Copyright by tettytanoyo. Powered by Blogger.
Showing posts with label Job review. Show all posts

Kartu Nama sebagai Alat Personal Branding


Assalamu'alaikum, my awesome reader!

Pernahkah mendengar kata Personal Branding? 


Wah, pasti istilah Personal Branding sudah sangat sering dan familiar sekali didengar oleh kita. Saya sendiri tertarik dengan istilah Personal Branding, yang konon katanya merupakan 'ujung tombak' dari kesuksesan karir seseorang. 

Betulkah demikian?

Saya sendiri masih ingin menelusuri seluk beluk Personal Branding, yaitu apa manfaatnya dan bagaimana membangunnya dengan baik.

Apa kata wikipedia tentang Personal Branding?

Personal branding is the practice of people marketing themselves and their careers as brands.[1] While previous self-help management techniques were about self-improvement, the personal-branding concept suggests instead that success comes from self-packaging.[1] The term is thought to have been first used and discussed in a 1997 article by Tom Peters.[2] (wikipedia)



Salah satu artikel yang saya temukan di sebuah situs (wikihow), menyebutkan bahwa Personal Branding dapat dibangun dengan banyak tahapan. Seperti membuat image diri, melakukan komunikasi dengan publik, membuat web pribadi, memiliki akun sosial media aktif, dan aktif mempromosikan diri sendiri. Tapi, yang unik adalah pembuatan kartu nama untuk Personal Branding di dunia digital seperti sekarang ini ternyata masih dibutuhkan loh.

I Love Shabby Chic!

Source

Pernah lihat desain bunga-bunga atau polkadot yang terkesan Vintage, romantis, lembut, dan feminim seperti gambar di atas?

Kalau saya sih sering. Seringnya sih di internet sama di toko buku atau di toko furniture.

Sudah lama sekali saya suka banget desain seperti ini, tapi gak tau tuh apa namanya. Pokoknya saya menyebutnya desain floral yang berbau vintage gitu deh.

Setelah saya googling, ternyata nama desain bunga-bunga vintage itu adalah Shabby Chic.

Menurut buku arsitekstur yang saya miliki, katanya desain Shabby Chic adalah desain yang terkesan lusuh tapi tetap elegan. 

Sedangkan menurut wikipedia,

Shabby chic (pronounced: "sheek") is a form of interior design where furniture and furnishings are either chosen for their appearance of age and signs of wear and tear or where new items are distressed to achieve the appearance of an antique. At the same time, a soft, opulent, yet cottage-style decor, often with an affected feel is emphasized to differentiate it from genuine period decor. (Wikipedia)


Pre-Wedding or Post-Wedding?


Udah gak asing lah yah denger istilah pre-wedding alias sesi pemotretan sebelum atau menjelang hari pernikahan di gelar. 

Sah-sah saja memang bagi yang berprinsip dan menginginkan adanya pre-wedding. Tapi, bagi sebagian kalangan ada yang berprinsip bahwa 'lebih baik halal dahulu baru berfoto bersama' agar lebih syar'i (mengikuti tuntunan syariat Islam).

Sesi pre-wedding biasanya mengusung satu buah tema atau konsep tertentu untuk melakukan photoshoot. Tema tersebut tentunya akan mempengaruhi pemilihan lokasi pemotretan, gaya, kostum, hingga properti yang digunakan. 

Begitupun dengan post-wedding (kebalikan dari pre-wedding) yaitu sesi foto pengantin setelah keduanya telah resmi diikat dalam janji suci perkawinan melalui prosesi  ijab dan kabul.

Pemilihan tema, gaya, kostum, properti, juga dilakukan pada sesi post-wedding. Unsur-unsur ini tentunya disesuaikan dengan keinginan kedua mempelai yang sudah sah menjadi suami istri.

Ribet gak sih pake Post-Wedding segala?

Justru kadang jadi unik dan lucu. Dimana sang penganten baru masih malu-malu kucing buat pegangan, buat tatap-tatapan, dan melakukan adegan romantis lainnya. 

Dan Photografer sibuk ngarahin gaya penganten baru yang masih gugup-gugupnya, masih nerveous-nerveous-nya. 

Ada yang mempelai perempuannya masih pemalu, tapi penganten prianya ekspresif banget.

Ada juga yang mempelai prianya photogenic, tetapi penganten perempuannya senyum aja gemeteran. 

Nah, disinilah keunikan dari Post-Wedding. 

Hihihi.

Mau liat gimana aja sih Photo Post-Wedding itu?

Antara Blogger dan Job Review




"Salah satu peran seorang blogger adalah penghubung antara brand dan customer"


Definisi di atas saya dengar dari seorang blogger yang memang kerap kali menerima job review dari beberapa brand.

Pernah mendengar atau bahkan sering seorang blogger kerap menerima job untuk mereview produk tertentu?

Saya sendiri sempat merasa 'penasaran' kenapa blogger seringkali diminta oleh sebuah brand untuk mereview atau mengulas suatu produk dari brand atau perusahaan tertentu.

Review produk pun sangat beragam, mulai dari produk makanan, produk kecantikan, produk kesehatan, produk bayi dan anak-anak, jasa hotel dan perjalanan, tempat wisata, gadget dan masih banyak lagi.

Begitu pun aneka perlombaan Blog, banyak sekali dimeriahkan dengan kompetisi dalam mengulas suatu produk tertentu, dan tentunya dengan hadiah yang cukup menggiurkan. Mulai dari ratusan ribu hingga belasan juta rupiah.

Beberapa blogger yang sudah memiliki titel 'Blogger Profesional' bahkan sudah bisa 'pasang tarif' untuk sekali mereview produk tertentu di blognya. Bahkan beberapa blogger memasang tarif yang sangat 'fantastis'  hingga puluhan juta rupiah. 

Lalu, memangnya seberapa penting sih review produk itu bagi para brand atau perusahaan?