“Anak yang dididik untuk perfeksionis. Maka ia takkan pernah
hidup di dalam kebahagiaan.” Anna Surti, Psikolog Anak dan Keluarga.
Pernah gak sih Mak, baper-in masalah anak? Misal pas baru
aja anak brojol ke dunia, komentar mirip siapa, bentuk mukanya, berat
badannya, udah mulai berdatangan. Belum lagi kalau anak udah gedean dikit, ada
yang nanya-nanya “Bb-nya berapa?” “udah bisa apa?” “Kok belum tumbuh gigi?” “
Kok belum bisa jalan?”
And many more,
yang membuat kita sedikit banyak baper tentang tumbuh kembang anak kita
sendiri. Ya begitulah hidup, kita yang menjalani, orang lain yang mengomentari.
Bahwasanya mereka paling mengerti dengan apa yang terjadi dalam
hidup kita, padahal mah, ikut nemenin begadang aja kaga ya, atau minimal ngasih
stok diapers tiap bulan begitcu, mwahaha.
Oke, back to the point sesuai dengan quotes yang aku kutip
di atas.
Lingkungan memang seakan menuntut ksempurnaan bagi tumbuh
kembang anak kita, padahal sebagai ibunya, kita cukup selow, menerima apa
adanya. Dan ternyata, anak yang terlalu dituntut ini itu, harus perfect, harus
perfeksionis, justru membuat anak hidup dalam ketidakbahagiaan.
Inget gak cerita kasus ibu yang membunuh 3 anaknya dulu?
Konon katanya, setelah diselidiki dan digali informasi
mengenai kehidupan pribadinya oleh psikolog, ibu itu berasal dari kaum
akademisi alias terpelajar, ekonominya pun tidak berada dilevel bawah, tapi
nyatanya ia membunuh 3 orang putranya karena saking frustasinya menghadapi
kehidupan. Ia takut bahwa anak-anaknya nanti tidak akan sanggup menerima beban
hidup di masa depan, jadi lebih baik ia membuat anaknya meninggal saja.
Naudzubillah ya.
Usut punya usut, ternyata ia dibesarkan oleh ibu yang
perfeksionis!
Bahkan ketika ia berhasil meraih prestasi akademiknya,
alih-alih memuji, ibunya malah membandingkannya dengan orang lain, seakan tidak
pernah puas dengan pencapaian putrinya tersebut.
And what! Ternyata pola pengasuhan tersebut sangat berdampak
pada mental dan kepribadian anak tersebut, bahkan hingga ia berumah tangga dan
memiliki keturunan.
Premium Moment
Together, Apresiasi Anak adalah Hal Penting.
|
Kiri ke kanan: Mbak Oci Maharani, Carrisa Puteri, Mbak Anna Surti |
Hari Minggu tanggal 15 April 2017 lalu, bertempat di
Harlequin Bistro di bilangan Kemang Jakarta Selatan, Lotte Choco Pie mengadakan
Blogger Gathering bersama 30 orang Mom Blogger untuk membahas pentingnya
Premium Moment Together antara ibu dan anak.
Hadir di acara itu Carrisa Puteri dan putranya Quenzino yang
didapuk sebagai Brand Ambassador Lotte Choco Pie Indonesia, Mbak Oci Maharani,
Brand Manager Lotte Choco Pie, serta Psikolog Anak dan Keluarga Mbak Anna Surti.
Mbka Oci menjelaskan, “Kampanye Lotte Choco Pie kali ini
bertemakan tentang apresiasi kita sebagai ibu terhadap pencapaian harian anak,
sekecil apapun itu. Karena tantangan Ibu zaman now, baik itu ibu bekerja atau
ibu di rumah adalah sulitnya membagi waktu kebersamaan bersama anak. Dan aktivitas
kebersamaan tersebut bisa kita sebut sebagai Premium Moment Together. Sambil bercengkrama
dengan anak, kita juga bisa melakukan aktivitas snacking yang menyenangkan.”
Ibu Bekerja dan Ibu
di Rumah, Sama Saja.
Ya, baik ibu bekerja dan ibu di rumah sama saja
kewajibannya, yaitu menyediakan waktu berkualitas bagi anak-anaknya.
Karena bukan hanya ibu bekerja, yang jelas-jelas banyak
menghabiskan waktu di luar rumah, ibu yang full time di rumah pun kadang
memiliki kesibukan sendiri. Punya usaha misalnya, blogging, atau sekedar chit
chat di media sosial. Sehingga kadang lupa menyediakan waktu yang berkualitas
bersama anak.
Saya sendiri, yang nyambi sebagai blogger rumahan pun merasa
demikian. Kesibukan mengkonsep, menulis, memproduksi dan mengedit foto, membuat
waktu saya kian sedikit, padahal kerjanya di dalam rumah. Anak-anak pun kadang
asik sendiri bermain, dan tidak sempat bercengkrama dengan saya karena mereka
terlanjur kelelahan dan ketiduran.
Apresiasi Sederhana
Seperti disebut oleh mbak Oci sebelumnya. Kampanye Lotte
Choco Pie #PremiumMomenttogether saat ini concern pada apresiasi terhadap prestasi harian anak.
“Apresiasi itu penting loh, bukan hanya ketika anak
mendapatkan prestasi besar saja. Prestasi kecil semisal anak mampu membereskan
mainan sendiri, anak mau menghabiskan makanannya, atau anak mau membantu pekerjaan
rumah, itu pun wajib kita apresiasi.” Jelas Mbak Anna.
“Selain itu, cara mengapresiasi juga harus benar ya, bu ibu.
Lihat ke dalam mata anak, tatap wajahnya, fokus pada ucapannya, hentikan dulu
aktivitas kita sejenak, peluk anak, dan berikan perhatian penuh untuknya.
Jangan sampai mengapresiasi anak tapi ibunya sambil main HP, coba siapa yang
begitu?” Tambahnya.
Para Mom Blogger pun tertawa riuh, termasuk saya. Hehehe.
Iya kadang kalau menjawab atau memuji anak itu suka gak fokus, gak sepenuh
hati, mulai sekarang tobat deh tobat.
Dan menurut Mbak Anna Surti, anak yang sering diapresiasi akan merasa disayangi, sehingga akan muncul kepribadian yang positif dan percaya diri pada anak.
Begitu pula Carrisa Puteri yang sekarang memiliki putra berusia
4 tahun yaitu Quenzino atau akrab disapa Q. Q yang sudah mulai bersekolah di
PAUD ini tentunya memiliki prestasi-prestasi harian yang wajib diapresiasi.
Misalkan sudah bisa menyebutkan huruf, berhitung, menggambar, dan lainnya.
“Disela kesibukan saya, saya menyempatkan untuk menemani Q.
Biasanya sih di malam hari. Kami berdua membahas pelajaran di sekolah, dan
lain-lain sebelum pergi ke tempat tidur.” Carrisa bercerita tentang
aktivitasnya bersama Q.
Sebagai ibu saya juga sebenernya tertampar lewat acara ini.
Karena bisa dibilang cukup jarang punya waktu yang saya luangkan khusus untuk
ngobrol bareng anak-anak. Apalagi Kifah yang udah sekolah, malam harinya udah
capek aja mau bobo.
Waktu paling memungkinkan adalah pulang sekolah, karena ada
waktu ngobrol saat saya menjemputnya ke sekolah.
Saya rasa manusiawi juga seorang ibu kadang saking sibuk dan
mumetnya ngurus ini itu di rumah atau di kantor, bisa lupa untuk berkomunikasi
dari hati ke hati dan mengapresiasi prestasi anak. Nah, dengan ingat Lotte
Choco Pie si soft cake coklat dengan marshmallow ini, mudah-mudahan kita jadi teringat untuk
selalu mengapresiasi prestasi harian anak-anak sambil bersnacking ria bersama.
Lomba Vote Video
Berhadiah Liburan ke Jepang
Lotte Choco Pie mengajak kita untuk memilih atau memvote
salah satu video yang ada di www.lottechocopieindonesia/activity
dan mendapatkan trip ke Jepang bagi voters yang beruntung. Dan 500 pemenang
yang ebruntung akan mendapatkan voucher belanja juga. Huwaaaa.
Caranya gampang, pilih salah satu (dari 3 video yang ada)
yang sangaattt mencerminkan bentuk apresiasi kita terhadap prestasi harian si
kecil.
Saya sendiri, dan ke-30 Mom Blogger lainnya pun sudah ikutan
loh. Saya memilih video berikut ini, yang mencerminkan bentuk prestasi harian
yang dilakukan oleh anak-anak di rumah dan bagaimana saya mengapresiasinya.
Caranya mudah banget, kita tinggal buka web www.lottechocopieindonesia/activity
jika kita sudah pernah registrasi, maka kita bisa langsung memilih ‘vote’ pada
video yang pas dengan keseharian kita. Sedangkan bagi yang belum pernah
meregistrasikan diri, kita tinggal memasukkan data diri dan email, kemudian
klik tombol ‘vote’ Mudah bukan?
Periode votingnya sendiri dibuka sejak tanggal 12 April-13
Mei 2018. Masih panjang kan waktu votenya, jadi jangan sia-siakan waktu dan
kesempatan ini yaaa. Siapa tau beruntung mendapatkan Trip ke Jepang atau
voucher belanja.
***
Premium Moment Together dengan anak mau tidak mau memang kita sebagai ibu yang harus menciptakan, begitupun apresiasi bagi prestasi harian si kecil. Karena kalau bukan kita yang memberikan support bagi anak, maka siapa lagi yang akan mendukung prestasi dan kemajuan diri anak.
Karena penghargaan sekecil apapun, akan terasa sangat besar dan insya alloh akan terkenang di sepanjang kehidupannya kelak.