Menjadi seorang dubber adalah salah satu cita-cita saya saat
kecil dulu, hmmm mungkin karena kebanyakan nonton doraemon, Sinchan, detektif
Conan, Sailor Moon, Hamtaro, Chibi Maruko Chan, Ninja Hatori, P-Man, Cardcaptor Sakura, mwaahaha diabsen deh semua film kartun favorit waktu kecil.
Untungnya, rasa penasaran saya terhadap profesi seorang
Dubber terjawab ketika Komunitas BRID atau Blogger Reporter Indonesia
mengadakan sebuah kegiatan In House Trainning BRID 2 bertajuk “Dubbing dan
Voice Over” yang bertempat di Wisma Riat Jalan Pangadegan Utara No. 14 Cikoko
Pancoran Jakarta Selatan.
Seketika itu juga, saat membaca flyer kegiatan In House
Trainning BRID 2 saya langsung mendaftar dan alhamdulillah terpilih menjadi peserta kegiatan
tersebut.
Pemateri yang dihadirkan pada kegiatan In House Trainning
BRID 2 adalah seorang dubber yang telah lama menekuni dunia sulih suara di
Indonesia, dan kalau kita sering menonton kartun Doraemon dan Curious George,
maka dubber yang satu ini adalah pengisi suara dari tokoh Suneo (2006-2008) dan Pria
Bertopi Kuning.
Dia adalah Kak Agus Nurhasan yang sudah sering menjadi
Dubber di berbagai film, animasi, sinetron, dan masih banyak lagi.
Kak Agus Nurhasan. Foto: Dokumentasi BRID |
Selain itu, acara In House Trainning BRID 2 ini juga didukung oleh Yayasan RIAT milik ibu Amy Atmanto, seorang desainer yang sudah dikenal di Indonesia ya. Dan didukung pula oleh Gogobli.com
Kiri ke kanan: Mas Hasmi Srondol, Bu Amy Atmanto, Kak Agus Nurhasan |
Gogobli.com adalah toko online yang bergerak dalam lingkup kesehatan dan kecantikan.
Berdiri sejak 2011. Gogobli.com sudah dipercaya di seluruh Indonesia sebagai
toko online terbaik dan terlengkap dalam menyediakan produk kesehatan dan
kecantikan.
Gogobli.com hanya menyediakan dan menjual produk yang
berkualitas dari berbagai merk yang memiliki reputasi yang baik dan yang paling
penting adalah produk yang telah terdaftar di BPPOM Indonesia.
Sehingga, produk yang ada di Gogobli.com aman untuk
digunakan dan dikonsumsi.
Beberapa produk kesehatan dan kecantikan dari Gogobli.com |
Acara yang dilaksanakan pada tanggal 12 Agustus 2017 ini dipandu oleh Teh Hani Sah Sukmawati.
Dan sambutan dari Komunitas Blogger Reporter Indonesia diberikan oleh Teh Ani Berta, co-founder dari komunitas BRID sendiri.
Kembali ke topik seputar dubbing.
Teh Hani sedang memandu acara |
Dan sambutan dari Komunitas Blogger Reporter Indonesia diberikan oleh Teh Ani Berta, co-founder dari komunitas BRID sendiri.
Akhirnya ketemu sama Teh Ani Berta |
Kembali ke topik seputar dubbing.
Apa itu Dubbing dan
Dubber?
Dubbing atau dalam bahasa Indonesia adalah sulih suara,
yaitu mengisi suara peran di film atau mengganti suara asli pemeran film itu
dari bahasa asing ke bahasa Indonesia.
Dubbing termasuk ke dalah bagian seni
peran kategori Voice Acting atau Akting Suara. Sehingga profesi dubber dalam
bahasa Indonesia disebut Pesulih Suara/Pengisi Suara. Sedangkan di Amerika,
seorang dubber di sebut juga Voice Actor atau Voice Talent.
Selain mengisi suara film asing yang dialih bahasakan dari
bahsa asli ke bahasa Indonesia, seorang dubber biasanya juga mengisi suara
untuk film animasi lokal, sinetron laga, iklan televisi dan radio, sandirwara
radio, company profile, game online, narasi berita, narasi infotaintment, dan
berbagai kegiatan promo lainnya.
Bagaimana Proses
Dubbing Dilakukan?
Ada stasiun TV yang memang memproduksi dubbing sendiri, tapi
ada juga yang memberikan order film yang harus didubbing kepada pihak PH atau
Production House. Kemudian, pihak PH atau Studio ini akan memberikan tugas
kepada Pengarah Dialog atau PD atau Sutradara Dubbing untuk memproduksi dubbing
yang diinginkan.
Tugas Pengarah Dialog sendiri adalah:
1. Melihat keseluruhan film.
2. Melakukan casting dubber, untuk menentukan dubber yang tepat
untuk mengisi suatu peran.
3. Mengarahkan dialog saar proses rekaman.
Seorang Pengarah Dialog juga dibantu oleh operator yang
tugasnya adalah mengoperasikan komputer saat perekaman dubbing dan menyamakan
grafik suara dubber dengan grafik suara aslinya di komputer. Setelah proses
dubbing selesai, kemudian dimixing oleh seorang editor.
Tugas seorang Editor sendiri adalah:
1. Mengatur level suara.
2. Menyeimbangkan suara (voice balancing).
3. Memberikan effect suara dan memberikan latar musik.
Setelah proses mixing selesai, kemudian dikirim ke stasiun
TV dan siap dinikmati oleh pemirsa televisi.
Bagaimanakah Cara
Menjadi Seorang Dubber?
Apakah menjadi seorang dubber itu sulit?
Sebenarnya, semua orang mampu menjadi seorang dubber, Namun, perlu proses panjang dan pengorbanan yang tidak sedikit untuk mengasah keterampilan menjadi seorang dubber.
Sebenarnya, semua orang mampu menjadi seorang dubber, Namun, perlu proses panjang dan pengorbanan yang tidak sedikit untuk mengasah keterampilan menjadi seorang dubber.
Peserta In House Trainning BRID 2 sedang berlatih membaca dialog |
Perlu pengorbanan waktu, tenaga, dan konsistensi untuk
menjadi seorang dubber profesional. Asalkan kita mau dan semangat untuk menjaga
dan mengasah modal utama seorang dubber, yaitu suara. Tentunya dengan latihan
yang baik dan terus menerus.
Tidak sedikit yang menjadi tidak sabaran ketika meniti karir seorang dubber. Sehingga,
menurut Kak Agus Nurhasan, profesi dubber adalah profesi yang kesulitan
regenerasi. Sehingga, peluang untuk menjadi seorang dubber di Indonesia
khususnya, masih sangat terbuka lebar.
Apa Saja Tugas
Seorang Dubber?
Tugas seorang dubber adalah menghidupkan peran yang akan
diisi. Oleh karena itu, melalui modal suara yang dimiliki, seorang dubber harus
bisa mengolah karakter suara, melakukan penghayatan terhadap karakter, juga
mengolah rasa, emosi, dan imajinasi.
Apa yang Harus
Dilatih oleh Seorang Dubber Pemula?
Pertama adalah
latihan Olah Tubuh.
Olah tubuh ini dibagi menjadi dua bagian yaitu latihan
pernafasan dan senam mulut.
Latihan Pernafasan
Contohnya adalah dengan menghirup udara dalam-dalam melalui
hidung, kembungkan perut, dan tahan sejenak dibawah perur, kemudian keluarkan
dari mulut dengan mendesis atau bisa disertai dengan hentakan sambil
mengucapkan vokal “A I U E O”
Senam Mulut
Contohnya adalah dengan memutar-mutar mulut, meliukkan bibir
ke kiri dan ke kanan, memonyongkan bibir, menjulurkan lidah, bersiul, dan
lain-lain. Gunanya adalah agar mulut kita tidak kaku saat mengucapkan dialog.
Peserta In House Trainning BRID 2 sedang melakukan latihan pernafasan. Foto: Dokumentasi BRID |
Kedua, adalah latihan
Olah Vokal
Olah vokal ditujukan agar suara kita bisa lebih terasah dan
lebih berkualitas.
Olah vokal terdiri dari:
Power
Suara kita harus memiliki tenaga atau bobot. Power bukan
berarti harus berteriak, tapi kita harus berani mengeluarkan suara, tidak boleh
takut ataupun malu-malu.
Artikulasi
Artikulasi atau kejelasan pengucapan diperlukan agar suara
kita terdengar jelas di telinga pendengar.
Intonasi
Nada yang diucapkan harus sesuai dengan maksud atau tujuan
kata atau kalimat. Kesalahan dalam intonasi bisa berakibat salah arti.
Tempo
Tinggi rendahnya dan cepat lambatnya suara harus bisa kita
atur. Kapan harus bersuara tinggi, kapan harus bersuara rendah, kapan harus
bersuara cepat dan kapan harus bersuara lambat.
Warna
Kita juga harus bisa menemukan warna suara apa yang tepat
untu mengisi suatu peran yang diberikan. Misalnya, kita harus memakai suara
yang tepat dan pas ketika mengisi suara ‘suneo’ pada kartun doraemon, atau
suara ‘pria bertopi kuning’ pada film Curious George.
Ketiga, adalah Olah
Rasa.
Olah rasa adalah mengolah batin kita agar bisa menjiwai
sebuah karakter atau menghayati peran yang akan dimainkan.
Dialog yang digunakan untuk latihan oleh para peserta In House Trainning BRID 2 |
Konsentrasi
Yaitu kesanggupan untuk mengarahkan semua kekuatan rohani
dan pikiran ke arah suatu sasaran.
Ingatan Emosi
Kemampuan untuk mengingat atau menghadirkan emosi-emosi atau
peristiwa yang pernah kita alami. Seperti perasaan sedih, gembira, haru,
menyesal, dan lainnya.
Imajinasi
Yaitu daya khayal membayangkan dan mengandaikan untuk
menyelami karakter yang akan kita mainkan.
Observasi
Yaitu pengamatan terhadap berbagai karakter manusia dan
profesinya. Tujuannya agar kita bisa mengetahui kebiasaan hidup dan pandangan
hidup manusi. Sehingga disaat kita memerankan suatu tokoh kita bisa
menghidupkan karakter peran dengan baik.
Seorang dubber juga harus memiliki salah satu skill yang
satu ini, yaitu LIPSYNC atau
Sinkronisasi Bibir.
Apa yang dimaksud dengan Lipsync?
Lipsync adalah menyamakan dialog yang kita baca dengan gerak
bibir pemeran film yang kita dubbing. Jika bibir tokoh film berhenti, maka
dialog kita pun harus berhenti.
Disini, sangat diperlukan pemenggalan kalimat yang sesuai
dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Juga dituntut kreatifitas
dubber, untuk menambahkan, mengurangi, atau berimprovisasi terhadap suatu dialog
asalkan tidak mengubah maksud dari dialog itu sendiri.
9 orang pilihan Kak Agus Nurhasan. Alhamdulillah, ternyata ada bakat buat ngedubbing juga, amiinnn. |
Jurus 4M
Ketika seorang dubber bekerja, maka ia melakukan setidaknya
4 hal ini:
1. Melihat, yaitu
melihat monitor.
2. Mendengar, yaitu
mendengar suara aslinya di headphone.
3. Membaca, yaitu
membaca naskah.
4. Merasakan, yaitu
merasakan apa yang dirasakan tokoh dalam film itu.
Bagaimana jika Kita
Ingin Sekali Menjadi Seorang Dubber? Apa yang Harus dilakukan?
Berlatihlah terus-menerus.
Kita harus selalu memperbaiki kualitas vokal kita, berusaha
mengurangi kelemahan kita, dan menggali potensi atau kelebihan yang kita
miliki.
Menurut Kak Agus Nurhasan, jika kita ingin menjadi seorang
dubber, kita harus percaya diri dalam mengeluarkan suara dan mengurangi
“nerveous” di depan mic.
Selain itu, seringkali kesalahan seorang dubber pemula adalah
ketidakjelasan dalam pengucapan/artikulasi. Hal ini bisa diatasi dengan
berlatih terus menerus. Kita bisa melatih diri kita di rumah dengan membaca
buku, koran, majalah dengan keras, bukan di dalam hati.
Tujuannya adalah:
1. Agar kita memiliki bobot suara.
2. Melatih artikulasi agar terbiasa mengucapkan kalimat dengan
benar dan jelas.
3. Melatih intonasi agar kalimat menjadi enak didengar.
4. Melatih suara agar bisa memunculkan suara dengan karakter
yang berberda-beda.
Kelemahan lainnya adalah membaca suatu dialog dengan nada
datar alias tanpa artikulasi dan intonasi yang tidak benar. Serta kurangnya
“feel” ketika membaca sebuah dialog.
Dialog tidak enak didengar bisa jadi karena disebabkan oleh
beberapa faktor, yaitu:
1. Tidak memakai inner atau rasa/penjiwaan ketiak mengucapkan
dialog.
2. Tidak menguasai bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Sehingga menjadi kaku ketika diminta membaca dialog dengan bahasa Indonesia
yang benar.
3. Kurang terampil menguasai teknik pengucapan suara. Bisa
disebabkan karena jarang latihan.
4. Kurangnya wawasan atau pengetahuan. Jarang membaca, malas
membaca buku, dan lainnya.
***
Yaps, itu tadi informasi seputar ‘Bagaimana Caranya Meniti
Karir Menjadi Seorang Dubber’
Kak Agus Nurhasan juga berpesan, jika ingin mengetahui seluk
beluk dunia dubbing atau sulih suara di Indonesia, sering-seringlah main ke
studio untuk melihat langsung seorang dubber ‘beraksi’. Atau jika ingin
mendapatkan informasi seputar dubbing secara on line, bisa bergabung di
komunitas dubbing in love atau INA FANDUB di grup Facebook ya.
Sekali lagi Kak Agus Nurhasan mengatakan, untuk menjadi seorang dubber yang profesional, harus
memiliki niat, motivasi, dan tekad yang kuat untuk selalu belajar, belajar, dan
belajar. Konsistensi juga diperlukan untuk meniti karir menjadi seorang dubber.
Jika ingin kontak langsung dengan Kak Agus Nurhasan, bisa
mengontak beliau via:
Email: agus.nurhasan@yahoo.co.id
Facebook: Agus Nurhasan
Twitter: @AgusNurhasan
Gimana? Setelah membaca informasi di atas, apakah kamu
tertarik menjadi seorang dubber?