Copyright by tettytanoyo. Powered by Blogger.
Showing posts with label Pernikahan. Show all posts

Ayo Kenali, 7 Gaya Hidup Inilah Yang Membuat Kondisi Keuangan Kita Seringkali Bermasalah

sinarmas msig life


“Bumi beserta isinya mampu memenuhi segala kebutuhan manusia, tapi tidak keinginannya.” Albert Einsten.

Pernah dengar istilah biar tekor atau kesohor?

Kalau pernah, selamat! Berarti umur kita gak jauh-jauh amat sebenernya. Hahaha. Lah apa hubungannya? Hubungannya adalah, istilah biar tekor asal kesohor adalah istilah masyarakat terdahulu (((TERDAHULU))) mengistilahkan orang yang ‘gayanya selangit’ tapi sebenernya kemampuannya masih dibawah personal branding yang ia ciptakan tersebut.

Nah, yang begini ini, istilah gaulnya, atau istilah zaman sekarangnya adalah Middle Income Trap.

Apa itu Middle Income Trap?

Menurut Mas Aakar Abyasa Fidzuno, seorang CEO/Founder of Jouska Financial di Indonesia, Middle Income Trap ini adalah sebuah kondisi dimana seseorang yang memiliki penghasilan ‘ditengah’ namun ingin memiliki gaya hidup di kelas atas. Ada juga yang bilang, kelas menengah yaaaa gitu deh.

Wkwkwk.

sinarmas msig life
Mas Aakar dari Jouska Financial

Lebih konkritnya begini.

Seorang yang terkena Middle Income Trap bisa dilihat dari gaya hidupnya sehari-hari. Contoh: Misalkan penghasilan rata-rata perbulan adalah 5 juta rupiah, dia akan mencicil mobil MPV sejuta umat, Avanza atau Xenia misalnya. Eh, ketika gajinya naik menjadi 10 juta, kemudian ia kembali mencicil mobil dengan angka yang lebih mahal, begitu seterusnya, mengikuti income yang didapatkannya setiap bulan.

Emang ada yang larang?

Yang larang sih ngga ada, tapi yang menjadi bermasalah setelah bergaya hidup seperti ini BANYAK.

Dililit hutang, ditagih debt collector, asetnya disita, rumahnya digadai, hidup ngga tenang, tdan masih banyak lagi masalah-masalah yang ditimbulkan dari Middle Income Trap ini.

Lalu, apa sih gaya hidup yang bisa menyebabkan kita sering bermasalah dengan keuangan, apalagi ditambah dengan virus Middle Trap Income di kalangan kita?

1. Besar Pasak dari Pada Tiang

sinarmas msig life


Kalau ini sih udah jelas-jelas jadi malapetaka. Seperti yang sudah saya singgung diatas, biar tekor asal kesohor. Akhirnya memanfaatkan pinjaman ke bank, menggunakan kartu kredit semaunya tanpa pikir panjang, dan berbagai cara lainnya dimanfaatkan untuk menambah pendapatan seiring pengeluaran yang tidak terkendali. 

Bahkan tidak sedikit berlanjut kepada kasus kriminal seperti kasus penipuan sebuah travel yang akhirnya menyeret pemiliknya menuju jeruji besi.

Alasannya tidak lain dan tidak bukan, besarnya pasak dari pada tiang. Keinginan atau pengeluaran kita terlalu banyak, tidak sebanding dengan income yang didapatkan.

2. Gaya Hidup Konsumtif

sinarmas msig life


Alasan supaya kekinian atau kepingin punya foto instagramable juga menjadi salah satu pintu kita terjerumus dalam masalah-masalah keuangan.

Setiap hari harus “ngafe” supaya dibilang gaholll, setiap bulan traveling keluar negeri supaya dibilang keren, beli barang-barang branded biar gak dibilang kampungan, setiap makanan yang lagi in, meskipun harganya mahal dan gak kemakan ataiu gak doyan, tetep di beli biar feed instagram bagus, biar status bisa selalu check in di tempat-tempat yang bikin orang mupeng.

Semua gaya konsumtif ini suatu saat akan menjadi bom waktu dan akhirnya menjadi masalah keuangan yang akan meneror dan membuat hidup kita menjadi berantakan.

Barang-barang yang benar-benar dibutuhkan tidak terbeli, sedangkan barang yang hanya untuk cekrek upload di media sosial begitu menumpuk dan menjadi sumber masalah baru.

3. Tidak Memiliki Pit Stop



Meskipun kita sudah sadar dengan gaya hidup kita yang besar pasak dari pada tiang atau konsumtif, ternyata gak serta merta membuat keuangan kita terbebas dari masalah. Karena sadar saja tidak cukup, harus ada aksi yang menyertainya.

Buatlah pit stop kita sendiri!

Sampai kapan kita akan menghabiskan semua uang dan penghasilan kita untuk melakukan hal yang mubadzir? Kita sendiri lah yang harus menentukan, kapan semua sikap konsumtif kita harus diakhiri.

4. Tidak Melakukan Financial Check Up



Ah, penghasilan saya kan memang besar. Ya gak apa-apa dong kalau gaya hidup saya seperti ini?

Coba lakukan Financial Check Up sendiri, apa yakin penghasilan yang kita miliki ini murni bisa kita nikmati sendiri? Hitunglah berapa gaji kita, berapa hutang kita, berapa cicilan yang harus dibayarkan, apakah properti yang kita miliki sudah memiliki kelengkapan surat-surat?

Jangan salah loh, banyak orang yang tidak peduli dengan kelengkapan surat properti yang mereka miliki. Alih-alih selama ini hidup dengan ‘glamour’, tahu-tahu suatu saat properti yang ia memiliki tidak memiliki kelengkapan surat dan diharuskan membuat kelengkapan surat dengan biaya yang sangat tidak murah.

Nah, kalau udah begini kan jadi bingung dan rugi sendiri akhirnya.  

5. Terlalu Berani Mengambil Resiko



Penghasilan saya diatas 10 juta perbulan, gak apa-apa dong saya mengambil cicilan rumah seharga 5 juta perbulan dikawasan yang cukup elit?

Pepatah lama mengatakan, hidup ini bagai roda yang berputar, kadang di atas dan kadang di bawah. Sebaiknya, jika kita akan membuat keputusan, apalagi menyangkut keuangan/hutang dipikirkan lagi mateng-mateng.

Hari ini penghasilan memang diatas 10 juta. Tapi, apa yakin 15 tahun lagi kita gak akan sakit? Atau gimana kalau amit-amit meninggal duluan (gak punya asuransi jiwa) anak istri yang akan menanggung hutang kita?

Gaya hidup yang ‘terlalu berani’ inilah yang juga menjerumuskan kita ke dalam jurang masalah keuangan dan juga masalah hidup yang amat sangat dalam.

6. Tidak Memiliki Tujuan Keuangan

Mas Aakar menjelaskan pentingnya memiliki tujuan atau rencana keuangan

Let it flow. Hidup itu biarkan mengalir seperti air.

Mwahaha, kayaknya saya seneng banget ya sama pribahasa.

Iya mengalir sih mengalir, lah kalau mengalirnya ke samudra yang biru, lah kalau mengalirnya ke got gimana? Apa masih mau mengalir begitu aja?

Sama seperti tujuan hidup lainnya, keuangan kita pun harus memiliki tujuan.

Misalkan, kita bekerja sebagai karyawan swasta, bukan PNS dimana PNS mendapatkan dana pensiun di hari tua kelak.

Sebagai karyawan swasta, kita dituntut ‘kreatif’ dalam berinvestasi jangka panjang, supaya kelak gak merepotkan anak, gak merepotkan sanak keluarga. Dan yang masih menjadi tren investasi jangka panjang biasanya adalah bidang properti, seperti tanah atau rumah.

Jika kita memang memiliki tujuan keuangan yang tepat, kita bisa mengalokasikan sebagian penghasilan kita untuk menabung properti, membangun rumah kost, atau membangun lahan perkebunan/pertanian.

Nah, ketika kita tidak memiliki tujuan-tujuan tersebut, keuangan kita akan lebih tertata rapi dan terhindar dari masalah-masalah keuangan yang akan menggerogoti kita baik sekarang atau pun nanti.

Kira-kira, tujuan keuangan apa yang kamu punya nih sekarang?

7. Tidak Mau Berasuransi

Masih banyak masyarakat Indonesia yang tidak mau berasuransi, terutama asuransi kesehatan dan asuransi jiwa. Masalahnya, kita tidak pernah tahu bagaimana kondisi kesehatan kita ke depan, dan jangan sampai kita berhutang untuk biaya pengobatan kita sehingga menimbulkan masalah baru bagi keuangan keluarga.

Klik untuk memperbesar gambar


[Sp.] Yuk Atur Uangmu!

Terkait  masalah keuangan yang timbul akibat 7 gaya hidup kita yang ternyata kurang tepat bahkan cenderung salah kaprah ini, Sinarmas MSIG Life mengadakan temu Blogger dari Komunitas Kumpulan Emak Blogger, pada tanggal 9 September 2017 di kawasan Karet Kuningan Jakarta Selatan membahas bagaimana caranya kita terhindar dari masalah keuangan dan bagaimana caranya kita mengatur keuangan yang tepat.

Di acara Sinarmas bersama KEB

Caranya sederhana, cukup dimulai dari diri sendiri dengan tidak bergaya hidup konsumtif dan terjebak dalam Middle Income Trap tadi.

Kita harus bisa memeriksa, apakah penghasilan sesuai dengan kebutuhan, apakah masih bisa digunakan untuk berinvestasi, apakah masih bisa digunakan untuk liburan, dan lain sebagainya.

Dan cara yang paling sederhana lainnya untuk menghindari masalah keuangan adalah dengan berasuransi.


Sinarmas MSIG Life adalah salah satu perusahaan asuransi terkemuka yang ada di Indonesia. Didirikan pada tanggal 14 April 1985, PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Life telah mengalami perkembangan dan perubahan.

Hadir pertama kali sebagai PT Asuransi Jiwa Purnamala Internasional Indonesia (PII), untuk kemudian berubah nama menjadi PT Asuransi Jiwa Eka Life, dan dalam perkembangannya berganti nama lagi menajdi PT Asuransi Jiwa Sinarmas pada tahun 2007 sebelum akhirnya melakukan joint venture dengan Mitsui Sumitomo Insurance, CO., Ltd pada tahun 2011.

Sejak saat itu, 50% kepemilikan PT Asuransi Jiwa Sinarmas SMIG atau dikenal juga sebagai Sinarmas MSIG  Life (SMiLe) dibawah PT Sinarmas Multi Artha Tbk dan 50% Mitsui Sumitomo Insurance, Co., Ltd.

Sinarmas MSIG Life melayani lebih dari 790.000 nasabah individu dan kelompok di 69 kota. Tersebar di 113 kantor pemasaran dan 10.500 aparat marketing.

Sinarmas MSIG Life team


Brand SMile (Sinarmas MSIG Life) diperkenalkan kepada masyarakat luas pada tahun 2013 untuk meningkatkan corporate brand awareness.

MSIG Life dinobatkan oleh Infobank sebagai Digital Brand of The Year terbaik ke-3 untuk kategori Asuransi Jiwa pada bulan Maret 2015. Selain itu, Majalah Investor mendaulat Unit Bisnis Syariah Sinarmas MSIG Life sebagai Asuransi Syariah Terbaik untuk aset diatas Rp. 200 Miliar pada Best Syariah 2015 di bulan Agustus 2015.

Produk Asuransi Sinarmas MSIG Life terdiri dari Asuransi Dasar Tradisional (Power Save, Smile Multi Invest, Smile Personal Accident, Smile Medical, Smile Hospital Protection Plus), Asuransi Unit Link (Smile Link 88, Smile Link 99, Smile Link Pro 100, Smile Link Proasset), Asuransi Syariah (Asuransi Tradisional Syariah, Asuransi Unit Link Syariah).


Sumber: www.sinarmasmsiglife.co.id silakan akses web ini untuk mempelajari masing-masing produk asuransi dari Sinar Mas MSIG Life.


***

Nah, itu tadi 7 gaya hidup yang baiknya kita hindari agar hidup kita tenang, tentram, sejahtera, tanpa terbelit masalah keuangan.

Hidup ini bukan tentang siapa lebih keren dari siapa secara materi. Tetapi sejauh mana kita mensyukuri apa yang telah diberikan dalam hidup. Mengikhtiarkan yang terbaik untuk diri sendiri dan keluarga, seraya tetap qanaah dalam menjalani apapun yang telah digariskan oleh Allah SWT.

Cieee bijak cieee, pasti abis ikut seminar via Youtube.

*Millenials sekali.


Kalau kamu, punya tips atau cara ampuh apa nih dalam mengelola keuangan?

Kata Suamiku Tentang Poligami



Jadi sebenernya saya minta Abbiy buat nulis tentang poligami di blognya, soalnya topiknya lagi rame lagi kan. Tapi Abbiy gak mau, tulis aja di blog Ummi kek lagi diwawancara.

Oke lah kalau begitu, and then saya namain tulisan ini dengan label #FamilySharing

Ngomongin tentang poligami, topik yang ga ada abisnya buat jadi bahan debat, bahan kritikan, apalagi poligami menyangkut perasaan perempuan yang cencitip. Poligami jadi sesuatu yang menakutkan buat perempuan, apalagi sekarang banyak laki-laki yang tiba-tiba nyodorin madu ke istri pertama. Tanpa basa-basi, ga ada hujan, ga ada angin.

Laaah.

*mungkin karena prinsip, lebih baik minta maaf, dari pada minta izin*

Untuk itu, saya tergelitik buat bahas soal poligami ini, tapi dari sudut pandang suami saya sendiri. Ya laki-laki, yang selalu dituduh sebagai pelaku kejahatan ketika memutuskan untuk beristri lagi.

U for Ummi
A for Abbiy

U: Bi, coba dong, pandangannya tentang poligami? Banyak yang lagi baper nih kayaknya perempuan, liat kasus poligami di medsos.

A:  Hehehe. Sebelumnya disclaimer dulu ah, Abbiy kan bukan ustadz, jadi jawabnya sepemahaman Abbiy aja yaa.

Sebenernya, poligami itu bukan datang dari agama Islam. Jauh sebelum Islam datang, peradaban dahulu kala pun sudah mengenal poligami. Seperti para raja, itu kan selain punya istri, tetep punya selir yang jumlahnya banyak. Dan statusnya lebih rendah dari pada istri pertamanya.

Perlakuan seperti ini kan justru merugikan perempuan, derajatnya jadi rendah. Begitupun laki-laki, bisa sepuasanya menikah dengan beberapa orang perempuan sekaligus.

Islam datang justru untuk menjadi penyelamat “fenomena” tersebut. Kebudayaan yang dulu memperbolehkan laki-laki menikah dengan banyak perempuan oleh Islam dibatasi menjadi 4 orang istri aja, maksimal, tidak boleh lebih dari itu.

Tapi, masalahnya, bolehnya laki-laki punya istri 4 itu jadi salah kaprah. Banyak yang salah memaknai.

Islam itu membatasi, tadinya laki-laki boleh menikah dengan belasan atau puluhan perempuan, sekarang hanya boleh maksimal 4 orang saja. Tapi hari ini, logikanya jadi terbalik, udah punya 1 malah jadi pengen  punya 4. Hehehe.

Jadi, sesungguhnya, Islam memberi solusi untuk membatasi yang berlebihan itu. Bukan bermaksud untuk menambah yang kekurangan. Kan diayat Qur’an pun jelas, sesungguhnya lelaki boleh menikah maksimal dengan 4 orang perempuan dengan catatan harus berlaku adil, seadil-adilnya.

U: Lah tapi banyak yang poligami mengaku untuk “menyelamatkan diri” dari Zina. Itu gimana?

A: Islam itu agama yang paling mengerti fitrah manusia, termasuk fitrahnya laki-laki. Ada laki-laki yang “hasratnya” lebih besar dari laki-laki lain. Jadi, memungkinkan istrinya tidak menyanggupi kebutuhan suaminya itu.

Nah, untuk kasus seperti ini, hukum poligami kan jadi diperbolehkan. Tapi tetep, maksimal ya 4 orang istri itu tadi, gak boleh lebih. Lah masa iya 4 orang masih kurang juga?

Kasus poligami juga bisa dilakukan saat terjadi “Force Major” misalkan pengen punya anak tapi gak mau adopsi. Atau istrinya sakit menahun, gak bisa melayani suami, tapi karena suami masih sangat cinta dengan istrinya, dan gak mau cerai, maka dipilihlah jalan poligami.

U: Tapi kan Bi, istri itu sakit hati kalau di poligami tiba-tiba apalagi diam-diam gak izin istrinya dulu.

A: Ya sebenernya sih, kalau rukun nikahnya terpenuhi mah, gak ada yang salah. Tetep sah status perkawinannya. Tapi yang jadi masalah, lelaki seperti ini sudah pasti menyakiti hati istrinya dan juga keluarganya.

Kalau memang berniat poligami karena ibadah, karena niat yang baik, buat apa ditutup-tutupi? Bukannya hal yang buruk itu adalah sesuatu yang malu ketika diketahui banyak orang. Nah, kalau sampe ada perasaan malu ketahuan orang, berarti ada sesuatu yang buruk telah terjadi.

U: Akhirnya Islam malah dipandang ‘negatif’ karena suami boleh menikahi lebih dari satu perempuan. Dibilang menyakiti hati istri.

A: Ya sebenernya kembali kepada personal masing-masing itu mah. Poligami itu diperbolehkan, tapi praktek oleh individunya yang kurang baik. Dan akhirnya malah menyakiti hati pasangannya sendiri. Berpoligami itu tetep harus dijaga niatnya, bahkan niatnya itu ya dikomunikasikan ke istri dong, bukan malah ditutup-tutupi. Jika ditutup-tutupi seperti itu, berarti ada yang salah dengan pola komunikasi antara pasangan suami istri.

U: Lah kan biasanya suami itu takut Bi kalau minta izin buat poligami ke istri?

A: Nah ini justru salah, harusnya poligami itu bisa dibicarain berdua sama istri. Suami istri dua-duanya pikirannya harus saling terbuka. Jangan tabu, jangan keburu sensi, siapa tau memang ada masalah yang harus diselesaikan. Bisa dengan jalan poligami, atau bisa menemukan solusi lain.

Makanya harus saling terbuka, jangan ada dusta diantara kita.

U: Biasanya, gimana sih benih poligami itu bisa muncul. Hehe, penasaran dong sebagai perempuan. Ihh kenapa sih suami pake pengen poligami segala.

A: Hmmmm. Biasanya karena suami suka liat orang lain.

Nah ini mah buka-bukaan aja yaa.

Suami itu kan bekerja di luar rumah hampir setiap hari, liat perempuan lain yang bersih, rapi, cantik, wangi, cerdas, wah pokoknya oke banget lah. Suami juga makin lama makin sukses, pergaulan udah makin luas, pengen dong punya gandengan yang juga gak kalah kece dari dia.

Dan pas liat ke rumah, ternyata istrinya itu “jauh ketinggalan” saking sibuknya ngurus anak dan rumah, istrinya lupa bahwa dia harus memperindah penampilannya. Gak mesti berlebihan kok.

Intinya, laki-laki itu pengen punya istri kayak Miss Universe, yang Beauty, Brain, Behaviournya OKE.

Kalau komponen ini bisa tercukupi, insya alloh deh, gak kepikiran buat poligami. Hehehe.

U: Ihhh itu mah suaminya aja gak tau diri, udah istrinya capek ngurusin anaknya di rumah, eh malah dibandingin sama perempuan lain! *sewooottt

A: Justru itu, suami istri harus saling terbuka. Kalau udah merasa istrinya “gak sekufu” lagi dengan suami, ya diupgrade dong. Suami juga harus sadar, kalau istri punya hak untuk mendapatkan ilmu, perawatan tubuh dan psikologis, hak untuk mengembangkan dirinya juga.

Tapi tetep, jangan lupa sama tugas utama, yaitu jadi Manajer Rumah Tangga dan mendidik anak-anak.

***

Di sini saya mau ngucapin terima kasih dulu ke Abbiy, karena udah ngijinin istrinya ngeblog, ikut kegiatan di luar rumah, dan ngelakuin banyak hobby dan juga me time.

Makaassiiiihh Abbiyyy.


***

U: Misalkan udah terlanjur poligami, gimana?

A: Hmmm, hahaha gak kebayang itu mah. Tapi intinya kalau udah begini, dari awal itu ada yang salah sama komunikasi antara suami istri. Ada masalah yang gak terpecahkan oleh keduabelah pihak.

A: Jadi, Abbiy boleh poligami gak?

U: MENURRUTTT LOOOOOO!!!

Mwahahaha.

U: Ada saran gak buat istri-istri yang takut buat dipoligami?

A: Ya intinya itu, diperbolehkannya poligami awalnya adalah untuk membatasi laki-laki yang memiliki hasrat berlebih, maksimal 4 orang istri. Bukan untuk yang udah punya 1 jadi ada alesan untuk nambah lagi apalagi dengan alasan nyunnah. Jadi perempuan jangan negatif thinking dulu terhadap hukum Islam.

Komunikasi penting sama suami, ya bahas aja tentang poligami bareng-bareng, jangan tabu, jangan sensi, gak usah sewot duluan. Kan bisa ngobrol sambil santai minum kopi atau teh bareng. Kalau ada masalah jangan lupa diutarakan, jangan sampai suami memendam masalah dan akhirnya memilih poligami sebagai solusi atas masalahnya selama ini.

Intinya, gak akan ada asap kalau gak ada api. Tapi yang namanya menyelesaikan masalah, suami istri harus duduk berdua dan ngobrolin win win solution.

***

Oke deh, itu tadi sudut pandang suamiku sendiri tentang poligami. Kalau saya sih, ya gak jauh beda juga pendapatnya, haha. Tapi yang jelas, kalau gak ada masalah keluarga, atau kalaupun ada masalah tapi masih bisa duduk berdua untuk diomongin, ya gak usah lah NAMBAH MASALAH BARU DENGAN PUNYA ISTRI LAGI/BERPOLIGAMI.

Karena ini ibarat kata, poligami tanpa izin istri itu kek semacam mengatasi masalah dengan musibah. Walau Islam memperbolehkan, tapi ya gak serta merta dilaksanakan tanpa ilmu. Bisa hancur justru rumah tangga yang sudah dibangun sekian lama.

Kalau katanya ingin meniru Rasulullah dengan berpoligami, silakan ikuti pula jejaknya dalam mengemban dakwah Islam dalam pernikahan-pernikahan beliau. Dan Rasulullah pun mencontohkan monogami yaitu dengan Khadijah. 

Bahkan Rasulullah masih sering menyebut namanya karena saking cinta kepada Khadijah meski ia telah meninggal dunia.

Duh, jadi merinding sendiri pas nulis bagian ini.


***

Tulisan ini adalah murni opini pribadi dari saya dan suami ya, kalau ada yang berseberangan please berkomentar yang baik di comment section blog ini.


Terima kasihhhhh.



Click To Meet dari FWD Life, Cara Baru Berasuransi Untukmu Generasi Millenial

review click to meet asuransi fwd


Do Something today that your future self will thank you for. Anonymous

Pernah mengalami pengalaman “buruk” dikejar-kejar agen asuransi? Apalagi agen asuransinya adalah orang yang kita kenal? Saya sendiri pernah.

Sebelumnya saya disclaimer dulu, saya tidak bermaksud menjelekkan profesi agen asuransi. Hanya saja beberapa “oknum” agen asuransi bekerja tidak sesuai prosedur profesionalitas, seperti misalnya suka menelpon tanpa melihat jam kerja atau jam istirahat, tidak memberikan kesempatan calon nasabah untuk bicara, dan terus-terusan menawarkan produk asuransi padahal sudah ditolak secara baik-baik.

Jadi, ingat ya, tidak semua agen asuransi “mengejar-ngejar” nasabah dengan cara yang kurang mengenakkan, hanya saja, biasanya kita menjadi jengah sendiri ketika ada beberapa agen asuransi yang menelpon dan mengejar kita terus menerus.

Hingga akhirnya, agen asuransi memiliki citra negatif di masyarakat. 

*Giliran jodoh aja, ditungguin ngejar gak datang-datang, eh.

Wahai Lelaki, Ini Alasan Kenapa Perempuan Menjadi Gemuk Setelah Menikah



Tulisan ini saya buat karena kerap kali mendapat komentar:

“Tetty, Kok gemukan? Kok bulet? Kok chubby? Kok melebar?”

T____T

Kalau sayanya baperan mah mungkin udah tutup akun sosmed dari kemaren, gak kuat denger komentar berbau fisik model begini. Apalagi yang komen temen yang dulu pernah sekelas bareng, rrrr. Untung aku mah setrong yah, jadi cuek ajah, haha.

Jadi, dengarkan baik-baik ya saudara LM, supaya ga kaget kalau liat perempuan jadi gemuk setelah nikah atau setelah punya anak.

Mwahahaha.

11 Cara Ampuh Menghadapi Istri Bergolongan Darah B

cara menghadapi istri bergolongan darah B


Pernah membaca buku atau komik tentang menganalisa karakter orang melalui tipe atau golongan darah? 

Beberapa tahun yang lalu, saya pernah membaca buku dan komiknya, entah lupa itu pinjem atau beli, atau bahkan numpang baca di Gramedia. Hahaha.

Tapi pas baca buku/komik itu, saya jadi ngangguk-ngangguk sendiri dan berkata di dalam hati: 

“Wes, iya nih gue banget” 

“Loh kok tau sih?” 

“Ih kok bener banget ini” 

Edenbrei, edenbrei. 

Baca buku itu emang bikin kita jadi nginget-nginget memori, kejadian, respon atau suasana hati kita dalam kondisi dan situasi tertentu.

Haruskah Kepo Isi Dompet Suami?

haruskah kepo isi dompet suami

Hai Mom. 

Makasih udah mampir lagi di blog ini. Gimana persiapan weekendnya? Mau kemana nih? Sebelumnya saya mohon maaf kalau weekend reviewnya off dulu pekan ini, dan diganti dengan #CurhatBersama saya dan Handdriati. 

Karena gak ada jadwal yang pasti, jadi yaudahlah Mamah Abimanyu dan Mamah Aldebaran pake jadwal suka-suka. Liat aja deh bannernya aja ikutan suka-suka, kagak sama. Wkwkwk.

Postingan #CurhatBersama pertama yaitu tentang Baby Blues. Sedangkan tema kali ini diusulin sama Handdriati yaitu “Ngepoin Dompet Suami” 

Apadeh dese pengen bikin tema ini, apa lagi kepo sama dompet suaminya? Atau ada apa-apanya? Coba deh kepoin langsung ke Lambe Turah blognya Handdriati ya. 


Kalau Mommy sendiri, kepo gak sih sama tiap digit rupiah yang masuk ke kantong suami? Pengen tahu banget atau cuek bebek aja yang penting aliran dana ke dompet sendiri gak ada kendala? 

Suami dapet uang, istri dapet jatah belanja. Atau semua uang suami harus dilaporkan dulu ke istri baru dibelanjain? 

Okedeh, nanti bisa dijawab dikolom komentar ya, kalau bisa sertain alasannya biar bisa saling sharing

.... 

Entah kapan sih mulai beredar quotes Rumah tangga itu seperti Workshop. Suami yang work, istri yang shop. Tapi kalau dipikir pikir emang iya juga sih. Hahaha. 

Suami memang tugasnya work, istri tugasnya ya shop. Ya belanja buat kebutuhan dasar di rumah lah. Buat beli bahan makanan, sekolah anak, arisan tupperware, cicilan baju seragam pengajian, pulsa internet, dan apa pun yang jadi kebutuhan wajib di rumah. 

Bukan shop buat hepi hepi doang ya Mom, teuteup aja belanja buat keluarga di rumah jadi prioritas utama. 


Faktanya memang sudah sangat lumrah perempuan adalah makhluk yang hobi “mengeluarkan uang” untuk membeli barang-barang baik untuk dirinya sendiri atau untuk keperluan bersama keluarga. 

Perempuan diciptakan memiliki visual yang lebih peka terhadap warna dan mudah tertarik dengan benda-benda yang “ih, warnanya lucu”. 

Gak jarang perempuan itu belanja karena impulsif, suka sama barang karena kemasan atau bentuknya, bukan karena butuh. Bukan begitu ibu ibu? 

Nah, yang jadi pertanyaan. Karena kita ini perempuan emang doyan belanja, seneng mengeluarkan uang, dan in fact uang yang dipakai itu uang pemberian suami. 

Apalagi saya yah yang memang pemasukan utama hanya dari penghasilan suami, bagaimana sih “berkomunikasi” masalah uang bersama suami? Istri atau suami yang atur? Istri tau berapa penghasilan suami? Atau yang penting di kasih aja buat belanja? 

Sumber Penghasilan 

Sudah saya singgung sedikit di atas, kalau selama ini penghasilan utama ada di suami sebagai tulang punggung keluarga. Sesekali saya memang mendapat beberapa rupiah dari hobi saya ngeblog, tapi tidak dijadikan sebagai penghasilan utama/tetap. 

Penghasilan suami otomatis menjadi kuntji untuk menjaga roda kehidupan di rumah tetap berjalan. Mulai dari kebutuhan pokok seperti makanan, minuman, pakaian, aksesoris. Semuanya dari sumber yang sama, yaitu gaji dari kantor. 

Baca juga: 6 Jenis Aksesoris Ini Membuat Penampilan Mama Muda Makin Chic

Terus, gaji dari kantor itu dibagi-bagi sesuai posnya. Yalah kita semua tahu, gaji itu bagai numpang lewat doang. Tiap awal bulan udah ada pembagiannya masing masing, dan kita hanya kebagian inget inget kalender. 

“Gajian bulan depan berapa lama lagi ya?” Wkwkwk. 

Suami atau Istri yang Ngatur? 

Kalau saya sendiri lebih nyaman diatur sama suami. Jadi ya sedikasihnya aja gitu deh pasrah, hahaha. 

Ya soalnya kan suami yang pegang rekening dan atm. Saya mah tinggal nodong aja jadinya. Saya sendiri menikmati ritual nodong ke suami setiap minggu. Dan nampaknya suami juga menikmati ritual ditodong sama istrinya ini. 

Jadi yaudah sampe saat ini kami masih fine fine aja soal pengaturan keuangan. Dan memang suami istri itu kan saling melengkapi. Ketika istri memang gak jeli atur keuangan, maka suami boleh atur kendali. 

Jangan terjebak kalau suami itu bekerja cari uang dan setelah dapat uang seluruhnya dikasih ke istri. Ya kalau istrinya apik ngatur uang, kalau nggak? Bisa semaput sebelum tanggal gajian. 

Kalau Mommy sendiri, siapa nih yang paling pinter atur keuangan keluarga? 

Belanja Hobi 

Domain blog, transport event blogging, Smartphone buat ngeblog, termasuk biaya penitipan anak ketika saya ngeblog semuanya difasilitasi suami. Iya, doi yang bayarin. Katanya supaya istrinya berkembang meski di dalam rumah. 

“Thanks so much Biyyy” 

Baca juga: Bisakah Tetap Produktif di Rumah?

Alhamdulillah, hobi ngeblog ini diback up oleh suami juga. Trus bagaimana dengan hobi suami sendiri? Ya sama. Ditunjang sama keuangan keluarga juga. 

Misalkan hobi Abbiy ngumpulin benda outdoor kayak pisau, jaket buat naik gunung, ransel, panci kecil buat masak nasi, dan perintilan lainnya yang biasa dipakai buat kegiatan outdoor boleh dibeli asalkan tidak berlebihan. 

Jadi, kita saling “merelakan” belanja hobi kita masing-masing. Dan menurut saya sih mending terbuka begini, dari pada hobi suami gak didukung istri atau sebaliknya, jatohnya nanti sembunyi-sembunyi dan memicu konflik. 

Baca juga: Family Backpacker, Liburan Keluarga Impian!

Sekedar Tahu 

Karena suami yang mengendalikan keuangan, saya pribadi sekarang ya cukup tahu aja nominal penghasilan, udah tahu tok, dan gak pengen kepo lebih dalam. Karena dari awal ya udah terbuka tentang pemasukan dan pengeluaran. 

Aku mah yang penting pas nodong ada aja lah. Wkwkwk. 

Sekilas Cerita 

Jadi dulu tuh ada temen yang cerita begini, agak horor juga sih waktu denger. Ada sepasang suami istri yang istrinya cuek masalah keuangan, gak kepo sama nominal yang ada di rekening suaminya. Alhasil, yang kepo adalah PEREMPUAN LAIN. 

Dan PEREMPUAN LAIN itu lah yang ngejar-ngejar suaminya karena tahu jumlah saldo rekening dan berusaha menjadikan dirinya wanita selingkuhan. Duh Gusti, serem amat ya. Ada perempuan model kitu. Enyahlah kalian dari muka bumi ini.

.... 

Kesimpulannyaaa. 

Haa udah nyampe bab simpulan nih. Saya sendiri gak terlalu kepo masalah “dompet” suami, tapi yang penting segala pemasukan dan pengeluaran dibicarakan diawal. Terkait masalah pengeluaran tetap sampai ke belanja hobi. 

Nah, coba kalau Mommy yang lain gimana nih pengalamannya selama ini? Kepo atau nggak sih sama dompet suaminya masing-masing? 

Inget yaaa, SUAMI MASING-MASING. 


*Brb Menghindar Takut Dilempar jemuran*

Long Distance Marriage dan Cita-cita yang Tertunda

cerita long distance marriage


Beberapa tahun lalu saya sempat menjalani Long Distance Marriage (LDM) dengan suami.

Saya di Bandung, suami di Bogor. Saya tinggal bareng mertua, dan suami sendirian di rumah yang kami sewa yang jaraknya itu sejam dari kantornya di Cibinong.

Seperti komitmen kami diawal. Kami akan saling mendukung soal cita-cita dan pengembangan diri. Suami berhasil bekerja sesuai dengan bidangnya (baca: sesuai jurusan di kampus dulu) dan saya sendiri senengnya belajar. 

Maka dari itu saya memutuskan untuk kuliah lagi di Pasca Sarjana.

Dan suami pun menyetujuinya. Walaupun konsekuensinya kita harus tinggal terpisah alias LDM dengan usia Kifah yang waktu itu masih 3 tahun.

Singkat cerita, saya diterima/lolos ujian masuk pasca sarjana di Universitas Pendidikan Indonesia Program Studi Pengembangan Kurikulum.

Kenapa Pengembangan Kurikulum? 

Karena S1 saya adalah Kurikulum dan Teknologi Pendidikan. 

Kenapa nggak yang deket aja, di Jakarta atau Bogor. Kenapa mesti di UPI? 

Karena yang saya tahu, UPI masih jadi penyedia program studi Pengembangan Kurikulum di jenjang pasca sarjana yang memiliki kualitas baik dan terakreditasi oleh BANPT.

Jadi ya fix lah, tes di UPI. Sesuai jurusan dan minat juga. Gak kepikiran untuk pindah atau lintas jurusan di kampus yang lain.

Baca juga: Mau Kuliah di Bandung? Baca Dulu Ulasan Lengkap Kost-kostan di Sekitar UPI Bandung Di sini. 

Dan semua biaya pendaftaran, biaya kuliah, dan lainnya ditanggung suami sepenuhnya, padahal sehari-hari abbiy sendirian di rumah, gak saya urusin. Huhuhu.

Feel guilty.

Kami berdua sudah mengestimasi waktu dan biaya tentunya, bagaimana nanti teknis bertemu. Apakah tiap akhir pekan? Saya yang ke Bogor atau suami yang ke Bandung? Naik apa kendaraannya? Bis, kereta, atau travel.

Pilihannya jatuh pada seminggu sekali Abbiy yang ke Bandung, tiap Jum'at malam naik travel setelah jam pulang kantor. Dan biasanya Abbiy start naik travel jam 8 atau 9 malam. Hingga bisa dipastikan nyampe ke Bandung itu tengah malam.

Awalnya Asik-asik Aja

Ya, awalnya emang asik-asik aja. Seminggu sekali ketemu, kangen-kangenan gimana gitu yaaaa. Bisa dinikmatin lah, tiap akhir minggu berdua bareng suami, makan malem bareng, jalan bareng, apalagi di Bandung. Banyak tempat nongkrong asik. 

Tapi lama kelamaan, kami berdua eh bertiga deng sama Kifah. TEPAR JUGA.


cerita long distance marriage




Suami Tepar

Abbiy tepar karena harus bulak-balik Bandung Bogor. Pulang kerja, capek, dan nyampe Bandung tengah malem pula. 

Besoknya, saya sama Kifah udah ngerengek aja buat diajak jalan-jalan.

Feel Guilty again, kalau inget. Hikz.

Saya Tepar

TERNYATA KULIAH DI PASCA SARJANA ITU BERAT PEMIRSAAAHHH.

Jam kuliahnya emang sedikit, tapi tugasnya itu astabjim. 

Resume buku, mending bahasa Indonesia. Ini bahasa Inggris zaman Issac Newton bro sist. Setengah budek saya bacanya.

Belum lagi makalah perorangan, makalah kelompok, persentasi, tugas pra UTS, UTS (yang udah kayak bikin makalah lagi), baca artikel di jurnal ilmiah minimal zepuluh zudul, tugas pra UAS, UAS, dan seterusnya dan seterusnya sampe tujuh keliling pala barbie.

Belum lagi tiap hari ke perpustakaan, baca buku, baca tesis orang, print out tugas, fotocopy, browsing artikel ilmiah, dan seterusnya dan seterusnya.

Berasa waktu 24 jam gak cukup buat ngerjain itu semua, dan bikin saya hilang stamina, pikiran juga gak tenang apalagi kalau tugas belum kelar. 

Hikz.

Kifah Ikut Tepar.

Dengan riwayat asma yang dia punya. Ikutan bulak-balik Bandung Bogor juga jadi dilema. Asmanya sering kambuh, kemudian batuk dan dilanjut demam tinggi.

Daaannn yang paling berat adalah ngurus anak sakit tanpa suami ditambah tugas kuliah yang maha dahsyat.

Aku lelah, benar- benar lelah waktu itu.

Baca juga: Batuk Pada Anak yang Tidak Kunjung Sembuh

Stamina Kurang Dijaga

Udah tahu resiko LDM begini dan begitu. Saya masih gak aware sama badan sendiri. 

Telat sarapan pagi, makan makanan terlalu pedas, dan berlemak pemicu si penyakit, diperparah dengan ritual begadang karena tugas. 

Tobat gusti. Itu fase hidup saya yang rempong serempong-rempongnya.

Padahal kalau stamina saya baik, mungkin saya gak akan se-desperate itu.

Hingga akhirnya saya memilih cuti kuliah dan akhirnya mengundurkan diri karena hamil anak kedua juga. Udah kebayang gak akan sanggup sama sekali buat LDM.

Stamina dan Cita-cita

Menurut saya, dua hal ini berkorelasi sempurna. Tanpa stamina baik, cita-cita juga makin jauh diraih. Apalagi emak-emak multitasking itu gak kebayang gusti. 

Di rumah ngerjain seabrek tugas domestik, digelayutin anak-anak, minta ditemenin, minta di empok-empok kalau mau bobo, stamina wajib banget kuat dan tahan banting buat ngurus itu semua.

Ya kan Mak?

Dan kalau saja ditambah dengan "membangun cita-cita" entah harus di-dopping dengan apa lagi tubuh mamak tercinta.

Perlu Penjaga Sistem Imun

Hal yang penting dijaga oleh para emak rumah tangga yang multitasking, selain tingkat "kewarasan" adalah imunitas tubuh.

Baca Juga: Hai Mom, Waraskan Dirimu Dengan Menulis!

Familiar dong sama quotes "Jadi emak gak boleh sakit

Soalnya kalau atit, sekeluarga bakal terbengkalai semuaaanyaaa. 

*kasih medali emas buat para emak*

Imunitas tubuh emak harus kuat, gak boleh kalah sama penyakit. Dan disini lah emak butuh “tameng” untuk memperkuat sistem imun tubuh.

Stimuno 

Kenal dong kenal sama stimuno. 

Iklannya udah sering wara wiri di tv, tapi mungkin lebih sering lihat iklan stimuno yang untuk anak-anak seperti ini ya.


review stimuno suplemen untuk daya tahan tubuh
Stimuno untuk anak berbentuk sirup rasa anggur

Sebenernya ada juga produk stimuno untuk orang dewasanya loh, namanya Stimuno Forte.

Bentuknya seperti ini:


review stimuno suplemen untuk daya tahan tubuh
Stimuno Forte dalam kemasan botol

review stimuno suplemen untuk daya tahan tubuh
Kapsulnya mungil, tidak pahit dan tidak berbau obat


Waktu kuliah sambil LDM-an kemarin sayang sekali saya belum mengkonsumsi stimuno secara rutin. Padahal manfaatnya banyak, yaitu:

1. Bekerja langsung pada sistem imun.

2. Fitofarmaka, teruji klinis, khasiat dan keamanannya.

3. Herbal, terbuat dari ekstrak tanaman meniran (Phillanthus niruri)

4. Tolerabilitas baik digunakan dalam jangka panjang, jika dikonsumsi sesuai dosis yang dianjurkan.

5. Terbukti secara klinis membantu proses penyembuhan.


Tambahan mungkin ya, Fitofarmaka adalah standar tertinggi yang diberikan oleh BPOM untuk produk herbal yang sudah memenuhi standar proses dan kualitas sesuai dengan syarat dari BPOM.

Sertifikat fitofarmaka merupakan sertifikasi yang membuktikan bahwa stimuno telah teruji klinis pada manusia sehingga manfaatnya jelas dan dapat dibuktikan.


review stimuno suplemen untuk daya tahan tubuh
Stimuno dalam kemasan strip

review stimuno suplemen untuk daya tahan tubuh


Stimuno adalah imunomodulator yang berfungsi untuk memperbaiki sistem imun sehingga dapat mencegah sakit dan mempercepat proses penyembuhan. Terbuat dari ekstrak meniran yang telah teruji klini dan aman digunakan secara rutin dalam jangka panjang jika dikonsumsi sesuai dosis yang dianjurkan.

Jadi, stimuno ini bisa digunakan dalam kondisi sehat satu kali setelah makan atau dalam kondisi sakit untuk mempercepat proses penyembuhan dengan dosis 3 kali sehari.


Tambah Stamina Demi Cita-cita

Keputusan saya untuk tidak melanjutkan kuliah di pasca sarjana sudah melewati tahap pertimbangan antara saya dan abbiy. 

Agak kecewa memang, tapi tentunya ini demi kebaikan kami sekeluaga baik secara fisik maupun psikologis.

Tapi saya gak berhenti sampai disitu kok.

Namanya cita-cita harus tetap dibangun dari jalan manapun. Baik secara akademik atau non akademik.

Hingga akhirnya lahirlah blog ini. 

Hahahaha, pelampiasan nih ye.

Ah gak juga, ternyata saya makin sadar tentang passion saya dan bagaimana bisa mengembangkan diri sendiri.

Aktivitas blogging membuat saya merasa berkembang walau tidak berada di dalam sebuah proses perkuliahan. Bahkan sekarang saya mulai rutin beraktivitas keluar rumah demi menekuni hobi blogging yang saya cintai.

Baca Juga: 5 Penyakit yang Sering Menjangkiti Blogger

Seperti mengikuti sebuah event, mengikuti seminar, menambah pengetahuan dan skill dengan mengikuti pelatihan, dan lain sebagainya. Kesemuanya itu otomatis menguras banyak tenaga dan membuat saya harus pintar menjaga kesehatan.

Dan yang paling penting sekarang adalah gak perlu lah tepar-tepar lagi kayak dulu. 

Tepar gegara stamina ngedrop sekarang bisa diatasi dengan mengkonsumsi stimuno. Apalagi anggota keluarga yang bertambah otomatis menambah "pekerjaan" emak di rumah. Apalagi cita-citanya masih bertengger 5 cm didepan dahi, gak boleh dong sering-sering tumbang.


review stimuno suplemen untuk daya tahan tubuh
Saya sering berpergian mengikuti event blogging menggunakan Commuter Line Jabodetabek


***

Terakhir, mwaa jadi panjang begini.

Cita-cita tinggi, ingin mengembangkan diri, ingin kuliah lagi, semua pasti bisa diraih asal ada kemauan keras. 

Prinsip saya sih "No Pain, No Gain"

Jadi capek itu adalah sebuah kepastian dalam rutinitas sehari-hari. 

Jangan sampai kelelahan dan keluhan kesehatan jadi hambatan untuk mengembangkan diri emak semaksimal mungkin.

Pilih dan pelihara tubuh dengan gizi dan suplemen yang tepat ya mak. Khususnya buat emak, si wanita otot kawat, tulang besi kebanggaan keluarga yes!

Emak harus cari bermacam cara menjaga kesehatan tubuh, bisa dengan mengkonsumsi makanan yang lebih sehat dan bergizi, meminum multivitamin, atau minum stimuno setiap hari agar daya tahan tubuh tetap dalam taraf maksimal.

Lebih lengkap tentang stimuno bisa dilihat di web Stimuno atau Stimuno Forte.

***
Nah, bagaimana pengalaman emak semua untuk menjaga daya tahan tubuh setiap hari?

Sharing yuk!