Copyright by tettytanoyo. Powered by Blogger.

Menemukan Kembali Diri dengan Pindai Sidik Jari

 analisa sidik jari minat dan bakat anak di all smart jawa barat


“32 tahun mau pindai sidik jari?”

“Ummi, mau pindai sidik jari buat apa? Emang Ummi mau sekolah?” Tanya Kifah ketika mengantarkan saya ke All Smart Pindai Sidik Jari di Kawasan BNR Bogor.


Ketika Bu Ika (Konsultan sekaligus pemilik All Smart Pindai Sidik Jari Jawa Barat) menawarkan untuk memindai sidik jari, saya langsung mengiyakan. Pindai sidik jari kali ini, untuk saya, bukan untuk anak-anak.

 

Setelah menikah dan punya anak, 90% prioritas all out untuk anak. Saya dan suami, sudah jarang sekali memprioritaskan diri sendiri, untuk melakukan sesuatu yang sifatnya pribadi,  kalaupun melakukan atau membeli sesuatu ya fungsinya untuk dipakai bersama keluarga, bersama anak-anak.

 

Ketika tawaran memindai sidik jari itu untuk saya, tentu saya merasa bahwa kali ini saya juga harus ‘mengurus diri saya sendiri’ Mencari tahu lebih dalam tentang diri saya, melakukan perencanaan ulang tentang hidup saya sendiri, mencari kelemahan dan kelebihan yang saya miliki, melihat kembali potensi diri yang masih bisa saya gali.


Baca juga: Yang Saya Pelajari di Usia 30-an

Rekomendasi Suplemen Vitamin Anak Tablet untuk Tingkatkan Imunitas

 

review-interlac-vit-d3-tablet-suplemen-tablet-kunyah-alternatif-vitamin-sirup



Rekomendasi Suplemen Vitamin Anak Tablet untuk Tingkatkan Imunitas.


“Mi, aku demam.” Ucap Aldebaran di pagi hari sebelum berangkat ke sekolah.

“Waduh.” Respon saya saat itu.

“Bibir sama lidah juga perih, kayaknya aku sariawan, deh.” Katanya lagi.

 

Sebenarnya, ketika anak demam atau pusing, saya tidak panik. Jika tidak menggunakan obat-obatan herbal seperti madu, habbatusauda, lemon, jahe, dll. Biasanya saya selalu sedia parasetamol di rumah, karena kadang-kadang, anak-anak mendadak demam di tengah malam.

 

Namun seperti yang kita tahu, semenjak kasus kematian anak karena penyakit ginjal akut, obat cair atau sirup seperti parasetamol dilarang digunakan oleh pemerintah, karena mengandung zat berbahaya di dalamnya. Lalu pertanyaannya, bagaimana cara mengonsumsi obat alternatif selain sirup?

30 Pertanyaan Pillow Talk Anti Mainstream

 



"Tadi di sekolah belajar apa?" Tanyaku pada Aldebaran

"Lupa" Jawabnya singkat.

"Tadi di sekolah ngapain aja?"

Ia menatap ke arah saya, seakan matanya berkata, "Menurut Ummi, aku ngapain aja di sekolah? Jualan siomay?"


Ya begitulah kira-kira pertanyaan mainstream kita sebagai ibu-ibu (karena saya yakin, bukan hanya saya yang bertanya seperti itu), hahaha.


Berikut ini adalah 30 Pertanyaan Pillow Talk Anti Mainstream untuk bercengkrama bersama si kecil di rumah!


Battle Masker Herbalism Mugwort vs Seriously Shooting & Hydrating Gel Scarlett, Lebih Bagus Mana untuk Wajah Berminyak?

 

Battle Masker Herbalism Mugwort vs Seriously Shooting & Hydrating Gel Scarlett, Lebih Bagus Mana untuk Wajah Berminyak?


Assalamu’alaikum, anyeong yeorobun!

 

Scarlett selalu membuat inovasi dan pengembangan produk-produknya. Saya salut, sebagai local brand, tentunya hal ini harus diapresiasi. Beberapa kali saya sudah mencoba dan mereview produk dari Scarlett, mulai dari body lotion, body gel shower, berbagai serum untuk wajah, dan lain-lain.


Dari berbagai produk Scarlett, saya memang paling suka produk perawatan seperti scrub dan masker, produknya nyaman dipakai, dan wangiiii sekali. Khas produk Scarlett ini memang memiliki wangi yang khas dan tahan lama dibanding produk serupa/sejenis.


Ada yang sudah mencoba berbagai varian produk Scarlett?

10 Kriteria Suami Idaman (Anti KDRT) Seperti ASUS ROG Phone 6, Emang Bisa?

 asus rog phone 6 blog


Bruk! Prak!


Seorang wanita berlari tergopoh hingga menabrak pintu rumah. Seketika, ia buka pintu tersebut dan berlari tanpa alas kaki. Keringat dingin deras mengucur membasahi wajahnya. Kaos oblong lusuh ia pakai sesekali untuk menyeka keringatnya. 


Sambil terus berlari tanpa arah dengan penuh ketakutan, Ia meninggalkan rumahnya yang sudah hancur berantakan. Piring, gelas, kompor, dan perabot dapur lainnya sudah menjadi puing di dalam rumah yang selama ini ia tempati bersama suami dan anak-anaknya.


Di belakang wanita tersebut, seorang lelaki berlari mengejar membawa golok, sambil berteriak dengan keadaan setengah mabuk, ia memanggil nama perempuan tersebut dan bersumpah serapah.

 

“Eh, jangan lari lu, cepet ke sini! Gue bilang berhenti! Dasar perempuan gak tau diri!”

 

Ibu Rumah Tangga Bisa Terjebak Toxic Productivity?

 



"Kok aku ga produktif banget, ya?"

"Ibu rumah tangga lain kok bisa sih, bikin konten terus? Bikin blog, vlog, postingan instagram?"

"Apa aku males, ya?"

"Apa aku gak bisa atur waktu, ya?"

Familiar dengan kata-kata seperti di atas? Merasa gagal produktif setiap hari, merasa gak bisa atur waktu? seakan orang lain bisa menghasilkan banyak karya sedangkan kita ngga?


Mungkin saja, kamu (sebagai ibu rumah tangga) terjebak dalam toxic produktivity. Akhir-akhir ini, saya sering mendengar istilah ini di media sosial, karena penasaran, saya cari informasinya di google dan media sosial.




Apa itu Toxic Productivity?

“Toxic productivity adalah keinginan tidak normal untuk menjadi produktif setiap saat. Namun, produktivitas yang berlebihan justru bisa menyebabkan burnout dan mengganggu kesehatan mental yang malah membuat kamu menjadi kurang produktif. Dengan mengenali tanda-tandanya dan berusaha untuk meluangkan waktu untuk beristirahat, toxic productivity bisa diatasi.”