Copyright by tettytanoyo. Powered by Blogger.

Mau Usaha di Bidang Kuliner? Ini Dia Panduan Sertifikasi Halal untuk UMKM dari Evervista

 



“Mi, stop!” Teriak si bungsu yang berusia 5 tahun.

“Kenapa, dek?” tanyaku.

“Mi, kalau mau beli makanan harus lihat logo halalnya.” Ucap si bungsu sambil menunjuk bungkus kemasan di sebuah mini market.

“Adek tahu dimana tentang halal?” Tanyaku lagi.

“Di youtube, hati-hati takutnya ada B*B* nya, lho!” Jawab Aksara.

 

Rasanya bagai "disentil" anak sendiri, kini saya harus pilah-pilih dan selektif ketika membeli sebuah produk, pastikan ada SERTIFIKAT HALAL melalui logo halal yang terpasang di kemasan.


Konten media sosial memang tak selamanya buruk bagi anak, kadang kala terselip konten edukasi mengenai berbagai hal, termasuk tentang sertifikasi halal makanan. Bahkan sekarang, beberapa konten kreator baik dalam dan luar negeri, muslim dan non muslim, banyak membuat konten seputar produk yang halal dan haram untuk dikonsumsi oleh umat Islam.

 

7 Tips Liburan ke Bali Hemat Budget untuk Satu Keluarga

 

 

Setuju ngga, sih, Pulau Bali kini memiliki pesona lebih dibanding sebelumnya? Bak surga di Asia Tenggara, aktris dan aktor Korea diberitakan hilir mudik berlibur ke Pulau Bali. Ada apa, sih di Bali? Seindah apakah Pulau Dewata ini?


Banyak orang yang takut untuk berwisata ke Bali karena Bali identik dengan wisata yang mahal dan hanya bisa dinikmati oleh kalangan tertentu saja. Eitss, itu dulu, dengan berbagai kemajuan teknologi dan kemudahan di era digital seperti sekarang ini, berlibur ke Bali bukan hanya menjadi impian semata, lho. Liburan ke Bali bisa diwujudkan dengan berbagai trik ‘ala Backpacker’ bahkan untuk satu keluarga!


Penasaran gimana caranya?


Kali ini, saya mau sharing beberapa tips untuk liburan ke Bali dengan budget yang ramah kantong namun tetap bisa merasakan liburan seru bersama keluarga.

 

Para aktor dan aktris drama Korea bulak balik liburan ke Bali

HokBen Membuka Store-nya yang ke-389 di Bogor, Ini Dia Lokasinya dan Berbagai Promo yang Bisa Kamu Dapatkan!

 

hokben gunung batu bogor

"Mi, jalan-jalan, yuk!" Rengek anak-anak ketika weekend hanya di rumah aja.

"Mau jalan-jalan ke mana? Nanti repot deh, kalau makan suka maunya sendiri-sendiri menunya." Jawab saya ogah-ogahan.

"Tenang, kan, ada Hokben. HokBen ada dimana-mana, sekeluarga cocok semua sama menu makanannya." anak-anak mencoba merayu.

"Hmmm, oke, deh." Akhirnya saya pun tak bisa menolak.


Saya jadi ingat pengalaman mudik ketika hamil anak ketiga (Aksara) dan saya membawa balita berusia 2 tahun (Aldebaran). Saya dan suami mau mudik ke Bandung naik Argo Parahyangan membawa balita dan saya sedang hamil besar, sedangkan si sulung (Kifah) sudah terlebih dahulu berangkat ke Bandung.


Saat itu kami mendapatkan tiket yang benar-benar Last Minute, tiket terakhir dengan pemberangkatan terakhir pula di malam takbiran. Rasanya benar-benar memacu adrenalin untuk bisa mudik ke Bandung karena saat itu kami belum memiliki kendaraan pribadi, jadi ya mau  tidak mau naik kereta api atau naik bus, dan kala itu kami memilih naik Argo Parahyangan di Stasiun Gambir.


Singkat cerita, kami berangkat setelah ashar dari rumah kami di Bogor, sampai di stasiun Gambir masih sore menjelang buka puasa, sementara kereta api terjadwal pukul 20.00 WIB dan akan tiba di Bandung pukul 23.00 WIB.


Karena saat itu bulan Ramadan dan sudah malam takbiran, akhirnya kami memutuskan berangkat sore hari dan berbuka puasa di Stasiun Gambir saja, supaya tidak ketinggalan kereta. Dengan kondisi hamil besar, membawa balita dan juga cukup kelelahan dan sedang menunggu kereta Argo Parahyangan berangkat, saya dan suami mencari resto untuk berbuka puasa. Kala itu stasiun Gambir sedang penuh oleh calon penumpang kereta api, hampir semua resto penuh dengan orang yang sedang berbuka puasa.


Hamil dan membawa balita membuat saya 'picky' untuk memilih tempat untuk berbuka puasa, karena gak semua menu bisa dimakan karena saya hamil dan kakak Aldebaran yang masih berusia 2 tahun juga cukup sulit untuk makan menu dewasa selain nasi goreng, mie goreng, dll. Akhirnya saat itu saya melihat store HokBen di Stasiun Gambir, melipir, lah kami ke sana dan memesan makanan, alhamdulillah kami semua bisa berbuka puasa bersama, dengan menu HokBen yang Bumil dan Balita Friendly.


Sejak saat itu lah saya menobatkan HokBen sebagai resto yang paling Family  Friendly ketika sedang di perjalanan, karena store-nya banyak tersebar dimana-mana, rasanya enak dan bersahabat, anak-anak juga suka karena ada paket untuk anak plus dapat hadiah yang lucu-lucu, dan harganya pun cukup ramah kantong. Jadi kita sudah bisa membuat estimasi budget ketika makan di HokBen satu keluarga. Saat ini HokBen yang sering kita kunjungi adalah HokBen di Cibinong City Mall, dan di pertigaan Salabenda, Kabupaten Bogor.


Menjadi Ibu Rumah Tangga itu Tidak Bekerja? Yuk, Baca dulu Fakta bahwa Merawat juga Bekerja!

 


“Ibu rumah tangga itu ngga bekerja, karena memang ya di rumah aja. Kalau pun digaji, paling bayarannya 2M, Makasih Mama”


Walaupun memiliki pekerjaan ‘Mengurus Rumah Tangga’ pada Kartu Tanda Penduduk (KTP) terkadang ibu rumah tangga dianggap tidak bekerja atau menganggur karena tidak bekerja di sektor publik atau memiliki kantor yang harus didatangi setiap hari.


Padahal pekerjaan ibu rumah tangga di rumah begitu banyak, semenjak membuka mata di pagi hari hingga malam hari tiba. Bahkan jika memiliki bayi, balita atau lansia, ibu rumah tangga bekerja hampir 24 JAM, karena harus menyusui bayi di malam hari atau merawat lansia yang sudah berkurang kemampuan kemandiriannya.

Ini Dia Produk Mustela yang Ampuh Mengatasi Ruam Popok dan Biang Keringat pada Bayi

 

Ini Dia Produk Mustela yang Ampuh Mengatasi Ruam Popok dan Biang Keringat pada Bayi


“Duh, kok, anakku sering banget kena biang keringet, ya?” Tanya seorang teman.

“Lagi aktif-aktifnya ya, sekarang?” Saya balik bertanya.

“Iya, banget.” Jawabnya lagi.


Salah satu ‘nightmare-nya’ seorang ibu adalah ketika bayi terkena biang keringat dan ruam popok. Saya pernah mengalaminya ketika Kifah berusia sekitar 2-3 bulan. Muncul bintik-bintik merah di sekitar paha dan bagian belakangnya. 


Semenjak muncul ruam merah di bagian paha, nappy area, dan disela-sela lipatan, Kifah kecil selalu menangis setiap malam. Waktu itu saya belum paham itu adalah ruam popok yang membuat bayi tidak nyaman, bahkan kesakitan.


Ruam popok yang terjadi kepada Kifah juga disusul oleh biang keringat ketika ia berusia 6 bulan ke atas dimana ia sudah mulai aktif bergerak. Sebagai seorang ibu ‘amatir’ saya cukup stress menghadapi DUA MIMPI BURUK pada bayi ini, yakni ruam popok dan biang keringat.



Kifah selalu rewel dan menangis, dan saya pun kelelahan dan kewalahan karena hampir setiap malam menjaganya hingga dini hari. Maka dari itu, pengalaman berharga menghadapi ruam popok dan biang keringat selalu saya ingat baik-baik sehingga saya mampu mengantisipasi dua masalah tersebut untuk bayi-bayi selanjutnya.

Begini Rasanya Setelah Tidak punya Bayi



“Wah, enaknya udah ngga punya bayi, pasti sekarang udah bebas nih, gak capek lagi.” Seloroh seorang teman.



“Hmmm, iya.” Jawabku pelan.



Hari ini Si bungsu Aksara sudah berusia 5 tahun, dia sudah bukan balita lagi apalagi bayi mungil dengan aroma khas minyak telon yang sangat menenangkan. Padahal rasanya baru kemarin saya rajin membeli skincare aman untuk ibu hamil dan menyusui.


Kini Aksara sudah tumbuh menjadi anak laki-laki yang hobi bersepeda dan bermain bola, sudah bisa berangkat ngaji sendiri dan sebentar lagi akan masuk taman kanak-kanak pada Juli mendatang. 



Kalau orang lain mengatakan “Enak ya, udah ngga punya bayi.” Memang ada benarnya. Tidur saya sudah mulai teratur dan nyenyak tanpa terganggu tangisan ingin bayi di malam hari yang terbangun beberapa jam sekali. Berat badan juga sudah mulai stabil karena ada waktu untuk berolah raga, lemak dan strecth mark pasca melahirkan berangsur menghilang.


Homeschooling, Sekedar Tren atau Kebutuhan Pendidikan Anak?

 




Homeschooling atau sekolah di rumah tanpa mengikuti sekolah formal pada umumnya di sekolah menjadi salah satu pilihan pendidikan yang diberikan orang tua kepada anaknya. Namun pertanyaannya, apakah homeschooling ini hanyalah sebuah ‘tren’ belaka? Atau benar-benar menjadi kebutuhan anak?

 

10 tahun yang lalu, homeschooling menjadi salah satu cara belajar yang menjadi buah bibir karena masih jarang sekali orang tua yang memilih homeschooling sebagai salah satu sarana belajar bagi anak-anak mereka.

 

Anak homeschooling dinilai tidak sama dengan anak yang sekolah formal pada umumnya, bahkan bisa jadi anak homeschooling dinilai ‘berbeda’ karena bersekolah dari rumahnya sendiri, tidak memiliki guru atau pun teman-teman sebaya seperti sekolah formal lainnya di Indonesia.

 

10 tahun berselang, homeschooling kini menjadi suatu hal yang lumrah dan menjadi alternatif pendidikan yang bisa memenuhi kebutuhan pendidikan anak. Apalagi dengan terjadinya kasus Pandemi Covid-19 beberapa tahun lalu, percepatan pendidikan era digital dan pembelajaran mandiri menjadi titik tolak perkembangan pendidikan masa depan, salah satunya homeschooling.

 

Bahkan pasca pandemi Covid-19 lembaga pendidikan yang memang menjadi penyedia layanan homeschooling makin ‘menjamur’ dan cukup diminati oleh para orang tua.

 

Cara Mudah Menghindari Kepala Bayi Peyang yang Wajib New Mom Ketahui

 



“Bu, kok  kepala bayi ibu peyang sebelah?”

 

Begitulah tanggapan julid tetangga dan beberapa kerabat ketika melihat adik laki-laki saya waktu kecil. Rambutnya yang selalu dibuat botak atau cepak ala tentara membuat bentuk kepalanya yang peyang atau tidak bulat merata nampak jelas di mata setiap orang. Dan tentunya membuat orang ‘gatal’ ingin berkomentar.

 

Saat itu usia saya masih sekitar 12 tahun, tentunya belum paham kenapa bentuk kepala adik laki-laki saya miring di satu sisi atau dikenal dengan istilah ‘peyang’. Dan sayangnya bentuk kepala yang tidak bulat merata tersebut terbawa hingga dewasa dan sulit untuk ‘diperbaiki’ kembali.

 

Ketika saya sudah dewasa, menikah, hamil dan akan melahirkan, saya teringat akan kejadian ini. Bahwa ibu saya dulu sering dikomentari oleh orang lain terkait kepala bayi (adik saya) yang peyang ke satu sisi, sehingga bentuknya tidak bulat sempurna. Seketika itu pula saya segera mencari tahu, apa penyebab dan bagaimana mengatasi kepala bayi peyang, agar hal ini tentunya tidak terjadi kepada anak saya ketika lahir.

 

Pertama tentunya untuk menghindari bullying kepada ibu pasca melahirkan, dan yang kedua tentunya saya mencari tahu apakah ada efek kesehatan yang akan timbul jika kepala bayi peyang seperti itu.

 

5 Skill yang Harus dimiliki Anak agar Tak Jadi Generasi Strawberry

 


 

“Dasar generasi strawberry!” Keluh seorang guru yang mengajar di bangku sekolah dasar.


Setelah membaca resume buku Strawberry Generation dan membaca motivasi Helmy Yahya yang syarat akan perjuangan hidupnya yang berliku, saya menyadari satu hal, yakni hari ini kita sedang menciptakan Generasi Strawberry.


Bukan hanya saya sebagai orang tua, guru pun merasakan hal yang sama. Semenjak mulai mengajar anak-anak di kelas rendah, guru menemukan banyak ‘keganjilan’ yang terjadi. Seperti anak yang cenderung kreatif namun mudah menyerah, anak yang tidak mampu berkomunikasi untuk menyelesaikan masalahnya, ditambah orang tua murid yang selalu ‘berpesan’ ini dan itu kepada sang guru setiap harinya.

 

Fix! Ini sih, Namanya generasi strawberry, yakni generasi yang terlihat cantik dan indah diluar namun ternyata mudah rapuh di dalam.

 

Tidak ada definisi pasti tentang Generasi Strawberry ini, namun beberapa kali Prof. Rhenald Kasali berkomentar tentang Generasi Strawberry yang memiliki ciri-ciri kreatif, kritis, penuh rasa ingin tahu, namun mudah menyerah, lemah akan tanggung jawab, tidak berorientasi pada solusi ketika menghadapi masalah  (menyalahkan faktor lain) dan cenderung tidak mau mengandalkan dirinya sendiri.

 

Dengan Rp.10.000 Kamu Sudah Bisa berwakaf di sini! #Wakaferse

 

“Eh, wakaf, yuk!”

“Wakaf? Wakaf kan, buat orang tua, paling buat bikin masjid, sekolah, sama makam. Anak muda sih, cukup sedekah dan bayar zakat aja kali, ye”

 

Begitu lah kira-kira sebuah percakapan para generasi muda yang masih segar bugar ketika membicarakan soal wakaf. Menurut Bu Sulistiqomah (Dompet Dhuafa) literasi wakaf di Indonesia masih sangat kurang, sehingga diperlukan sosialisasi yang lebih terhadap generasi muda terkait wakaf.  Wakaf masih dianggap bagian ibadah generasi yang sudah sepuh saja, dan programnya pun itu-itu saja. Padahal wakaf itu memiliki pahala mengalir abadi sampai yaumil akhirat, lho!

 

Mengapa Wakaf?


Wakaf adalah salah satu ibadah yang memiliki banyak keutamaan, terutama pahala yang akan mengalir kepada pewakaf walau walau pun sudah meninggal dunia. Maka dari itu, jika kita menginginkan ibadah yang memberi manfaat di dunia dan pahala mengalir abadi sampai ke akhirat akhirat, sungguh wakaf adalah ibadah yang bisa jalan dari itu semua.

 

Secara Bahasa, wakaf (waqafa) artinya menahan, diam, berhenti, diam di tempat, atau tetap berdiri. Sedangkan Mahzab Syafi’i mendefinisikan wakaf adalah : “tidak melakukan suatu tindakan atas suatu benda, yang berstatus sebagai milik Allah SWT, dengan menyedekahkan manfaatnya kepada suatu kebajikan (sosial)”.

 

Pengalaman Mengikuti Bimbel Matematika Live Interaktif Bersama Sinotif

 

Pengalaman Mengikuti Bimbel Matematika Live Interaktif Bersama Sinotif

“Bun, kok anak sekarang, sekolahnya kayak ngga sekolah, ya?” salah satu wali murid bertanya kepada saya.


“Maksudnya, Bun?” Tanya saya kembali.


“Ya, anak-anak udah jarang belajar pakai buku dan LKS, mereka lebih sering mencari ke lapangan, internet, e-learning, dll.” Jawabnya.


“Oh iya Bun, mungkin karena kurikulum sekarang adalah kurikulum merdeka, dimana anak-anak diberikan ‘kebebasan’ untuk mengeksplor semua sumber belajar yang bisa diakses di sekitarnya untuk mencari ragam ilmu pengetahuan.” Jawab saya.


“Ya, ya, ya, beda kali ya, Bun, sama zaman kita dulu, yang semuanya harus dari ruang kelas, guru, buku, dan LKS.” Jawabnya lagi sambil tertawa.


“Hehehe, iya ya, Bun, kita harus siap, nih, dengan berbagai perubahan gaya belajar anak-anak di zaman sekarang.”


Itu adalah sepenggal obrolan saya bersama wali murid di sekolah, kebetulan anak kami sudah masuk sekolah menengah pertama tahun ini, dan kami sempat berdiskusi bahwa pembelajaran anak-anak sekarang, kok, terasa berbeda, ya?

Wholesale Shapewear to take your Look to the Next Level

 



For those who really want to shimmer, slay, and shine and want to take their looks to a whole new level, it is important to look for the best shapewear around. The shapewear industry offers many different styles and types of shapewear that have been designed to target specific areas of the body and will fulfill many different needs.

 

Where can you get the best shapewear?

 

We have been doing some research and found out that the best shapewear you can find around is at Waistdear. As a cutting-edge wholesale shapewear brand, Waistdear offers a wide range of shapewear that is stylish and eco-friendly too.


Anak Kinestetik Baiknya diarahkan untuk Jadi Apa, ya?

 

culinary schools games kuliner untuk anak

 

Saya pernah bercerita di blog ini kalau saya adalah seorang yang memiliki dominasi gaya belajar secara kinestetik. Ya, seorang anak yang kinestetik biasanya terlihat sebagai anak aktif dan tidak bisa diam, hehehe.


Memang benar adanya, saya anak yang aktif secara fisik sejak kecil. Saya senang naik sepeda, berlarian, main kasti, badminton, jago lompat tali, bermain bola basket, bahkan pandai memanjat pohon. Sehingga sering disebut sebagai anak Perempuan yang tomboy atau bertingkah/berpakaian seperti anak laki-laki.

 

Awalnya saya pun kaget dan tidak percaya, karena saya kira gaya belajar adalah visual, karena saya sangat menyukai gambar, foto, desain, warna, dan hal-hal yang berbau visual. Namun ternyata itu bukan merupakan gaya belajar saya, ketertarikan tentang hal visual merupakan salah satu kecerdasan (minat/bakat) saya, sedangkan gaya belajar saya adalah kinestetik.


Duh, kenapa ngga tahu dari dulu, ya?

5 Cara Menghadapi Cuaca Panas: Review Nadi Skincare, Local Brand Skincare yang Wajib Kamu Coba!

 

review nadi skin care brand skin care lokal

“Waaah, wajahku merah! Tanganku belang!”

 

Teriak saya ketika bercermin, wajah saya sekarang sedang ngga karu-karuan bentuknya, merah, dan suka timbul jerawat. Tanganku belang, karena kepanasan, fiuh!

 

Kebayang sih, saya keluar rumah jam 06.00 sampai dengan 06.45 WIB setiap pagi untuk mengantar si sulung Kifah berangkat ke Madrasah Tsanawiyah, dan si tengah Aldebaran ke Madrasah Ibtidaiyah. Ketika siang hari, saya juga harus menjemput mereka pukul 14.00 dan 14.30 siang, dimana matahari sedang terik-teriknya. Dan setiap hari, saya bisa PP (pulang pergi) antar jemput anak-anak sejauah 16 km.

 

Begitulah kira-kira rutinitas saya ‘menantang matahari’ setiap hari, demi anak-anak saya harus melakukan antar jemput sekolah menggunakan motor sejauh 16 km sehari. Dan sejak tahun ajaran baru ini lah (Adik kakak berbeda sekolah), kulit wajah dan tubuh saya tidak baik-baik saja, ditambah lagi cuaca panas yang sedang melanda Indonesia di musim kemarau ini.

 

*Mama-mama yang senasib dengan saya (harus antar jemput anak) boleh sharing di kolom komentar yaa.

Mengatasi Hambatan Belajar pada Anak dengan Online Learning Sinotif

 

bimbel online matematika fisika dan kimia hanya di sinotif


Assalamu’alaikum Mama semua, alhamdulillah anak-anak sudah hampir satu bulan ya, Ma belajar kembali di sekolah. Bagaimana nih, kabar anak-anak di kelas atau sekolah barunya? Apakah sangat bersemangat? Atau menghadapi beberapa tantangan?

 

Apapun tantangannya, semoga Mama tetap optimis dan segera menemukan solusi atas berbagai tantangan yang terkait dengan dunia sekolah anak-anak, ya.

 

Anak sulung saya, Kifah, alhamdulillah masuk ke Sekolah Menengah Pertama tahun ini, sedangkan adiknya, Aldebaran, masuk ke kelas 2 Sekolah Dasar. Mereka berdua masih beradaptasi dengan berbagai pembelajaran yang ada di sekolah masing-masing. Karena memang sedang terjadi perubahan kurikulum nasional ya, Ma. Sebelumnya, anak-anak menggunakan kurikulum tematik sedangkan sekarang beralih ke kurikulum Merdeka yang mengusung tema besar yaitu MERDEKA BELAJAR.

 

Bicara soal Merdeka belajar, memang banyak hal yang harus kita perhatikan, ya, Ma, menyoal pembelajaran anak di sekolah. Yakni bagaimana menyiapkan lingkungan dan atmosfer pembelajaran bagi anak yang bisa mendukung bakat dan minat mereka secara individual, memberikan kenyamanan lingkungan pembelajaran yang anti bullying/kekerasan mental dan fisik, serta memberikan akses atau kebebasan anak-anak dalam mengeksplor berbagai ilmu pengetahuan tanpa batasan ruang-ruang kelas.


Belajar Matematika Semakin Menyenangkan dengan Bimbel Online Interaktif

 



Assalamu’alaikum, apa kabar Mama semua? Semoga sehat selalu ya. Apa kabar PPDB sekolah anak-anak, Ma? Apakah lancar dan baik-baik saja? Atau ada kendala? Hehehe, yuk curhat di sini, kalau ada pengalaman PPDB yang kurang menyenangkan, jangan lupa menenangkan pikiran karana tahun ajaran baru sudah tiba.

 

Beberapa teman saya pun bercerita masalah PPDB atau Penerimaan Peserta Didik Baru di berbagai sekolah negeri di Indonesia. Banyak pula yang kecewa karena tidak bisa masuk ke sekolah tujuan yang diinginkan dan terpaksa banting stir mencari sekolah lainnya.


Baru! Acne Center dari ERHA bagi Para Acne Warrior

 

acne center cara mengatasi jerawat dengan acne peeling

Assalamu’alaikum Mama Semua, bagaimana kabarnya hari ini? Semoga tetap sehat baik secara fisik maupun psikis ya, Ma.


Bicara soal Kesehatan, beberapa waktu lalu saya kembali merasakan kulit wajah yang terserang oleh jerawat. Memang tidak banyak, hanya jerawat kecil-kecil (beruntusan) namun sangat mengganggu dan bekasnya pun seringkali membandel.


Di usia saya yang sudah menginjak kepala tiga ini, saya kira masalah jerawat akan berakhir karena berakhirnya hormon-hormon labil nan galau di usia remaja maupun dewasa awal dulu. Namun tetap saja, yang namanya jerawat itu bener-bener membandel dan tak kenal usia, ya.


Selain tidak mengenal usia, jerawat juga tidak mengenal gender, baik laki-laki maupun perempuan tetap saja bisa terkena jerawat yang membandel. Karena memang penyebab munculnya jerawat itu sangat beragam, sehingga perawatannya juga harus spesial dan personalized sesuai dengan penyebab jerawat itu sendiri.

Ketika Suami Bekerja secara WFA (Work From Anywhere)

 Ketika Suami Bekerja secara WFA (Work From Anywhere)

 

Assalamu’alaikum Mama semua, bagaimana kabarnya hari ini? Semoga sehat selalu ya menyambut tahun ajaran baru sekolah anak-anak.

 

Beberapa waktu lalu, saya melihat Instagram Bapak Gubernur Ridwan Kamil, bahwa sebentar lagi, pemerintah provinsi Jawa Barat akan menerapkan sistem kerja WFA atau Work From Anywhere untuk para pegawainya.

 

Gubernur Ridwan Kamil mengatakan bahwa, Work from Home atau Work from Anywhere ini dianggap lebih efektif untuk beberapa bidang pekerjaan. Menurut beliau, “Provinsi Jawa Barat, provinsi pertama yang akan mempermanenkan Work from Anywhere.” Ujar Gubernur Jawa barat, Ridwan Kamil.

 

“Karena hasil kajiannya selama Covid-19, ada kerja-kerja PNS yang tidak bertemu masyarakat bisa diselesaikan tanpa harus ke kantor, sehingga keuntungannya adalah mengurangi stress, mengurangi anggaran dan biaya yang sebenarnya tidak perlu dibelanjakan pada saat kerjanya terpenuhi tanpa harus ke kantor” tambahnya lagi.

 


Hmmm, saya tergelitik menulis ini karena memang memiliki pengalaman selama hampir 3 tahun ini suami saya yang bekerja di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bekerja secara WFA. Saya ingin sekali menulis dan sharing di blog ini, mengenai serba-serbi Work From Anywhere yang dilakukan oleh suami saya dan tentu dampaknya terhadap saya sebagai istri dan juga anak-anak di rumah.

 

Setiap kebijkan tentunya memiliki dampak positif dan negatif, ya. Mungkin suatu saat, Work From Anywhere ini akan diteliti oleh para peneliti sosial karena memang di Indonesia sendiri, WFA merupakan hal yang baru dan belum lazim dilakukan oleh para pekerja kantoran.

 

Sebelumnya, saya juga pernah menulis soal Work from Anywhere di sini, ya.

7 Cara Sederhana untuk Mengisi Liburan Anak

 

games online edukatif untuk anak

 

Alhamdulilah, akhirnya saya bisa menarik nafas lebih lega, setelah perjuangan yang cukup Panjang menjalani ujian sekolah anak-anak. Kifah yang melakukan ujian Assasement Madrasah, Ujian Sekolah, Ujian Praktek, dll untuk persyaratan lulus Sekolah Dasar dan Aldebaran juga ujian Penilaian Akhir Tahun dan praktek untuk syarat kenaikan kelas (ke kelas 2).

 

Jujur sekali, sebagai ibu rasanya saya lelah dan ‘stres’ jika anak-anak mulai ujian sekolah. Kalau saya bandingkan, dulu kok Mama saya ngga stress dan bahkan ngga tau ya kalau saya mau ujian, wkwkwk. Mama santai dan gak ada beban, ya paling mikirin uang sekolah aja.

 

Kalau sekarang?

 

Hmmm, beda ya. Selain mikirin uang sekolahnya, ibunya ikutan riweuh ngurusin ujian anak. Bahkan rekan-rekan wali murid mengatakan serasa ibunya yang ujian, bukan anaknya, hahaha.

 

Ngerasa gitu juga, ngga?

 

Memang ya, beda tuntutan zaman mungkin membedakan treatment setiap orang tua kepada anaknya, tapi jangan lupa juga, anak-anak adalah anak-anak, bukan orang dewasa mini yang bisa kita push terlalu keras. Tetap semua kita berikan sesuai porsinya, dan apapun hasil dari kerja keras mereka harus selalu kita apresiasi.


Setuju?

Mencoba Serum Retinol dan Niacinamide dari Scarlett untuk Kulit Wajah Berminyak dan Cenderung Berjerawat

 

Mencoba Serum Retinol dan Niacinamide dari Scarlett untuk Kulit Wajah Berminyak dan Cenderung Berjerawat

  

Alhamdulillah, 30 Mei 2023 lalu saya genap berusia 33 tahun. Usia yang saya rasa sudah cukup ‘tua’ namun kata teman dan orang disekitar saya, sih, katanya masih muda!

 

Walau begitu, di ulang tahun saya yang ke-33 kemarin, saya merasa bahwa tanggung jawab saya akan semakin besar, khususnya kepada anak-anak. Apalagi anak-anak sudah makin dewasa, si sulung sudah masuk ke Madrasah Tsanawiyah tahun ini. Artinya saya sudah punya anak remaja di rumah.

 

Sebenarnya, tanggung jawab kita sebagai manusia, apalagi semakin bertambahnya usia biologis, bukan hanya tanggung jawab secara moral atau psikologis yang jadi prioritas. Namun juga tanggung jawab kita kepada diri sendiri harus lebih meningkat. Tanggung jawab kepada fisik atau lahir kita, yang kalau pakai logika, nih. Semakin bertambah usia kita, tentu semakin ‘tidak sehat’

 

Saya sudah menulis di blog ini beberapa waktu lalu kalau saya sedang menurunkan berat badan sejaka Desember 2022 kemarin. Alhamdulillah sampai di bulan Juni 2023 ini, berat badan saya sudah turun hampir 10 kg.


Kelebihan berat badan yang saya rasakan tentunya membuat saya cemas dan tidak nyaman. Karena berdampak langsung kepada Kesehatan saya, dan jika dibiarkan tentu akan semakin buruk.