Alhamdulilah, akhirnya saya bisa menarik nafas lebih lega,
setelah perjuangan yang cukup Panjang menjalani ujian sekolah anak-anak. Kifah
yang melakukan ujian Assasement Madrasah, Ujian Sekolah, Ujian Praktek, dll
untuk persyaratan lulus Sekolah Dasar dan Aldebaran juga ujian Penilaian Akhir
Tahun dan praktek untuk syarat kenaikan kelas (ke kelas 2).
Jujur sekali, sebagai ibu rasanya saya lelah dan ‘stres’ jika
anak-anak mulai ujian sekolah. Kalau saya bandingkan, dulu kok Mama saya ngga
stress dan bahkan ngga tau ya kalau saya mau ujian, wkwkwk. Mama santai dan gak
ada beban, ya paling mikirin uang sekolah aja.
Kalau sekarang?
Hmmm, beda ya. Selain mikirin uang sekolahnya, ibunya ikutan
riweuh ngurusin ujian anak. Bahkan rekan-rekan wali murid mengatakan serasa
ibunya yang ujian, bukan anaknya, hahaha.
Ngerasa gitu juga, ngga?
Memang ya, beda tuntutan zaman mungkin membedakan treatment
setiap orang tua kepada anaknya, tapi jangan lupa juga, anak-anak adalah
anak-anak, bukan orang dewasa mini yang bisa kita push terlalu keras. Tetap
semua kita berikan sesuai porsinya, dan apapun hasil dari kerja keras mereka
harus selalu kita apresiasi.
Setuju?
Supaya Liburan Tak Sekedar Liburan
Alhamdulillah beres juga ngambil raport dan wisuda
Saya mungkin akan menjadi ibu yang bikin anak-anak kesel,
hehehe, karena ketika liburan pun saya selalu memberikan mereka aktivitas.
Walau memang aktivitasnya tetap fleksibel dan tidak membebani, tapi saya ingin
mereka tetap ‘on the track’ dan siap menghadapi fase berikutnya setelah libur panjang, apalagi si sulung akan masuk ke jenjang Sekolah Menengah Pertama,
insya alloh.
Saya memiliki beberapa rencana untuk mengisi liburan mereka,
agar liburan tak sekedar liburan dan berleha-leha belaka. Ini dia berbagai
aktivitas yang akan kami lakukan di rumah:
1. Membersihkan Kamar dan Merapikan Buku-Buku Lama
Saya dan suami bersepakat bahwa anak-anak harus dilatih
mandiri dan bertanggung jawab sejak kecil, termasuk urusan pribadi dan
perlengkapan sekolah. Saya selalu meminta anak-anak menyiapkan buku dan
perlengkapan belajar setiap malam sebelum tidur.
Jika esok hari lupa atau pun salah, maka resiko akan
ditanggung sendiri. Mungkin bisa saja di sekolah ditegur guru atau pun
mendapatkan punishment. Saya merasa itu bagian dari tanggung jawab dan
Pendidikan karakter untuk mereka. Tidak boleh mengandalkan orang tua setiap
hari untuk menyiapkan keperluan mereka sendiri.
Aktivitas paling sederhana adalah membersihkan dan merapikan
kamar serta buku-buku lama yang sudah tidak terpakai. Buku mungkin akan dipilih
untuk dibuang atau disumbangkan.
Selain buku, rak buku, lemari seragam sekolah pun harus
dibersihkan dan ditata ulang. Karena tahun ajaran baru ini, seragam si sulung
akan bergaanti. Selain itu, kaos kaki, ikat pinggang, topi dan dasi juga harus disiapkan,
karena benda-benda ini lah yang rentan menghilang setiap harinya.
Mereka wajib memiliki tempat khusus untuk menyimpan
benda-benda yang rentan hilang ini. Setiap hari, tidak boleh ada teriakan
“Ummi, mana kaos kaki? Mana ikat pinggang?”
NOPE!
Tidak boleh ada yang riweuh di pagi hari mencari
barang-barang pribadi, maka dari itu, semua harus disiapkan dari sekarang, saat
liburan.
Baca juga: 5 Cara Agar Rumah Selalu Rapi bersama Anak-anak
2. Menyiapkan Alat Tulis dan Perlengkapan Belajar yang akan Diperlukan
Biasanya saya menyiapkan pensil, pulpen, penghapus, buku,
penggaris, busur, jangka, dll di awal tahun ajaran baru. Anak-anak wajib
menyimpannya dalam kotak pensil dan perlengkapan yang sudah dipersiapkan. Walau setiap hari kadang ada aja laporan kehilangan
yang menguji kesabaran, huhuhu.
Mereka harus menyiapkan sampul buku, label nama, dan map yang
diperlukan untuk menyimpan barang penting yang akan dibawa ke sekolah. Karena
anak-anak biasanya membawa kertas hafalan ke sekolah untuk dibaca, maka dari
itu saya pun menyiapkan map khusus untuk disimpan di dalam tas.
Karena anak-anak sudah cukup besar, maka biasanya saya
membebaskan mereka untuk memilih sendiri motif atau pun warna perlengkapan
sekolah mereka sendiri. Selain agar mereka mandiri, biasanya sih kalau mereka
yang memilih sendiri, nantinya akan lebih bertanggun jawab terhadap pilihan
mereka tersebut.
3. Mengevaluasi Apa Saja yang Sudah Mereka Lalui dan Raih Satu Tahun ke Belakang
Setelah pengambilan raport di sekolah, biasanya saya
menceritakan apa yang wali kelas mereka katakana tentang anak-anak. Karena
mereka sudah besar, mereka harus bisa mengungkapkan apa yang menjadi evaluasi,
keluhan, ganjalan, motivasi, atau apapun yang terkait tentang sekolah mereka
satu tahun terakhir.
Biasanya saya menanyakan terkait pelajaran yang sulit dan
yang mereka sukai, dan bagaimana mereka merasa nyaman atau tidak nyaman ketika
belajar di sekolah.
Setiap anak memiliki kelebihan dan kekurangan, jadi sebisa
mungkin, saya menggali apa yang menjadi kelebihan mereka untuk terus diasah dan
apa saja kekurangan mereka yang harus juga diperbaiki kedepannya.
4. Menuliskan Target dan Mimpi-mimpi Berikutnya
Salah satu yang menjadi pembiasaan di rumah adalah menuliskan
target dan mimpi secara nyata. Hal ini ditujukkan agar anak-anak bisa fokus meraih
apa yang mereka inginkan. Biasanya mimpi mereka akan saya tempel di dinding
kamar agar selalu mereka baca dan mereka ingat.
Alhamdulillah, mimpi Kifah si sulung tahun lalu adalah hafal
Juz 30 dan masuk ke sekolah impiannya yakni MTSN 1 Bogor. Dua mimpi itu pun
bisa tercapai dengan berbagai perjuangan yang tidak mudah baginya.
Target dan mimpi ini juga tentunya untuk memotivasi mereka
bahwa tidak ada impian yang tidak bisa diraih ketika kita berusaha dan berdo’a
kepada Allah SWT. Maka dari itu, di liburan kali ini, pun, saya akan meminta
anak-anak menuliskan kembali apa yang mereka inginkan dan cita-citakan satu
tahun ke depan.
5. Menyusun Jadwal Aktivitas yang Baru untuk Sekolah Nanti
Setelah menyusun berbagai target dan impian, anak-anak pun
harus menurunkan rencana yang jelas agar tujuan mereka tercapai di tahun
selanjutnya dengan membuat jadwal aktivitas.
Mereka yang akan menyusun sendiri apa yang harus mereka
lakukan dan tidak mereka lakukan, lagi-lagi dengan tujuan ketika mereka semua
yang mengatur dirinya, maka aka nada tanggung jawab ketika melakukannya.
Berbeda jika aktivitas mereka diatur oleh orang tuanya secara otoriter.
Anak-anak juga saya kenalkan konsep AMBAK (Apa Manfaatnya
Bagiku) ketika menyusun rencana kegiatan harian, agar mereka secara sadar bisa
melakukan berbagai kegiatan yang baik dan seimbang tanpa tekanan dari orang
tua.
6. Merencanakan Satu atau Beberapa Hari Liburan Keluar Rumah Bersama
Tentunya liburan akan berkesan jika kita melakukan kegiatan
bersama keluarga, kami belum tahu akan melakukan aktivitas apa di luar rumah,
namun yang pasti akan membuat anak-anak lebih aktif bergerak dan berperan aktif
tentunya. Karena di rumah sudah pasti anak-anak kesulitan bergerak, lebih
sering bermain dengan gadget, dll.
Saya ingin, mereka juga bisa beraktivitas out door dengan
menyenangkan dan terbebas dari aktivitas yang melibatkan gadget dan internet.
Selain itu tentunya untuk membuat memori atau kenangan yang indah yang bisa
mereka kenang di kemudian hari.
7. Bermain di Rumah dengan Permainan yang Berkualitas
Saya membolehkan anak-anak bermain dengan gadget dengan
aturan. Apalagi saat liburan seperti ini, waktu mereka di rumah akan semakin
banyak, maka interaksi dengan gadget bisa diprediksi akan meningkat.
Daripada lelah melarang-larang, lebih baik saya arahkan
dengan bermain permaianan yang berkualitas dan meningkatkan skill-skill
tertentu. Salah satunya adalah bermain permaianan edukatif yang membuat otak
mereka juga terasah untuk berfikir dan berkreasi.
Apalagi anak saya laki-laki semua, yang di kepalanya hanya
ada main, main dan main, jadi kenapa ngga bermain sambil belajar menjadi salah
satu aktivitas seru yang bisa dilakukan di rumah untuk mengisi liburan sekolah.
Salah satu permainan atau game edukatif yang bisa dimainkan secara
online adalah Mortagage Calculator, yaitu game gratis untuk anak dengan tema Entrepreuneur, Bisnis, dan Manajemen keuangan.
Ada beberapa fun games yang ada di website ini seperti Real Estate
Games, Farming Simulation Games, Grocery Store Games, Restaurant Simulator
Games, Bussiness Simulator Games, Software Development Games, Enviromental
Games, dan masih banyak lagi games seru lainnya.
Tuh, kan, dari judulnya aja udah seru banget ya. Banyak games
simulator yang bisa mengajarkan anak untuk melakukan manajerial tentang bisnis,
property, pertanian, restaurant, dan lain-lain.
Games yang paling seru dimainkan adalah Lego City Adventure
karena anak-anak sudah familiar dengan grafis ala-ala Lego.
Suami saya pun seorang yang hobi main games bahkan sampai sekarang,
katanya dulu dia banyak belajar tentang manajerial melalui games seperti Harvest
Moon, The Sims, dll.
Kalau gamesnya online dan seru gini sih, anak-anak pasti suka
banget. Apalagi grafisnya pun sudah sangat bagus untuk dimainkan oleh anak-anak.
Nah, itu dia rencana liburan kita yang akan dimulai pada hari
ini, kalau Mama semua, ada rencana liburan apa aja bareng anak-anak di rumah? Sharing
yuk, di kolom komentar!
Saat liburan sekolah anak sering merasa bosan sama kegiatan di rumah, sebagai orang tua perlu lebih perhatian dan memanfaatkan liburan anak untuk mengedukasi. Bisa banget ini kegiatan seru bersih-bersih rumah, bermain game, dan lainnya. Terima kasih informasinya!
ReplyDeleteBetul sekali Mbak
DeleteAnak saya udah mulai libur nih, ok, makasih rekomendasinya. bakal saya praktekkan ke liburan anak
ReplyDeleteSemangaattt
Deleteanak-anak pasti paling senang kalo menyusun jadwal liburan :D
ReplyDelete