Copyright by tettytanoyo. Powered by Blogger.

#KomikKifah [Minum Susu]

morinaga chil go susu uht anak

Siapa yang belum minum susu pagi ini?

Kifah baru aja minum susu Chil Go. 
Katanya sih enak, tapi...

Loh kok ada tapinya?

Baca lanjutan ceritanya dipostingan selanjutnya yaaa..


Happy Weekend :D

"Perjuangan" Dibalik Nama Bayi



“Sesungguhnya kamu akan dipanggil pada Hari Kiamat nanti Dengan nama-namamu dan juga nama Bapak-bapakmu, maka perindahlah Nama-namamu” (HR. Imam Abu Daud) 


Nama adalah sebuah identitas yang akan melekat seumur hidup. Pemberian sebuah nama adalah hal yang paling utama dalam hidup manusia, karena bukan hanya untuk identitas di dunia saja, ternyata nama kita ini akan kita gunakan hingga di yaumil hisab nanti. 

Setiap orang pasti senang ya memiliki nama yang indah dan memiliki arti yang baik. Saya sendiri merasa sangat exited ketika pertama kali memiliki anak dan akan memberikan nama kepada anak pertama saya. 

Seperti yang kita ketahui, dalam Islam biasanya nama disematkan kepada anak ketika menginjak hari ke 7 kelahiran, biasanya bertepatan dengan hari Akikah anak. Walaupun kadang orang tua ada yang sudah memberikan nama ketika anak baru lahir atau bahkan ketika masih di dalam kandungan. Kalau saya sih (orang Sunda) biasanya memanggil bayi yang masih dalam perut dengan sebutan “Si Utun” hihi.

Ketika hasil USG kehamilan pertama saya menunjukkan bahwa saya tengah mengandung anak laki-laki, saya dan suami kemudian mencicil nama-nama bayi laki-laki. Baik itu via internet atau membeli buku tentang nama bayi. Kami berdua tidak mematok harus dalam bahasa apa nama bayi kami nanti, yang penting arti namanya baik, menjadi do’a dan sumber motivasi bagi hidupnya kelak. 

Dalam Islam sendiri sudah ada aturan dalam pemberian nama anak, jadi sebisa mungkin kami mengikutinya dengan baik. 

1. Nama yang bermakna penghambaan kepada Allah SWT boleh digunakan. Contohnya Abdul Aziz, Abdul Fattah, ada makna Abdul (hamba/penghambaan) kepada sang Khalik. 

2. Boleh menggunakan nama nabi dan nama para tabi’in. 

3. Nama yang memberikan simbol keindahan, harapan, dan do’a yang baik. Contohnya Salsabila (nama sebuah telaga di syurga). 

4. Boleh dari bahasa apapun, tidak melulu bahasa Arab, namun harus diperhatikan artinya dengan seksama, harus benar-benar baik. 

Ada juga nama yang tidak boleh disematkan kepada anak loh ternyata. Bahkan Rasulullah pun pernah mengganti nama-nama sahabat yang memiliki makna yang buruk (seperti durhaka, dusta) menjadi nama-nama yang lebih baik maknanya. 

“Sesungguhnya nama yang paling dibenci Allah adalah orang yang bernama Malakul Amlak (Raja diraja)”. HR. Bukhari Muslim. 

Selain itu, nama-nama orang yang memusuhi Islam juga jangan sampai disematkan kepada anak. Nama hewan yang buruk, nama dengan makna yang buruk, nama-nama yang langsung mengambil sifat Allah SWT (tidak menggunakan Abdul/hamba), dan juga nama-nama malaikat. 

SELAMAT HARI BLOGGER NASIONAL

selamat hari blogger nasional


Senangnyaaa, hari ini diperingati sebagai:

HARI BLOGGER NASIONAL


Semoga nge-blog makin jadi sesuatu yang menyenangkan,
banyak membawa manfaat bagi semua orang, 
menambah tali silaturahmi dan persaudaraan.



Terima kasih rekan-rekan Blogger yang sudah menginspirasi saya
untuk tetap menulis dan berkarya di blog ini.
Kalian semua adalah sumber inspirasi dan semangat
bagi saya kemarin, hari ini, dan selamanya.



Sekali lagi, 

SELAMAT HARI BLOGGER NASIONAL 

Untuk kita semuuuaaaa...





MUUUAAACCHHH







Bagaimana Membuat Tidur Nyaman di Cuaca Panas?

bagaimana membuat tidur nyaman di cuaca panas


“Bandung kota kembang, Surabaya kota pahlawan, Bogor (mantan) kota hujan” 

Walau kedua orang tua bukan orang Minang, Bapak dan Ibu saya membawa saya merantau ke luar kota kelahiran sejak saya berusia satu bulan. Duh, emang udah inget gitu umur segitu dibawa merantau? 

Awalnya saya dan orang tua merantau ke daerah pinggiran Jakarta. Bapak membuka usaha warung kecil-kecilan hingga membuka sebuah bengkel. Hidup di pinggiran Jakarta memang mau tidak mau, suka tidak suka, kita harus bersahabat dengan cuaca yang panas. Kalau menurut saya pribadi, panas zaman saya kecil tidak sepanas sekarang. Dulu masih banyak pohon, kalau sekarang sih nyaris gersang. 

Tumbuh di daerah bercuaca panas seringkali membuat saya ingin jalan-jalan ke tempat yang suhu udaranya sejuk dan dingin. Macam di Puncak atau di Bandung. Hawa sejuknya bikin tenang dan nyaman *alias ngantuk* 

Dulu sih, seringnya main ke rumah uwa (kakak dari Bapak) yang tinggal di daerah Bogor. Kalau liburan sekolah, senangnya main ke sana. Bogor waktu itu sejuk dan benar-benar KOTA HUJAN. Sepanjang perjalanan dari Ciputat ke Bogor itu hujan gerimis rintik-rintik, langit berwarna abu, sedikit mendung. Kaca mobil pasti selalu basah, dan saya selalu pake jaket atau bawa payung untuk jaga-jaga takut hujannya jadi lebat. 

Lain dulu lain sekarang. 

Takdir. Ternyata saya terdampar di kota yang dulunya dibilang kota hujan. Setelah sebelumnya menetap di Bandung utara, yang hawanya dingin bak lemari es, hari ini saya ditakdirkan untuk menetap di kabupaten Bogor karena suami yang pindah pekerjaan. Ada masalah? 

Mommy Diary: Kehamilan Usia 10 Minggu


"Ceritanya lagi hamil, Bu?"
"Iya, alhamdulillah. Sudah 10 minggu"


Yaa, alhamdulillah.

Saya hamil lagi (yang kedua) dengan usia kandungan kurang lebih 10 minggu. Setelah melakukan tes menggunakan test pack dan juga periksa ke bidan, akhirnya saya dinyatakan hamil. Awalnya saya ragu dengan hasil test pack, takutnya salah nge-test gitu, karena udah lama juga gak pake test pack. Malah waktu muncul dua strip saya masih bengong dan lupa kalau dua strip itu menunjukan hasil positif. Hihi.

Tanda-tanda Kehamilan

Awalnya saya gak ngeh sama sekali dengan tanda-tanda kehamilan. Karena memang haid saya yang tidak teratur (suka mundur seminggu setiap bulan) jadi ya santai aja gak dapet haid/telat, abis emang biasanya juga begitu. 

Nah, jadi waktu bulan September kemarin saya sempet sakit. Awalnya memang yang kerasa itu flu dan radang tenggorokan. Dan saya pun ke dokter. Dokter pun meng-iya-kan kalau saya radang tenggorokan.

Saya sama sekali gak ada feeling kalau saya lagi hamil, ya karena tadi, haid yang sering ngaret tiap bulannya. Jadi saya santai aja ke rumah sakit buat periksa ke dokter karena meriang yang tak kunjung sembuh.

Bahkan waktu dokter tanya, 

"Bu lagi hamil atau menyusui?"

Saya bilang, "nggak, Dok"

Blogging Seru: Haruskah Menjadi Vlogger?

Sumber gambar pexels.com

Jika Anda mencari sebuah "tempat bermain", carilah yang bisa memberi Anda
sesuatu untuk dinikmati, bukan hanya menghabiskan tenaga Anda. 
-Jessica Hagy-


Bicara soal "tempat bermain" belum lama ini saya menonton sebuah tayangan di DW TV (tahu kan DW TV? stasiun TV Jerman yang programnya sudah masuk ke negara lain dan dialibahasakan) yang membahas tentang hobi yang sedang populer saat ini.

Salah satu hobi yang jadi sorotan (naik daun) sekarang adalah menjadi seorang Vlogger. 

DW TV meliput kegiatan seorang Vlogger (lebih tepatnya Beauty Vlogger) asal Jerman. Apa saja yang diliput? yakni keseruannya menjadi seorang Vlogger di dunia maya melalui situs YouTube.

Ia mengatakan bahwa menjadi seorang Beauty Vlogger sangat menyenangkan. Ia senang menggunakan dan bereksperimen dengan berbagai make up. Kemudian, hasil eksperimennya menggunakan Make Up ia bagikan ke orang lain melalui jejaring sosial YouTube.

Awalnya menjadi seorang Vlogger merupakan hobi atau "tempat bermain" bagi dirinya. Ia mengemas sebuah ruangan di rumahnya menjadi studio mini yang dia gunakan untuk merekam semua kegiatan kesehariannya terutama dalam mengaplikasikan make up dan memberikan banyak tips kepada para pengguna YouTube.

Lama-kelamaan, channel YouTube yang ia miliki di-subscribe oleh banyak orang. Akhirnya, sekarang ia menjadi seorang Vlogger yang memiliki banyak keuntungan (termasuk materi) karena "tempat bermainnya" itu. 

Mommy Diary: Menganalisa Karakter Anak Sejak Dini



“Seseorang belum dikatakan mengenal saudaranya apabila ia belum melakukan satu diantara tiga hal berikut : bepergian bersamanya (safar), menginap di rumahnya, atau melakukan muamalah (transaksi hutang-piutang) dengannya”. [Umar bin Khattab]


Adakah yang sebelumnya telah familiar dengan kalimat di atas?

Saya sendiri pernah mendengar kata-kata tersebut ketika masih duduk di bangku kuliah, tapi saya tidak tahu siapa yang menyampaikannya. Ternyata, setelah saya cari-cari, sahabat Rasulullah SAW, Umar bin Khattab lah yang menyusun kata-kata tersebut.


Loh apa hubungannya dengan kepribadian atau karakter anak?

Sebelumnya saya buat disclaimer dulu ya. Saya ini bukan seorang parenting blogger apalagi ahli parenting *gak banget* tapi sebagai orang tua, saya melakukan pengamatan (analisa) terutama kepada anak sendiri setiap hari. Jadi, bisa dibilang ini adalah buah pengamatan saya sehari-hari. Sepakat ya?

Anak saya masih berusia 4 tahun, alhamdulillah sudah bisa berkomunikasi dengan baik, sudah bisa bersosialisasi dengan baik, dan memiliki beberapa orang teman baik di rumah.

Walaupun masih terbilang kecil untuk memiliki "sahabat" tapi anak saya ini memang cepat akrab dengan anak lain, dan bisa jadi sangat "lengket" jika sudah saling kenal dan klop.