cukup cuek dengan makanan bergizi, sekarang saya mulai aware terhadap sajian menu makanan anak. Karena ketika imunitas anak turun, dan makanannya kurang bergizi, maka anak akan mudah sakit.

Memiliki anak alergi dan Asma membuat saya benar-benar menjadi "orang tua". Saya dituntut bisa mandiri, punya mental yang kuat, dan juga aware terhadap kesehatan anak serta keluarga.

Kifah dan adik-adiknya

Walau memang ada saat dimana saya berada di titik terendah ketika Kifah kambuh terus menerus. Rasanya ingin sekali saling berpelukan dan bergandengan tangan dengan para orang tua yang memiliki anak dengan riwayat alergi serta Asma.

Memang kesannya berlebihan, tapi tahukah Moms sekalian bahwa alergi dan Asma bisa menyebabkan kematian jika tidak ditangani secara serius?

Maka dari itu sekali lagi saya mengingatkan melalui pengalaman yang saya rasakan selama 8 tahun ini, jangan pernah menyepelekan masa kehamilan dan 1000 hari pertama kehidupan bayi. Karena masa itu adalah masa yang akan menentukan hari-hari anak kita selanjutnya.

Perbanyak ilmu mengenai kesehatan dan perawatan bayi dan anak, konsultasi ke dokter jika anak mengalami gejala alergi, dan tangani dengan sebaik mungkin. Karena alergi insya Alloh bisa dikendalikan dan membuat anak tetap berprestasi, amin.

Baca juga: Anak Alergi Tetap Bisa Berprestasi

Begitulah pengalaman Saya selama 8 tahun ini membersamai tumbuh kembang anak yang memiliki asma dan alergi, dengan berbagai tantangan, dan fase "naik turun" Saya sebagai seorang Ibu.

Semoga pengalaman ini bermanfaat ya, dan feel free to share di kolom komentar yaa 😊 

30 comments

  1. Aku juga pernah dengar, cara mengatasi alergi seperti yang dilakukan si dokter itu, ada yg cerita, alergi udang, tapi akhirnya sembuh, caranya ya sama, diberi makanan menu udang secara bertahap. Awalnya memang bereaksi, alerginya muncul, tapi lama kelamaan jadi sembuh sendiri.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, namanya metode provokasi, jadi memang dipancing oleh alergennya

      Delete
  2. Wah.. Perjuangan ibu yg punya anak dg penyakit tertentu memang warbiyaza ya mbak.
    Semoga tetap bersabar dan bersyukur atas semua yg terjadi. Semoga kifah juga tumbuh jadi anak yang sehat dan berbakti. Aamiin.

    ReplyDelete
  3. Iya mom, sy juga dlu katanya pnya asma gt suka kambuh kalo kena debu atau kecapekan, tp alhamdulillah sih ga sampai ugd. Skr alhamdulillah udah aman, hanya kalu pas kecapean parah dan masuk angin kadang suka gitu. Demoga ga diturun anak2ku.

    ReplyDelete
  4. Maaakk, kamu sungguh kereeen pantang menyerah!
    TabarokAllah Kifaahh anak ganteng sholeh. Prestasinya makin buanyaaakk ya
    --bukanbocahbiasa(dot)com--

    ReplyDelete
  5. Sama nih kayak Nai. Waktu masih batita, beberapa kali asmanya kambuh. Dokter anak juga gak menyarankan tes alergi. Alhamdulillah, udah lama gak kambuh. Coba dicari pemicunya aja. Jadinya sekarang asma Nai bisa dikendalikan

    ReplyDelete
  6. Wah Kifah ganteng ya dan kelihatannya aktif ya mba? Wah, baru tau salah satu pemicu asma pada anak alergi protein sapi ya?

    ReplyDelete
  7. aku pernah ikut ngurusin ponakan yang punya asma juga teh, gak tega deh liatnya kalo udah kambuh, jadi bener2 harus dicegah penyebabnya ya teh. rumahnya aja gak boleh ada boneka segala pokoknya.

    ReplyDelete
  8. Aku juga ada asma mbak, dulu sama mama di-les-in berenang. Pokoknya seminggu sekali harus berenang. Alhamdulillah jarang kumat.
    Sekarang aku kadang suka kumat, selain udara dingin pemicunya biasanya bulu kucing hahaha. Tetangga punya kucing yang suka masuk2 ke rumah tuh. Makanya sekarang ini aku lagi rajin lari,soalnya males berenang hehe..

    Semangat terus yah Dek Kifah, semoga sehat selalu yah

    ReplyDelete
  9. Kasihan juga anak kena alergi, karena akan berpengaruh pada proses tumbuh kembang.
    Semangat mba Tetty, semoga anak-anak makin sehat ya ke depan

    ReplyDelete
  10. wah kok kebetulan sama ya mba dulu anak ke 2 ku juga alergi turunan susu sapi. Tapi semakin bertambah usia alerginya hilang sendiri Alhamdulillah. Sehat2 yah Kifah!

    ReplyDelete
  11. Meski punya asma, tapi ternyata Kifah aktif juga kegiatan ekstrakurikulernya.
    Dan bener banget mbak, dengan latihan renang rutin jadi membiasakan melatih pernapasan. Temanku dulu juga asma, dan dua anaknya masya Allah kena asma semua. Sangat menantang ternyata kalo mengamati kisah temanku ini

    ReplyDelete
  12. Ponakan ku juga sama sakit gangguan pernafasan, awalnya juga karena alergi susu sapi. Kalau udah jajan sembarangan mulai deh kambuh, dan aku nya juga deg-degan kalau lihat ponakan ku kambuh. Dokter cuma bilang sering berenang saja untuk melatih kerja paru2nya.

    ReplyDelete
  13. Wah kifah tetap bisa beraktivitas dan jadi jagoan keluarga walaupun mengalami alergi Susu sapi. Tetap semangat

    ReplyDelete
  14. Aku salut ama mom yang satu ini deh, kereen bisa terus siaga mendampingi. Sehat selalu ya kifah…

    ReplyDelete
  15. Ternyata Kifah ada alergi susu sapi ya, ALlhamdulillah sekarang sudah main baik ya.
    Seamngat trus ya mbak untuk menjaga Kifah, mudah0mudahan Asmanya gak kambuh. Sodaraku juga nih ada anaknya yang asma, jadi harus jaga banget makanannya juga. Sehat selalu buat Kifah ganteng ya.

    ReplyDelete
  16. Sedih pasti yaa...sebagai orangtua kala tau anak mendadak sakit.
    Dan semoga dengan padatnya kegiatan di sekolah dan ektrakulikuler olahraga yang diikuti, mampu membuat anak jadi lebih kuat (fisiknya).

    ReplyDelete
  17. Anakku juga sering banget batuk, Mbak, dulu pas masih kecil. Cuman, aku mikir, abinya kan juga ada alergi, aku dulu ya sering bermasalah sama pernapasan, jadi, ya, wajar. Gitu mikirku. Cuman kalau sudah batuk, 3 hari kok nggak ada perubahan, pasti langsung kubawa ke dokter.

    Ini baru batuk biasa saja aku sering kewalahan ngatasin anakku, apalagi dirimu, Mbak. Kamu strong banget. Semoga keluarga kita selalu diberikan kesehatan dan dalam lindungan Allah.

    ReplyDelete
  18. Mb nanya donk kan tadi di bilang kalau harus rutin mengeluarkan dahak nah itu Gimana mba cara ngeluarinnya ? Apakah anak sendiri yang mengeluarkan atau kita sedot apa gimna ?

    ReplyDelete
  19. Wah lengkap ini jadi betul ya alergi susu sapi bisa berimbas ada masalah di kesehatan nya.. jd hrs tuntas di awal..hmmm jadi mikir.

    ReplyDelete
  20. Anak - anakku memang asthmatic juga mba..tapi makin besar makin kuat mereka. Memang perlu perawatan dan perhatian khusus yaaa mbaaa

    ReplyDelete
  21. Jadi ingat keponakan ku dia lahir prematur jadi alergi banyak plus punya asma juga. Inget banget dulu waktu kecil dia keluar masuk rumah sakit terus tp alhamdulillah sekarang SMP udah jarang sakit.

    ReplyDelete
  22. wah kifah ternyata anak alergi ya, alhamdulillah bundanya menemukan formula menyembuhkan alergi pada kifah. saki jg alrgi nih mbak, terutama olahan telur, jadi harus terus dikasih makan telur aja ya biar dia jadi gak alergi lagi heheh

    ReplyDelete
  23. Wah sehat2 ya Kifah. Ternyata penyebab awalnya diduga susap ya, juga dingin? Juga diduga karena ada keturunan juga ya? Skrng ikutan olahraga jd lbh terlatih ya fisiknya jd gak gampang drop dan kambuh asmanya?
    Kalau anakku alerginya aku blm cek tapi udah ada yang aku curigain, kalau kambuh bibirnya bengkak hiks.

    ReplyDelete
  24. Ya Allah, bacanya nano nano perasaanku. Kebayang perasaan mamah Tetty, moga Kifah terys sehat ya. Iparku hilang asmanya setelah dewasa

    ReplyDelete
  25. Ya Allah semoga dilindungi selalu kesehatan untuk anak-anak dan orangtua kita ya Mba Tetty. Soalnya kebetulan mertuaku yang asma, jadi kalo dingin gitu seringnya kambuh. Sedih juga lihatnya.

    ReplyDelete
  26. Hallo mbak, aku mau cerita jg, anakku umur 4tahun kemarin batuk pilek malam tak mau berhenti batuk,terus dadanya seperti retraksi ada tarikan begitu kuat, sungguh tak tega melihatnya, paginya ku bawa ke klinik, dokternya langsung periksa dan tanya apa ada yg asma dirumah, dan ya ibu mertuaku pengidap asma kambuhan, lalu anakku di vonis asma sama dokternya , dan ankku mau dirujuk ke dsa + dr paru untuk mengetahui jenis asmanya. Dan benar saja seperti pengalaman mba juga, anakku pas lahir dia alergi susu sapi, waktu baru lahir ankku blom bisa banyak minum asi, akhirnya ku ksh formula selama seminggu sesudahnya pipinya ruam seperti luka menyenye, tapi memang aku blom pernah ke dsa untuk mengetahui alerginya, sampai mpasi dia masih sama alergi, begitu menginjak 2 tahun alergi susu sapinya sudah hilang.
    Tapi sekrang aku sedang hamil anakk kedua, kira2 bakal nurun jg ga ya ke anak keduaku? Aku takut sekali. Semoga anak2 kita selalu diberikan kesehatan ya mbak, aminnn

    ReplyDelete
    Replies
    1. halo mom, anak saya yang kedua dan ketiga alhamdulillah gak alergi protein susu sapi, mudah-mudahan gak asma juga. Kalau menurut dokter, untuk mencegahnya bisa dengan mengkonsumsi bahan makanan yang sekiranya bisa memicu alergi semenjak hamil, atau dengan kata lain dikenalkan sejak di dalam janin. Insya alloh bisa meminimalisir resiko alerginya.

      Saya juga kemarin menulis tentang alergi protein sapi pada anak berdasarkan talkshow dengan dsa ahli alergi dan imunologi

      https://www.tettytanoyo.com/2019/09/anak-alergi-protein-susu-sapi-apa-dan-bagaimana-solusinya.html

      Delete
  27. Assalamualaikum, Alhamdulillah ketemu tulisan mbak, saya lagi benar benar bingung anak saya sejak ferbruati mulai batuk berlendir dan mengi, sudah berulang cek dokter dibilang asma, dan terakhir Sabtu kmrn dokter Blang ini asma, tapi masih belum jelas apa penyebabnya . Riwayat keluarga saya memang ada asma, jd memang sudah sangat resiko tinggi.

    Mau nanya dokter yg di Cibinong itu dokter siapa ya? Saya alamatnya di kalisuren,kalau rekomen sapa tau bisa Konsul disana.

    Terimakasih sudah berbagi cerita ,semoga bisa saling membantu dan menguatkan ya mbak, saya baca cerita mbak jadi berkaca kaca, ngerasain beberapa blan ini sampe bingung menghadapi batuk yg muncul, tapi biasa hanya pagi atau malam saja, siang hari ga batuk dan beraktivitas seperti biasa.

    ReplyDelete
    Replies
    1. waktu itu saya ke dokter Aris, prakteknya di cikaret, cibinong, d ruko apa gtu ya lupa, bbrapa anak temen suami yg kesana pun rata2 kena penyakit pernafasan juga, alhmdllh dokternya cukup friendly, bisa banyak nanya2 untuk pencegahan dan perawatan anak asma.

      Delete

Terima kasih telah berkunjung ke blog ini, silakan tinggalkan komentar yang baik dan positif ya :D