Copyright by tettytanoyo. Powered by Blogger.
Showing posts with label Anak Asma. Show all posts

Membuat Udara di Rumah Bersih dan Sejuk [Review Dr. Brown's Ultrasonic Coolmist Humidifier]

 

review dr browns ultrasonic cool mist humidifier pembersih udara


Assalamu’alaikum, apa kabarnya? Semoga dalam keadaan sehat selalu ya.

Beberapa pekan lalu, saya mendapatkan ‘ujian’ karena anak sulung saya, Kifah masuk Rumah Sakit dan dirawat di sana selama tiga hari. Sakit apa? Awalnya karena Asmanya kambuh, jam dua pagi masuk IGD tapi keadaannya belum membaik, pagi sudah bisa pulang ke rumah, tapi di rumah ternayat masih sesak nafas, akhrnya dokter meminta Kifah untuk dirawat aja di Rumah Sakit di Cibinong.

Ketika anak sakit, pasti orang tuanya lah yang paling khawatir. Apalagi disituasi seperti ini, sedang pandemi Covid 19, wah tambah berkali-kal lipat khawatrnya. Awalnya pun, saya dan suami ragu membawa Kifah ke Rumah Sakit, karena takut terpapar virus tersebut, tapi mau bagaimana lagi, Kifah udah gak bisa tertangani di rumah, dan memang harus ke IGD karena sesak nafasnya lumayan parah.

review dr browns ultrasonic cool mist humidifier pembersih udara
Kifah, anak dengan asma yang justru hobinya hiking dan karate


Menjaga kondisi anak agar tetap fit memang susah-susah gampang. Apalagi anak dengan Asma seperti Kifah. Salah sedikit Asmanya bisa kambuh. Bisa karena makanan, kelelahan, udara dingin, bahkan karena stres. 

Selama pandem covid-19 sejak bulan Maret lalu, Kifah belajar online atau daring, bisa jadi ada stres yang memicu Asmanya, karena memang semenjak di rumah terus, Asmanya justru sering kambuh. Ditambah ada wabah ini, saya dan suami juga ikutan stres, dan seringkali berpikiran buruk.

Apalagi menurut data di Kompas.com Kasus anak di Indoneia yang terinfeksi Covid-19 per 10 Agustus 2020 sudah mencapai 3.928 anak dan meninggal sebanyak 59 anak usia 0-5 tahun dan 87 kematian lainnya menimpa anak 6-17 tahun yang merupakan kasus tertinggi di Asia.

Data kasus positif Covid-19 pad anak usia 0-5 tahun sebanyak 2,5 persen dan usia 6-18 tahun sebanyak 7,6 persen.

Sedih ya membaca data yang ada, bahwa kasus Covid-19 di Indonesia juga menyerang anak-anak. Namun, selain mewaspadai Covid-19, sebagai orang tua, kita wajib mewaspadai berbagai penyakit yang bisa menyerang anak-anak di rumah.

Lalu, bagaimana cara menjaga kesehatan anak selama di rumah?

Dilansir dari PopMama, dr. Rouli Nababan, SpA memberikan tips bagaimana menjaga kesehatan anak selama masa pandemi ini.

Pertama, mengenal tantangan yang dihadapi anak di rumah. Seperti, berkurangnya nutrisi atau asupan makanan jika orang tuanya terdampak covid-19 secara ekonomi. Dampak stres dari Pembelajaran Jarak Jauh, dan dampak terpaparnya anak dari orang tua atau orang lain yang terinfeksi virus Covid-19.

Kedua, cukupi nutrisi anak semampu dan sebaik mungkin, agar imunitasnya terjaga. Menerakan pola makan bergizi dan seimbang adalah hal yang sangat penting.

Ketiga, istirahat yang cukup. Anak juga perlu beristirahat yang cukup, apalagi seharian telah sekolah secara daring di rumah dan mengerjakan banyak tugas-tugas sekolah. Bayi membutuhkan waktu tidur sebanyak 18 jam, anak balita 12-13 jam dan usia lima tahun ke atas 10 jam sehari.

Keempat, ajarkan perilaku bersih dan sehat. Seperti terbiasa memakai masker jika keluar rumah, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, tidak menyentuh mata atau wajah dan jangan lupa mandi secara teratur.

Kelima, ajak anak berolah raga. Meski di rumah aja, jangan lupa ajak anak berolah raga minmal 30 menit di pagi hari. Banyak kegiatan yang bisa dilakukan bersama-sama, seperti senam atau bermain bola.

Keenam, berikan suplemen tambahan. Berikan anak suplemen tambahan jika perlu.


Selain menjaga kesehatan anak-anak, kita juga sebagai ibu perlu menjaga kesehatan dan kebersihan rumah dan seluruh anggota keluarga. Seperti, rajin membersihkan rumah dan menghindari melakukan kontak dengan orang yang sedang sakit.



Bagaimana menjaga kebersihan rumah selama Pandemi?

Memang ya, selaman Pandemi ini, kerja kita sebagai ibu menjadi ekstra. Bersih-bersih rumah, masakan makanan bergizi, menemani anak belajar dan lain sebagainya. Kalau saya sendiri, sekarang jadi lebih sering cuci seprei dan sarung bantal, cuci-cuci barang yang ada di rumah, dan lain sebagainya.

Selain itu, karena memiliki anak dengan Asma, saya melakukan banyak cara untuk senantiasa memberikan lingkungan atau situasi yang baik dan nyaman. Salah satunya dengan menggunakan Ultrasonic Humidifier Cool Mist dari Dr. Brown’s untuk membuat udara lebih lembab dan nyaman.


Apa aja kelebihannya Ultrasonic Coolmist Humidifier dari Dr. Brown's?


1.Kapasitas tangkinya besar 

review dr browns ultrasonic cool mist humidifier pembersih udara
Tangkinya besar, awet dan gak capek isi ulang air terus


Tangkinya bisa menampung air 3,8 L atau setara dengan 30 jam pemakaian, ini sangat saya suka jadi gak ribet bulak balik isi air, dan waktu pakainya jadi sangat panjang.

2.Tidak berisik sama sekali

Gak ada sama sekali suara mesin terdengar, mesinnya sangat hening, jadi gak mengganggu saat tidur.

3.Dapat digunakan dengan essential oil

Nah ini saya suka sekali, ruangan jadi lembab dan wangi khas karena menggunakan essential oil.

4.Mudah dikendalikan hanya dengan satu tombol

review dr browns ultrasonic cool mist humidifier pembersih udara
Tinggal diputar searah jarum jam saja


Sangat mudah sekali digunakan, bahkan anak-anak pun suka ingin ikutan coba nyalain saking mudahnya, hehehe.

5.Memiliki auto Shut Off

Ketika air di tangki habis, otomatis mesin akan mati, jadi gak khawatir rusak atau boros listrik yaa.

6.Noozle Mist atau lubang keluarnya uap mudah diputar 36 derajat

review dr browns ultrasonic cool mist humidifier pembersih udara
Uap air bisa diarahkan kemana saja


Karena mudah diputar, dan diarahkan kemana saja, maka penggunaannya makin mudah dan makin membuat nyaman, bisa kita sesuaikan arah uapnya sesuka hati mama, haha.


Apa sih manfaatnya ada uap air di udara?

Sebagai orang tua dengan anak Asma, udara itu sangat berpengaruh loh terhadap pernafasan kita. Gak boleh terlalu kering atau pun terlalu dingin. Selain dengan udara dingin, anak Asma biasanya juga sensitif dengan udara yang kering.

Saya dan suami juga berkonsultasi kepada dokter, apakah boleh menggunakan Humidifier ini? Jawabannya adalah boleh, selama anak nyaman dan tidak ada reaks alergi.

Udara yang ada di dalam ruangan memang ngga terlihat secara kasat mata ya, tapi tahukah Mama? Bahwa udara di ruangan banyak mengandung debu yang tidak baik bagi anak, bisa menyebabkan batuk dan juga pilek. Uap air yang dihasilkan dari Humidifier bisa menangkap dan menjatuhkan partikel debu tersebut.

Selain itu, manfaat lainnya adalah kita bisa menikmati manfaat dari ragam essensial oil.

Ya ampun, varian essential oil dan khasiatnya buaaanyaaakkk banget yaa. Saya aja sampai bingung mau beli yang mana. Essential Oil ini sangat nyaman dan bersifat menenangkan, sehingga anak bisa tidur dengan lebih relax dan terhindar dari penyakit-penyakit nakal.


Unboxing Dr. Brown’s Ultrasonic Cool Mist Humidifier

Ketika kita membeli, apa aja ya isinya? Nah, ini dia isinya:

review dr browns ultrasonic cool mist humidifier pembersih udara
Ketika kita beli, inilah yang ada di dalam box

review dr browns ultrasonic cool mist humidifier pembersih udara


review dr browns ultrasonic cool mist humidifier pembersih udara



review dr browns ultrasonic cool mist humidifier pembersih udara
Ada manual book, kartu garansi, sumbu untuk essensial oil juga

Langkah-langkah menyalakan Humidifier

Saya bilang ini sih sangat-sangat mudah, langsung jadi pro deh setelah sekali pasang (((SHOMBOONGGG))) haaa iya sih emang beneran segampang itu, buibu, gak sampe 5 menit.


Pertama, isi tangki dengan air. Jangan lupa tutup tangkinya yaa, nanti bisa tumpah airnya kalau gak ditutup.


Kedua, pasang tangki ke mesinnya. Sampai bunyi klik, kira-kira begitulah.


Ketiga, jangan lupa nyalakan listrik dan sambungkan kabel dayanya ya.


Keempat, pasang sumbu essential oil dan teteskan essential oil, jangan banyak-banyak ya supaya hemat, bahahaha tetap iriiiitttt.

review dr browns ultrasonic cool mist humidifier pembersih udara
Essential Oilnya tinggal ditetes aja di sumbu



Kelima, pasang Noozle Mist, ini enak banget bisa diputer ke arah mana aja, ke hatimu juga bolehhh. Eeeaaaa.


Keenam, puter deh tombol yang ada di depan mesin. Puternya searah jarum jam ya, nanti alatnya nyala sendiri dengan warna lampu hijau. 

Berikut video cara menggunakan Ultrasonic Coolmist Humidifier dari Dr. Brown's





Apa yang saya rasakan setelah menggunakan Dr. Brown’s Ultrasonic Cool Mist Humidifier?

review dr browns ultrasonic cool mist humidifier pembersih udara


Pertama kali pakai, rasanya udara jauh lebih sejuk, karena banyak uap air di udara. Apalagi ketika pakai essential oil, wuihhhh, kamar berasa ada di Spa loh Buibu wanginya. Selama pandemi kan jarang ke salon atau SPA. Pakai Dr. Brown’s Ultrasonic Cool Mist Humidifier ini emang paling PAS. Wangi aroma essensial oilnya menyejukkan jiwa dan raga, tidur lebih nyaman dan rilex syekaliii. Bisa release stres juga nih kalau buat ibu-ibu yang suka riweuh dari pagi sampe malem kayak kita.

Bagi anak-anak sendiri kurang lebih sama. Mereka suka karena kamar merek jadi haruuummm mewangiii dengan aroma essential oil. Udara juga lebih sejuk dan nyaman, sehingga anak-anak mudah tertidur dan lebih happy karena kamar mereka jadi harum, nyaman, dan sejuk.

Dimana belinya? 

Kalau mau beli, Dr. Brown’s Ultrasonic Cool Mist Humidifier ini udah tersedia di E-Commerce. Jadi sangat mudah untuk didapatkan, tinggal klik aja dari rumah, dan tunggu abang kurir teriak “PAAKKEEETTT”

*Oke semudah itu ya, Buibu, nampaknya gak usah diajarin, wkwkwk

review dr browns ultrasonic cool mist humidifier pembersih udara
Buibu wajib punya di rumah 


Oke deh, ini jadi akhir tulisan saya. Kesimpulannya, di masa pandemi ini wajib sekali menjaga kesehatan anak-anak di rumah, apalagi kalau punya anak dengan penyakit tertentu. Segala cara harus kita tempuh. Dr. Brown’s Ultrasonic Cool Mist Humidifier bagus sekali untuk dimiliki. Bisa menjaga kelembapan udara sekaligus menjatuhkan partikel debu dari udara, dan satu lagi yang menurut saya bagus, yaitu untuk relaksasi, karena menggunakan essensial oil.


Bagaimana cara Buibu di rumah menjaga kesehatan anak selama Pandemi? Boleh dishare di kolom komentar ya, siapa tau bermanfaat bagi Buibu yang lain.







Begini Cara Merawat Anak Alergi Susu Sapi di Masa Pandemi Covid-19

Dan ketahuilah, bahwa harta dan anak-anakmu hanyalah sebagai cobaan, dan di sisi Allah-lah Pahala yang besar (Q.S Al-Anfal:28)

Sebagai ibu dari seorang anak yang memiliki alergi terhadap protein susu sapi, potongan Ayat Al-Qur'an di atas memang benar adanya.

Merawat anak dengan alergi protein susu sapi itu Masya Alloh.  Betul-betul menjadi cobaan tersendiri bagi saya dan suami.

Apalagi dalam keluarga kami belum diketahui siapa saja yang memiliki "bakat" alergi. Maka dari itu, perjalanan Kifah yang tumbuh sebagai anak yang alergi protein susu sapi menjadi sebuah pengalaman yang sering saya share di blog ini. 

Ketika Kifah bayi muncul ruam merah di pipi, dan saya masih belum ngeh kalau itu alergi yang menyebabkan Dermatitis Atopik

Karena saya tahu, ibu dengan anak alergi, harus sama-sama saling menguatkan dan mendapatkan informasi dan edukasi seputar alergi anak.

Baca juga curhat saya tentang pengalaman merawat anak alergi dan asma.

Pekan Tanggap Alergi Generasi Maju

Bicara soal saling support dan memberikan informasi dan edukasi mengenai alergi anak, saya sangat mendukung adanya Pekan Tanggap Alergi Generasi Maju.

Karena saya merasa 'ada teman' untuk sharing, mendapatkan informasi dan edukasi, dan juga nasehat-nasehat dari para expert mengenai alergi anak.




Seperti pada Senin, 29 Juli 2020 kemarin. Saya mengikuti webinar via Zoom mengenai bagaimana cara merawat anak alergi di masa pandemi seperti saat sekarang ini.

Jujur saja, selama Pandemi Covid-19 yang dimulai pada pertengahan Maret 2020 hingga sekarang, saya dan suami cukup panik dan takut akan bahaya penularan Covid-19 karena Kifah anak pertama saya memiliki riwayat alergi dan sekarang mengidap penyakit Asma.

Asma pada Kifah memang belum sembuh total, bahkan di bulan Ramadhan kemarin, Kifah tertatih-tatih berpuasa walau ketika jam bangun sahur asmanya sering kali kambuh.

Di masa Pandemi ini, tentunya kekhawatiran saya naik 2x lipat.

Webinar yang bertajuk Tanggap Alergi di Masa Pandemi untuk Generasi Maju kemarin, menghadirkan Prof. Dr. Budi Setiabudiawan, dr. Sp.A (K), M.Kes yang merupakan seorang ahli imunologi dan alergi anak.

Selain itu, hadir pula Bunda Anggi Morika Septi, Senior Brand Manajer SGM Eksplor Advance + Soya, serta Bunda Mediana Herwijayanti, yakni Digital Marketing Manajer SGM Eksplor Advance+ Soya. Dan satu lagi, Bunda Nastasha Rizky (artis dan Bunda yang memiliki anak dengan riwayat alergi protein susu sapi).

Bunda Anggi mengatakan bahwa memang pasti ada ketakutan sendiri bagi para orang tua, di masa pandemi seperti sekarang ini, bagaimana cara merawat dan melindungi kesehatan anak-anak yang alergi dengan protein susu sapi.

Maka dari itu, Pekan Tanggap Alergi Generasi Maju ini, ingin sekali mengajak dan menggugah para Bunda yang memiliki anak dengan alergi protein susu sapi untuk sama-sama belajar dan mendapatkan edukasi tentang alergi anak dengan benar sesuai dengan arahan para ekspert.

Bunda Anggi juga mengajak para Bunda agar selalu ingat 3K.

Apa itu 3K?


Jangan lupa lakukan 3K

1. Kenali Gejala. Yaitu mengenali apa saja gejala alergi. Di website generasimaju.co.id/alergianak Bunda bisa mengecek, apakah anak mengalami alergi atau tidak.

2. Konsultasikan. Yaitu mengkonsultasikan pada dokter atau expert mengenai alergi anak. 

Di generasimaju.co.id/alergianak terdapat fitur live chat bersama expert dimana kita bisa melakukan chat bersama expert untuk bertanya seputar alergi anak.

3. Kendalikan. Alergi dapat dikendalikan, salah satunya dengan cara memberikan nutrisi yang tepat pada si kecil yang mengalami alergi.

Prof. Budi mengatakan berdasarkan data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), di masa pandemi ini, anak termasuk ke dalam kelompok yang rentan terkena infeksi, Indonesia adalah negara dengan angka terinfeksi tertinggi di ASEAN.

Anak dengan alergi susu sapi memiliki sistem imun yang unik dan lebih sensitif dibandingkan anak yang lainnya, maka dari itu, anak dengan alergi protein sapi harus mendapatkan perhatian ekstra khususnya pada kesehatanya.

Alergi sendiri adalah respon tubuh yang tidak normal terhadap 'zat asing' yang masuk ke dalam tubuh.

Walaupun sebenarnya zat tersebut tidak berbahaya, namun sistem imun anak alergi akan meresponnya secara berlebihan, sehingga menimbukan, gatal, bengkak, ruam merah, sesak, dsb.

Zat yang memicu alergi disebut alergen. Biasanya, alergen terdapat pada makanan dan zat yang terhirup.

Makanan contohnya:

Susu sapi, makanan laut, kacang tanah, tree nuts (kacang polong, almond, mede), telur, gandum dan ikan.


Hati-hati dengan makanan ini


Zat yang terhirup contohnya:

Tungau debu rumah, serbuk sari tanaman, kecoa, serpihan kulit  binatang, dan jamur kapang.


Hati-hati juga dengan zat yang bisa terhirup ini


Apakah Alergi Susu Sapi Itu?

Alergi susu sapi diakibatkan oleh kasein dan whey, yakni protein susu sapi yang menyebabkan reaksi alergi. Angka kejadiannya sebesar 0,5 %- 7,5% dan manifestasi terbanyak yakni Dermatitis Atopik, yakni ruam merah pada kulit. Namun, kejadian alergi ini akan berkurang seiring dengan pertambahan usia.

Data dari klinik anak di RSCM Jakarta, tahun 2012 menyebutkan bahwa 31% pasien anak alergi terhadap putih telur dan 23,8 % alergi terhadap susu sapi.

7,5 % anak Indonesia mengalami alergi terhadap protein susu sapi, yang merupakan makanan penyebab alergi nomor dua setelah telur, pada anak-anak di Asia.

Dampak Apa Saja yang Ditimbulkan Jika Alergi Susu Sapi Tidak Segera Diatasi?


1. Dampak Kesehatan

Meningkatnya resiko penyakit degeneratif seperti obesitas, hipertensi, dan sakit jantung

2. Gangguan Tumbuh Kembang

Anak dengan alergi bisa mengalami keterlambatan pertumbuhan, karena berhubungan dengan jenis dan ragam pantang makanan

3. Ekonomi

Meningkatnya pengeluaran untuk biaya pengobatan ke Rumah Sakit, membeli obat-obatan, biaya perawatan di rumah, orang tua kehilangan pendapatan karena sering tidak masuk kerja, dll.

4. Psikologi

Anak dan orang tua bisa stress, bahkan bisa jadi orang tua jauh lebih stress. Dengan begitu kualitas hidup anak dan keluarga menjadi menurun.

Lakukan 3 K (Kenali, Konstasikan, Kendalikan)

Sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Bunda Anggi, Prof. Budi pun menyarankan sebagai Bunda kita harus menjadi Bunda Tanggap Alergi dengan melakukan 3K. 

3K dilakukan agar alergi lebih bisa diatasi dan tidak menjadi kasus yang lebih berat lagi.


Kenali Gejala Alergi Protein Susu Sapi


1. Saluran cerna:  Diare (53%) dan Kolik (27%)

2. Kulit: Urtikaria (18%) dan Dermatitis Atopik (35%)

3. Saluran Nafas: Asma (21%) dan Rinitis (20%)

4. Umum: Anafilaksis (11%)

Bagaimana Membedakan antara Alergi dan Infeksi?
Perbedaan infeksi dan alergi

Di masa pandemi seperti ini, orang tua cenderung lebih khawatir dengan kesehatan si kecil.

Duh, anak saya batuk pilek, apa jangan-jangan terkena Corona ya?

Gejala Infeksi yakni:

1. Disertai demam
2. Batuk dan pilek terjadi sepanjang hari
3. Dahak yang dikeluarkan berwarna


Gejala Alergi:

1. Tidak disertai demam
2. Batuk, pilek, bersin biasanya terjadi saat malam hari
3. Dahak yang dikeluarkan bening/tidak berwarna

Tata Laksana Alergi (Rekomendasi dari IDAI)

Bagi anak yang memang menunjukkan gejala alergi, langkah selanjutnya adalah dengan MENGKONSULTASIKAN kepada dokter atau expert di bidang imunologi dan alergi anak.

Biasanya anak akan diberikan obat-obatan sesuai dengan gejala alergi oleh dokter.

ASI adalah makanan terbaik bagi bayi, jika anak memiliki alergi tetap berikan ASI dan ibu menyusui sebisa mungkin menghindari makanan pencetus alergi.


Apabila dengan SANGAT TERPAKSA KARENA ALASAN MEDIS maka boleh memberikan nutrisi yang lain, seperti formula soya sebagai alternatif berdasarkan rekomendasi dokter.

Tips Menghadapi New Normal/Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) untuk Anak Alergi Susu Sapi


Tips menjalankan New Normal dari Prof. Budi untuk anak alergi protein susu sapi

1. Tidak melakukan penundaan imunisasi

2. Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai dengan SDIDTK (Stimulasi Deteksi, Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak)

3. Tetap menjaga kesehatan dengan nutrisi yang lengkap dan seimbang, perbanyak makan buah dan sayuran, dan aktivitas fisik yang sesuai.

4. Ajari anak mencuci tangan dengan menggunakan sabun, memakai masker, dan menghindari kerumunan

5. Berjemur di depan rumah setiap pagi sekitar 10-15 menit untuk mengoptimalkan asupan vitamin D yang baik untuk daya tahan tubuh anak.

Alhamdulillah dengan saling support dan adanya edukasi, Bunda dengan anak alergi protein sapi bisa lebih tanggap dan semangat lagi

Bunda Mediana Herwijayanti, Digital Marketing Manager SGM Eksplor Advance+ Soya, Pekan Tanggap Alergi Generasi Maju ini diharapkan mampu mengedukasi dan memberikan informasi seluas-luasanya kepada masyarakat agar lebih aware terhadap kasus alergi anak.

Dengan paparan yang dikatakan oleh Prof.Budi bahwa alergi bisa berakibat buruk jika tidak segera diatasi, maka Pekan Tanggap Alergi Generasi Maju bisa dijadikan sebagai referensi dan pengetahuan tentang bagaimana mengatasi alergi pada anak.

Dan tidak hentinya, kampanye 3K yakni Kenali, Konsultasi, dan Kendalikan. Menjadi salah satu cara yang paling efektif untuk bisa menjadi Bunda Tanggap Alergi.




Di dalam webinar kemarin, ada juga Bunda Natasha Rizky yang menceritakan pengalamannya mengatasi anaknya yang kedua, yang mengalami alergi protein susu sapi.

Awalnya ia sangat khawatir, bagaimana dengan pertumbuhan dan perkembangan anaknya karena mengalami alergi susu sapi. Karena asupan nutrisi pasti akan terbatas.

Nah, ada tips nih dari Bunda Natasha, sebagai Bunda Tanggap Alergi, yaitu:

1. Cari tahu gejala alergi itu seperti apa, sebagai Bunda kita harus peka.

2. Konsultasikan kepada expert apabila memang si kecil menunjukkan gejala alergi.

3. Memberikan nutrisi pengganti yang lain, misalkan dengan memberikan formula soya.

4. Kreasikan menu makanan si kecil, agar asupan nutrisinya tetap seimbang.

5. Dan yang terpenting, mintalah dukungan suami dan keluarga untuk merawat anak dengan alergi protein sapi. Karena suami dan keluargalah yang bisa menyemangati.

Yuk, Bunda, kita jadi Bunda Tanggap Alergi. Jangan lupa melakukan 3K.

Untuk mengetahui tentang gejala alergi pada anak dan chat dengam para expert, kunjungi www.generasimaju.co.id/alergianak

Dan untuk mengetahui banyaknya keseruan Pekan Tanggap Alergi Generasi Maju, Bunda bisa membuka akun instagram @soya_generasimaju dan Facebook Fan Page: Soya Dukung Generasi Maju.

Pastikan jangan terlewat acara edukatif dan informatifnya seputar alergi anak, ya Bunda.

***

Saya sendiri, sebagai Bunda yang memiliki anak alergi protein susu sapi, sangat terbantu dengan adanya Pekan Tanggap Alergi Generasi Maju.


Walau dulu Kifah alergi terhadap protein susu sapi, sekarang Kifah siap jadi Generasi Maju


Saya merasa tidak sendirian, dan mendapatkan support untuk terus mendukung si kecil jadi generasi maju walau dengan segala 'kekurangan' yang ada pada diri mereka.

Apakah si kecil di rumah memiliki alergi protein susu sapi juga, Bund? Sharing yuk di kolom komentar.




Review Omron Mesh Nebulizer NE-U100: Alat Nebulizer yang Hebat, Praktis, dan Mudah Dibawa Kemana-mana bagi Anak Penderita Asma

Review Omron Mesh Nebulizer NE-U100: Alat Nebulizer yang Hebat, Praktis, dan Mudah Dibawa Kemana-mana bagi Anak Penderita Asma


Assalamu’alaikum, halo semuanya apa kabar? Semoga sehat selalu ya. Ibu, Ayah, Anak, pokoknya sehat dan bahagia selalu hari ini dan seterusnya. Amiiin.

Bicara soal sehat, kayaknya beberapa waktu belakangan ini Saya sering ngomongin seputar alergi dan asmanya Kifah. Di blog ini dan juga di Instagram feed dan stories.

Kenapa? Karena memang kasus alergi anak dan juga asma akhir-akhir ini makin sering dibicarakan oleh para ibu baik di dunia nyata maupun media sosial di internet. Karena Saya adalah salah satu Ibu dengan anak yang memilki penyakit alergi dan asma, Saya merasa terpanggil untuk ikutan sharing mengenai alergi dan asmanya Kifah.

Saya sendiri pernah menulis pengalaman merawat anak alergi dan asma di tulisan berikut ini. Gak seperti sekarang yang akses media sosialnya lebih massive, kalau dulu sekitar 8 tahun yang lalu, saat Kifah bayi, akses informasi mengenai anak alergi dan asma gak segencar sekarang, makanya dulu Saya feel alone banget, dan merasa up and down menghadapi anak yang menderita alergi dan asma.

Bahkan Saya sempat merasa stres atau frustasi menghadapi Kifah yang sering bulak balik ke RS, Klinik, atau pun UGD.

Dan ini selaras dengan apa yang dikatakan Prof.Dr.dr. Budi Setiabudiawan, Sp.A (k). M.Kes. Seorang Dokter spesialis anak, alergi dan imunologi. Bahwa anak yang menderita alergi (pada kasus Kifah menjadi asma) akan berdampak psikologis bagi orang tua dan anak itu sendiri. Yaitu orang tua dan anak menjadi stres atau frustasi.

Apa itu Asma?

Asma Bronkial adalah kondisi medis yang menyebabkan jalan nafas paru-paru membengkak dan menyempit. Karena pembengkakan ini, jalur udara menghasilkan lendir yang berlebihan sehingga sulit untuk bernafas, yang menyebabkan batuk, nafas pendek, dan juga mengi (nafas berbunyi ngik ngik).

Review Omron Mesh Nebulizer NE-U100: Alat Nebulizer yang Hebat, Praktis, dan Mudah Dibawa Kemana-mana bagi Anak Penderita Asma

Batuk terus menerus, terutama pada malam hari adalah salah satu ciri-ciri serangan asma
Prof.Dr.dr. Budi Setiabudiawan, Sp.A (k). M.Kes mengatakan penyakit asma ini bisa disebabkan karena alergi saat masih bayi, dan benar memang, sebelum Kifah menderita asma, ketika bayi Kifah alergi protein susu sapi dan menyebabkan dermatitis atopik pada area kulitnya. Dan sekitar usia 3 tahun, ketika Kifah batuk tak kujung sembuh, Kifah divonis menderita asma oleh dokter.

Setiap orang memang memiliki serangan asma yang berbeda-beda, ada yang ringan dan ada pula yang berat, tapi jika diabaikan, asma ini akan berakibat fatal bahkan menyebabkan kematian. Oleh karena itu, jika memang anak atau keluarga Kita sudah jelas memiliki penyakit asma, lebih baik mengontrol asma tersebut agar tidak kambuh atau memiliki prosedur penanganan yang baik dan tepat ketika tiba-tiba asma menyerang di waktu –waktu tertentu.

Penyebab Asma

Masih menurut Prof.Dr.dr. Budi Setiabudiawan, Sp.A (k). M.Kes, penyakit asma ini dikarenakan oleh alergi yang memang disebabkan karena adanya faktor keturunan dan faktor lain.

Faktor-faktor yang memicu reaksi asma  adalah:

1. Paparan zat seperti serbuk sari, debu, bulu binatang, pasir, tungau, atau bakteri.
2. Infeksi virus seperti pilek dan flu atau pneumonia
3. Polusi udara, asap, asap kendaraan, asap rokok, dll
4. Stres dan kecemasan
5. Aktivitas fisik atau olahraga
6. Cuaca
7. Bahan tambahan makanan atau MSG

Kalau Saya amati, untuk Kifah sendiri, dia akan kambuh asmanya jika terlalu kelelahan beraktivitas, jajan sembarang (bahan makanan yang mengandung pengawet, pewarna, MSG, yang berlebihan), dan juga jika udara/cuaca dingin.

Gejala yang sering muncul ketika asma Kifah kambuh seperti batuk yang tak kunjung sembuh, seringnya terjadi pada malam hari, sulit bernafas (ketika bernafas, wajah dan leher sampai keluar keringat), mengi (nafas berbunyi ngik ngik), merasa mudah lelah, kesal, dan murung. Sering bersin, pilek, bahkan sakit kepala. Serta sulit tidur.

Seperti yang sudah Saya katakan di atas, bahwa Saya pernah merasa stres, frustasi, dan lelah ketika menghadapi kenyataan bahwa Kifah mengidap asma. Biasanya Saya jadi sensi, emosian, dan mudah marah ketika Asma Kifah mulai kambuh.

Kenapa?

Karena yang terbayang adalah capeknya bulak-balik ke klinik atau Rumah Sakit. Kemudian lelah harus ke UGD ketika asmanya menyerang. Kifah pernah ke UGD tengah malam, menjelang shubuh/dini hari, pagi hari, siang hari, sore hari. Semua waktu pernah dijalani untuk pergi ke UGD guna memberikan pertolongan pertama untuk Kifah dengan menggunakan nebulizer atau biasa disebut alat uap.

Dulu, setiap Kifah sesak nafas, seringnya ke UGD untuk diuap. Hingga pada suatu saat, dokter yang menangani Kifah memperbolehkan Kami memiliki alat uap atau nebulizer sendiri di rumah. Agar kami tidak panik dan tidak usah bulak balik ke RS atau UGD jika serangan asmanya ringan.

Catatan: untuk obatnya silakan dikonsultasikan ke dokter terlebih dahulu ya.

Alat Uap atau Omron Mesh Nebulizer NE-U100 untuk Asma Kifah

Review Omron Mesh Nebulizer NE-U100: Alat Nebulizer yang Hebat, Praktis, dan Mudah Dibawa Kemana-mana bagi Anak Penderita Asma

Saat ini, di rumah, Kami menggunakan alat uap atau Omron Mesh Nebulizer NE-U100. Bentuknya sangat kecil, ringkas, ringan, sangat simpel dan mudah digunakan.

Enaknya  Omron Mesh Nebulizer NE-U100 ini memang sangat cocok digunakan untuk yang memiliki anak dengan asma. Kenapa? Karena kecil, ringan, ringkas, simpel, mudah digunakan dan yang terpenting ini sangat mudah dibawa kemana-mana.

Karena ketika Kami sekeluarga mudik ke Bandung (dengan cuaca yang dingin) otomatis alat uap atau nebulizer ini perlu dibawa, karena khawatir Kifah kambuh di rumah nenek atau bahkan kambuh di jalan.

Selain itu, alat uap atau Omron Mesh Nebulizer NE-U100 sangat cocok dimiliki untuk anak yang memiliki asma untuk menemani keseharian dan aktivitasnya.

Dulu Saya sempet sedih, bingung, dan kepikiran. Gimana kalau Kifah kambuh asmanya ketika kelelahan latihan karate atau setelah main sepak bola, karena Kifah anaknya aktif sekali. Apalagi Kifah juga mulai aktif di kegiatan Pramuka sekolah. Kalau asmanya kambuh ketika kemping gimana ya? Kan gak ada colokan listrik? Gimana kalau UGD atau RS jauh?

Alhamdulillah setelah memiliki alat uap atau Omron Mesh Nebulizer NE-U100 keresahan Kami sebagai orang tua terjawab sudah solusinya.

Kelebihan Alat Uap atau Omron Mesh Nebulizer NE-U100

1.Dengan Advanced teknologi yang bisa diandalkan untuk meningkatkan efektivitas nebulisasi.

2.Mesh Technology, dengan teknologi terbaru menggunakan titanium vibrator yang mampu memecah ukuran partikel  menjadi sangat kecil sehingga proses nebulisasi lebih efektif.

3.Efisien, proses nebulisasi menjadi lebih efisien dan cepat, karena partikel obat yang masuk ke dalam paru-paru lebih kecil, jadi lebih cepat meredakan serangan asma.

4.Bisa digunakan 360 derajat, sehingga bisa digunakan dalam posisi apapun, bahkan dalam posisi tidur tanpa khawatir obatnya tumpah.

5.Mudah dibersihkan, alat uap atau  Omron Mesh Nebulizer NE-U100 sangat mudah dibersihkan.

6.Mudah digunakan karena sangat nyaman dalam genggaman.

7.Tidak berisik, alat uap atau  Omron Mesh Nebulizer NE-U100 ini sama sekali tidak mengeluarkan suara berisik.

Review Omron Mesh Nebulizer NE-U100: Alat Nebulizer yang Hebat, Praktis, dan Mudah Dibawa Kemana-mana bagi Anak Penderita Asma

Review Omron Mesh Nebulizer NE-U100: Alat Nebulizer yang Hebat, Praktis, dan Mudah Dibawa Kemana-mana bagi Anak Penderita Asma

Penggunaan alat uap Omron Mesh Nebulizer NE-U100 bisa digunakan dengan berbagai posisi, dari posisi duduk hingga posisi tidur.

Berikut video cara penggunaan nebulizer Omron Mesh Nebulizer NE-U100:



Review Alat Uap atau Omron Mesh Nebulizer NE-U100


Review Omron Mesh Nebulizer NE-U100: Alat Nebulizer yang Hebat, Praktis, dan Mudah Dibawa Kemana-mana bagi Anak Penderita Asma

Satu set alat uap/nebulizer Omron NE-U100 yang ada di dalam box


Saya sendiri merasa sangat puas dengan Omron Mesh Nebulizer NE-U100 ini.

Pertama, alat uap ini beneran cepat cara kerjanya, bahkan 2x lipat lebih cepat meredakan serangan asma Kifah. Partikel uapnya memang sangat kecil dan halus, sehingga mudah dihirup oleh anak-anak seperti Kifah.

Kedua, mudah dibawa kemana-mana. Alat uap atau Omron Mesh Nebulizer NE-U100 kecil dan ringan banget. Gak pakai listrik, cukup pakai baterai aja. Karena nebulizer Omron Mesh Nebulizer NE-U100 meredakan serangan asma lebih cepat, jadi baterainya pun cukup hemat.

Ketiga, gak bising sama sekali. Waktu awal menggunakan, Saya dan suami pun sampai bingung, ini sebenernya alatnya udah nyala atau belum. Saking gak ada suaranya sama sekali. Ini penting banget buat dipakai di jalan, gak ganggu orang lain. Dan ketika digunakan tengah malam pun suara Omron Mesh Nebulizer NE-U100 gak ganggu adik-adiknya Kifah yang sedang tidur.


***

Review Omron Mesh Nebulizer NE-U100: Alat Nebulizer yang Hebat, Praktis, dan Mudah Dibawa Kemana-mana bagi Anak Penderita Asma

Pernafasan kembali lega setelah menggunakan nebulizer Omron NE-U100
Menurut Saya pribadi, jika memang anak sudah diketahui menderita asma, sebaiknya dikomunikasikan ke dokter dan meminta izin dokter apakah boleh memiliki alat uap atau nebulizer sendiri di rumah.


Karena berdasarkan pengalaman, memiliki alat uap atau nebulizer sendiri di rumah sangat membantu untuk meringankan gejala asma anak. Tidak perlu capek ke RS atau UGD jika anak menunjukkan serangan asma.

Selain itu, memiliki alat uap atau  Omron Mesh Nebulizer NE-U100 ini seperti memiliki investasi alat kesehatan, karena jika dibandingkan dengan harus bulak-balik ke RS untuk melakukan nebulisasi, yang memakan waktu, tenaga, biaya yang tidak murah.

Menggunakan Omron Mesh Nebulizer NE-U100, serangan asma pada anak cepat diredakan dan menghemat biaya juga, karena pemakaian alat uap atau nebulizer ini adalah usaha untuk mempermudah Kita menangani asma di rumah dan bisa digunakan untuk jangka panjang.

Sehingga bisa Saya katakan, alat uap atau Omron Mesh Nebulizer NE-U100 ini Saya rekomendasikan untuk dimiliki bagi keluarga yang memiliki anak dengan penyakit asma. Satu lagi, selain kelebihan yang sudah Saya sebutkan sebelumnya, alat uap atau  Omron Mesh Nebulizer NE-U100 juga made in Japan dan memberikan 2 tahun garansi alat bagi para konsumennya.

Pernah menggunakan Nebulizer dari Omron juga? Sharing yuk di kolom komentar :D