Copyright by tettytanoyo. Powered by Blogger.
Showing posts with label Perempuan. Show all posts

[Opini] Kurangnya Pendidikan Peran Perempuan dalam Kurikulum Sekolah


"Aku pengen resign, tapi masih belum bisa. Orang tua gak kasih izin, keluarga juga masih perlu sokongan ekonomi tambahan. Tapi jujur aja, aku galau banget sama anak."

"Sedih, aku merasa useless banget di rumah. Ibu nyuruh aku kerja, karena udah capek-capek sekolahin aku sampe sarjana, tapi malah di rumah terus, cuman momong anak. Aku merasa sakit hati dan gak berguna jadinya."

...

Dialog curhat seperti di atas itu seperti familiar. Yaps, familiar di kalangan perempuan atau ibu yang memutuskan bekerja di kantor atau tinggal di rumah, full ngasuh anak dan beberes setiap harinya. 

Kegalauan seperti ini sering sekali saya dengar dari teman-teman. Walau sekedar update status media sosial, atau curhat langsung ke saya. 

Saya ngerti kenapa mereka galau, toh saya pun pernah berada di posisi mereka. Sama-sama bingung antara anak dan eksistensi diri melalui pekerjaan.


Ujung-ujungnya, para perempuan atau ibu ini melakukan pembelaan diri dan pembenaran, atau kita kenal istilahnya Mom War, antara ibu bekerja dengan ibu rumah tangga.

Mom war yang tak kunjung usai, bahkan sampai muncul kata-kata ataupun gambar yang menyakitkan, baik untuk ibu bekerja maupun ibu rumah tangga.

Sebenernya, kalau saya boleh ngajak temen-temen berpikir sejenak, semua kegamangan dan pertarungan opini antara ibu bekerja vs ibu rumah tangga, gak harus terjadi jika kurikulum pendidikan di Indonesia agak diretouch sedikit mengenai peran gender atau jenis kelamin. Yaitu laki-laki dan perempuan.

Jadi, semata bukan karena pribadi masing-masing yang senengnya war atau gontok-gontokan, tapi lebih jauh lagi, ini semua dikarenakan kurikulum pendidikan Indonesia yang masih sangat kurang dalam memberikan edukasi tentang peran laki-laki dan perempuan di dalam hidup ini, tsahh.

Sex Education emang sering digembar-gemborkan, tapi lebih ke arah edukasi sex secara fisik, seperti pengenalan alat reproduksi, bagaimana menjaga tubuh kita dari orang lain, dll. 

Bagus sih, tapi menurut saya tetep kurang. Karena anak perempuan dan laki-laki juga perlu diberi tau sejak dini, peran perempuan dan laki-laki secara sosial, apa saja tanggung jawabnya, apa saja kewajibannya, dan apa saja tantangannya.

Baca juga: Dari Si Tomboy Jadi Si Feminim

Balik lagi ke peran perempuan dan laki-laki di masyarakat.

Sadar kah kita kalau dari kecil  kita diajarkan hal yang sama dengan laki-laki, ibarat kata, gak ada bedanya dengan teman laki-laki kita.

Secara materi semua plek ketiplek sama. Guru-guru berbasis mata pelajaran tentunya mengajarkan materi pelajaran yang sama seperti Trigonometri, Arus listrik, Penyerbukan, Reaksi Kimia, dan lain sebagainya.

Semuanya sama, tak ada perbedaan bukan? Bahkan kadang yang perempuan lebih jago ngitung jumlah rantai karbon dibanding laki-laki, padahal yang banyak kerja di pertambangan kan Bapak-bapak, yang bersinggungan sama bidang tersebut.

Menurut saya, tetap harus ada pendidikan/pembelajaran yang "membedakan" antara laki-laki dan perempuan. Terutama dalam memahami peran gendernya ketika ia terus beranjak dewasa.

Jangan sampai ketika dewasa anak perempuan itu berpikir "Ya emang dari kecil, gue diajarin ilmu x y z, ya mau gak mau, gue harus pake buat kerja."

Kita, orang dewasa ini macam disuruh mikir "lah kan emang begini seharusnya, lah kan emang sekolah itu buat kerja." Thats it.

Hmmmmm.

Kurikulum Indrustial

Indonesia memang menganut sistem kurikulum Industrial dimana terinspirasi dengan adanya Revolusi Industri.




Makanya, sejak dulu, kalau kita perhatikan semua mata pelajaran yang kita terima adalah berbasis kompetensi alias keahlian melakukan sesuatu yang sudah tersistem. Apalagi kurikulum SMK, mata pelajarannya adalah untuk melakukan hal tertentu yang terstruktur dan terorganisir. 

Kenapa seperti itu? Karena memang, kurikulum Industrial itu menyiapkan lulusannya menjadi seorang pekerja.

Bahkan, waktu kecil, saya kebayangnya kalau udah gede bakal jadi kasir di supermarket loh, suwer

Ya ampun itu kalau inget jadi ngakak sendiri.

Oleh karena itu, dengan adanya kurikulum 2013 berbasis karakter, saya sungguh gembira. Pemikiran akan kognitif yang agung sudah mulai berkurang. Anak-anak lebih dibina karakternya selain kognitifnya. Walau pun tetep sih, di lapangan ada yang tetap mengagung-agungkan  nilai ulangan, nilai ujian, nilai matematik, dsb.

Tetep ya, orang tuanya terbawa nuansa zaman dulu pas sekolah, dimana nilai kognitif dan rangking yang jadi acuan kecerdasan anak.

Galau Akan Masa Depan

Coba deh, siapa yang cita-cita masa kecil, gak sinkron sama kerjaan atau pun kondisi masa kini? Berapa banyak sih orang yang sukses meraih cita-cita masa kecilnya? Dan beneran happy dengan keadaannya sekarang?

Ya mungkin ada, tapi ga banyak. Trus kita termasuk yang mana?

Ada gak sih yang mikir, "kok tiba-tiba gue jadi guru ya? Tiba-tiba gue jadi PNS? Tiba-tiba gue jadi blogger?" Semuanya bak diluar rencana.

Tak Tahu Peran, Tak Punya Pilihan

Karena ketika kita gak tau siapa diri kita, apa peran kita, ujung-ujungnya kita gak punya pilihan, ketetapan hati, dan keputusan di masa depan.

Dosen saya dulu pernah nyeletuk, "Udah gak zaman tuh sekarang Ibu memasak di dapur, ayah berangkat ke kantor. Karena sekarang, ibu juga bisa berangkat ke Kantor dan Ayah bisa masak di dapur."

Iya sih, tapi kok saya dengernya gak enak ya waktu itu. Seakan-akan gak ada batasan lagi antara tanggung jawab laki-laki dan perempuan.

Baca Juga: Susahnya Menikah

Karena pesan pendidikan yang blur tentang peran perempuan dan laki-laki ini, jujur aja, saya pun merasa jadi korban dan menjadi generasi yang kebingungan.

Gak punya pandangan, pemahaman, dan keputusan sejak kecil. Kehidupan dijalani dengan let it flow tanpa gambaran yang jelas tentang masa depan akan seperti apa, pekerjaan apa yang bisa dilakukan, peran apa yang harus saya "mainkan" semuanya tak terencana sejak di bangku sekolah dasar.

Padahal kita sekolah lama loh, TK 1 tahun, SD 6 tahun, SMP 3 tahun, SMA 3 tahun, Kuliah 4 tahun. 17 tahun yang sia-sia kalau sampai gak tau tujuan hidup sendiri *so sad

Peran Guru

Di sekolah, memang pelaksana kurikulum yang paling utama adalah guru. Tapi, dengan beban mata pelajaran yang begitu berat, apa masih bisa mengakomodir hal lainnya dengan segala keterbatasannya?

Guru Bimbingan Konseling

Memang sih, guru BK paling pas untuk jadi konselor atau orang tua yang mengarahkan anak didik diluar mata pelajaran, tapi kadang guru BK lebih identik dengan kasus anak, kedisiplinan, dll. Dan guru BK juga hanya ada di tingkatan sekolah menengah saja, padahal di tingkat sekolah dasar pun, fungsi dan peran perempuan dan laki-laki itu penting disampaikan.

Ini bisa jadi salah satu solusi, peran guru BK ini harusnya lebih diarahkan untuk memberikan gambaran peran dan tanggung jawab anak-anak di masa depan nanti, termasuk peran gendernya sebagai perempuan dan laki-laki. Perannya dalam membangun keluarga, masyarakat, membangun bangsa dan lainnya.

Bukan hanya soal profesi atau cita-cita sebagai seorang xxxxx, tapi berbagai peran yang akan disandang oleh manusia dewasa harus bisa dijelaskan oleh seorang guru BK di sekolah. 


Jangan Meremehkan Anak Usia Sekolah Dasar

Karena di usia ini lah anak-anak akan sering bertanya "eksistensinya" di dunia ini. Mulai dari "asalnya dari mana" "terbuat dari apa" "kenapa kita ada"  dan bahkan anak-anak suka berimajinasi ingin jadi apa kelak dia ketika dewasa dengan cara belajar dari lingkungan sosial.

Mengenal Peran Gender Sejak Kecil, Meminimalisir Kegalauan di Masa Depan


Seperti yang sudah saya katakan di atas, kita menjadi generasi yang kebingungan karena kita kurang atau bahkan tidak paham tugas dan fungsi kita masing-masing.

Sebagai perempuan, sejak kecil kita tidak menerima pendidikan yang lengkap mengenai tugas dan peran perempuan dalam keluarga dan masyarakat.  Tidak semua keluarga mengerti bagaimana mengedukasi anak-anaknya akan perannya sebagai perempuan dan laki-laki.

Bersyukurlah kalau kamu dilahirkan dari keluarga yang memang mengerti dan paham cara mengarahkan anak. Sehingga, ketika dewasa, anak sudah tidak kebingungan dan mantap mengambil peran di masyarakat.

Lah kalau ngga?

Agar Perempuan Tidak Berujung Pada Kegalauan

Andai peran dan fungsi perempuan di keluarga dan masyarakat diajarkan sejak dini, mungkin Mom war tentang ibu bekerja dan ibu rumah tangga akan bisa diminimalisir.




Pertama, mental perempuan akan lebih siap. Karena sudah ada gambaran akan masa depan. Jika bekerja akan lebih siap mempersiapkan mental, diri, kompetensi, dan pengetahuan tentang seluk beluk ibu bekerja.

Kedua, begitupun dengan Ibu rumah tangga. Memilih jadi ibu rumah tangga karena pilihan dan kesiapan mental, bukan hanya nasib semata. Dan sudah tau, apa yang akan dilakukan jika saya tidak bekerja di kantor. Menjadi seorang wirausahawan kah, menjadi seorang relawan di dunia pilantropi kah, atau menjadi pelayan masyarakat dengan aktif di komunitas.

Baca juga: 5 Inspirasi Wirausaha Bagi Muslimah dari Brand Tas Heejou

Coba deh bayangin, jika pendidikan kita sudah berpikir sejauh ini. Khususnya bagi perempuan, maka hidupnya akan lebih bahagia dan jauh dari kegalauan, antara bekerja atau tidak.

Karena semuanya sudah dipersiapkan sejak kecil, mentalnya disiapkan, diberikan informasi yang lengkap tentang kemungkinan atau resiko dari pilihan yang akan diputuskan. Perempuan pun gak akan saling "serang", saling menjatuhkan karena alasan pilihan hidup.

Ibu bekerja bahagia dan mantap dengan keputusannya, ibu di rumah pun bergembira karena ini merupakan gambaran kehidupan idealnya sejak kecil.

Gak galau dan gak merasa salah dalam ambil keputusan.

"Karena ibu yang bahagia itu adalah koentji untuk melahirkan generasi yang bahagia, dan semuanya sudah dipersiapkan dengan baik bahkan semenjak sang ibu masih belajar mengeja namanya sendiri."


Catatan: Tulisan ini merupakan opini pribadi berdasarkan pengalaman dan pengamatan, dan tidak menerima perdebatan dalam bentuk apapun. Terima kasih :D

5 Model Pakaian Baju Wanita Jadul yang Kembali Booming Hari Ini



Percaya gak kalau yang namanya fashion itu sebenernya cuman muter-muter aja? Apalagi pakaian baju wanita, yang hampir setiap tahun berganti model atau style, tapi sesunggunya kalau kita mau menengok ke belakang, fashion tersebut sudah pernah hits lho di beberapa tahun yang lalu.

Memang sih, ini cuman pengamatan ‘abal-abal’ aku aja sebagai konsumen pasar fashion, terutama pakaian baju wanita. Tapi di beberapa tempat yang aku kunjungi atau ketika aku lagi jalan-jalan di suatu tempat, banyak banget perempuan yang memakai model pakaian jadul berikut ini.

1. Celana Kulot

Celana kulot sejuta umat
Entahlah, apa aku yang salah liat atau gimana. Waktu kemarin aku ke Jakarta naik Commuter Line Jabodetabek, cukup banyak wanita yang pakai celana jenis kulot ini. Dan yang paling sering aku lihat adalah celana kulot warna hitam dengan stripes vertikal ke bawah.

Dan parahnya, ketika kulihat penampilanku sendiri, aku pun lagi pake celana kulot hitam stripes vertikal, wkwkwk. Ku heran, kenapa bisa samaan begini celana yang aku pake sama celana orang-orang.

Jadilah diriku mesam-mesem sendiri di dalam hati, karena pakai celana kulot hitam bergaris ini. Padahal sebelumnya yang kutahu, celana kulot yang sedang hits itu adalah yang motif batik atau pun bunga-bunga. Ternyata sekarang orang lebih suka motif garis hitam, mungkin supaya lebih kelihatan tinggi kali ya.

Hihi.

And For Your Information, celana kulot yang sedang ramai dipakai oleh kaum hawa ini, pernah hits di Indonesia pada tahun 90-an hingga tahun 2000.

Emang sih, pakai celana kulot ini nyaman ketika dipakai, tidak ketat, dan seperti sedang memakai rok (karena ukurannya yang lebar).

2. Jilbab Segi Empat


Masih inget gak waktu para Hijabers booming di Indonesia awal tahun 2010-an?

Hijab warna-warni khas Dian Pelangi dan model pemakaian jilbab yang belit sana belit sini lagi hits banget? Apa kamu juga termasuk yang ikutan menggunakan pakaian baju wanita ala-ala Hijabers tersebut?

Kalau iya, toss dulu sama aku. Yang pernah cukup ‘teracuni’ dengan gaya hijab para Hijabers, artis, ataupun selebgram yang maha ribet tersebut.

Tapi, voila.

Di tahun ini, hijab yang agak sulit dipakai, menggunakan banyak jarum pentul dan banyak simpul itu, sudah mulai ditinggalkan. Yang kembali hits dan laris manis di pasaran justru hijab segi empat motif atau pun polos ala taplak meja zaman dahulu.

Dulu, pake jilbab kudu liat tutorial
(sumber gambar: pinterest.com)
Para Hijabers, artis, selebgram lebih sering pakai kerudung segi empat dengan motif sederhana atau pun polos dengan hanya menggunakan satu jarum pentul, bahkan tanpa aksesoris apapun. Sungguh simpel dan sederhana, seperti seragam SMP aku dulu, hahaha.

Sekarang, pakai jilbab jauh lebih simpel
(sumber gambar: pexels.com)
Mungkin dunia fashion hijab ini mulai lelah dengan segala kerumitan yang ada, hingga akhirnya balik lagi ke jilbab segi empat yang simpel dan sederhana untuk dipakai.

3. Bergo Instan

Model bergo gini dulu sering dipake buat pergi ngaji TPA tahun 90’an
(sumber gambar: hijabprincess.com)


Bergo itu kerudung langsung, atau jilbab yang bisa langsung dipakai. Biasanya cuman pakai satu tali untuk diikat di belakang kepala, ataupun gak pakai tali sama sekali.

Dannnn, bergo instan seperti ini pun sekarang hits lagi lho. Padahal, di tahun 90-an, bergo macem begini sering aku pake waktu ke sekolah Madrasah, atau Taman Pendidikan Al-Qur’an.

Aku tak menyangka, model kerudung bergo ala anak TPA zaman dahulu kembali hits lagi di era milenials. Dan yang pakai pun bukan lagi anak-anak kecil yang mau berangkat ngaji, tapi jadi tren pakaian baju wanita tersendiri di Indonesia.

4. Gamis Polos

Masih inget dengan corak gamis dan model gamisnya Mbak Dian Pelangi yang full colour itu?

Aduh, Mbak Dian, maaf ya, bukan maksud Ghibah. Etapi beneran deh, dulu di awal 2010-an, hits banget baju gamis yang full colour dan baju gamis dengan banyaknya aksesoris, payet, hiasan, dan lainnya yang terlihat “wah” ala Dian Pelangi.

Dulu, zamannya serba warna-warni
(Sumber gambar: bitebrands.co)

Sekarang? Ow-ow. Kayaknya udah jarang ya, yang pakai baju model seperti itu, bahkan saat ke undangan pernikahan sekalipun.

Para wanita, khususnya wanita berhijab, lebih sering menggunakan gamis polos dengan sentuhan warna yang kaleum dan natural. Dipadu dengan jilbab segi empat yang juga sederhana, baik dalam corak maupun cara pemakaian.

Gamis polos jadi andalan

Padahal, dulu itu gamis polos model seperti ini sering dipakai Mamah ke pengajian atau pun sekedar pergi keluar rumah. Gamis polos minim aksesoris, dengan warna yang biasa aja (gak rame atau full colour). Gak nyangka ya, bakal tren lagi gamis model simpel begini.

5. Atasan Polos

Simple is the best!
(sumber gambar: detikHOT)
Sama halnya dengan gamis polos dan sederhana. Baju atasan yang polos, gak banyak motif ataupun aksesoris, booming kembali di tahun ini.

Tren ‘serba simpel’ tapi elegan kayaknya sih lagi meracuni tren fashion wanita di Indonesia. Apalagi atasan polos yang simpel ini bisa dipadukan dengan rok, celana berbahan katun, atau pun jeans sekalipun.

Tampilan kita jadi lebih sederhana tapi justru tetep fashionable dalam kesederhanaan itu.
Sekian analisa ‘abal-abal’ tren pakaian baju wanita di Indonesia ala tettytanoyo.com. Kalau kamu termasuk yang suka ngikutin tren pakaian gak sih? Atau lebih seneng pakai baju yang mencerminkan karakter kamu sendiri?

Sharing yuk, di kolom komentar :D

Saya Perempuan, Saya Dukung #RokokHarusMahal



Pernahkah Emak melihat pemandangan miris dipinggir jalan? Kumpulan anak SMP atau SMA, bahkan anak SD berkumpul bersama teman-temannya sambil menikmati kepulan asap rokok.

Pemandangan ini memang kerap terjadi ya, Mak. Bahkan di lingkungan sekolah pun anak atau pelajar itu dengan mudah sekali mendapatkan rokok. Karena harga rokok di Indonesia masih sangat murah, bisa dibeli eceran/per batang, dan masih sangat terjangkau, bahkan dengan uang jajan anak sekolah.

Menurut WHO, harga rokok di Indonesia memang sangat murah, malahan masih ada loh yang menjual rokok 5.000 rupiah saja per bungkus. Berbeda dengan negara lain seperti Malaysia, Thailand, Singapura, Arab Saudi, Australia, harga rokok di sana jauh sangat mahal, bisa mencapai 200 ribu-300 ribu per bungkus, dan hanya mampu dibeli oleh orang yang kaya atau berpenghasilan tinggi saja.

Program ruang publik dari radio KBR, Jum’at 11 Mei 2018 lalu mengkampanyekan Perempuan Mendukung #RokokHarusMahal. Dengan narasumber, Nina Samidi, Communication Manager Komisi Nasional Pengendalian Tembakau dan dr. Fauziyah, M.Kes, Wakil Ketua Umum Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia di Riau.

Mengapa Perempuan Harus Mendukung #RokokHarusMahal?

Tahukah emak semua, rokok menjadi kebutuhan kedua rumah tangga setelah beras. Jika seorang kepala keluarga memiliki uang 20 ribu rupiah, dan diminta memilih barang apa yang harus dibeli, maka ia akan memilih beras dan rokok, dibandingkan dengan membeli makanan sehat untuk keluarganya.

Rokok NO, makanan bergizi YES

Ya, konsumsi rokok sudah separah itu, Mak.

Saya sebagai perempuan, sebagai istri, dan sebagai ibu tentunya sangat miris melihat fakta seperti itu. Seorang kepala keluarga lebih memilih membeli rokok dibandingkan makanan bergizi untuk anak dan istrinya.

Oleh karena itu, kampanye #RokokHarusMahal ini sangat saya dukung.

Dulu, ketika saya masih kecil pun, beberapa kepala keluarga di lingkungan saya pun berpendapat demikian, katanya lebih baik gak makan seharian dari pada gak ngerokok dan nggak ngopi.

Ya ampun, saya langsung elus dada, dan berdo’a supaya kelak tidak memiliki suami atau kepala rumah tangga yang berpikirian seperti itu.

Rokok Merusak Anak-anak

Salah satu bahaya, kenapa #RokokHarusMahal adalah banyaknya anak-anak yang mampu membeli rokok. Jangan ditanya deh ini sejak kapan terjadi, ketika saya sekolah dulu pun, beberapa teman-teman khususnya anak laki-laki, banyak sekali yang merokok di luar sekolah atau pun sambil sembunyi di kamar mandi.

Padahal, menurut dr. Fauziyah, sekali saja anak menghisap rokok, maka ia akan terus kecanduan untuk merokok. Dan parahnya lagi, beberapa iklan rokok ada yang ditayangkan di sekitar sekolah dan mencantumkan harga rokok sedemikian murah untuk memancing anak sekolah untuk membeli rokok.

Seandainya anak-anak itu tahu, rokok itu sangat merusak kesehatan, karbon monoksida yang terkandung dalam rokok sangat merusak kesehatan tubuh. Ya alloh, langsung istigfar deh saya lihat fakta ini. Apalagi dua anak saya laki-laki, saya harus ekstra ketat melindungi anak dari bahaya rokok.

Rokok Merusak Rumah Tangga

Selain merusak anak, rokok juga merusak hubungan rumah tangga seseorang. Pendapatan yang sedikit, kepala keluarga yang kecanduan rokok, membuat rumah tangga gonjang-ganjing. Karena ada juga laki-laki yang rela berpisah dengan istri dari pada berpisah dengan rokok, adeuh.

Gak kebayang yah, ternyata saking terjangkaunya harga rokok oleh keluarga miskin, keberlangsungan rumah tangga pun jadi tergadaikan. Rokok lebih penting dari anak dan istri, saking ketergantungan dan kecanduannya dengan rokok.

Rokok Harus Mahal

Dari  fakta yang saya dapat di atas, saya langsung dukung kampanye #RokokHarusMahal #Rokok50Ribu #RokokMemiskinkan. Silakan saja lah buat orang kaya, orang berpenghasilan tinggi, untuk membeli rokok. Tapi kasihanilah keluarga miskin, anak sekolah, bayi dan balita yang kekurangan gizi karena ayahnya lebih memilih rokok ketimbang membeli susu dan makanan bergizi.

Bantu anak-anak mendapatkan makanan yang bergizi dari pada uangnya buat beli rokok

Sedih rasanya kalau keluarga di Indonesia terus dimiskinkan dan dibuat kecanduan rokok, padahal memiliki pendapatan yang pas-pasan. Anak dan istri pun jadi korban.

Yuk, perempuan Indonesia, kita sebagai ibu, istri, dan bagian dari masyarakat, dukung #RokokHarusMahal. Untuk perempuan (seorang ibu atau istri) yang masih menjual rokok di warung atau di tokonya, coba kita evaluasi lagi, bukankah dengan menjual rokok kita ikut andil dalam menebarkan penyakit apalagi bagi generasi muda?

Jangan takut rezeki berkurang karena tidak berjualan rokok, insya alloh, keberkahan usaha kita akan diberikan oleh Allah SWT jika kita ikut memberikan kontribusi positif bagi para keluarga dan anak-anak di Indonesia.

Saya perempuan, saya dukung #RokokHarusMahal.

Kamu juga dukung kan? Yuk, ikut tanda tangani petisi di www.change.org/rokokharusmahal dan hashtag #RokokHarusMahal #Rokok50Ribu #RokokMemiskinkan di media sosial (Instagram, twitter, dll).

Catatan: Radio KBR bisa didengarkan di 104 jaringan radio di Indonesia, dari Aceh hingga Papua. Jakarta bisa mendengarkan KBR di 89,2 fm. Bisa juga streaming di www.kbr.id

Cantik Tak Harus Mahal, Begini Cara Memanfaatkan Promo Diskon untuk Membeli Make Up dan Skin Care


Bagi perempuan, tampil cantik itu adalah sesuatu yang paling penting. Sebenernya gak tampil cantik gimana-gimana sih, yang penting waktu orang ketemu kita tuh nyaman dan gak merasa terganggu oleh penampilan kita.
Kalau saya sendiri sebenernya orang yang gak terlalu mementingkan penampilan PADA AWALNYA. Tapi makin kesini kok makin merasa kalau tampil ‘cantik’ dan ‘enak diliat’ itu bukan hanya kepentingan pas ketemu orang lain aja. Punya wajah bersih, sehat, dan terawat supaya bisa tampil ‘cantik’ itu semacam jadi kebutuhan supaya gak stress menghadapi masalah wajah atau kulit.
Awalnya itu waktu saya hamil sih sebenernya, saya jerawatan parah. Ditambah saya salah memilih skin care, gak cocok dan akhirnya beruntusan semuka-muka. Dan saat ini saya sedang berusaha mengenyahkan semua masalah kulit di wajah saya ini dengan beberapa skin care yang alhamdulillah lumayan cocok dan saya beli dengan PROMO DISKON yeay!
Ya lah, anaknya gak tahan sama yang namanya promo dan diskon. Kalau ada bacaan promo, diskon, potongan harga, udah deh kalap buat beli. Dan rekor banget emang bulan lalu saya tuh beli skin care sampe tembus ke angka 6 digit.
Huhuhu.
Nyesel gak nyesel sih sebenernya. Soalnya demi kesehatan wajah mau gimana lagi. Jerawi-jerawiku ini perlu dibasmi supaya gak meradang dan bikin sakit kepala.
Tapi itu tadi ya, seperti judul yang saya tulis di atas. Banyak cara untuk menghemat pengeluaran make up dan skin care dengan memanfaatkan promo diskon.
1.Manfaatkan Flash Sale
Beberapa toko online bahkan offline sekalipun, kadang memberikan flash sale yang cukup lumayan di waktu-waktu tertentu. Biasanya sih make up, skin care, fashion ini sering banget ada flash sale baik secara on line atau off line.
Emang sih ada jamnya gitu, tapi diskonnya gak nanggung juga kadang sampe 30%-50%.
Saya sendiri pernah beli skin care yang kalau beli harga biasa itu lumayan. Tapi karena lagi sale di toko tertentu, saya dapat potongan harga sekitar 30%. Hwaaa seneng dong, seenggaknya bisa nyobain skin care dari brand yang udah tersohor tapi gak mahal-mahal banget harganya.
Kendalanya sih paling kita harus sering cek ke toko on line, atau bisa juga cek instagram dari beberapa brand skin care atau make upnya buat tahu info flash sale atau diskon pembelian produk mereka.
2. Manfaatkan Diskon Member
Nah ini dia cara yang saya lakukan buat beli skin care untuk ngobatin jerawi-jerawi di wajah. Karena saya termasuk member dari brand produk skin care tersebut, otomatis saya mendapatkan potongan harga yang lumayan, yaitu 30%.
Dan ini beneran lumayan berasa kalau pas kita lagi butuh banyak beberapa produk. Keliatan dan kerasa banget potongan harganya. Belanja skin care dan make up pun jadi jauh lebih hemat.
3.Manfaatkan Buy One Get One or Two or Three
Ini juga jadi promo favorit banget kayaknya yah buat para single atau pun mommy. Beli satu produk kemudian gratis 1 atau 2 bahkan 3 produk lagi.
Kalau saya sih biasanya, ketika ada promo kayak gini suka ‘manfaatin’ temen buat ikutan. Jadi sebenernya itu produk gak buat sendiri, tapi bareng sama temen. Otomatis kita dapet produk buat berdua tapi harganya satu produk aja. Waini hemat banget lah kalau dihitung-hitung.
4.Manfaatkan Fitur Free Ongkir
Banyak toko on line yang memberikan fitur free ongkir ini untuk menarik konsumen berbelanja di tokonya. Menurut saya ini promo yang lumayan menarik juga sih, walaupun kadang memang ada minimum pembelian.
Tapi ketika memang kita lagi perlu banyak skin care atau make up, fitur free ongkir ini emang nolong banget. Atau bisa juga sih seperti cara di atas, beli barangnya barengan temen supaya nominal pembeliannya besar dan akhirnya bisa free ongkir deh.
5.Manfaatkan Website Penyedia Voucher
Selain fitur free ongkir, fitur favorit saya lainnya adalah memanfaatkan voucher diskon dari website penyedia voucher.
Asli, kalau voucher diskon dimanfaatin, bisa banget menghemat pengeluaran kita untuk belanja skin care atau make up. Karena di website itu biasanya banyak banget voucher diskon yang bisa digunain untuk beli skin care atau make up, bahkan bisa juga untuk perawatan di salon atau spa.
Salah satu website yang bisa kamu kunjungi adalah Bambideal.id. Kamu bisa mendapatkan voucher Bambi Deal untuk mendapatkan promo paket kecantikan.
...
Kalau kamu sendiri, biasanya gimana nih cara menghemat pengeluaran untuk membeli skin care dan make up? Sharing yuk di kolom komentar.


*all images from pexels.com

[Review] Wardah Exclusive Matte Lip Cream See You Latte (No.3) dan Oh So Nud* (No.11)

[Review] Wardah Exclusive Matte Lip Cream See You Latte dan Oh So Nude!

Assalamu'alaikum

Halo halo pecinta lipstik Matte warna nude. 

Kali ini saya akan mereview lipstik matte warna nude dari Wardah yang sudah terkenal dan malang melintang di jagad perlipstikan di Indonesia.

Sebelumnya saya pernah share tentang 5 lipstik warna nude yang bisa dicobain. Dan salah satunya produk dari warda ini yaitu Exclusive Matte Lip Cream See You Latte.

Waktu itu saya hanya mereview satu aja, yaitu yang See You Latte. 

Nah, sekarang saya mau review dua lipstik matte warna nude dari wardah yang warnanya menurut saya kaleum banget, manis banget, dan gak gonjreng kalau dipake.

Baca post sebelumnya:

5 Rekomendasi Lipstik Warna Nude


[Review] Wardah Exclusive Matte Lip Cream See You Latte dan Oh So Nude!
Warda Exclusive Matte Lip Cream See You Latte

💄💄💄

Exclusive Matte Lip Cream Wardah See You Latte No.3

Di postingan yang sebelumnya itu, saya baru review lip cream matte warna nude dari wardah yang See You Latte ini.

Menurut saya ini adalah warna yang cukup natural dan manis buat dipakai sehari-hari atau pun buat acara tertentu. Kondangan misalnya.

Warna Exclusive Matte Lip Cream Wardah See You Latte ini meskipun agak kecoklatan/krem, masih punya nuansa pink yang terlihat. 

Teksturnya creamy dan "agak tegang" sedikit, makanya saya saranin rajin pakai lip balm atau repairing jelly dulu sebelum pakai lip cream matte. Supaya bibirnya gak jadi kering nantinya.


[Review] Wardah Exclusive Matte Lip Cream See You Latte dan Oh So Nude!
Exclusive Matte Lip Cream Wardah See You Latte


Untuk yang Exclusive Matte Lip Cream Wardah See You Latte ini masih ada nuansa pinknya menurut saya. Dan memang produk wardah itu lipstick atau lip creamnya lebih dominan warna pink dihampir semua shade.

💲Harganya IDR 59.000 dan masih bisa lebih murah kalau lagi diskon.


[Review] Wardah Exclusive Matte Lip Cream See You Latte dan Oh So Nude!
 Exclusive Matte Lip Cream Wardah See You Latte masih ada nuansa pinknya sedikit

💄💄💄

Exclusive Matte Lip Cream Wardah Oh So Nud*! No.11

Sebenernya warna Exclusive Matte Lip Cream Wardah Oh So Nud*! ini gak jauh beda, ya beda setingkat doang sih, setingkat lebih gelap. Jadi, warna Exclusive Matte Lip Cream Wardah Oh So Nud* ini agak lebih kecoklatan dari yang See You Latte.

Aku akui lah, Matte Lip Cream wardah ini emang bagus-bagus warnanya.

😆😆😆

Baca juga: Review Wardah White Secret


[Review] Wardah Exclusive Matte Lip Cream See You Latte dan Oh So Nude!



Harganya pun tidak jauh dengan Exclusive Matte Lip Cream Wardah See You Latte tentunya, berkisar di angka 50-60 ribu rupiah saja.

Baca juga: Review Make Over Intense Matte Lip Cream 02 Heiress


[Review] Wardah Exclusive Matte Lip Cream See You Latte dan Oh So Nude!
Exclusive Matte Lip Cream Wardah Oh So Nude!

Bisa diliat kan?

Warnanya beneran gak jauh dari Exclusive Matte Lip Cream Wardah See You Latte. Sekilas malah samaan banget deh warnanya. 

💄💄💄

Perbandingan Exclusive Matte Lip Cream Wardah See You Latte dan Oh So Nud*!


[Review] Wardah Exclusive Matte Lip Cream See You Latte dan Oh So Nude!
Perbandingan Ekclusive Matte Lip Cream Wardah See You Latte dan Oh So Nud*!

Kalau kamu lagi galau mau pilih warna yang mana dari dua lip cream wardah ini, ni aku kasih gambaran ya.


[Review] Wardah Exclusive Matte Lip Cream See You Latte dan Oh So Nude!
Perbandingan Wardah Exclusive Matte Lip Cream See You Latte dan Oh So Nud*!


Bisa diliat, See You Latte lebih pink, sedangkan Oh So Nud*! lebih kecoklatan ya, ya walau gak coklat-coklat banget sih, masih ada pinknya dikit juga.

Baca juga: Review Emina Creamate Fuzzy Wuzzy (02) dan Mauvelous (03)

Mwahahah, malah jadi pusing kan ngebedain warna lipstik doang. and this is a women's life.  

😀😀😀



[Review] Wardah Exclusive Matte Lip Cream See You Latte dan Oh So Nude!
Ini dia perbedaannya, coba deh diterawang
Untuk ketahanan sendiri ya lumayan lah, cuma kalau dipakai makan atau minum tetep ilang-ilang dikit.

😉😉😉

Rekomendasi untuk kamu:

Kalau kamu suka warna lip cream matte yang masih agak ngepink sedikit, lebih baik pilih Wardah Exclusive Matte Lip Cream See You Latte, dan kalau kamu suka yang nud* banget agak ke arah coklat pilih Wardah Exclusive Matte Lip Cream Oh So Nud*!

Dan kalau aku sendiri lebih suka yang OH SO NUD*!

❤❤❤

Karena warnanya naturalll banget di warna kulit saya yang gak putih-putih amat ini.

Tapi sebenernya sih, dua-duanya bagus sih, makanaya aku beli dua-duanya, wkwkwk. Gimana sih ini ngereview.

✌✌✌
Selamat Weekend, selamat jajan lipensetip baru yaa!

Btw, kalau kamu lebih suka yang mana?