“Bu, kok kepala bayi
ibu peyang sebelah?”
Begitulah tanggapan julid tetangga dan beberapa kerabat ketika
melihat adik laki-laki saya waktu kecil. Rambutnya yang selalu dibuat botak
atau cepak ala tentara membuat bentuk kepalanya yang peyang atau tidak bulat
merata nampak jelas di mata setiap orang. Dan tentunya membuat orang ‘gatal’
ingin berkomentar.
Saat itu usia saya masih sekitar 12 tahun, tentunya belum
paham kenapa bentuk kepala adik laki-laki saya miring di satu sisi atau dikenal
dengan istilah ‘peyang’. Dan sayangnya bentuk kepala yang tidak bulat merata
tersebut terbawa hingga dewasa dan sulit untuk ‘diperbaiki’ kembali.
Ketika saya sudah dewasa, menikah, hamil dan akan melahirkan,
saya teringat akan kejadian ini. Bahwa ibu saya dulu sering dikomentari oleh
orang lain terkait kepala bayi (adik saya) yang peyang ke satu sisi, sehingga
bentuknya tidak bulat sempurna. Seketika itu pula saya segera mencari tahu, apa
penyebab dan bagaimana mengatasi kepala bayi peyang, agar hal ini tentunya
tidak terjadi kepada anak saya ketika lahir.
Pertama tentunya untuk menghindari bullying kepada ibu pasca
melahirkan, dan yang kedua tentunya saya mencari tahu apakah ada efek kesehatan
yang akan timbul jika kepala bayi peyang seperti itu.
Penyebab Kepala Bayi Peyang
Ketika baru dilahirkan, tulang kepala bayi sangatlah lunak,
sehingga ketika ada tekanan di sebelah sisi tertentu, maka akan terlihat sekali
bentuknya menjadi miring atau dikenal dengan istilah peyang. Secara umum ada
tipe jenis ‘kepala bayi peyang’ yang dikenal yakni Plagiocephaly
atau peyang di sisi samping kepala bayi, dan Branchycephaly atau
peyang di sisi belakang kepala bayi.
Menurut beberapa sumber yang saya baca, kepala peyang pada
bayi disebabkan oleh posisi yang salah Ketika tidur, misalkan selalu tidur
terlentang atau miring di satu sisi saja. Selain itu, kepala bayi peyang juga
bisa disebabkan karena gangguan yang terjadi dari dalam rahim ibu.
Baca juga: Pengalaman Melahirkan Anak Kedua
Berbekal Pengalaman, Begini Cara Mudah Menghindari
Kepala Bayi Peyang
1. Menghindari Tidur pada Posisi yang Sama
Banyak new mom yang merasa kelelahan pasca melahirkan
sehingga terkadang lupa untuk memperhatikan posisi tidur bayi. Ada yang
membiarkan bayinya terus-terusan tidur dalam posisi tidur terlentang atau pun
miring ke satu sisi saja. Karena tulang tengkorak bayi yang masih lunak tadi,
posisi seperti ini akan membuat kepala bayi menjadi flat atau datar di bagian
tertentu saja (bagian belakang atau sisi kanan/kiri).
Walau pun pasca melahirkan itu sangat melelahkan, diusahakan
new mom tetap berusaha memperhatikan posisi tidur bayi, jangan tidur dalam posisi
yang lama dalam jangka waktu yang lama, karena
tentu saja ini sangat berpengaruh kepada bentuk kepala bayi, dan menghindari kepala
bayi peyang yang tentunya sedikit banyak akan mempengaruhi ‘kehidupan’ bayi di
masa depan.
2. Menggunakan Bantal Khusus
Saat kehamilan saya memasuki usia 7 bulan, saya mulai
membeli berbagai perlengakapan bayi termasuk bantal bayi khusus anti peyang. Bentuk
bantalnya sangat unik karena memiliki lubang di tengah bantal.
Awalnya saya merasa bantal ini sangat unik atau lebih
tepatnya aneh, karena biasanya kita senang jika tidur pada bantal yang empuk,
bukan bantal yang berlubang. Namun nyatanya, bantal bayi anti peyang ini memang
didesain agar kepala bayi bulat sempurna, tidak miring ke satu sisi kanan atau
kiri atau pun rata/flat di bagian belakang kepala.
Ketika anak pertama saya berhasil memiliki bentuk kepala bayi yang bulat sempurna, maka saya memutuskan untuk menjadikan bantal kepala bayi anti peyang sebagai barang wajib yang harus dibeli ketika saya hamil dan akan memiliki bayi Kembali.
Baca juga: Mempersiapkan Mental Menghadapi Persalinan
3. Mengubah Posisi saat Menyusui
Sama halnya dengan posisi tidur bayi, new mom yang Lelah pasca
melahirkan akan merasa ‘malas’ untuk mengubah posisi menyusui bayi jika dirasa
posisi tersebut membuat nyaman bagi ibu dan juga bayi. Padahal jika dibiarkan,
hal tersebut akan membuat kepala bayi menjadi peyang atau tidak memiliki bentuk
yang bulat sempurna.
Sebelum bayi berusia 3 bulan atau saya kira tengkorak
kepalanya sudah mengeras, saya selalu mengubah posisi menyusi bayi, terutama
posisi menyusui sambil berbaring di tempat tidur. Karena baisanya saking nyamannya,
kita lupa untuk mengubah posisi tersebut dan ikut tertidur bersama bayi,
hehehe.
Dampak Kepala Bayi Peyang bagi Pertumbuhan dan Perkembangan
Bayi
Dilansir dari berbagai sumber, bentuk kepala bayi peyang
atau miring di satu sisi atau di rata/flat di bagian belakang kepala, tidak
memiliki dampak pada pertumbuhan dan perkembangan bayi, hanya saja dampak yang
ditimbulkan lebih ke dampak fisik.
Seperti yang ibu saya alami, jadi banyak komentar miring
terhadap bentuk kepala adik saya yang dirasa terlihat asimetris. Jadi menurut
saya pribadi sih, dari pada ‘memancing’ komentar netizen nantinya, lebih baik
kita sebagai new mom berusaha untuk menjaga bentuk kepala bayi agar tetap bulat
sempurna.
Selain itu, di masa depan bisa saja anak-anak kita menjadi
korban bullying karena memiliki bentuk kepala yang berbeda. Untuk itu, tidak
ada salahnya agar kita berusaha untuk menjaga bentuk kepala bayi kita agar
tidak menjadi sasaran bullying fisik oleh para oknum netizen yang tak memiliki
empati dan tidak memiliki hati nurani.
Baca juga: Agar Anak Tidak Tumbuh Menjadi Generasi Strawberry
Informasi seputar kesehatan dan berita yang up to date bisa Mama
dapatkan juga di Beranda.co.id, ya, yakni portal berita online yang selalu menyajikan
berita yang terbaru dan memberikan insight berbeda kepada pembaca untuk menambah
khasanah pengetahuan dan juga informasi yang diperlukan seputar gaya hidup, Kesehatan,
ekonomi, bisnis, inspirasi, travel, dan lain sebagainya.
Punya pengalaman seputar kepala bayi peyang juga, Ma? Atau punya
tips lainnya? Yuk, sharing di kolom komentar! Siapa tahu bermanfaat untuk Mama
lainnya, lho!
No comments
Terima kasih telah berkunjung ke blog ini, silakan tinggalkan komentar yang baik dan positif ya :D