Copyright by tettytanoyo. Powered by Blogger.

Tahapan Perkembangan Anak Usia 1-6 Tahun: Mengubah Cara Pandang Tentang Anak 'Nakal'


Assalamu'alaikum, temen-temen pembaca blogku yang setia. 

Apa kabarnya hari ini? Apa kabar cucian, setrikaan, cucian piring, masakan, dan sobat dapur lainnya? Hahahaha.

Hayo hayo, udah selesai semua belum pekerjaan rumahnya? Kalau saya alhamdulillah dari semalem udah beres, jadi pagi-pagi gak banyak pekerjaan yang harus saya selesaikan. Paling tinggal ke tukang sayur, ngejemur pakaian, ngasih makan kelinci, masak makanan (yang sudah food/meal prep).

aldebaran ikut kasih makan kelinci

Jadi, yaaa, alhamdulillah lebih ringan pekerjaan saya di pagi-sore hari, karena sudah dikerjakan tadi malam, sebelum tidur.

Tahukah Emak-emak semua? Salah satu asyiknya pekerjaan yang sudah beres dikerjakan di malam hari, membuat pagi kita lebih good mood. Gak ada tumpukan cucian baju atau pun piring. Rumah bersih gak bikin bete. Aktivitas bisa dimulai lebih ceria kan jadinya.

Nah, karena saya sudah mengerjakan pekerjaan rumah di malam hari. Saya jadi punya waktu lebih banyak bersama anak-anak.

Selain itu, saya juga punya waktu untuk membaca dan menulis blog. Tapi memang tetep ya, ngurus anak jadi yang utama, karena saya masih punya bayi 9 bulan dan balita berusia 3 tahun.

Waini pasti udah ketebak banget, kalau mereka ini sedang dalam periode emas pertumbuhan. Tapiiii, masih banyak orang tua yang salah menyikapi ketika anak-anak sedang bertumbuh dan berkembang.

main bedak sampe cemong 😂

Ada yang bilang anaknya nakal lah, gak bisa diem lah, terlalu aktif lah, dan labeling negatif lainnya. Padahal pada hakikatnya tidak seperti itu lho.

Nah, kali ini saya mau sharing sedikit tentang anak aktif dan proses tumbuh kembang yang sedang ia alami, terutama pada usia Aldebaran (3 tahun) yang memang selalu keliatan gak bisa diam itu.

Anak yang tidak bisa diam itu pada hakikatnya sedang belajar.

Seperti yang saya sebut di atas, bahwa masih banyak orang tua yang menganggap anak gak bisa diam, atau aktif itu adalah anak yang nakal, negatif, gak nurut, dan lain sebagainya. 

Padahal, itu semua totally wrong. Sesungguhnya, anak sedang belajar sesuai dengan tahapan usianya.

Tahapan Autonomy vs Doubt (Mandiri atau ragu).

Tahapan mandiri atau ragu dalam teori psikologi pendidikan Erikson dimulai saat usia 1-2 tahun. Dimana inilah masa-masa anak sudah tidak bisa diam, dan ingin melakukan atau mencoba banyak hal.

Menurut Erikson, tahapan ini adalah tahapan selanjutnya setelah masa infant/bayi (nanti saya bahas terpisah ya soal tahapan ini).  

Pada tahapan ini, anak mulai untuk melakukan self control dan self confidence. Anak usia 1-2 tahun, akan mulai melakukan hal-hal secara "mandiri" misalkan pengen nyuap makanannya sendiri, minum susunya sendiri, pokoknya melakukan banyak hal tanpa intervensi dari orang tuanya.

Dalam masa ini, apa yang harus orang tua lakukan?

Yang harus dilakukan oleh orang tua adalah protective tapi tidak over protective.

Erikson percaya bahwa ketika anak terlalu banyak ragu karena orang tua terlalu over protective, maka di masa depan dia akan menjadi anak yang kurang memiliki rasa percaya diri.



Masa depan ini gak usah jauh-jauh dia udah kuliah, kerja, atau punya anak ya, hehehe.

Efek dari banyaknya sifat ragu dalam dirinya akan tampak pada tahapan perkembangan yang selanjutnya. Seperti saat nanti belajar makan sendiri, pakai baju sendiri, ke toilet sendiri.

Jika anak kurang percaya diri, maka ia akan kesulitan dalam melakukan hal-hal yang berkaitan dengan self care atau tanggung jawab terhadap diri sendiri.

Bagaimana peranan orang tua di tahap ini?

Dalam tahap ini, peran Ibu dan ayah menjadi penting. Berbeda dengan tahapan usia 0-1 tahun yang didominasi oleh peran ibu. Ditahapan ini peran ayah mulai muncul.

Bagi anak usia 1-2 tahun, anak melihat dua peran, yaitu ayah dan ibu. Ayah biasanya lebih suka mengajak anak untuk bermain secara fisik, sedangkan ibu lebih ke arah permainan tradisional seperti peek-a-boo, dan merawat anak-anak dengan penuh kasih sayang.

Menurut Lamb (1979) perbedaan peran pengasuhan ayah dan ibu ini akan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan identitas gender anak. 

Karena kita semua belajar bagaimana menjadi perempuan atau laki-laki dengan melihat kedua orang tua di hari-hari pertama kehidupan kita.


Tahapan Preschool or Kindergarten: Initiative

inisiatif pengen ngasih makan kelinci, walau setelahnya, ya begitulaahh 😂

Menurut Teori Psikologi Erikson, inisiatif berarti kemauan untuk mengambil alih, merencanakan, dan melakukan tugas tertentu hingga akhirnya menjadi sebuah aktivitas. 

Periode inisiatif ini berlangsung sejak usia 2 tahun hingga 6 tahun, dimana anak-anak mulai merasakan tenaga untuk "bertumbuh".

Pada usia ini, biasanya anak akan banyak melakukan insiatif, misalnya kalau ayah atau ibunya lagi ngerjain sesuatu, tiba-tiba ia ikut "nimbrung".

Pada tahap ini biasanya anak akan mencoba mencari "konfirmasi" kepada orang tuanya, apakah boleh atau tidak melakukan sesuatu. 

Jika inisiatifnya diterima, maka anak akan menemukan rasa penerimaan dan penghargaan dari orang tuanya, dan ia pun akan belajar bertanggung jawab. Namun sebaliknya, jika orang tua lebih sering menolak inisiatif anak, maka anak akan menjadi orang yang merasa "selalu salah" di mata orang lain.

Jujur setelah baca ini saya langsung berkaca-kaca dan beristigfar juga, jangan-jangan saya selama ini salah, melihat mereka bukan sedang berkembang tapi memang "aktif" aja. Tapi ternyata semua ada teorinya.

Maaf ya, Nak. Kalau selama ini Ummi kurang ilmu.

Maka dari itu, semenjak mulai baca buku-buku mengenai psikologi pendidikan, teori belajar lagi, saya pun mulai mengubah mind set saya pelan-pelan.

Ketika Aldebaran main sesuatu yang belum pernah dia mainkan sebelumnya, berarti rasa ingin tahu dan inisiatifnya sedang muncul. Jadi jangan kebawa essmosii dulu, tarik nafas dan biarkan dia belajar.

*Sambil dievaluasi, besok-besok mending dia nyari inisiatif sendiri atau kita fasilitasi inisiatifnya itu.

Menjadi orang tua yang protektif.

Seperti yang dikatakan oleh Erikson, protektif boleh, over protektif jangan.

Aldebaran dan berikutnya Aksara, sedang jadi little explorer di rumah. Setiap sudut rumah mereka amati, setiap kejadian mereka amati, dan rasa ingin tau dan inisiatif mereka pun terus menggebu pastinya. 

Bagi saya, sebagai orang tua yang mudah-mudahan mind setnya udah berubah perlahan ini, hal ini justru positif. 

"Berarti anak saya memang tumbuh sesuai dengan perkembangannya"


Pada akhirnya, saya jadi belajar,

 "Oh jadi begini toh seharusnya"

Sekarang, kalau Aldebaran main dan bereksplorasi akan saya biarkan tapi tetap dalam pengawasan. Kalau tiba-tiba jatoh, atau ada insiden, ya sediakan aja obatnya.

Biasanya saya menyimpan obat demam, antiseptic, obat diare, jaga-jaga kalau mereka jatuh atau kecelakaan saat main. 


***

Alhamdulillah bisa ketemu buku zaman kuliah lagi, dan ternyata ilmunya relevan banget dengan apa yang hadapi sehari- hari di rumah.

Dan semenjak membaca kembali teori-teori perkembangan anak, saya jadi lebih "kuat mental" dalam menghadapi masa-masa tumbuh kembang anak.

Selain itu,  hal-hal yang bersifat protektif dan preventif buat anak juga udah banyak banget di sekitar kita sebagai orang tua, tinggal banyak baca aja. Seperti obat-obatan yang aman, mainan yang aman, peralatan bayi dan anak lainnya, pokoknya udah maju lah ya zaman sekarang.

Emang kudu ngelmu ya sebagai orang tua, biar ga salah arah dan ga salah konsep pas ngedidik anak. Anak juga berkembang dan bertumbuh dengan baik.


Selamat bereksplorasi sama anak-anak di rumah yaa, Mak.

***

Sumber: Educational Psychology for Teacher, Anita. E. Woolfolk/Lorraine McCune-Nicolich. Second Edition, 1984.

Agar Liburan Bersama Anak Bebas Gadget


Akhirnya tergelitik buat nulis ini, karena sebelumnya saya nulis tentang Tips Menikmati Liburan Bersama Bayi. 

Apakah benar tips yang saya kasih itu? Apakah dalam kondisi sebenernya anak-anak rewel atau tantrum berlebihan? yang ujung-ujungnya dimulailah peran gadget dalam rangka menenangkan anak.

Oke, saya jabarin atu-atu yaa.

Jadi gini, rasanya mustahil kalau ketika liburan sama anak itu bebas gadget. Pasti deh anak rewel dikasih gadget biar tenang, biar diem, ayah ibunya bisa fokeusss.

Tapi jujur aja, Saya dan suami, alhamdulillah bisa liburan bareng anak tanpa bantuan gadget buat ngasuh mereka. Kami liburan beneran liburan, capek, lelah, bahagia ya dijalani bersama. Sama-sama capek, sama-sama lelah, tapi sama-sama bahagia.

Bagaimana caranya?

Pertama, untuk anak yang kecil. Saya punya Aldebaran, 3 tahun dan Aksara, 9 bulan.

Aldebaran adalah anak yang cenderung anteng di dalam mobil. Sebaliknya Aksara, dia anak yang paling rewel di dalem mobil. Mulai dari tutup pintu mobil aja biasanya dia udah nangis.

Solusinya, buat Aksara. Kasih ASI lah supaya dia diam. Atau bawa camilan kue atau biskuit bayi kesukaannya. Kalau perutnya kenyang, insya alloh dia akan tidur.

Gak berhasil juga? Pinter-pinter ngalihin perhatian anak. Kalau sama Aal, saya bisa main tebak-tebakan.

"Makanan kucing apa?" Ikaaannn

"Makanan ayam apa?" Sayuyyyy

"Makanan Ummi apa?" Nassiiii

"Makanan Al apa?" Teloy dadaayy

Buat mereka sibuk ngomong, sibuk jawab, atau apapun yang penting ada pengalihan isu.

Kemarin pun waktu kita jalan ke Pelabuhan Ratu, kejebak macet sama pawai drumband, anak-anak udah rewel banget. Yaudah deh emaknya terpaksa nyanyi lagu-lagunya Nussa dan Rara. Aldebaran yang hafal ikut nyanyi, sedangkan Aksara ikut dengerin dan kepulesan.

Sampe aus beneran nyanyi melulu.

Al apakah pernah ngambeuk minta gadget? Pernah. Kita kasih, tapi beberapa saat kemudian dia pusing dan muntah. Setelah itu, dia agak takut deh megang gadget di mobil.

Untuk anak yang besar, ada Kifah (8 tahun).

Komunikasilah sama anak, kayaknya Kifah bisa diajak bicara bener ketika umur 5 tahun deh.

Bilang sama anak yang udah besar, kasih arahan dan briefing, kalau kita ini mau liburan, jadi yang harus dilakukan adalah 'Menikmati Perjalanan'

Dulu waktu TK Kifah suka nanya kalau di jalan, "Mi, kita sedang menikmati perjalanan, ya?"

"Iya"

"Jangan lupa liat pemandangan dan ada apa aja sepanjang jalan."

Kalau kamu mau main gadget, ga usah kemana-mana, udah diem aja di rumah. Sayang waktu, tenaga, uang, kalau cuma main HP selama perjalanan.

Alhamdulillah, Kifah ngerti dibilangin kayak gini. Dia gak ngadat gadget atau HP kalau di jalan, karena udah dibriefing untuk menikmati perjalanan.


Ajak anak menikmati liburan.


Selain menikmati perjalanan, ajak anak untuk menikmati liburan. Tentunya dimulai dari orang tuanya ya. Jangan kebanyakan pegang gadget. Kalau lagi di pantai, ya ajak anak main ombak atau pasir. 

Sekalipun ke mall, tetep, anak ga boleh pegang gadget. Kalau mau makan ya makan, kalau mau main ya main.

Jadi inget waktu jalan di sebuah mall, sebut saja Cibinong City Mall. Wkwkwk, mainnya ga pindah-pindah nih. 

Ada anak, didorong pake stroller gitu, dan di depan strollernya dipasangin kayak gorilla pod buat nonton youtube.

Laaahhhh, ini gimana sih. Kalau mau nonton ya di rumah aja. Ngapain sambil didorong-dorong begitu. Kasian juga anaknya kayak yang pusing jadinya, harus melotot ke arah layar, sambil didorong berkelok-kelok.

Komitmen Ayah dan Ibu.

Ini paling penting. Komitmen dan komunikasi dari awal di rumah.

Saya dan Abbiy berbagi tugas ketika kita jalan keluar. Saya pegang Aksa, Abbiy pegang Aldebaran. Dan itu sampai perintilan terkecil sekalipun, kita harus tanggung jawab. Misalkan kayak nyuapin, ganti baju, dll.

Belum bisa bagi-bagi tugas? Yaudah, selesaikan dulu komunikasinya di rumah. Jangan liburan dulu. Sayang udah keluar uang banyak, tenaga, dan waktu kalau harus ribut-ribut sama suami ketika lagi liburan.

Rugiiii.


***

Apakah kami free gadget sama sekali? Ya tentu tidak, saya dan abbiy tetep harus liat HP beberapa jam sekali, takutnya ada informasi urgent atau WA penting yang harus dibalas.

Di tulisan ini pun saya juga udah nulis, bahwasannya kita emang harus menurunkan ekspektasi ketika liburan. Kalau ga sempet foto banyak yaudah, jangan marah-marah. Stok sabar juga dibanyakin, jangan sampai kekurangsabaran kita merugikan diri kita sendiri.


Alhamdulillah, sejauh ini apa yang saya lakukan sama abbiy bekerja dengan baik.

Anak-anak liburan bebas dari gadgetnya. Karena kami selalu menekankan ke mereka, buat apa atuh liburan kalau tetep megang gadget, gogoleran aja di kasur kalau gitu mah.

Dan yang namanya emak, stok sabar ya mau ga mau harus dibanyakin. Rela nyanyi-nyanyi, main tebak-tebakan, nyuapin camilan, intinya sampai bisa ngobrol atau ketawa-ketawa sama anak.

Capek dong? yaiyalah pasti. Kalau ga mau capek, sekali lagi di rumah aja.

Kalau emang mau beneran liburan, yaudah liburan, keluhan kalau bisa disingkirkan dulu. Emang bisa? Bisa kok, asal mindset kitanya aja diubah. Liburan waktunya senang-senang, sayang untuk dinodai.

Kenapa kita harus komit, sabar, dan komunikatif. Supaya liburan kita beneran jadi liburan, bukan sekedar pencitraan.


***
Notes: di rumah kami belum memberlakukan free gadget ke anak-anak, dan kami masih berusaha meminimalisir dan membuat peraturan menggunakan gadget di rumah.

Tapi untuk urusan liburan, teteup yaa. Stop dulu untuk gadget, eman-eman sama uang, tenaga, dan waktunya soale, wkwkwkw.

5 Cara Menikmati Liburan Bersama Bayi


Assalamu'alaikum. Halo pembaca semua, gimana libur lebarannya? Udah liburan jilid ke berapa nih? Anak sekolah masih lama masuknya ya, tanggal 15 Juli 2019, berarti masih ada waktu buat liburan part sekian ya, hehehe.

Ngomongin libur lebaran atau libur sekolah, enaknya emang ya pergi keluar rumah.

Ke rumah saudara sambil silaturahim, main ke alam, staycation di hotel, atau sekedar nge-mall buat nonton bareng sama anak-anak.

Tapi, masalahnya, kalau punya balita apalagi bayi, kira-kira masih nikmat gak sih liburannya?

Ayo jawab jujur, hahaha.

Kalau Saya sih, hmmmm. 

Liburan sama anak (laki-laki semua) yang satu bayi, yang satu balita, dan satu lagi anak-anak, bikin Saya harus ekstra kuat lahir batin, ekstra sabar, dan harus kuat mental juga.

Ini mau liburan apa mau wamil ya baydewey 😂😂😂


liburannya gembollll terussss 😆

Ya pokoknya gitu deh. Jadi kadang tuh saya suka mikir, mending liburan atau di rumah aja ya? Soalnya kalau liburan itu malah lebih capek nyiapin barang, makanan, dan perintilan untuk di jalan.

Belum lagi harus nenangin anak kalau kelelahan dan rewel di mobil, apalagi yang bayi dan balita. Fiuuhh, bikin urat syaraf tegang kalau di jalan. Diperparah dengan macetnya jalanan, anak-anak makin rewel parah.

Dan emang tiap jalan-jalan keluar rumah, begitulah keadaannya. Sibuk persiapan dan riweuh di jalan. Makanya, jalan-jalan gak yaaa? Lelah hati Ibu soalnya kalau di jalan tuh 😌

Seperti kemarin waktu kita ke Pelabuhan Ratu Sukabumi, jaraknya lumayan jauh dan tiba-tiba kejebak macet di jalan karena ada pawai drumband kenaikan kelas di jalanan. Jalanan jadi macet total, gak gerak hingga berjam-jam. 

Kebayang di mobil udah kayak apa dong, anak temen yang ikut di mobil sampai muntah, mungkin karena kelelahan dan jalan yang berbelok-belok.

Ya begitulah dramanya kalau lagi jalan-jalan, yang selalu membuat galau takut gak tahan di jalan dan di tempat wisata.

Karena mau ga mau yang harus turun tangan mengatasi drama-drama itu adalah emaakknyaaaa.

*Oles Balsem


Oleh karena itu, semenjak mengetahui dan mengalami, bahwa pada akhirnya jalan-jalan atau travelling bersama bayi tak seindah impian yang kita harapkan, Saya mulai "menata hati" eciyeh. Supaya lebih "realistis" kalau lagi liburan bareng anak, apalagi ada bayi yang nemplok 24 jam.

Gimana caranya?

1. Jangan berekspektasi berlebihan.

Misal mau jalan ke pantai, sampai pantai niatnya mau foto ala-ala Selebgram dengan bekgron pasir putih dan birunya laut. Atau mau foto siluet ala-ala pas sunset atau sunrise.

Nope!

Mending jangan.

Gak usah terlalu memaksaan diri untuk foto-foto bagus ala instagram. Bisa selonjoran kaki di atas pasir putih juga udah bagus. Karena pas dateng, bayi pasti saatnya makan (kalau di mobil ga sempet makan) Kakak-kakaknya udah kegirangan liat laut, lari-larian, dan seketika bersimbah pasir.

*Cucian detected

Kalau pun mau foto, cukup satu aja. Ya satu aja yang penting bagus, itu pun biasanya muka udah kucel dan kerudung udah gak on point, hahaha.

Kecuali kita bawa Nanny kali ya, bisa bebas pepotoan dan difotoin sama suami atau temen.

So, low your expectation about the foto, please.

review sleek baby travel kit
gak bisa foto sendirian, ini aja difotoin sama Om Teguh 😂

2. Senyumin aja, alias banyakin stok sabar. 

Sebenernya sabar ini udah dimulai dari rumah. Anak susah bangun, males mandi, gak mau sarapan, dll. Jangan sampai udah Bete dari rumah ya, Mak. Karena kalau Bete dari rumah, di jalan juga bakal gak enak.

Karena Saya Emak yang ngoboi, Saya gak terlalu mau mikirin hal-hal yang bikin repot.

Kalau anak gak mau mandi pagi, yaudah suruh aja cuci muka, gosok gigi, dan ganti baju. Kalau anak gak mau makan, yaudah bawa roti dan susu yang banyak buat di jalan. Praktis aja, yang penting bisa jalan on time tanpa marah-marah.

3. Siapin stok makanan yang banyak.

Biasanya, kalau anak udah rewel di jalan, saya selalu ngeluarin makan atau snack buat "nyumpel" mulut mereka supaya diem, dan kalau udah ngantuk karena kekenyangan, mereka tidur.

Alhamdulillah kalau mereka tidur, berkuranglah beban dipundak Mamak ini.

Tapi memang konsekuensinya adalah bikin Bapak anak-anak cemberut, wkwkwk soalnya dia paling gak suka mobil kotor banyak remah-remah makanan.

Hmmm, PR banget jadinya buat nyiapin banyak kresek plastik buat tempat sampah.

4. Bawa baju yang banyak.

review sleek baby travel kit
Travelling rasa pindahan, banyak banget bawa bajunya 😌

Saya jadi inget kata-kata guru ngaji Saya dulu waktu Kifah masih bayi.

"Kalau pergi sama anak, jangan lupa bawa mainan, makanan, dan baju yang banyak"

Heu beneran deh Saya terapkan selalu, apalagi dengan 3 anak laki-laki begini, mau jalan-jalan aja bawa bajunya satu koper 🤣.

Kayak yang lebay sih ya, tapi alhamdulillah, membawa pakaian yang banyak membuat saya tenang, karena kalau anak muntah di jalan, bajunya kena makanan, atau bajunya kotor, bisa ganti-ganti terus. Karena kalau baju anak kotor atau basah, anak bisa masuk angin.

Tinggal mikirin deh, cucian dan setrikaan bakal numpuk setinggi Gunung Gede Pangrango.

*Tempel Koyo

5. Siapkan Travel Kit khusus untuk bayi ketika Liburan.

review sleek baby travel kit
waktu Aksa mantai di Pelabuhan Ratu 😂


Lho? Kenapa kok khusus untuk bayi?

Karena bayi baru lahir masih memerlukan 1000 hari perlindungan dari kuman, penyakit, dan virus yang berbahaya.

Menurut Prof. Dr. Badriul Hegar, Phd.Sp A (K) Dokter Spesial Pencernaan Anak RSCM, Bayi sangat rentan terkena infeksi karena sistem kekebalannya yang belum sempurna. Bila ada bakteri yang masuk, bayi akan lebih mudah terinfeksi.

Bayi juga sangat mudah terkena gangguan cerna karena fisiologis dan fungsi sistem tubuh yang belum sempurna.

Menurut Prof. Hegar, jumlah kuman di usus 10× lebih banyak dibandingkan jumlah sel tubuh.

(Dikutip dari artikel http://m.tribunnews.com/amp/kesehatan/2017/03/26/pencernaan-bayi-rentan-infeksi-karena-jumlah-kuman-di-usus-10-kali-lebih-banyak)


Selain itu, bayi juga rentan terkena bakteri Streptococcus yang menyebabkan infeksi berbeda-beda.

Pada dasarnya, bakteri ini memang terdapat di dalam tubuh manusia, dan jarang menimbulkan penyakit. Namun, pada keadaan tertentu Bakteri Streptococcus ini bisa menimbulkan gejala dan penyakit, mulai dari infeksi ringan hingga infeksi serius.

Bakteri Streptococcus yang rentan menyerang bayi adalah Bakteri Streptococcus tipe B, berupa meningitis dan pneumonia. Gejalanya seperti muntah, tidak ingin menyusu, hingga hilang kesadaran. Resiko jangka panjangnya meliputi resiko gangguan tumbuh kembang, termasuk gangguan panca indera dan gangguan otak.

(Dikutip dari artikel https://www.halodoc.com/bayi-rentan-terkena-infeksi-streptococcus-cegah-dengan-cara-ini).

Wah serem ya, kalau kita tahu ternyata bakteri itu bisa mendatangkan penyakit ringan hingga penyakit serius. Tapi yang namanya seorang Ibu, mau penyakit ringan sekalipun, kita tak akan pernah rela ya, melihat anak apalagi bayi kita menangis kesakitan karena infeksi atau penyakit tertentu.


Review Sleek Baby Travel Kit

review sleek baby travel kit


Salah satu Travel Kit untuk Bayi yang bisa dibawa untuk liburan atau mudik lebaran, adalah Sleek Baby Travel Kit.

Isinya terdiri dari:

1. Sleek Baby Bottle Nipple & Accessories Cleanser

review sleek baby travel kit


Yaitu pembersih botol bayi dan peralatan bayi lainnya, seperti botol susu dan peralatan MPASI. Mengandung Stain Removal Formula yang bisa membersihkan lemak susu dan sisa makanan yang menempel pada peralatan MPASI. Selain itu, dengan Formula yang sudah Food Grade. Sehingga aman digunakan untuk membersikan berbagai peralatan ASI dan MPASI bayi.

Ingat ya, pencernaan bayi masih sangat rentan terkena bakteri yang menyebabkan infeksi, sehingga semua peralatan bayi harus bersih dari sisa kotoran ASI/Susu Formula atau pun makanan.

2. Sleek Baby Travel Wash

review sleek baby travel kit


Yaitu konsentrat pembersih pakaian bayi dengan ekstrak jeruk nipis untuk menghilangkan noda yang membandel. Diformulasikan dengan Natural Plant Extract sehingga tidak menyebabkan iritasi pada kulit bayi.

Di jalan, biasanya bayi muntah, terkena kotoran, atau mengompol dan buang air besar. 

Nah, kalau saya pribadi, gak pengen bawa baju kotor atau terkena noda kotoran/ompol, muntah, dll. Selama bisa istirahat di rest area atau pun mesjid, biasanya noda yang ada di baju bayi saya kucek sebentar di kamar mandi.

Tujuannya supaya bakteri di pakaian bayi langsung pergi, baju jadi tidak bau. Apalagi ketika di cuci di rumah, duh baunya udah gak enak banget. Kalau dikucek sebentar di jalan, pas nyampe rumah, bajunya gak akan bau ketika akan dicuci ulang.

3. Sleek Antibacterial Diaper Cream

review sleek baby travel kit


Yaitu Cream yang digunakan pada saat mengganti popok atau diapers.

Dengan formula Hypoallergenic dan Natural Antibacterial yang sudah diuji secara dermatologis, terbukti efektif untuk mencegah terjadinya ruam popok.

Biasanya, ketika di jalan, kita paling males ganti popok bayi. Ketika saatnya ganti, sebagai pencegahan, lebih baik dioleskan Antibacterial Diapers Cream pada nappy area bayi. Agar kulitnya terjaga dari iritasi sepanjang perjalanan.


4. Sleek Baby Antibacterial 2 in1 Hair and Body Liquid Wash

review sleek baby travel kit


Yaitu 2 in1 shampoo sekaligus sabun cair yang berfungsi untuk membersihkan tubuh bayi.

Andalan banget juga ini, kalau kemana-mana selalu sedia di mobil. Karena bayi itu gampang keringetan, jadi suka numpang mandi deh di rumah nenek atau saudara kalau lagi berkunjung.

Harga Sleek Baby Travel Kit ini bisa dilihat di official storenya Kino di LAZADA.

Atau mau lihat seputar produknya dan komentar/testimoni Mama-mama lainnya. Bisa dilihat juga di Facebook Sleek Baby dan Instagram Sleek Baby.

***
Jadi, gimana dong cara menikmati liburan sambil bawa bayi?

Seperti yang saya sebutkan di atas aja. Low your expectation, sabar, dan jangan lupa persiapan yang matang.

Seperti kata orang bijak bilang. Ketika anak terlahir ke dunia, hidup kita sudah tak sepenuhnya lagi milik kita. Hidup kita akan didedikasikan untuk anak-anak.

Bukan berarti kehadiran anak akan merenggut kebahagian kita sebagai orang tua. Tapi, kita akan bahagia dan menikmati liburan "Dengan cara yang berbeda" 



Apalagi kalau pas udah nyampe rumah mereka bilang,

"Makasih ya Ummi, aku seneng lihat laut, ombaknya besar, aku bisa main pasir, nanti kita ke laut lagi ya, Ummi, sama Abang, sama adek bayi." Celoteh si tiga tahun.

review sleek baby travel kit
Aldebaran (3 tahun)  ketagihan mantai lagi 
Kifah (8 tahun) apalagi, pengen balik lagi ke pantai 

Huwaaa, hati mana yang gak berbunga-bunga, kenangan liburan bareng sekeluarga pasti bakal mereka ingat sampai dewasa.

Yuk ah Kiddos, kita Lets Go lagiiiiii liburannnn.

Cara Mudah Membuat MPASI dengan Nuby Garden Fresh


Assalamu'alaikum, alhamdulillah kita sudah sama-sama menjalani puasa di bulan Ramadhan dan berlebaran ya, siapa nih yang belum bisa move on dari makanan khas lebaran? Hayoo, nanti timbangan geser kanan lagi loh.

Hehehe.

Ngomongin soal makanan, alhamdulillah Saya bersyukur, kali ini adalah ketiga kalinya saya membuat MPASI untuk anak saya yang ketiga yaitu Aksara.

Waktu anak pertama, saya ngerasa kurang sukses dan kurang percaya diri waktu ngasih MPASI, di anak kedua alhamdulillah mulai lebih percaya diri dalam memberikan makanan pertama untuk bayi.

Sebenernya makin ke sini, Ibu muda makin banyak "bala bantuan" banget buat bikin MPASI.

Baik untuk mengolah makanannya, atau pun untuk menyajikannya. Banyak cara praktis untuk membuat MPASI Bayi. Banyak peralatan yang mudah digunakan, seperti Slow Cooker, Food Processor, bahkan peralatan pelumat makanan bayi pun makin beragam. 

Selain itu, resep MPASI juga bertebaran di Facebook, Instagram, atau di website-website. Tinggal ikutin resepnya, jadi deh.

Seneng banget rasanya diberi kemudahan untuk membuat MPASI di rumah untuk Aksara. Apalagi dia lagi seneng-senengnya nyuap segala macam makanan, dan juga benda-benda, dari pada makan yang aneh-aneh, lebih baik kita manfaatkan "curiosity" bayi untuk mencoba berbagai ragam menu MPASI untuk bayi.

Sebelum sharing tentang cara praktis ala saya dalam memberikan MPASI untuk Aksara di rumah, kita cari tahu dulu yuk, panduan memberikan MPASI yang baik dan benar.



1. Perhatikan kebersihan dan keamanan bahan pangan yang akan kita olah. Ketika membeli periksa baik-baik kondisinya, misalkan membeli daging, ikan, ayam, pastikan bahannya segar. Begitu juga untuk buah dan sayur.

2. Perhatikan cara mengolahnya, kita harus tahu nih bagaimana mengolah makanan agar tidak hilang gizinya. Selama ini sih yang saya tahu, bahan makanan untuk MPASI bayi lebih baik dikukus dibanding direbus. Karena merebus makanan biasanya akan menghilangkan banyak kandungan nutrisi di dalam bahan pangan tersebut.



3. Jangan menghaluskan dengan blender. Nah, konon katanya, panas yang dihasilkan dari putaran blender juga bisa menghilangkan gizi dari makanannya.

4. Tekstur juga harus diperhatikan. Bayi 6-8 bulan mungkin masih mengkonsumsi bubur saring yang lembut, setelah menginjak 9 bulan bisa kita naikkan teksturnya menjadi lebih kasar untuk menstimulus otot-otot mulu, pertumbuhan gigi, dan kemampuan motorik lainnya dalam proses mengunyah makanan.

5. Kombinasikan bahan makanan sesuai dengan menu empat bintang, yaitu Karbohidrat, Protein Hewani, Protein Nabati, dan Serat. 

Mengkombinasikan menu empat bintang ini memang butuh kreativitas banget Ibunya, saya juga kadang kehabisan ide buat mengkombinasikan menu. 

Tapi untunglah ada internet, bisa cari inspirasi deh sambil googling.

Cara Mudah Membuat MPASI dengan Nuby Garden Fresh Series

Nuby Garden Fresh Series

Seperti yang sudah saya tulis di atas, zaman sekarang apa-apa serba mudah kalau kita mau belajar dan mencari informasi.

Dari dulu, prinsip hidup saya itu segala sesuatu jangan dibuat susah diri sendiri, buat sesimpel mungkin.

Nuby Garden Fresh Series

Apalagi dengan kemajuan teknologi sekarang ini, harus makin smart dalam mengerjakan perkerjaan rumah tangga, termasuk urusan MPASi.

Nah, sekarang Saya seneng banget, karena urusan MPASI Aksa bisa banget mengandalkan Garden Fresh Series dari Nuby.

Apa kelebihan peralatan MPASI Garden Series dari Nuby ini?

3D Silicon Bib

1. Kualitas produk yang baik, aman (BPA Free), dan sangat fungsional. Silikon yang digunakan juga halus dan lembut.

2. Merupakan produk peralatan bayi dari USA yang terkenal dari dulu.

Fruit and Veggie Press untuk memeras buah dan sayur

3. Desain yang fungsional sehingga mudah digunakan. Selain itu desainnya juga memiliki warna yang cerah dan menarik. Sehingga membuat MPASI jadi lebih asyik.

Mash 'n Feed untuk melumatkan buah atau sayur kukus

4. Harga yang cukup terjangkau mengingat kegunaan fiturnya yang bermanfaat dan memudahkan pembuatan MPASI. 

Silicon Spoon

Pssst, Nuby Discount up to 50% selected items lho.

Periode: 7-30 Juni 2019 di Toys Kingdom, Suzanna Baby Shop, Aeon BSD, dan Central Dept Store.

5. Mudah dibersihkan dan disimpan. Bahannya mudah dibersihkan, begitupun dengan bahan silikonnya. Mudah disimpan karena bentuknya tidak terlalu besar.

Sunction Bowl and Spoon, mangkok dan sendok yang mudah digunakan di rumah atau pun di perjalanan karena ada tutup mangkok, sendok, dan silikon anti slip.

6. Dirancang "On the Go" sehingga memudahkan kita memberikan MPASI ketika sedang di dalam perjalanan.

The Nibbler, untuk ngemil buah dan sayur

Favorit saya adalah Squeeze Feeder, untuk memberikan makanan di perjalanan. Praktis, anti tumpah, dan bisa dibawa di dalam tas tanpa khawatir bikin tas jadi kotor.

Squezee Feeder, memberikan MPASI lebih mudah karena dimasukkan ke dalam botol silikon yang mudah ditekan dan memiliki sendok di ujung botolnya.

Kemudian saya suka Freezer Pots, karena sejak zaman MPASI abang Kifah dulu, saya memang suka nyimpen MPASI porsi kecil di dalam kulkas, atau membuat kaldu ayam, sapi, dan udang beku.

Freezer Pots

Kesimpulannya, dengan menggunakan Produk Garden Fresh Series dari Nuby, membuat dan menyajikan MPASI jadi lebih mudah, praktis, sehat, dan juga lebih hemat pastinya.

Bayi juga makan dengan lebih menyenangkan karena desain yang lucu dan berwarna-warni.

Aksa waktu mamam di Pantai Karang Hawu Pelabuhan Ratu kemarin.

Membuat MPASI Homemade dengan bahan, alat, dan cara yang tepat tentunya membuat kualitas MPASI lebih sehat. 



Selain itu, membuat MPASI dari bahan alami yang dikonsumsi oleh keluarga akan membuat si kecil mudah beradaptasi dengan makanan rumahan nantinya (pengalaman memberikan MPASI Aldebaran dulu) dan meminimalisir sampah yang dibuang ke lingkungan.

Menu Homemade buat Aksa. Soto Ayam Wortel.


SOTO AYAM WORTEL

°ðŸ¥•ðŸ¥•ðŸ¥•°

Aksa lagi GTM dari mudik kemarin, jadi harus nyari menu lagi buat Aksa, supaya nafsu makannya balik lagi.




Waktu Ramadhan kemarin, Aksa pernah dibikinin Soto Ayam, dan tadi di tukang sayur, saya kepikiran bikin Soto Ayam lagi buat Aksa.

Bahan:

Beras untuk bikin bubur.
Saya bikin bubur di slow cooker. 
Untuk bubur, saya tambah daun salam dan margarin secukupnya.

Daging ayam dicincang/blender+Wortel dikukus sampai matang.

Kuah soto:

Air kaldu/rebusan tulang ayam (sisa membuat ayam cincang tadi) secukupnya.

Air secukupnya, santan.

Bumbu: 1 siung bawang merah, 1 siung bawang putih, 1 butir kecil kapulaga, sejumput ketumbar bubuk, garam secukupnya.

Cara membuat:

Ulek bumbu, kemudian tumis, masukkan air, kaldu, dan santan. Masak hingga mendidih, sisihkan.

Kemudian buatlah bubur dengan kuas soto dengan Slow Cooker hingga matang.

Setelah bubur matang, masukkan ke dalam Nuby Mash 'n Feed bersama Ayam Cincang dan Wortel kukus.




Haluskan selama 1-2 menit.




Masukkan ke dalam mangkok/sunction bowl dari Nuby. Siap deh dihidangkan.

Kan males ya kalau bikin Kuah Soto terus, cara menyiasatinya adalah dengan menyimpannya di dalam freezer dengan Freezer Pots dari Nuby.




Selain menyimpan kuah soto, bisa juga untuk menyimpan aneka macam kaldu, ataupun makanan dalam porsi kecil, jadi ga perlu masak berulang-ulang ketika akan memberikan MPASI.



Yeay mudah-mudahan nafsu makan Aksa kembali lagi nih setelah makan Soto Ayam.

Jadi bukan Abbiy Umminya aja yang suka nyoto, Aksa juga dong.

Hehehe.





Terima kasih Nuby, telah hadir menemani masa MPASI Aksara.  Kunjungi instagram Nuby @nubyindo untuk liat produk Nuby yang lucu-lucu yuk!

Ada yang menggunakan produk Nuby juga? 

Sharing yuk di kolom komentar.