Copyright by tettytanoyo. Powered by Blogger.

5 Cara Agar Rumah Selalu Rapi Bersama Anak-anak

 

5 Cara Agar Rumah Selalu Rapi Bersama Anak-anak


"Rumah selalu rapi setiap hari? mana bisa, kan ada anak-anak?"


Begitulah pasti pertanyaan kebanyakan orang-orang, ada anak kecil di rumah, sudah pasti rumah bakal berantakan seperti kapal pecah.

"Kok, bisa, rumahnya rapi walau ada anak?" Seseorang pernah bilang begitu ke saya.


Ehem, ehem, langsung GR sih, sebenernya, hehehe. 


*Makasih, lho, sama yang udah bilang gitu ke saya, semoga tambah lancar rezekinya, amiiin.


Kembali ke pertanyaan di atas, emang beneran rumah bisa rapi walau ada anak-anak? Sebenernya ya kembali ke standar kerapihan itu sendiri. Saya sendiri merasa kalau saya ini orang yang cukup messy, ga raffi-raffi amad, kok.



Mungkin, ketika ada yang berkunjung ke rumah, dan melihat mainan tidak terlalu berserakan, perabotan masih ada di tempatnya, sisa makanan, sampah gak berantakan di lantai, ya mungkin karena faktor pembiasaan kepada saya sendiri terutama, dan kepada anak-anak.


Awal nikah, saya ini berantakan banget sebenernya, sampe suami saya stres dibuatnya wkwkwk. Karena dia orangnya rapiiii banget, sementara saya kebalikannya. Tapi ya, 12 tahun pernikahan, membawa kami ke titik tengah, jadi saya juga belajar bagaimana menata rumah dengan baik. Selain itu, saya juga terinfluence dengan gaya hidup minimalis, yang minim barang gak perlu, serta good habit untuk menyederhanakan pikiran dan membuat aktivitas kita lebih teratur.


1. Memberdayakan Anak-anak


5 Cara Agar Rumah Selalu Rapi Bersama Anak-anak


Kemarin saya nonton sebuab vlog tentang hidup minimalis, dimana kita bisa membuat rumah lebih rapi dan teratur jika bisa meletakkan semua barang pada tempatnya, tanpa ditunda-tunda.


Tentu ada yang berkomentar, "Ya gak bisa lah kalau ada anak, pasti ibunya yang ngerjain semua."


Naah, itu dia yang saya garis bawahi, 'ibunya yang ngerjain semua' 

Apakah ini benar? Apakah memang begitu seharusnya?


FYI: Anak saya, tiga-tiganya laki-laki. 11 tahun, 6 tahun, dan hampir 4 tahun.

 

Jika pakai logika, ya, rumah akan sangat berantakan, apalagi anaknya laki-laki semua dan lagi aktif-aktifnya ya, Bund.


Alhamdulillah, semua itu bisa diatur jika kita bisa mengelolanya, dan kuncinya adalah: IBU TIDAK MENGERJAKAN SEMUANYA, TAPI LATIH ANAK UNTUK MERAPIKAN DAN MELETAKKAN BARANG PADA TEMPATNYA.


Bagaimana Melakukan Pembiasaan tersebut? Capek, dong, kita nyuruh terus!


Pertama, berikan pengertian kepada anak, bahwa kerapihan dan kebersihan rumah itu tanggung jawab BERSAMA, bukan hanya ibu. Hati-hati, jangan-jangan, anak-anak kita menganggap bahwa kita ini adalah pelayan mereka, yang memang harus melakukan kegiatan bersih-bersih dan beberes rumah setiap hari tanpa henti. 


Kedua, pahamkan tentang makna tanggung jawab. Semuanya bisa disesuaikan dengan usia anak tentunya. Anak yang paling kecil misalkan, bisa dilatih untuk menyimpan mainan, buku, bantal, dll kembali ke tempatnya masing-masing setelah digunakan. 


Kalau anaknya gak mau, terus, gimana? Jangan sampai kita patah semangat, ya, Bund. Melatih itu memang gak pernah bisa 1-2x, kita pun harus tetap kuat dan sabar. Artinya jangan buru-buru kita bantu semua tugas dan tanggung jawab anak.


Aksara sudah dibiasakan merapikan mainan sejak usia 1 tahun. Aldebaran pun demikian, sejak usia 3-4 tahun, yang namanya pakaian kotor, wajib masuk ke mesin cuci/keranjang cucian, kasur harus rapi, barang-barang yang sudah dipakai (crayon, remot, buku gambar, gelas, sendal, dll) harus kembali ke 'rumahnya' masing-masing.


Kifah pun demikian, sudah dibiasakan cuci piring setelah makan, dan cuci sepatu sendiri ketika libur sekolah.


PR-nya apa, nih?


5 Cara Agar Rumah Selalu Rapi Bersama Anak-anak


PR kita sebagai orang tua, sediakan tempat dan briefing anak agar tahu dimana harus meletakan benda/barang yang seharusnya. Misal, sepatu di rak sepatu, mainan di keranjang mainan, crayon dan buku, ada kotak/lemari penyimpanannya. 


Kadang kita sebagai orang tua, ibu terutama, anaknya ngga dikasih arahan/briefing, tapi udah dimarah-marahin duluan, wkwkw. Itu biasanya yang memicu ibu-ibu tuh suka ngomel aja setiap hari, haha.


Baca juga: Whatsapp Group, antara Kebutuhan dan Pendidikan Karakter Anak


2. Gunakan Label, Tempat, Warna, Bentuk yang Bisa dipahami Anak


5 Cara Agar Rumah Selalu Rapi Bersama Anak-anak


Saya menggunakan lemari warna-warni di rumah, di situ saya meletakan berbagai macam barang, seperti remot TV, obat-obatan, buku, mainan, dll. Saya tinggal bilang dan menunjukkan kepada mereka,


"Masukkan buku ke kotak berwarna biru, remote TV ke kotak warna pink."


Alhamdulillah anak-anak paham dan mau melakukannya.


3. Menggunakan Batas Waktu


5 Cara Agar Rumah Selalu Rapi Bersama Anak-anak


Kenalkan juga kepada anak tentang batas-batas waktu untuk beraktivitas, tujuannya apa? tentunya agar mereka disiplin dalam mengerjakan sesuatu.

Misalkan, wajib mandi sebelum jam 17.00 WIB, selepas Magrib STOP GADGET, tidur harus pukul 21.00 WIB, 

Setiap malam, anak-anak juga wajib menyiapkan buku pelajaran dan seragam untuk esok hari, sehingga tekanan di pagi hari bisa diminimalisir.


Karena pembiasaan tersebut, biasanya anak bisa mulai bergerak melakukan kebiasaan itu ketika mendekati jam/waktu yang ditentukan. Misalkan, mendekati Magrib, mainan, gadget mulai dimatikan dan disimpan pada tempatnya. Dan sebelum jam 21.00 WIB, anak-anak mulai menyiapkan tempat tidur. Jangan lupa, bangun tidur, minta anak membereskan langsung tempat tidur mereka juga, ya.


4. Kuncinya adalah Tidak Ada Penundaan


5 Cara Agar Rumah Selalu Rapi Bersama Anak-anak


Semakin kita menunda pekerjaan, maka semakin crowded/riweuh pekerjaan kita, semuanya jadi menumpuk dan semerawut. Gak sampai 5 menit, untuk meletakkan semua barang pada tempatnya. Dan jangan sampai, ketika kita menyepelekan 5 menit, rumah seharian akan kacau balau.


Begitu pun kalau habis makan, makan snack, sampah dan remah-remah yang berserakan harus segera dibersihkan. Piring jangan sampai menumpuk di wastafel, kenapa? karena ketika visual/mata kita melihat rumah berantakan, pasti muncul-lah uring-uringan, hehehe.


5. Tidak Ada yang Instan


5 Cara Agar Rumah Selalu Rapi Bersama Anak-anak


Mendidik anak itu bagai mengukir di atas batu, sedangkan mendidik orang dewasa bagai mengukir di atas air. Memang tidak mudah mendidik anak-anak untuk disipilin dan bertanggung jawab, bawaannya pasti gemes, ujung-ujungnya kita yang mengerjakan. Jadi, kuncinya memang konsisten dan sabar.


Sampai titik ini, saya sangat bersyukur karena anak-anak sudah bisa 'diandalkan' walau ya kadang-kadang kalau mereka sedang menguji kesabaran emaknya ini, tetep aja bikin suara emaknya naik 10 oktaf.


Sekali lagi, salah satu kuncinya adalah bagaimana memahamkan anak-anak bahwa kebersihan dan kerapihan rumah adalah tanggung jawab semua anggota keluarga, ibu bukan pelayan atau ART, ya! Anak-anak harus bisa ikut serta menjadi team kebersihan dan kerapihan di dalam rumah.



Ada yang punya pendapat lain? Yuk, sharing di kolom komentar :D




13 comments

  1. Bawaannya kalau sudah anak itu rumah enggak bisa rapi dan bersih, udah rapi dikit eh mereka malah berantakin sampai kotor bahkan. Ini yang selalu bikin pusing, mau marahin engga tega pas dia udah asyik main. Bisa banget ini caranya buat dicoba, terima kasih informasinya!

    ReplyDelete
  2. Alhamdulillah aku terbantu oleh sekolah anak-anak soal pembiasaan karakter baik, Mbak. Jadi sejak TK anak-anakku dibiasakan lifeskill seperti menyapu, cuci piring, dll. Tinggal kami sebagai ortunya menjaga kebiasaan itu hingga menjadi karakter anak. Tapiii memang sulit bagi aku yang memang belum bisa disiplin juga. Hiks. Padahal kuncinya kan contoh dari ortu, ya. Hemm..
    Btw makasih sharingnya, Mbak 😊

    ReplyDelete
  3. Mie instan aja butuh proses, dimasak dulu baru dinikmati. Apalagi kebersihan dan kerapian ruangan di rumah tentunya butuh effort bagi seluruh anggota keluarga ya. Dan semua menjadi tanggung jawab anggota keluarga

    ReplyDelete
  4. Noted Mak. Masih PR banget sih buat kami agar anak bisa diajak kerja sama. Kadangbyang Sukung memnag pengertian mau dengan sendirinya merapikan rumah tanpa disuruh. Tapi kadang ya gitu deh, ngajak berantem klo diajak beberes hasil berantakan dia.

    ReplyDelete
  5. sepakat mbak, pembiasaan mandiri sejak kecil membuat ibu tak harus mengerjakan semuanya sendirian. Selain itu, kebiasaan ini juga akan sangat bermanfaat saat mereka besar nanti

    ReplyDelete
  6. Aku setuju sih mbak kalau statement kalau anak laki-laki harus dibiasakan dengan kegiatan beberes di rumah sejak kecil pun, dari hal yang mudah terlebih dahulu supaya menjadi pembiasaan. Sehingga saat dewasa nanti dia tidak merasa "kan ada ibu, atau ayah yang bersihkan, rapikan" supaya mereka juga bisa berlatih tanggung jawab secara dini.
    Tapi ya gitu, sekalipun mereka telah melakukan, apresiasi apa yang telah dikerjakan. Karena kadang saat anak telah menjalankan kegiatan rumah yang diminta orangtua, orangtua kembali merapikan apa yang telah anak lakukan.

    ReplyDelete
  7. Waaw, keren kak Tetty.
    Aku selalu berpikir, sangat wajar kalau rumah berantakan karena masih ada anak-anak. Tapi ternyata itu bagian dari habit yaa.. Semakin "berantakan" maka anak-anak juga terbiasa dengan lingkungan yang seperti itu.

    Discipline start from parents.
    Selain itu juga bebersih tanggungjawab bersama, bukan hanya orangtua atau anak. Jadi lebih baik membiasakan anak mengembalikan lagi barang ke tempatnya.

    Suka banget sama tipsnya kak..
    Terutama yang "Tidak Ada Penundaan". Ini penting agar pekerjaan gak semakin banyak sehingga semakin mager deh.. Ngliatnya aja uda eungap sendirii..

    ReplyDelete
  8. setuju banget sih sama tipsnya.. meski anakku perempuan semua dan udah agak gedean (usia SMP sama SMA) tetep harus diingatkan untuk urusan berberes.Aku kadang kalo anak menunda-nunda aku bilang aja..Ya Bunda bisa sih beresin ini semua..tapi ntar lain ceritanya ya..yang Bunda beresin masuknya kemana..Wkwkwkw anak2 auto paham langsung diberesin dah

    ReplyDelete
  9. Kerjasama dengan anak itu menyenangkan ya, Mak. Apalagi sampai bisa membuahkan hasil yang bagus, happy banget emaknya. Xixixixi

    ReplyDelete
  10. Setujuuu maak, malah sejak anak2 balita karena tanpa pembantu membiasakan anak2 beres2 sebisa mereka.
    Bisa karena terbiasaa, sekarangpun masih bagi tugas nyapu ngepel dan cuci piring. (Gusti yeni)

    ReplyDelete
  11. Bener banget jangan sampai anak laki laki ga bs ngerjain apa-apa. Meskipun masih peer banget buat rumah jadi rapi, tapi aku sepakat untuk ajak anak anak untuk beresin rumah dan mandiri. Lama lama jadi terbiasa

    ReplyDelete

Terima kasih telah berkunjung ke blog ini, silakan tinggalkan komentar yang baik dan positif ya :D