“Jika kalian berbuat baik, sesungguhnya kalian berbuat baik bagi diri kalian sendiri” (QS. Al-Isra:7).
Ramadan 1443
Alhamdulillah, malam ini, tepat malam ke-29 Ramadan 1443
Hijriyah atau bertepatan dengan 30 April 2022. Saya merasa bersyukur dipertemukan
dengan bulan Ramadan tahun ini. Karena do’a kita setiap dipenghujung Ramadan pasti
sama, semoga kita dipertemukan pada bulan Ramadan berikutnya.
Namun, belakangan ini saya sering berfikir tentang tujuan hidup
dan bekal saya pulang nanti. Jika Ramadan ini adalah Ramadan terakhir saya? Apa
yang harus saya lakukan?
Usia 30 tahun
Tahun ini, tepatnya bulan Mei nanti, usia saya menginjak 32
tahun. Usia yang cukup ‘mendebarkan’ penuh tantangan, dan penuh evaluasi.
Dimana saya selalu mengingat Hadits Rosulullah SAW, ‘Usia umatku berkisar
antara 60 tahun’ Dari sana saya Kembali berfikir, tahun ini usia saya sudah ‘separuh
perjalanan’ sebagai manusia di bumi Allah SWT ini.
Menurut beberapa penelitian, di usia 30 tahun, setiap orang
memang Kembali mencari ‘jati diri’ sesungguhnya. Mau dibawa kemana hidup kita?
Dan katanya, usia 30 tahun ini adalah usia puncak sebagai manusia. Puncak
karir, puncak kesuksesan, puncak kemandirian, dan puncak pencapaian lainnya.
Insecure menjadi Ibu Rumah Tangga
Bicara soal puncak kesuksesan atau karir seseorang diusia 30
ini, saya Kembali menengok ke dalam diri saya sendiri.
Saya ini seorang ibu rumah tangga biasa, jika dibandingkan
dengan rekan saya, saya seperti ketinggalan jauh. Terkadang, tentunya saya
merasa insecure atau rendah diri, karena merasa diri saya tertinggal dalam
urusan dunia, karir, dan materi.
Namun, ups!
Hati saya bersuara, “Apa benar yang dikejar di dunia ini
hanyalah materi dan karir semata?”
“Bukankah Allah SWT dan Rasulullah SAW mengatakan, bahwa
manusia tidak dilihat dari harta, tahta, dan jabatannya? Bukankan sebaik-baik
manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain?”
Walau hanya seorang ibu rumah tangga, tentunya banyak hal
yang bisa saya lakukan untuk berbuat baik. Bukankah berbuat baik tak perlu
menunggu kaya? Tak perlu menunggu banyak koneksi? Tak perlu dengan karir yang
tinggi?
Maka dari itu, saya yakinkan diri untuk selalu bergerak
untuk kebaikan. Sekecil apapun itu, saya harus tetap bergerak, apalagi menyambut
30 hari bulan suci Ramadan, bulan suci ini harus menjadi 30 hari jadi manfaat,
untuk saya meraih pahala, kebaikan, serta menebar manfaat, Insya Allah.
Program Ramadan Connecting Mama
Diusia 30, dengan berbagai kontemplasi, akhirnya saya merencakan
program Ramadan Bersama rekan-rekan penggerak dan anggota Komunitas Mama Digital
Connecting Mama (Komunitas Mama yang saya dirikan bersama teman-teman untuk
mewadahi ibu rumah tangga khususnya agar tetap bisa berdaya dan produktif) untuk
mengadakan program Ramadan selama 30 hari.
Tujuannya adalah agar saya dan juga komunitas bisa bersama-sama
bergerak (secara berjamaah) meraih banyak kebaikan di bulan suci Ramadan tahun
ini, dan tentunya memberikan manfaat bagi para anggota komunitas. Karena saya
yakin, sebuah kebaikan yang dilakukan secara berjamaah akan lebih baik hasilnya
ketimbang dilakukan secara sendiri-sendiri.
ODOJ (One Day One Juz) selama 30 Hari
Program Ramadan Connecting Mama memang agak berbeda dari
komunitas Mama lainnya. Di bulan Ramadan kali ini, kami fokus untuk meningkatkan
ibadah dan tsaqofah islamiyah, salah satunya dengan membaca dan belajar ilmu Al-Qur’an.
Program ODOJ ini bukan tanpa tantangan, karena beberapa
peserta ada yang sudah terbiasa dan belum terbiasa untuk bertilawah satu juz
per hari. Namun, setiap anggota saling menyemangati dan memberikan support.
Jika belum terbiasa satu juz perhari, maka diperbolehkan berapapun semampunya
untuk membaca Al-Qur’an secara konsisten.
Kajian Online
Selain belajar konsisten membaca Al-Qur’an setiap hari, kami
pun mengkaji Al-Qur’an secara online. Dengan materi Tafsir, Tahsin, dan Tahfidz
Al-Qur’an. Kami menyadari, sebagai ibu rumah tangga, dengan banyaknya aktivitas
di rumah, membuat para ibu rumah tangga tidak memiliki waktu atau kurang
terfasilitasi untuk Kembali belajar mengkaji Al-Qur’an.
Kajian pertama yang kami lakukan adalah memaknai perintah ibadah
shaum yang ada di dalam Al-Qur’an dan bagaimana kita menjalani dengan seharusnya.
Kajian kedua, kami belajar mengenai Tahsin, yakni belajar bagaimana mengaji/membaca
Al-Qur’an dengan baik dan benar. Kajian ketiga, kami bersama salah satu ustazah
dari Pondok Qur’an, belajar bagaimana cara menghafal Al-Qur’an bagi ibu rumah
tangga.
Berbagi Takjil
Selain melakukan ODOJ selama 30 hari, saya bersama tim
penggerak dan anggota komunitas Connecting Mama juga berbagi Takjil dengan
menyisihkan Sebagian rezeki yang dimiliki. Alhamdulillah, program berbagi Takjil
untuk mereka yang membutuhkan, terlaksana dengan baik di penghujung Ramadan
1443 Hijriyah kali ini.
“Loh, cuma gitu, doang?”
Ya, sekilas saya berfikir, rasanya hanya itu yang bisa saya
dan komunitas lakukan, sebuah gerakan yang sangat kecil dan sepele saja. Namun,
rasanya, gerakan ini telah mengisi hari-hari dengan kebaikan, dan kebermanfaatan.
Karena saya dan komunitas bersama-sama saling support untuk menambah ibadah di
bulan suci Ramadan kali ini, dan saling menjadi pengingat untuk berbuat baik.
Ada salah satu testimoni dari anggota komunitas Connecting Mama yang mengikuti Program Ramadan kali ini.
“Alhamdulillaaah, sharing sedikit, ya aku tadi pagi terharu,happy, bengong ga percaya, udah masuk juz 29 padahal puluhan tahun ngaji mana pernah aku khatam selama sebulan.
Syukrooon untuk Connecting Mama yang telah bersusah payah
memfasilitasi, ini momen paling the best buatku seumur hidup sih, barakallaaah” Tanti Amelia.
Jujur, ungkapan ini membuat saya secara pribadi sangat
terharu. Gerakan yang sangat kecil ini ternyata bermanfaat untuk orang lain. Selama
satu bulan ini ternyata ada hal yang sangat manis, menjadi 30 hari jadi manfaat
untuk saya dan semuanya.
Ah, rasanya saya ingin meneteskan air mata, malam ini adalah
malam terakhir shalat tarawih, dan besok menjadi sahur dan shaum terakhir di
Ramadan 1443 H ini. Namun, alhamdulillah ternyata ada hal berbeda yang saya
lakukan di bulan suci kali ini, dan mudah-mudahan menjadi semangat untuk selalu
melakukan kebaikan dan kebermanfaatan untuk orang lain di bulan-bulan selanjutnya.
30 Hari Jadi Manfaat Bersama Dompet Dhuafa
Jujur, saya terinspirasi untuk selalu berbuat kebaikan sekecil
apapun, berkat Dompet Dhuafa. Sejak SMA (2005) saya mengenal Dompet Dhuafa
sebagai Lembaga kemanusiaan yang selalu sigap bergerak demi memberdayakan para
kaum Dhuafa.
Jika kita melihat dari sejarah Dompet Dhuafa sendiri, awal berdirinya
adalah sebagai sebuah Lembaga zakat para karyawan kantor saja. Dan tidak
disangka, dari sesuatu yang terlihat kecil, sekarang berdampak besar bagi
banyak orang.
Dompet Dhuafa sendiri, sekarang sudah menjadi Lembaga Zakat
yang besar dengan banyak program pemberdayaan dibidang Kesehatan, ekonomi, Pendidikan,
sosial, dakwah, pertanian dan juga budaya. Dompet Dhuafa konsisten memberdayakan
kaum dhuafa melalui dana zakat, infaq, sedekah dan wakaf para muzzaki yang mempercayakan
sebagian hartanya untuk dikelola untuk membangun umat, khususnya para dhuafa.
30 hari jadi manfaat ini merupakan program yang digagas oleh Dompet Dhuafa untuk mengajak kita menebar kebaikan dan manfaat sebanyak-banyaknya, selama 30 hari di bulan Ramadan.
Tentunya, saya sangat mengapresiasi sekali program ini dan tentunya menjadi inspirasi bagi kita semua untuk sama-sama berbuat kebaikan, agar 30 hari bulan Ramadan kita benar-benar bermanfaat dan tidak sia-sia begitu saja.
Beberapa Program Pemberdayaan Dompet Dhuafa
Pendidikan
Dompet Dhuafa melakukan permberdayaan lewat pendidikan dan pelatihan bagi kaum dhuafa dan keluarga pra sejahtera. Karena Dompet Dhuafa berkeyakinan, bahwa salah satu pemutus mata rantai kemiskinan adalah dengan pendidikan.
Program Dakwah dan Budaya
Program dakwah ini bertujuan untuk menjadikan Islam sebagai agama rahmatan lil'alamiin yang bisa diterima oleh semua kalangan dan masyarakat. Dan bagi masyarakat muslim sendiri, program dakwah dan budaya ini menjadikan pemahaman masyarakat muslim terhadap agama Islam menjadi semakin baik.
Ekonomi
Dompet Dhuafa meyakini bahwa ekonomi adalah sebuah kekuatan yang bisa mengubah masyarakat. Dimana Dompet Dhuafa bercita-cita agar para mustahik yang diberdayakan secara ekonomi, suatu saat akan menjadi muzzaki. Mereka mampu membangun usaha dan menjadi berdaya, sehingga bisa membantu kaum dhuafa lainnya, dan membangun masyarakat yang sejahtera.
(Sumber: https://www.dompetdhuafa.org/)
Masih banyak lagi program Dompet Dhuafa lainnya yang menginspirasi
saya untuk terus menerus menebar kebaikan dan memberi manfaat bagi sebanyak-banyaknya
orang.
Jangan insecure menjadi diri sendiri, dengan profesi apapun kita saat ini. Jangan menunggu sempurna untuk selalu bergerak menebar kebaikan. Bisa jadi, hal yang terlihat sepele bagi kita, sangat berarti bagi orang lain. Dan hal terpenting lainnya adalah bagaimana kita mengumpulkan bekal untuk pulang nanti.
No comments
Terima kasih telah berkunjung ke blog ini, silakan tinggalkan komentar yang baik dan positif ya :D