“Ambilah zakat dari sebagian harta
mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendo’alah
untuk mereka. Sesungguhnya do’a kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka.
Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." QS. At Taubah ayat 103.
Mendengar nama lembaga zakat
Dompet Dhuafa bukan hal yang asing di telinga saya. Sejak SMA dulu, saya sudah
mengenal DD (Dompet Dhuafa) dari guru ngaji saya sendiri yang memang bekerja di
lembaga filantropi ini.
Saya seringkali ikut membantu
program LKC atau Layanan Kesehatan Cuma-Cuma waktu itu, dan berbagai kegiatan
sosial lainnya.
Rasanya gimana ikut kegiatan
Dompet Dhuafa?
Wah jangan ditanya, rasanya
bahagia sekali. Bisa membantu tim DD untuk melayani dan memberikan bantuan
kepada kaum dhuafa yang memang membutuhkan.
Ingat sekali kala itu sedang ada
bakti sosial, banyak sekali warga yang datang untuk membeli barang kebutuhan
dengan harga yang murah seperti baju-baju layak pakai. Dan ketika sedang
melaksanakan program LKC atau Layanan Kesehatan Cuma-Cuma, banyak sekali warga
yang antre ingin berobat.
Walaupun kala itu saya hanya
membantu sedikit saja, rasanya kok bahagia ya. Itulah mungkin hikmah zakat,
infaq, wakaf, dan sedekah dalam Islam. Yaitu mampu menentramkan dan
membahagiakan hati kita.
Melihat orang lain, apalagi kaum
Dhuafa tersenyum itu rasanya sungguh luar biasa. Sebuah kebahagiaan yang tak
ternilai.
Dan tak terasa, saat-saat saya
sering ikut membantu program di DD itu sudah berlalu sekitar 10 tahun lamanya.
Hehehe, kemudian inget umur.
Kini, DD sendiri sudah akan
memasuki usia seperempat abad, yakni 25 tahun. Subhanalloh, perjuangan Dompet
Dhuafa di Bumi Indonesia ini sudah sekian tahun lamanya ya.
Dan alhamdulillah, bertempat di
Rumah Makan Gado-Gado Boplo, Menteng Jakarta Pusat, Selasa 30 Januari 2017 lalu
saya berkesempatan hadir pada acara Public Expose 2018 yang diadakan oleh
Dompet Dhuafa.
Masih Banyaknya Kaum Dhuafa
DD memang sudah berdiri selama 25
tahun, namun DD sampai saat ini belum merasa cukup untuk terus memberdayakan
kaum Dhuafa.
Menurut data BPJS Kesehatan tahun
2017, terdapat 29 juta orang miskin dan177 juta penerima dana bantuan BPJS
kesehatan.
BPS, tahun 2017 merilis data
bahwa masih ada masyarakat yang tinggal di bawah garis kemiskinan dengan
pendapatan hanya Rp. 370.910/kapita/bulan. Sedangkan versi World Bank yakni Rp.
487.500/kapita/bulan atau hanya $1,25/kapita/hari.
Indonesia adalah negara dengan
tingkat kesenjangan tertinggi ke-4 di dunia. Kekayaan perorang meningkat 6 kali
lipat selama periode 2000-2016, namun menurut standar international, rata-rata
kekayaan orang Indonesia masih rendah.
Total harta empat orang terkaya
di Indonesia tercatat 25 milliar dollar AS, setara dengan gabungan kekayaan 100
juta orang termiskin (Oxfam International).
Hmmm, masih sangat tinggi ya
jumlah orang miskin atau Dhuafa yang memang berada di bawah garis kemiskinan di
Indonesia.
Program Dompet Dhuafa
Selama 25 tahun berkiprah dan
berjuang bagi kaum Dhuafa, DD sudah memiliki 17 cabang dan perwakilan di dalam
negeri, 5 cabang berada di luar negeri, 9 kantor layanan, 138 program, 18 gerai
sehat layanan kesehatan Cuma-Cuma, 5 rumah sakit, 4 sekolah, 7 outlet Dayamart,
1 De Fresh, dan 14 unit bisnis.
|
Hasil pertanian buah naga di Subang Jawa Barat.
Foto: dompetdhuafa.org |
Menurut Direktur Utama Dompet
Dhuafa, Bapak drg. Imam Rulyawan MARS, “Dompet Dhuafa selama perjalanan 25
tahun ini, semakin menguatkan potensi lokal dengan mejalankan konsep Social
Enterprise seperti program Green Horti dan Kebun Indonesia Berdaya.”
Jumlah Penerima Zakat Dompet Dhuafa
Sejak awal didirikan pada tahun
1993 hingga tahun 2017 DD telah memberikan manfaat dan layanan kepada 16,80
juta jiwa. Sementara jumlah penerima manfaat dan layanan DD di tahun 2017
adalah sebanyak 1,76 juta jiwa. Dan jumlah peneriman manfaat yang berada di
luar negeri sebanyak 82.882 jiwa.
Semua manfaat dan layanan ini
dapat tercipta dan tersalurkan kepada kaum Dhuafa berkat kerja sama dan
sinergitas antara Dompet Dhuafa Filantropi dan Dompet Dhuafa Social Enterprise.
Bapak Iwan Ridwan, selaku Direktur
Utama Dompet Dhuafa Social Enterprise mengatakan bahwa, “Dompet Dhuafa Social
Enterprise melakukan pengembangan dan penguatan usaha-usaha berbasis Social
Entreprise yang profesional menuju kemandirian usaha dan menciptakan
nilai-nilai social dalam rangka meningkatkan pemerataan sosial, menciptakan
lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.”
Sementara pada bidang retail
bisnis, melalui unit usaha Dompet Dhuafa Niaga selama tahun 2017 mengembangkan
unit usaha bernama Daya Mart, yaitu model bisnis retail berbasis pemberdayaan
dengan konsep 100% kepemilikan diarahkan untuk kaum dhuafa.
|
Logo Daya Mart |
Sebagai piloting, Daya Mart ini
sudah dikembangkan di daerah Sumatra Barat sebanyak 6 gerai. Daya Mart juga
memungkinkan masyarakat yang memiliki usaha UMKM bisa memasarkan produknya
melalui Daya Mart ini. Dan Insya Allah, tahun ini, Daya Mart juga membuka,
sebanyak 1 gerai di daerah Parung, Bogor, Jawa Barat.
|
Daya Mart yang ada di Sumatra Barat.
Foto: dompetdhuafa.org |
Sementara itu, Dompet Dhuafa
Social Enterprise atau DDSE melalui PT. Karya Masyarakat Mandiri (KMM) dengan
program Indonesia Berdaya tengah mengolah lahan pertanian seluas 8,5 hectare
yang ditanami aneka buah, seperti buah naga, nanas, pepaya, jambu kristal yang
ditanami secara tumpang sari di daerah Subang, Jawa Barat.
Dan pada bidang kesehatan, DDSE
selama tahun 2017 mengembangkan Social Hospital Network yaitu rumah sakit
berbasis wakaf untuk membantu melayani kaum dhuafa.
Hingga saat ini, DD sudah
memiliki 5 buah rumah sakit berbasis wakaf, yaitu:
1.Rumah Sakit Rumah Sehat Terpadu
2.Rumah Sakit Aka Medika
3.Rumah Sakit Ibu dan Anak
Sayidah Jakarta Timur
4.Rumah Sakit Lancang Kuning Riau
5.Rumah Sakit Mata Ahmad Wardi
Serang
|
RS. Rumah Sehat Terpadu yang ada di Parung Bogor.
Foto: dompetdhuafa.org |
Konsep Social Hospital Network
ini nantinya setiap rumah sakit afiliasi Dompet Dhuafa akan dikelilingi minimal
4 klinik sebagai feeder Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS.
Harapannya adalah agar makin banyak kaum dhuafa yang terlayani.
Bantuan Dompet Dhuafa untuk Internasional
Bukan hanya melakukan pengabdian
di dalam negeri, DD juga menyalurkan berbagai bantuan untuk kaum yang
membutuhkan, yang berada di luar negeri.
Pada tahun 2017 lalu, Dompet
Dhuafa juga memberikan bantuan berupa bahan makanan dan obat-obatan, di kamp
pengungsai korban perang di Kamp. Harjelle, Suriah pada bulan Februari.
Sementara pada bulan September 2017, Dompet Dhuafa yang didukung oleh IDI atau
Ikatan Dokter Indonesia, juga memberikan pelayanan kesehatan dasar bagi para
pengungsi di Kamp Cox’s Bazar.
Duh, rasanya air mata mau
berlinang aja kalau mendengar tentang saudara kita yang menjadi korban perang
dan menjadi pengungsi di berbagai belahan dunia. Semoga beban penderitaan
mereka menjadi lebih ringan dengan bantuan yang disalurkan melalui Dompet
Dhuafa.
Relawan dan Dana yang Terhimpun di Dompet Dhuafa
Hingga tahun 2017, Dompet Dhuafa
telah memiliki relawan mencapai 8.481 orang yang tersebar di seluruh Indonesia.
Jumlah ini meningkat selama kurun waktu 4 tahun terakhir yakni sebanyak 21,5%.
Sementara di tahun 2017, dana
yang terhimpun di Dompet Dhuafa sebanyak 304,78 milyar dengan penyaluran
sebanyak 274,82 Milyar.
DD menargetkan penerimaan zakat
tahun ini adalah sebanyak 90 Triliun rupiah. Loh kok banyak amat?
Sebenernya angka ini masih cukup
rasional lho, karena berdasarkan beberapa penelitian, potensi Zakat Indonesia
adalah sebesar 200 T. Wah banyak juga ya angka yang bisa ‘diberdayakan’ kalau
semua muslim di Indonesia menunaikan zakatnya.
5 Pilar Dompet Dhuafa
Pondasi utama yang menjadi
semangat dan kekuatan Dompet Dhuafa untuk terus berjuang memberdayakan kaum
dhuafa menjadi sejahtera secara ekonomi, pendidikan dan lainnya adalah:
Pilar Ekonomi, Pendidikan,
Kesehatan, Sosial, Dakwah.
1.Pilar Ekonomi yakni dengan mendirikan Pertanian Sehat Indonesia,
Kampoeng Ternak Nusantara, Karya Masyarakat Mandiri, Pengembangan Keuangan
Mikro Syariah, Institut Kemandirian, Social Entrepereuner Academy, Kampung
Wisata Jampang, Zona Madina, Daya Mart, De Fresh.
2.Pilar Pendidikan yakni dengan membuat SMART Ekselensia Indonesia,
Beastudi Indonesia, Makmal Pendidikan, Sekolah Guru Indonesia, Pusat Belajar Anti
Korupsi, Komunitas Filantropi Pendidikan. School of Refugees, dan Institut
Manajemen Zakat.
|
Foto: dompetdhuafasulsel |
3.Pilar Kesehatan yakni dengan mendirikan Layanan Kesehatan
Cuma-Cuma (Faskes Tingkat 1) dan RS. Sehat Terpadu (Faskes Tingkat 2).
|
Foto: dompetdhuafasulsel |
4.Pilar Sosial yakni membangun Lembaga Pelayan Masyarakat, Disaster
Management Center, Semesta Hijau, Pusat Bantuan Hukum, Kajian Kebijakan Publik,
dan Badan Pemulasaraan Jenazah.
5.Pilar Dakwah yakni membuat Corps Da’i Dompet Dhuafa
Dompet Dhuafa berkeyakinan, 5
pilar inilah yang akan menjadi pondasi untuk Indonesia yang lebih kuat dan
berdaya.
Program M3, yaitu Mustahik Move to Muzzaki
Sebelum menjadi ASN atau Aparatur
Sipil Negara, Abbiy juga bekerja di sebuah lembaga zakat di Bandung. Jadi ya,
sedikit banyak saya mengetahui bagaimana zakat itu bergerak dan memberdayakan
kaum dhuafa.
Dan salah satu kebahagian dan
ukuran kesuksesan sebuah lembaga zakat adalah mampu memberdayakan kaum dhuafa
yang tadinya menjadi Mustahik atau penerima zakat, berubah menjadi seorang
Muzzaki, yakni orang yang memberikan zakat.
Begitupun dengan cita-cita Dompet
Dhuafa dalam program M3 atau Mustahik Move to Muzzaki ini.
Program ini diharapkan mampu
menjadi semangat tersendiri bagi Dompet Dhuafa untuk terus memberdayakan dhuafa
di berbagai sektor kehidupan, dan menjadi semangat pula bagi para Dhuafa agar
terus berusaha menjadi lebih sejahtera dalam kehidupannya.
***
Alangkah indahnya dunia kalau
kita bisa saling membantu sesama. Saya jadi teringat cerita ustadz Yusuf
Mansyur ketika mendengar sesi ceramah beliau. Ada seorang bapak yang luntang
lantung karena keresahan hatinya.
Apa dia miskin? Tidak dia justru
sangat kaya raya.
Pada suatu hari, ia melihat
seorang ibu yang membawa dagangan dan terjatuh. Kemudian bapak tersebut
menolongnya. Dan setelah melihat kondisi si ibu tadi, sang bapak merasa iba dan
menolongnya dengan memberikannya sejumlah uang.
Setelah itu sang bapak merasa
sangat bahagia. Ternyata kebahagiaan yang ia cari selama ini telah ia dapatkan
dengan jalan berbagi dan menyantuni kaum dhuafa yang membutuhkan uluran
tangannya.
Zakat itu menentramkan dan
membahagiakan, yuk kita berbagi kebahagiaan kita dengan kaum dhuafa. Terima
kasih juga kepada Dompet Dhuafa yang sudah 25 tahun tidak lelah memperjuangkan kesejahteraan
hidup bagi kaum dhuafa.
Sukses terus yaa Dompet Dhuafa,
semoga semua harapan dan cita-citanya bisa terwujud di tahun ini. Amin yaa
robbal ‘alamiin.
***
Dompet Dhuafa
Philanthropy Building: Jalan
Buncit Raya Ujung No. 18 Jakarta Selatan Indonesia.
IG: @dompet_dhuafa
FB: dompet dhuafa
Website: www.dompetdhuafa.org