Copyright by tettytanoyo. Powered by Blogger.

5 Manfaat Sofa Bed Minimalis yang Harus Kamu Coba di Rumah

beli sofa bed minimalis murah


 Udah lama banget kepengen suatu saat beli sofa bed minimalis buat di rumah.

Buat apa? Buat nonton TV sama ngeblog.

Biar keren aja gitu ngeblog di sofa karena selama ini ngeblognya kan lesehan di karpet atau di atas kasur yang jelas-jelas mengundang kantuk luar biasa. Wkwkwk.

Selain itu, sofa bed minimalis gitu kan eye catching dan gak makan tempat, tinggal dihias pakai bantal cusions bisa jadi keren secepat kilat. Pokoknya sofa bed itu jadi must have item untuk di rumah. Titik.

6 Jenis Aksesoris Berikut Ini Jadikan Penampilan Mama Muda Makin Chic

sumber gambar: http://www.huffingtonpost.com/2016/02/05/valentines-day-jewelry-guide_n_8925292.html

Meski sudah menggendong si kecil dan memakai daster saat di rumah, bukan berarti tak bisa tampil keren saat keluar rumah, dong. Apalagi buat para mama muda yang masih ingin kelihatan fresh, gak ada salahnya melengkapi penampilan dengan jenis-jenis aksesoris yang chic dan elegan.

Jenis aksesoris seperti apa sih yang cocok untuk penampilan seorang mama muda? Samakah dengan aksesoris wanita pada umumnya? Atau harus lebih mencolok dan mengandalkan ornamen-ornamen lainnya? Daripada bingung, yuk langsung intip jenis-jenis aksesoris berikut ini!

1. Statement necklace untuk casual look

Sumber Sale Stock
 
Tampilan casual akan terlihat monoton jika hanya mengandalkan outfit polos tanpa aksen atau ornamen lain. Salah satu cara untuk menyiasatinya adalah dengan mengenakan aksesoris sebagai pelengkap penampilan.

Untuk casual look, jenis aksesoris yang tepat adalah kalung. Bukan sembarang kalung, aksesoris tersebut harus dapat memberi statement pada penampilan casual-mu.

Untuk itu, pilihlah kalung berukuran cukup besar atau dengan model yang menonjol. Namun jangan padukan statement necklace dengan atasan yang bermotif karena akan memberi kesan terlalu ramai.

Suka statement necklace? Kamu bisa beli disini 

2. Glamour accessories untuk acara malam hari


Sumber: Sale Stock


Berbeda dengan aksesoris pada siang hari yang terkesan kalem. Pada malam hari, kalian bisa memilih jenis aksesoris yang tampak glamour dan bold agar penampilanmu makin gemerlap.

Jika kebetulan kalian harus mendatangi acara khusus pada malam hari seperti pesta resepsi pernikahan teman, kalian bisa memilih aksesoris atau perhiasaan berwarna gold atau silver. 

Padukan aksesoris tersebut dengan outfit yang lebih kalem. Begitu pula sebaliknya, jika kalian menggunakan outfit yang bermanik-manik, sebaiknya pilih aksesoris yang tidak berkilau.

Suka glamour accessories? Temukan produknya disini

3. Classic accessories untuk acara formal

Sumber gambar: http://www.nadinebeautyforever.com/hands-jewellery/
Acara resmi biasanya menuntut kalian untuk bisa berpenampilan elegan dan glamor. Namun apa jadinya jika kalian bukan tipe orang yang terlalu suka dengan dengan aksesoris glamour?

Cara menyiasatinya adalah dengan memilih classic accessories! Jenis aksesoris yang satu ini biasanya gak terlalu memainkan banyak hiasan atau ornamen. Kalau pun ada, jumlahnya pun juga sangat minim.

Untuk acara formal atau pesta perhiasan dari mutiara yang elegan atau perhiasaan emas dengan bentuk-bentuk mainstream bisa memberi kesan chic pada penampilan kalian.


Suka dengan classic accessories? Kamu bisa beli disini 

4. Gelang tumpuk untuk kesan playful


Sumber: Sale Stock
Aksesoris  yang satu ini cocok dipakai oleh para mama muda yang selalu ingin terlihat youthful meski sudah menjadi seorang ibu. Gelang chic yang bertumpuk juga bisa memberi kesan seru pada penampilan kalian. Apalagi jika dipadukan dengan warna yang beragam, gelang warna-warni bisa memberi kesan lebih playful pada penampilan.

Jika ingin tampilan yang lebih elegan dan dewasa, kalian bisa padukan jam tangan dengan beberapa gelang dengan warna yang lebih kalem. Karena sifat aksesorisnya yang ramai, sebaiknya imbangi pemakaiannya dengan outfit yang lebih casual dan berwarna gelap, ya!

Suka dengan gelang tumpuk? Bisa kamu beli disini

5. Beri perhatian lebih pada jari tangan dengan cincin 

Sumber gambar: http://www.sheknows.com/beauty-and-style/articles/965549/how-to-keep-your-ring-from-turning-your-finger-green

Wanita mana sih yang suka dengan aksesoris pemanis jari tangan yang satu ini? Seiring dengan perkembangan dunia fashion, cincin pun memiliki beraneka macam bentuk dan desain yang chic.


Jadi, bagi kalian yang ingin menyempurnakan penampilan,  jangan lupa untuk menyematkan cincin pada jari manis kalian, ya!


Selain dapat mempercantik penampilan, cincin juga dapat memberi kesan awet muda apalagi jika memiliki batu-batuan alami sebagai hiasannya. Kalian bisa memilih beberapa cincin dengan model yang simple atau satu cincin berukuran besar untuk memberi statement.

Suka dengan cincin dengan batu alam cantik? Kamu bisa beli disini


6. Percantik tampilan kepala dengan headpiece

Sumber gambar: http://stylecaster.com/beauty/wedding-headpieces/
Salah satu ciri dari gaya chic adalah headpiece! Jenis aksesoris yang satu ini bisa berupa bandana atau hiasan rambut lainnya. Untuk acara yang lebih santai, kalian bisa pilih hiasan kepala bentuk bandana dari bahan kain yang terkesan casual.

Sementara untuk menghadiri acara-acara resmi atau pesta, kalian bisa pilih head chain cantik untuk mempercantik penampilan rambut dan kepala kalian.   

***

Itulah beberapa jenis aksesoris bergaya chic yang bisa seorang mama muda pilih untuk menjaga penampilan agar tetap cantik. Jangan lupa padukan dengan outfit yang sesuai dan jangan gunakan secara berlebihan ya, Moms.

Jika kalian mencari aksesoris atau fashion item lainnya, temukan dengan mudah di Sale Stock Indonesia! Apalagi disini kamu bisa menemukan beragam jenis fashion wanita dengan harga jujur dan bebas biaya kiriman.

Kamu juga nggak perlu takut barang yang tiba di tangan kamu berbeda dengan yang di foto, karena di Sale Stock Indonesia, semua barang merupakan stok barang milik Sale Stock, bukan titipan penjual lain. Jadi, Sale Stock memang bisa jadi rekan fashion kepercayaan kamu!


[Mommy Diary] Memutus Mata Rantai Inner Child





Artikel tentang inner Child sering sekali wara wiri di time line media sosial khususnya facebook, tapi saya sih santai aja, gak mau tau apa itu inner child, sampai ada sebuah artikel di facebook mengenai inner child yang sangat "menyentuh"

Tulisan yang saya copas dari seseorang ini membuka mata saya tentang inner child dan pengaruhnya tentang kondisi psikologis saya sekarang sebagai seorang ibu. 

Seorang ibu yang mudah "meledak" ketika anak melakukan hal-hal yang diluar logika saya sebagai orang dewasa. 

Padahal kalau logika anak kan belum sampai, tapi bagi saya itu adalah sebuah kesalahan. Ya begitulah, you know that feeling right?

Langsung aja kita baca dulu tulisan berikut ini.

***
INNER CHILD KU = MASALAH TERBESARKU?

By: Amalia Sinta

"Mbak Sin, aku udah baca teori parenting ini itu. Tapi kenapa aku masih gampang meledak-ledak ke anak ya? Padahal sebelum nikah, aku orang yang sabar. Sekarang anak bertingkah dikit, langsung aku bentak-bentak" 😭

♧♧♧
 "Aku nyesel banget abis cubit paha anak sampe dia nangis kejer, mbak. Aku marah karena dia buang-buang makanan yang udah capek-capek ku masakin. Dia bilang gak suka menunya. Tapi aku terlanjur kesel jadi aku paksa dia makan. Aduuh, aku kok jadi kaya mamaku ya mbak, yang dulu suka maksa dan cubitin aku biar mau makan.. 😣

♧♧♧
Hampir tiap malem aku ciumin anakku yang lagi tidur, mbak. Itu caraku minta maaf ke dia. Meski aku tau, itu gak bisa menghapus kesalahanku yang gak bisa nahan amarah dan suka hukum dia dikurung di kamar. Aku cuma pengen dia dengerin aku sebagai orang tuanya mba. Sebetulnya aku gak mau begitu. Karena aku tau rasanya gak enak banget, kaya yang dulu sering aku rasain saat dihukum ayahku.. 😢

♧♧♧
Mengapa rasanya kita susah sekali untuk tidak marah ya?
Padahal hanya untuk hal kecil..
Seolah kata sabar hanya menjadi nasihat tanpa makna..


Mengapa rasanya sulit sekali mengontrol emosi?
Walau hanya untuk hal sepele..
Seolah jawaban atas doa agar tak emosional tak kunjung datang


Bunda,

Mungkin masalahnya bukan pada diri anak balita kita, yang memang sedang masanya bertingkah macam-macam.

Mungkin masalahnya ada dalam diri kita sendiri..
Mungkin inner child dalam diri kitalah yang bermasalah.

INNER CHILD adalah sosok anak kecil yang ada dalam diri kita saat ini.

Inner child menyimpan memori dan emosi tertentu atas sebuah kejadian di masa kecil.

Inner child bisa positif yaitu sosok anak kecil yang menyimpan memori dan emosi tentang kebahagiaan, misal rasa senang gembira saat piknik dan tertawa lepas di saat itu.

Inner child bisa pula negatif, yaitu sosok anak kecil yang menyimpan memori dan emosi negatif, yang sering disebut inner child yang bermasalah.

Sosok inner child yang bermasalah ini bisa berupa anak di beberapa rentang usia, tergantung usia kita saat mengalami kejadiannya.

Misal bisa berupa usia 3 tahun yang merasa kesepian karena tak mendapat cukup waktu, perhatian dan kasih sayang orangtuanya. Orangtuanya sibuk mencari harta, hingga lupa di rumah mereka punya harta paling berharga yang bernama anak.

Bisa berupa anak usia 4 tahun yang memendam kesedihan dan kekecewaan pada orangtua yang terasa tidak adil. Dia tak pernah paham, kenapa menjadi kakak harus selalu mengalah. Dia tidak mengerti, kenapa benar ataupun salah, dia harus dihukum dalam kamar mandi yang terkunci karena berantem dengan adiknya 😭

Bisa berupa anak usia 5 tahun yang trauma atas bentakan dan pukulan dari ayahnya ataupun dibully teman sekolahnya. Si anak tak bisa mengerti, mengapa orangtuanya langsung berteriak marah saat melihat jam dinding sudah menunjuk ke angka tertentu. 

Dia harus segera memenuhi jadwalnya untuk mandi atau tidur, jika tidak, dia akan kena pukul Orangtuanya tak mau peduli, bahwa dia hanya butuh waktu sedikit lagi menyelesaikan susunan lego yang sedang dirangkainya dengan susah payah. Ia tak pernah diberi kesempatan untuk berpendapat.

Dari kumpulan aneka peristiwa selama hidupnya ketika kecil, akan tercipta beberapa inner child yang bermasalah dalam diri seseorang.

Ketika sekarang kita mengalami peristiwa yang sama, meski posisi kita sudah berubah jadi ibu, memori akan membangunkan lagi inner child yang lama tertidur. 

Dia akan marah, sebagai wujud ekspresi emosinya yang dulu tertahan. Maka kita menjadi ibu yang pemarah. Yang sebenarnya kita marah pada orangtua kita dulu, namun melampiaskannya ke anak kita sekarang. Anak akan jadi korban emosi orangtuanya, persis seperti kita dulu 😣

Lalu bagaimana cara memutuskan mata rantai luka dan trauma masa kecil ini?

Berikut cara self healing yang bisa dilakukan sendiri untuk menyembuhkan inner child yang bermasalah :

1. PENERIMAAN

Cara pertama untuk berdamai dengan inner child adalah dengan menerimanya. Menerima bahwa iya, kita di masa lalu pernah jadi 'korban', jadi anak yang dikasari, yang disakiti secara verbal ataupun fisik.

Memang rasanya sungguh tidak enak. Rasa sedih, kecewa, marah, takut, kesepian, semua terasa menyesakkan dada. Tapi cobalah mengenali rasa itu lagi, terima bahwa kita memang pernah merasakannya.
Menyangkalnya berarti sama dengan menyangkal keberadaan si inner child dalam diri kita.

Bagaimana mungkin kita akan berusaha menyembuhkannya, bila kita tidak mau menerima keberadaannya?
Selama ini mungkin kita tidak menyadari kehadiran inner child dalam diri kita. Sering dianggap tidak ada, ataupun merasa sudah sembuh sendiri karena kejadiannya sudah bertahun-tahun yang lalu dan terlupakan.

Tapi sebenarnya, rasa sesak itu masih ada. Hanya saja mengendap dalam hati terdalam. Dan sebenarnya luka tersebut masih terbuka. Maka saat ada kejadian yang sama terulang, luka itu naik ke permukaan. Rasanya sungguh pedih perih saat tertetesi emosi yang sama.

Dan bila saat itu tiba, ketika kejadian yang sama terulang, ketika anak kita melakukan suatu kesalahan yang sama dengan kita dulu, maka rasanya emosi dalam diri langsung ingin meledak.

2. KOMUNIKASIKAN KE DALAM

Bila terjadi hal demikian, segeralah jauhi anak. Jangan bereaksi apapun padanya. Karena hanya penyesalan yang akan didapat.

Masuk ke kamar, tutup pintu, pejamkan mata dan bicara ke dalam diri kita sendiri, lewat hati.
Ingat-ingat, apakah ada memory yang sama, kejadian yang sama seperti ini, saat kita kecil dulu?
Bayangkan inner child kita, panggil dia dan bicaralah dengannya.

"Wahai diriku yang kecil, datanglah. Hadirlah, aku ingin menemuimu"
Hati akan menuntun kita untuk menampilkan inner child sesuai masalahnya.
Jika masalahnya adalah kesepian, inner child kita bisa berupa sosok anak yang sedang duduk memeluk lutut di pojokan yang gelap.

Jika masalahnya adalah kekerasan dan kurungan, inner child kita bisa berupa sosok anak yang tengah terisak menangis ketakutan dalam kamar mandi yang terkunci.

Jika masalahnya adalah kemarahan, inner child kita bisa berupa sosok anak kecil yang sedang memukuli tembok hingga tanggannya luka dan berdarah.

Datangi perlahan, nyalakan lampunya. Belai lembut rambutnya. Katakan kau ingin menolongnya, menemaninya. Supaya dia gak sendirian. Katakan kau ingin mengobrol dengannya. Supaya dia gak kesepian.

Awalnya mungkin dia akan diam saja. Tapi teruslah tersenyum padanya. Raih kepercayaannya. Bila dia mulai mau membuka mulut, sapalah perlahan. 

Kau : hai, apa yang lagi kamu rasakan?
Inner child : dadaku sesak, jantungku berdebar, aku pusing.
Kau : owh itu berarti kamu lagi marah. Marah sama siapa, kenapa?
Inner child : sama mama. Aku habis dimarahi mama. Aku pasti dimarahin kalo minta main sama mama. Mama gak mau nemenin aku main. Jadi aku selalu sendirian.
Kau : oowh gitu. Mama kemana?
Inner child : Mama kadang kerja, kadang di rumah. Tapi kalau di rumahpun aku gak ditemenin. Selalu disuruh main sendiri. Mama di rumah masak terus, nyapu terus, nyuci terus..
Kau : aduh, rasanya gak enak banget ya dimarahin dan selalu sendiri. Tapi sekarang ada aku yang nemenin kamu. Udah gak kesepian lagi kan.
Inner child : iya, aku senang ada yang menemani..

♧♧♧
Dengan berbicara pada inner child yang bermasalah, kita memberikan kesempatan padanya untuk bercerita. Dengan menanggapinya, kita membantu dia melepaskan emosi negatif yang selama ini mengurungnya.
Setelah dia merasa lega, kita pun akan merasakan sebuah kelegaan. Satu kerikil dalam hati telah mampu disingkirkan.

Terry Pratchett, seorang penulis novel fantasi terlaris pernah mengatakan :
"Hello inner child, I'm the inner babysitter!"

Rasanya tepat sekali kalau diri sendiri yang paling pas untuk menjadi pengasuh bagi inner child kita. Karena diri sendiri yang pernah merasakan emosi-emosi si inner child. Maka jadilah pengasuh yang memberikan perhatian, kasih sayang dan pelukan yang dulu tak pernah kita dapat dari orangtua.

3. MEMAAFKAN

Cara berikutnya adalah memaafkan perilaku kedua orangtua kita dulu yang kasar atau berlaku tidak baik saat kita kecil. Selain orang tua, maafkan pula nenek kakek om tante dan saudara kandung yang tinggal serumah. Karena mereka sangat mungkin berkontribusi menorehkan luka di batin kita.

Memaafkan mereka sebetulnya bukan hanya demi kebaikan mereka. Tapi lebih kepada demi kebaikan diri kita sendiri. 

Amarah, apalagi dendam yang kita simpan dalam hati, bagaikan bara api yang hanya akan membakar diri sendiri.

Maafkanlah kesalahan mereka. Mereka berlaku demikian bukan karena tidak sayang. Tapi karena ketidaktauan mereka tentang ilmu parenting, karena punya terlalu banyak anak tanpa bisa berbagi waktu dan perhatian yang adil, ataupun karena tekanan ekonomi.

Beruntunglah kita yang kini hidup di jaman serba internet, dimana berbagai ilmu mudah diakses. Termasuk cara mengasuh anak. Lain halnya dengan orangtua kita. Dan besar kemungkinan, cara didik orangtua kita adalah warisan dari kakek nenek kita. 

Maka ucapkanlah pada diri sendiri berulang-ulang:

"Ayah ibu, aku sudah memaafkanmu. Aku percaya kalian sungguh mencintaiku. Akan slalu ku ingat betapa besar jasa kalian merawat dan membesarkanku. Kesalahanmu dalam mengasuhku hanya karena ketidaktauanmu, bukan karena tidak sayang. Aku telah memaafkanmu"


Masa lalu tak pernah bisa kita ubah. Tapi kita selalu bisa merubah sikap dalam menghadapinya. Maafkan ketidaksempurnaan masa lalu. Toh kita sudah diberi makan, diberi tempat tinggal dan disekolahkan oleh orangtua. Tanpa mereka, kita tak akan tumbuh besar seperti saat ini.

4. MELEPASKAN

Setelah memaafkan, rasakanlah beban berat itu akan menguap. Hati lebih ringan, pikiran lebih tenang. Lalu lepaskan sisanya. Lepaskan kenangan masa lalu yang menyakitkan itu. Supaya tak ada lagi bayang-bayang masa lalu yang akan membuat kita berulang melakukan kesalahan yang sama. Fokuslah ke masa sekarang dan masa depan. 

♧♧♧
Lakukan rangkaian self healing ini secara rutin. Ulangi untuk memanggil inner child Anda. Lakukan di saat tenang, tidak ada orang. Bisa di malam hari saat semua tertidur. 

Bayangkan sosok anak kecil dalam diri anda. Bicaralah dengannya, tanyakan perasaannya. Ingat kembali memori yang menyesakkan hati. Urai satu persatu masalah yang belum terselesaikan. Ungkapkan satu persatu emosi yang masih tertahankan.

Lakukan berulang hingga seluruh bayangan inner child yang tidak bahagia itu menghilang. Digantikan dengan inner child yang tersenyum, ceria, bersemangat dan bahagia.

Martha Beck, seorang penulis lulusan Harvard University pernah mengatakan :

"Caring for your inner child has a powerful and surprisingly quick result : Do It and the child heals"
"Dengan merawat inner childmu, akan memberikan hasil yang luar biasa dan mengejutkan dalam waktu relatif singkat. Lakukan itu dan si anak akan sembuh."

Maka rangkullah inner child kita, sembuhkan, dan kita akan melihat hasil yang menakjubkan.
Diri ini akan lebih bisa memaklumi tingkah anak, akan tidak mudah marah dan hati terasa lebih damai.


Namun bila Anda tak bisa menghadirkan inner child dan punya masa kecil yang sangat kelam, saya sangat menyarankan agar Anda berkonsultasi dengan psikolog, agar dibantu memanggil inner child yang bermasalah dan diharapkan dapat menyelesaikannya dengan baik, agar tidak mengganggu kehidupan Anda saat ini yang telah menjadi seorang ibu. 

Agar Anda tidak mewariskan kesalahan yang sama dalam mengasuh anak, yang akan terus menurun ke cucu Anda kelak.

♧♧♧
Sudah cukuplah anak kita merasakan juga sakitnya cubitan. Jangan ulangi lagi pukulan. Jangan biarkan dia merasa sendirian, tak didengar pendapatnya, diabaikan dan hidup dalam ketakutan atas bentakan dan makian.

Ayo putuskan mata rantai inner child ini.

Terima. Komunikasi ke dalam. Maafkan. Lepaskan.

Maka masa lalu yang buruk itu akan menjadi pil pahit yang bisa menjadikan kita pribadi yang lebih kuat.
Menjadi ibu yang tahu cara merawat anak dengan baik, tidak melakukan kesalahan yang sama.
Yang lembut namun bisa tegas saat diperlukan, tanpa harus melukai perasaan maupun fisik anak.

Dan saat Hari Ibu ini tiba,
Kita bisa berdiri tegak sebagai ibu yang bahagia
Menjadi ibu yang sepenuhnya dicinta
Oleh anak-anak yang tak dibuat merana


Demi masa depan mereka yang istimewa

Selamat berjuang memutuskan mata rantai inner child ini bunda..
Percayalah, menjadi ibu itu jauh lebih menyenangkan
Saat kita tak lagi dibayangi masa kecil yang menyedihkan.


***

Huuffft Panjang ya artikelnya?

Tapi KENA DEH.

Terima kasih untuk penulis, sampai menjelaskan sejelas ini tentang Inner Child dan membuat saya berpikir apakah emosi saya yang sering meledak ketika menghadapi anak adalah dampak dari Inner Child yang negatif.

Saya mau flashback. Ada yang masih inget kasus seorang ibu yang membunuh 3 anaknya? Seorang ibu terpelajar lulusan universitas ternama di Indonesia tega membunuh 3 anaknya dengan menutup wajah mereka dengan bantal hingga meninggal, dengan alasan ia tak ingin anaknya menderita di masa depan.

Sampai saya masih merinding membaca kasus itu, walaupun sekarang ibu tersebut sudah hidup dalam keadaan normal dan memiliki anak kembali dengan dukungan suami dan keluarganya.

Tapi ada satu yang menarik, saya pernah membaca sebuah artikel yang saya lupa bacanya kapan dan dimana tentang psikolog yang membedah kasus tersebut. Ia mengatakan bahwa perempuan yang tega membunuh anaknya tersebut mengalami trauma dari masa kecil, dan mungkin kalau dihubungkan bisa jadi ini berkaitan dengan inner child (ini opini saya ya)

Psikolog itu berhasil mengorek banyak keterangan dari perempuan yang diduga memiliki "gangguan" tersebut. Ternyata sebua fakta kecil terungkap bahwa perempuan itu mengalami masa kecil bahkan hingga dewasa sebuah perlakuan "tidak menyenangkan" dari orang tuanya terutama ibunya sendiri.

Ibunya adalah seorang yang perfeksionis!

Sebagaimanapun ia berusaha baik di mata ibunya, berprestasi, masuk PTN unggulan, ibunya selalu menganggapnya tidak bisa, tidak mampu, membandingkannya dengan orang lain. 

Emosi-emosi yang mengendap ini lah yang kemudian menjadi bom waktu di dalam dirinya hingga pada akhirnya terjadilah peristiwa yang membuat merinding bulu kuduk kita sebagai seorang ibu.

Ia membunuh ketiga anaknya karena emosi yang mengendap di dalam dirinya sendiri. Ngeri sekali ya membayangkannya? Tapi ketika saya pikir lagi, mungkin di dalam diri kita pun ada "cikal bakal" yang sama jika tidak diatasi/dikendalikan.

***

Kembali kepada artikel di atas.

Ternyata ada seorang atau sesosok anak yang masih ada di dalam hati kita, di dalam diri kita. Ia adalah kita di masa lalu, yang memiliki memori bahagia dan memori penuh luka. Ia sedang berada di dalam, dan sesekali keluar menjadi singa yang siap menerkam mangsanya ketika melihat sebuah kesempatan.

Marah, menangis, kecewa, kesepian. 

Apa yang sedang anak itu rasakan? Saya kembali memutar memori masa kecil, mecoba menghampiri anak kecil itu dan bertanya apa yang ia rasakan.

Sungguh, saya sedang berusaha. Berusaha berbicara dengannya mulai saat ini. Apa yang pernah ia alami. Apa yang menjadi ketakutannya, apa yang menjadi keinginannya. Jika memang "kondisinya" yang membuat saya begitu mudah marah dan meledak, maka saya akan segera memperbaikinya. 

Bicara dengan dia.

Artikel di atas meminta saya bicara dengan si Inner Child ini. Awalnya saya bingung, bagaimana caranya?

Apakah dengan ngomong sendiri? Ngomong sama kaca? Atau membayangkan/berimajinasi?

*sebenernya ini saya jadi geli sendiri, cobain aja ya masing-masing*

Kalau saya paling nyobainnya dengan peluk guling sambil ngomong sendiri. Seakan ngomong sama si Inner Child itu ya. Hufh.

Memaafkan dan Menerima

Memang kuncinya ada di sini. Memaafkan semua kejadian masa lalu dan menerimanya dengan ikhlas. 

Sebagai orang tua kita pasti paham, apa yang menjadi tekanan dalam hidup. Kemarahan atau tindakan keras lainnya bukan semata kesalahan orang tua kita sendiri, mungkin karena kondisi ekonomi, kondisi lingkungan, sehingga ada sebuah drama di kehidupan kita dulu yang membuat emosi mengendap hingga hari ini.

Mungkin ini gak akan instan, tapi mudah-mudahan semakin membaik ke depannya. Saya akan terus berusaha.

Satu lagi, coba liat video klip Monokrom dari Tulus.

Semoga bisa mengingatkan masa kecil kita dulu dan siapa saja orang yang kita sayangi dalam kondisi apapun itu, dan merekalah orang tua kita sendiri. Maka maafkanlah.