Take care of your body. It's the only place you have to live in. -anonymous-
Rabu tanggal 25 Januari 2016 kemarin, saya berkesempatan hadir pada acara Simposium "Makanan Rumah, The Silent Killer?" yang bertempat di Ballroom Cheers Residental Rumah Sakit Pusat Pertamina Jakarta.
Simposium ini diselenggarakan oleh minyak goreng Sunco dalam rangka memperingati hari Gizi Nasional dengan mengundang beberapa pakar di bidang kesehatan dan gizi.
Dan saat menghadiri acara tersebut itu pula hati saya terasa ditampar-tampar.
.....
Saya akui, salah satu hal tersulit menjadi seorang ibu adalah menyajikan menu seimbang dan bergizi di rumah.
Banyaknya pekerjaan yang harus dieksekusi, menjadi 'pelayan' anak-anak dan suami di rumah, ikut berpartisipasi membangun masyarakat di lingkungan rukun warga dan rukun tetangga ikut menyita konsentrasi dalam memilih menu makanan sehat untuk diri sendiri dan keluarga.
Setiap pagi, kalau saya tidak "menzombie" karena over load pekerjaan di hari sebelumnya, masih bisa tuh oseng-oseng, tumis-tumis di dapur.
Tapi kalau sudah mepet pet pet, sementara suami harus pergi ke kantor dan anak pergi ke sekolah. Siap-siap aja deh saya sprint ke warung untuk beli sarapan pagi.
Beli apa sih biasanya?
Seperti pada orang Indonesia pada umumnya, kalau belum ketemu nasi ya belum berasa makan. Jadi ya saya seringnya beli nasi uduk, lontong, roti, dan yang paling bikin suka merasa bersalah adalah GORENGAN.
*Bhay Food Combining
Padahal, menurut narasumber Dr. Entos Zainal, DCN, SP. MPHM yang merupakan Sekjen PERSAGI.
Tugas seorang ibu di rumah adalah mempersiapkan, merencanakan, dan mengelola keseimbangan gizi di rumah. Kenapa? karena gizi merupakan salah satu komponen utama untuk membentuk kecerdasan anak yang dimulai dari 1000 hari kehidupannya.
Jleb. Inget kalau masih suka ngasih makanan yang jauh dari gizi seimbang untuk suami dan anak di rumah. Kadang cuman goreng nugget atau telor dadar pakai kecap doang karena saking buru-buru dan sibuk sama urusan yang lain.
"Maafkan ibumu ini, Nak."
T_______T
Makanan Warung Itu Tidak Sehat
Banyak orang beranggapan, kalau kita beli makanan di warung atau di luar rumah, makanan yang kita beli itu belum tentu sehat.
Karena memang faktanya yang bilang gitu.
Apalagi namanya GO-RE-NG-AN itu ya. Minyak yang dipakai ngegoreng entahlah yang keberapa kalinya dipakai. Apalagi kalau liat langsung ya, tukang gorengan itu pakai minyaknya yang udah berubah warna sampe coklat bahkan item.
Padahal warna asli minyak goreng kan kuning keemasan, jadi kebayang dong itu dipake berapa kali goreng.
Belum lagi gorengan yang katanya dipakein plastik/lilin waktu ngegorengnya, katanya supaya lebih kriuk dan gak mudah melempem.
Gilaaakkkk.
Tambah panjang aja daftar penyakit yang bisa nyangkut di badan. Huftttt.
Makanan Rumah Lebih Aman?
Sebenernya ada iyanya ada nggak nya juga.
Iyanya, karena kita bisa atur sendiri mulai dari bahan, cara memasak, peralatan masak yang lebih higienis, cara penyimpanan, cara penyajian, takaran dan lain sebagainya.
Sementara nggaknya. Emang udah yakin bahan makanan yang kita gunakan sudah aman? sudah sehat? sudah ramah tubuh? sudah bergizi seimbang?
Jadi, walaupun kita lebih pro dengan masakan rumahan, penyakit-penyakit yang timbul karena kesalahan pola makan masih sangat bisa bersarang di tubuh setiap anggota keluarga dan menjadi silent killer yang menakutkan.
Silent Killer yang jelas-jelas sering terjadi adalah penyakit jantung.
Ini terjadi baru aja sama tetangga di rumah, yang tiba-tiba meninggal padahal sehari sebelumnya masih bisa chatting di grup Whatsapp, masih kumpul bareng di pos ronda, dan masih have fun bareng keluarga.
Konon menurut penuturan sang istri, suaminya ini mengeluh seperti masuk angin dan minta dikerokin.
Namun setelah beberapa saat. Suaminya itu langsung didera sakit di bagian dada, dan ketika dilarikan ke rumah sakit seketika dinyatakan meninggal karena serangan jantung.
Ngeri?
YAIYAAALAAAHHH.
*Makanya kalau dada gak enak atau berasa celenit-celenit sedikit aku suka parno sendiri T__________T
Serangan jantung begitu apalagi kalau bukan dipicu oleh penyumbatan pembuluh darah di jantung. Dan tersangka utamanya adalah timbunan lemak jenuh yang ada pada makanan yang kita konsumsi sehari-hari.
Kesalahan Pola Makan
Cung siapa yang suka ngitung kandungan gizi beserta takarannya setiap makanan yang masuk ke dalam perut?
Atau sama aja kayak saya? Asal ada makanan ya dimakan, asal pengen sesuatu ya tinggal buka mulut, kelar.
Padahal menurut PERMENKES No. 30 Tahun 2013, batas konsumsi lemak, gula, dan garam adalah:
Gula: Per orang, Per hari yaitu 50 gram atau 4 sendok makan. Garam: 2000 mgr natrium/sodium atau 5 gram garam atau setara dengan satu sendok teh. Lemak: 67 gram atau setara dengan 5 sendok makan minyak.
Ya ampyun, saya baru tahu kalau ternyata ada peraturan dari Menteri Kesehatan soal takaran atau batasan konsumsi gula, garam, dan minyak setiap harinya.
Huhuhu.
Dan menurut salah satu narasumber yaitu Ibu Theresia Irawati, SKM, M.Kes. dari Kemenkes ini, sebagai salah satu cara untuk hidup sehat adalah menyeimbangkan apa-apa saja yang masuk ke dalam tubuh.
Karena menurut beliau, penderita Penyakit Tidak Menular (PTM) di Indonesia seperti penyakit jantung dan diabetes cenderung mengalami kenaikan akhir-akhir ini.
Jarang Bergerak
Selain pola makan yang salah, salah satu faktor resiko PTM yang dijelaskan oleh Ibu Theresia ini adalah:
Orang Indonesia sekarang cenderung MAGER alias MALES GERAK
Ini sih bukan ketampar lagi, tapi ketendang dan terhemmpaaasss sama ucapan Ibu Theresia.
Apa-apa yang serba ONLINE membuat manusia Indonesia cenderung diam di tempat, apa-apa nungguin kurir datang.
Mwahaha, kena deh!
Salah satu Narasumber lainnya yakni Ibu Tirta Prawita seorang praktisi dan pengamat di dunia kesehatan mengatakan bahwa:
Penyakit jantung dan diabetes, sekarang ini bukan hanya milik orang kaya. Seluruh lapisan masyarakat bisa terkena The Silent Killer ini karena pola makan dan pemenuhan gizi yang salah.
Memilih Minyak Goreng Baik
Tidak usah jauh-jauh. Yuk kita ke dapur masing-masing.
Sudahkah minyak goreng di rumah kita baik dan sehat? Apa saja kandungannya? Berapa kali digunakan untuk menggoreng? Sudah berubah menjadi warna apakah sekarang? Masih dipakaikah sampai saat ini?
Hahaha. Duuuhhh.
Dasar buibu ya kalau suka ngehemat tuh gak kira-kira. Minyak goreng pasti dipakai berkali-kali dan milih minyak goreng merk apa aja deh yang penting lagi diskon di mini market.
*tunjuk idung sendiri
Apalagi tanggal tua begini. Padahal kesehatan diri sendiri dan keluarga yang jadi taruhannya.
Memang Apa sih Ciri-ciri #MinyakGorengBaik?
Selain kita bisa melihat kandungan gizi yang ada pada kemasan, minyak goreng baik juga bisa dilihat dari:
1. Karakternya seperti air dan sedikit nempel di makanan.
Minyak goreng yang encer membuat lebih #DikitNempel pada makanan. Sehingga minyak yang terkonsumsi juga jauh lebih sedikit.
2. Tidak mudah beku
Salah satu ciri minyak goreng yang sedikit kandungan lemak jenuhnya adalah minyak goreng yang tidak mudah beku.
3. Bening
Perubahan warna pada minyak goreng merupakan ciri bahwa minyak goreng mengalami kerusakan atau oksidasi.
Sunco #MinyakGorengBaik
Dari sekian banyak merk minyak goreng kelapa sawit yang beredar di Indonesia, salah satu merk yang memenuhi syarat #MinyakGorengBaik adalah Minyak Goreng Sunco.
Karena memiliki salah satu ciri yakni tingkat kekentalan yang menyerupai air, Sunco menjadi salah satu merk minyak goreng yang sedikit nempel di makanan.
Ingat ya, bukan berarti kita tidak boleh mengkonsumsi minyak, karena minyak sendiri merupakan sumber lemak yang dibutuhkan oleh tubuh. Tapi, jauh lebih baik konsumsi lemak/minyak kita setiap hari harus tetap seimbang dan sesuai kebutuhan.
Demo masak setelah kegiatan simposium. Ternyata minyak goreng Sunco juga bisa diolah menjadi makanan lain. |
.....
Saya jadi mikir ulang, menjadi seorang nutrisionist di rumah itu gak mudah ya. Perkara cari minyak goreng aja harus dipertimbangkan dengan sebaik-baiknya dari pada beresiko terkena Penyakit Tidak Menular atau PTM.
Seperti kata Brand Ambasador Sunco, Christian Sugiono.
"Waktu masih kepala dua sih makan apa aja masuk, kalau sekarang, udah kepala tiga, namanya makan harus dijaga supaya gak cepet sakit. Jadi, untuk hidup sehat harus punya pola makan dan juga pula tidur yang sehat dan seimbang"
Yalah, dulu waktu masih kuliah makan apa juga masuk. Sekarang udah MAHMUD ABAD, makanannya harus disortir dulu biar gak gampang sakitttt.
.....
Terima kasih ya Sunco sudah "menampar" saya dengan simposiumnya.
Jadi Kepo sama Sunco?
Klik MinyakGorengSunco.Com || ResepSehat.Com
Klik MinyakGorengSunco.Com || ResepSehat.Com
atau
Fanspage Sunco Indonesia
.....
Buibu yang lain, gimana pengalamannya pilih-pilih minyak goreng?
Sharing bareng yuk :D