Copyright by tettytanoyo. Powered by Blogger.
Showing posts with label SGM Eksplor. Show all posts

SGM bersama Indomaret Salurkan 1.000 Paket Sarana Pendidikan untuk Dukung Pendidikan Anak Generasi Maju


Assalamu’alaikum Buibu Online, apa kabarnya? Mudah-mudahn tetap sehat dan tetap diberikan kekuatan dan kesabaran dalam menghadapi kondisi Pandemi sekarang ini yaa, amiin.


Ada yang berencana liburan?  Atau mau tetap di rumah aja, karena khawatir akan kasus Covid-19 yang terus meningkat?


Apapun pilihannya, tetap stay safe and healthy ya Bun, jangan lupa menjaga protokol kesehatan demi melindungi keluarga kita yang tercinta. Kalau pun mau di rumah aja yang penting stock makanan, camilan, dan kebutuhan tetep aman sih, oke oke aja, ya? Di rumah pun bisa rebahan sambil nonton drama Korea via aplikasi, eeaaaa.


Ngomongin belanja bulanan, biasanya sering belanja dimana? On line atau offl line? Kalau saya sih di masa pandemi seperti sekarang ini cukup sering berbelanja on line. Tapi untuk kebutuhan yang mendesak atau barang yang gak bisa dibeli secara on line, saya sering belanja ke Indomart, karena lokasinya dekat rumah dan harganya lebih hemat dibanding toko lainnya.


Selain itu, banyak juga promo yang dilakukan oleh Indomart (paling sering ngincernya minyak goreng, susu, atau diapers) Haha ketauan ya, kalau saya ini

Termasuk Emak Modis juga alias modal diskon. Urusan diskon atau belanja hemat, ibu-ibu mah sejiwa deh pokoknya. Ya kan? Ya kan?


Ada kabar baik untuk Bunda yang sering membeli produk susu SGM Ekspor di Indomaret. Apa tuh kabar baiknya?


SGM Eksplor (Danone Specialized Nutrition) dan Indomaret sedang melakukan kerja sama gerakan sosial yakni menyalurkan 1.000 paket sarana pendidikan senilai Rp. 3,63 Miliar. Bantuan berupa sarana pendidikan bagi siswa-siswi kurang mampu di sepuluh kota di Indonesia agar mereka tetap menjadi Generasi Maju walau dalam masa Pandemi Covid-19.


Sales Director Danone Specialized Nutrition Indonesia, Widianto Juwono mengatakan, “SGM Eksplor merupakan salah satu produk susu pertumbuhan yang telah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia. Slama lebih dari 65 tahun, SGM Eksplor dari generasi ke generasi telah mendukung pemenuhan nutrisi anak Indonesia melalui produk bernutrisi dan berbagai program agar mereka tumbuh menjadi Anak Generasi Maju. Sayangnya masih banyak Indonesia yang terkendala masalah sekolah daring yang diakibatkan Pandemi Covid-19 ini.”


“SGM Eksplor percaya setiap anak adalah individu yang unik dan memiliki kesempatan serta potensi yang sama untuk berkembang. Oleh karena itu, SGM Eksplor bekerja sama dengan Indomaret ingin mengajak para Bunda di Indonesia untuk berdonasi melalui program belanja sambil berdonasi yang dilakukan oleh Indomaret. SGM Eksplor mengajak para Bunda untuk saling mendukung Bunda lainnya yang ada di Indonesia, agar anak Indonesia menjadi Generasi Maju di masa yang akan datang.” Tambah Widianto Juwono.


Kota mana sajakah yang mendapat bantuan?



Ada 10 kota yang mendapat bantuan, yakni: Kota Medan, Palembang, Lampung, Tangerang, Cirebon, Purwakarta, Semarang, Surabaya, Banjarmasin dan Makkasar. Siswa Sekolah Dasar yang tidak mampu di kota yang disebutkan di atas akan mendapatkan bantuan sarana pendidikan dari SGM Eksplor yang bekerja sama dengan Indomaret.


Apa saja paket bantuan yang diberikan?


1.Laptop

2.Modem

3.Paket internet berlangganan selama 6 bulan (Kuota 12,5 GB perbulan dengan total 75 GB)

Paket bantuan sarana pendidikan ini akan disalurkan oleh Dinas Pendidikan setempat.



Bagaimana cara berdonasi?




Bantuan dikumpulkan dari banyaknya pembelanjaan susu SGM Eksplor di gerai Indomaret maupun Klik Indomaret pada tanggal 1-31 Desember 2020. Setiap transaksi telah berkontribusi untuk bantuan pendidikan Anak Generasi Maju.




“Kami mengajak semua pelanggan Indomaret untuk berpartisipasi dan mendukung pendidikan anak Indonesia, melalui pembelian SGM Eksplor di jaringan gerai Indomaret maupun di aplikasi Klik Indomaret. Komitmen ini dibuat untuk selalu mendukung Anak Indonesia menjadi Generasi Maju yang akan menjadi generasi penerus bangsa di masa depan.” Ujar Marketing Communication Executive Director PT. Indomarco Prismatam, Gondo Sudjoni.



Seperti yang kita ketahui bersama ya, Bund. Indonesia sedang menyongsong dan berencana untuk mencetak generasi emas di tahun 2045 mendatang. Bonus demografi ini tentunya harus direncanakan dengan baik. Namun, apa daya, di tahun 2020 ini, ujian Covid-19 menerpa Indonesia dan dunia. Sektor kesehatan dan pendidikan ini terdampak cukup parah, salah satunya pendidikan dan kesehatan anak-anak.


Sebagai sesama Bunda, tentunya kita selalu berharap anak kita dan anak-anak Indonesia lainnya menjadi generasi maju dan ujung tombak peradaban Indonesia di tahun 2045 nanti. Dan hal tersebut tentunya harus kita persiapkan sejak hari ini melalui nutrisi dan pendidikan yang terbaik untuk anak-anak Indonesia.


Sudah siap berdonasi kan, Bunda? Yuk, sama-sama kita bergandengan tangan untuk mewujudkan Generasi Maju di masa yang anak datang.


***


Portofolio bisnis Danone Specialized Nutrition terdiri dari Nutrisi Awal Kehidupan (Early Nutrtion) dan Nutrisi Medis Khusus (Medical Nutrition) yang bertujuan untuk membawa perubahan positif pada kesehatan dan kesejahteraan manusia pada masa-msa penting kehidupan melalui produk yang inovatif dan berbasis ilmiah.

Di Indonesia, Danone SN terdiri dari PT. Nutricia Indonesia Sejahtera (Nutricia) dan PT. Sarihusada Generasi Mahardhika (Sarihusada). Nutricia berdiri sejak tahun 1987 dan Sarihusada sejak tahun 1954.


Indomaret sendiri adalah perusahaan ritel yang menyediakan kebutuhan pokok dan sehari-hari. Dikelola oleh PT. Indomarco Prismatama, toko pertama dibuka di Ancol, Jakarta Utara tahun 1988. Dan di tahun 1997 perusahaan mengembangkan bisnis gerai waralaba pertama di Indonesia.

Hingga November 2020, 


Indomaret mencapai 18.257 toko, tersebar di Jawa, Bali, Lombok, Ambon, NTB, Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan. 


Selain bisa berbelanja Off line, sekarang, kita juga bisa berbelanja secara On Line di Indomaret melalui aplikasi Klik Indomaret, tentunya belanja jadi semakin mudah ya. Selain itu, sekarang Indomaret juga melayani pembelanjaan secara Drive Thru. Pelanggan bisa berbelanja dari kendaraan, tanpa harus masuk ke dalam toko. Hal ini merupakan Layana pertama yang dilakukan oleh toko ritel di Indonesia.

Anak Alergi Protein Susu Sapi: Apa dan Bagaimana Solusinya?


Pernah mendengar istilah alergi?

Yaitu orang yang tiba-tiba gatal, bengkak mata dan bibirnya setelah makan atau mengkonsumsi makanan/minuman tertentu. Atau, Mama sendiri salah satu ‘penderita’ alergi? Mudah gatal, bengkak, biduran, diare, bahkan sesak nafas ketika ‘salah makan’?

Maka dari itu, Alergi adalah keadaan dimana respon tubuh menjadi tidak normal terhadap bahan yang sebenarnya tidak berbahaya bagi tubuh. Bahan atau zat tidak berbahaya tersebut direspon berlebihan oleh tubuh menjadi gatal, ruam, bengkak, sesak nafas, diare, dll. Oleh karena itu, alergi ini erat kaitannya dengan sistem imunitas tubuh seseorang.

Kalau iya, kapan seseorang dikatakan alergi?

Apakah saat gatal atau bengkak setelah makan seafood? Atau ketika masuk ke rumah dan kedinginan di malam hari?

Dokter Budi sedang menjelaskan apa dan bagaimana solusi menghadapi alergi pada anak

Menurut Prof. Dr.dr.Budi Setiabudiawan, Sp. A (K) M. Kes Kita tidak bisa asal menduga ketika seorang anak menderita alergi. Misalkan kita mengira anak alergi terhadap udang, telur, udara dingin, dll, dan kita banyak sekali melarang anak mengkonsumsi makanan yang dikira sebagai pencetus alergi sehingga anak menjadi kesulitan makan makanan tertentu.

Alergi memang perlu observasi lebih lanjut, untuk mengetahui zat atau bahan apa yang menjadi “biang keladi” pemicu alergi tersebut.

Pernah suatu hari dr. Budi mendapatkan pasien anak yang menderita alergi. Orang tuanya mengatakan bahwa anak tersebut menderita alergi terhadap makanan tertentu, namun setelah diobservasi, ternyata biang kerok pencetus alergi pada anak tersebut bukanlah makanan melainkan tungau yang terdapat pada kasur, karpet, bantal, guling, dan perabotan rumah yang rentan dihinggapi oleh tungau.



WHO sendiri mencatat kasus alergi sekitar 30%-40% terhadap penduduk dunia, 35 juta penduduk dunia dinyatakan alergi terhadap makanan. Sedangkan di Indonesia sendiri tercatat 7,5% anak Indonesia alergi terhadap susu sapi. RSCM pun mencatat bahwa 23,8 % anak Indonesia alergi terhadap susu sapi dan 31% alergi terhadap telur.

Dan anak Saya pun termasuk dalam 7,5 % anak Indonesia yang alergi terhadap protein susu sapi *SO SAD*

Cerita tentang anak pertama Saya Kifah yang terkena alergi susu sapi sejak bayi hingga saat ini Kifah mengidap asma, sudah saya tulis di sini secara detail dan lengkap di tulisan ini.

Apa saja faktor yang menyebabkan anak beresiko terkena alergi?

1.Keturunan

Riwayat keluarga yang memiliki alergi tentunya akan meningkatkan resiko seorang anak menderita alergi. Keluarga yang utama pembawa alergi yang peru “diwaspadai” adalah ayah, ibu, dan saudara kandung.



Jika orang tua (ayah dan ibu) keduanya memiliki riwayat alergi, maka kemungkinan anaknya menderita alergi sekitar 60%-80%.

Jika salah satu orang tua (ayah atau ibu) memiliki riwayat alergi, maka kemungkinan anaknya menderita alergi adalah 20%-40%.

Jika saudara kandung memiliki riwayat alergi, maka kemungkinan anak menderita alergi adalah 25%-30%.

Jika orang tua tidak memiliki riwayat alergi, maka kemungkinan anak menderita alergi adalah 5%-15%. Kakek dan nenek tidak termasuk keluarga yang menurunkan resiko alergi, hanya ayah, ibu dan saudara kandung saja ya.

Dan, sedihnya Saya,  Kifah masuk ke dalam faktor resiko 5%-15% yaitu orang tua tidak memiliki riwayat alergi, tapi ternyata Kifah malah terkena alergi protein susu sapi.

2.Melahirkan dengan Cesar

Nah ini adalah fakta yang baru Saya dapatkan dari dr.Budi di acara Blogger dan Media Gathering dengan SGM Eksplor Advance+ Soya kemasan baru, Rabu, 28 Agustus 2019 kemarin.

Ternyata, anak yang dilahirkan secara Cesar pun sangat beresiko terhadap alergi. Salah satu penyebabnya adalah tertundanya perkembangan bakteri baik di dalam usus dan terjadinya perubahan sistem imun si kecil ketika lahir.

Maka dari itu, dr. Budi menyarankan, jika tidak ada hal darurat yang menyebabkan seorang Ibu harus melahirkan secara Cesar, melahirkan normal atau pervaginam lebih disarankan. Karena melahirkan melalui operasi Cesar akan meningkatkan resiko alergi pada anak.

Apa Saja Gejala Alergi yang Bisa Diamati?

Nah, salah satu cara untuk mengetahui anak alergi adalah dengan mengamati gejalanya. Biasanya seperti ruam merah, gatal, bengkak pada mata atau bibir, asma, diare, dll.

Ketika Kifah bayi, ada satu titik merah seperti gigitan nyamuk di pipinya, Saya kira itu hanya digigit nyamuk biasa, tapi itu merupakan gejala alergi.

Alergi sendiri tidak disertai dengan demam, dan biasanya gejala alergi akan timbul ketika malam hari.

Apa Saja Dampak Alergi terhadap Anak?

1.Gangguan Kesehatan

Anak yang menderita alergi tentunya mudah sekali terkena gangguan kesehatan. Anak saya sendiri, Kifah, seringkali menderita Asma dan dermatitis pada kulitnya.

2.Gangguan tumbuh kembang

Ini yang paling Saya khawatirkan, gangguan tumbuh kembang terhadap anak. Anak alergi beresiko mengalami gangguan tumbuh kembang.

3.Ekonomi

Mahalnya biaya pengobatan, keluar masuk rumah sakit, tentunya membutuhkan biaya yang tidak murah. Maka dari itu, anak alergi juga bisa menjadi salah satu faktor yang membuat keuangan keluarga menjadi tidak stabil/banyak pengeluaran pada pos kesehatan, karena mahalnya biaya pengobatan itu sendiri.

4.Psikologis

Ternyata, anak alergi juga bisa stres lho, Ma. Termasuk orang tuanya. Ya Saya sendiri mengakui cukup stres menghadapi anak yang alergi, dan berusaha menguatkan mental selalu.

Alergi juga bisa menyebabkan anak minder dalam pergaulan, karena mungkin merasa “berbeda” Saya sendiri sedang mengalaminya sekarang ini, Kifah sempat beberapa kali mendapatkan perundungan di sekolah dan semangat belajarnya pun menurun.

Bagaimana Mencegah Alergi pada Anak?

1.Pada masa kehamilan

Menurut dr.Budi. ini sangat penting. Di masa kehamilan, JANGAN PERNAH MELAKUKAN PANTANGAN TERHADAP MAKANAN TERTENTU.



Banyak sekali mitos ketika perempuan sedang hamil yang erat kaitannya dengan makanan, apalagi orang tua atau mertua yang masih menganggap saat hamil itu tidak boleh makan ini makan itu takut bayinya akan begini atau begitu.

Hal ini justru sangat salah. Saat hamil, makanlah semua varian makanan yang baik dan halal tentunya. Bahkan zat atau bahan yang bisa memicu alergi seperti seafood, susu sapi, harus dikonsumsi pada masa kehamilan.

2.Sesudah melahirkan

ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. ASI tentunya mencegah anak beresiko terkena alergi. Namun, jika memang ketika pemberian ASI pun anak tetap mengalami alergi, maka Ibu harus berhenti mengkonsumi makanan yang bisa membuat bayi alergi.

Sama seperti ketika masa kehamilan, pada saat memberikan MPASI bayi di atas 6 bulan. JANGAN MEMBERIKAN PANTANGAN MAKANAN kepada bayi. Berikan bayi varian makanan seperti udang, seafood, daging, ikan, telur, dan semua makanan yang mungkin saja bisa menjadi pencetus alergi. Kenalkan makanan tersebut sedini mungkin.

Bagaimana Memberikan Nutrisi yang Tepat Bagi Anak yang Menderita Alergi?

Jika anak Kita positif menderita alergi protein susu sapi dan produk turunan susu sapi seperti keju misalnya, hal yang pasti Kita pikirkan sebagai Ibu, bagaimana cara memberikan nutrisi yang tepat dan baik bagi anak?

Padahal susu adalah salah satu sumber protein, kalsium, yang berguna untuk tumbuh kembang anak.

Menurut dr.Budi, bagi anak yang alergi protein susu sapi, boleh mengkonsumsi  atau mengganti asupan susunya menggunakan susu formula hipoalergenik atau susu soya.

Pada acara Media dan Blogger Gathering bersama SGM Eksplor kemarin, SGM Eksplor dari Sarihusada, meluncurkan Susu SGM Eksplor Advance+Soya kemasan baru dengan 5 Kebaikan Complinutri Soy+ yang dipersembahkan bagi anak yang tidak cocok mengkonsumsi susu sapi.



Apa saja 5 Kebaikan SGM Eksplor Advance+ Soya?

1.) 100% Isolat protein  soya berkualitas.
2.)Mengandung Minyak Ikan dan Omega 3 & 6
3.)Bebas Laktosa
4.)Sumber Serat
5.)Mengandung 13 Vitamin dan 7 Mineral



Bersama Prof.Dr.dr. Budi Setiabudiawan, Sp.A (K) M.Kes sebagai dokter spesialis anak dan ahli imunologi, hadir pula Prof.Dr.dr. Rini Sekartini, SpA (K) seorang Konsultan Tumbuh Kembang Anak.

Dokter Rini (kiri)

Beliau menjelaskan bahwa anak dengan alergi susu sapi tetap memiliki kesempatan tumbuh bekembang sama dengan anak yang lainnya. Mereka tetap bisa mendapatkan kebaikan protein dan nutrisi lainnya dari makanan dan juga susu soya.

Menurut hasil penelitian di tahun 2012, susu soya terbukti aman untuk dikonsumsi anak dan tidak berbeda dengan susu sapi. Anak tetap bisa tumbuh dan berkembang sesuai dengan tahapan usianya.

Sama seperti kasus Saya, Natasha Rizky juga memiliki anak yang alergi protein susu sapi. Awalnya ia dan suami merasa sangat khawatir terhadap tumbuh kembang anak keduanya tersebut. Hingga akhirnya mengetahui adanya solusi alternatif untuk memenuhi protein dan nutrisi lainnya melalui pemberian susu formula soya untuk mendukung tumbuh dan kembang buah hatinya.

Natasha Rizky sharing mengenai anak keduanya yang alergi terhadap protein susu sapi

Natasha Rizky juga memberikan tips bagi para ibu yang memiliki anak dengan alergi susu sapi, yaitu:

1.Mintalah suami dan keluarga untuk selalu mendukung kita dalam menjaga dan merawat anak yang alergi terhadap protein susu sapi.

2.Berikan edukasi terhadap keluarga, saudara, ataupun kerabat yang memang belum mengerti terhadap kasus anak yang alergi terhadap protein susu sapi.

3.Sebisa mungkin cuek terhadap orang yang memang nyinyir terhadap Kita dan kondisi anak Kita, karena mereka gak pernah tau kondisi Kita yang sebenarnya.



Bicara soal edukasi, SGM Eksplor pun memberikan edukasi terhadap masyarakat melalui kampanye digital #BundaTanggaAlergi dengan 3K, yaitu Kenali, Konsultasikan, Kendalikan. Juga melalui alergianak.com.

Edukasi tersebut, hingga saat ini berhasil mengedukasi 100 juta Bunda di Indonesia dan SGM berkomitmen untuk mendukung Bunda Indonesia memberikan yang terbaik bagi si kecil.

***

Sampai  di sini, apakah Mama semua sudah faham, apa dan bagaimana mengatasi masalah alergi protesin susu sapi pada anak?



Intinya, memiliki anak alergi memang sebuah ujian dan tantangan untuk Kita ya, Ma. Tapi jangan sampai patah semangat, karena di era digital dan terbukanya akses informasi seperti sekarang ini, Kita bisa banyaakkk sekali mendapatkan pengetahuan mengenai alergi anak dan solusinya.

Informasi seputar anak alergi bisa kita akses melalui alergianak.com juga melalui #BundaTanggapAlergi dan #SoyaDukungGenerasiMaju di media sosial.

Ada yang punya pengalaman dengan anak alergi protein susu sapi juga? Sharing yuk di kolom komentar :D