Udah gak asing lah yah denger istilah pre-wedding alias sesi pemotretan sebelum atau menjelang hari pernikahan di gelar.
Sah-sah saja memang bagi yang berprinsip dan menginginkan adanya pre-wedding. Tapi, bagi sebagian kalangan ada yang berprinsip bahwa 'lebih baik halal dahulu baru berfoto bersama' agar lebih syar'i (mengikuti tuntunan syariat Islam).
Sesi pre-wedding biasanya mengusung satu buah tema atau konsep tertentu untuk melakukan photoshoot. Tema tersebut tentunya akan mempengaruhi pemilihan lokasi pemotretan, gaya, kostum, hingga properti yang digunakan.
Begitupun dengan post-wedding (kebalikan dari pre-wedding) yaitu sesi foto pengantin setelah keduanya telah resmi diikat dalam janji suci perkawinan melalui prosesi ijab dan kabul.
Pemilihan tema, gaya, kostum, properti, juga dilakukan pada sesi post-wedding. Unsur-unsur ini tentunya disesuaikan dengan keinginan kedua mempelai yang sudah sah menjadi suami istri.
Ribet gak sih pake Post-Wedding segala?
Justru kadang jadi unik dan lucu. Dimana sang penganten baru masih malu-malu kucing buat pegangan, buat tatap-tatapan, dan melakukan adegan romantis lainnya.
Dan Photografer sibuk ngarahin gaya penganten baru yang masih gugup-gugupnya, masih nerveous-nerveous-nya.
Ada yang mempelai perempuannya masih pemalu, tapi penganten prianya ekspresif banget.
Ada juga yang mempelai prianya photogenic, tetapi penganten perempuannya senyum aja gemeteran.
Nah, disinilah keunikan dari Post-Wedding.
Hihihi.
Mau liat gimana aja sih Photo Post-Wedding itu?