Copyright by tettytanoyo. Powered by Blogger.

Featured Slider

7 Tips Liburan ke Bali Hemat Budget untuk Satu Keluarga

 

 

Setuju ngga, sih, Pulau Bali kini memiliki pesona lebih dibanding sebelumnya? Bak surga di Asia Tenggara, aktris dan aktor Korea diberitakan hilir mudik berlibur ke Pulau Bali. Ada apa, sih di Bali? Seindah apakah Pulau Dewata ini?


Banyak orang yang takut untuk berwisata ke Bali karena Bali identik dengan wisata yang mahal dan hanya bisa dinikmati oleh kalangan tertentu saja. Eitss, itu dulu, dengan berbagai kemajuan teknologi dan kemudahan di era digital seperti sekarang ini, berlibur ke Bali bukan hanya menjadi impian semata, lho. Liburan ke Bali bisa diwujudkan dengan berbagai trik ‘ala Backpacker’ bahkan untuk satu keluarga!


Penasaran gimana caranya?


Kali ini, saya mau sharing beberapa tips untuk liburan ke Bali dengan budget yang ramah kantong namun tetap bisa merasakan liburan seru bersama keluarga.

 

Para aktor dan aktris drama Korea bulak balik liburan ke Bali

HokBen Membuka Store-nya yang ke-389 di Bogor, Ini Dia Lokasinya dan Berbagai Promo yang Bisa Kamu Dapatkan!

 

hokben gunung batu bogor

"Mi, jalan-jalan, yuk!" Rengek anak-anak ketika weekend hanya di rumah aja.

"Mau jalan-jalan ke mana? Nanti repot deh, kalau makan suka maunya sendiri-sendiri menunya." Jawab saya ogah-ogahan.

"Tenang, kan, ada Hokben. HokBen ada dimana-mana, sekeluarga cocok semua sama menu makanannya." anak-anak mencoba merayu.

"Hmmm, oke, deh." Akhirnya saya pun tak bisa menolak.


Saya jadi ingat pengalaman mudik ketika hamil anak ketiga (Aksara) dan saya membawa balita berusia 2 tahun (Aldebaran). Saya dan suami mau mudik ke Bandung naik Argo Parahyangan membawa balita dan saya sedang hamil besar, sedangkan si sulung (Kifah) sudah terlebih dahulu berangkat ke Bandung.


Saat itu kami mendapatkan tiket yang benar-benar Last Minute, tiket terakhir dengan pemberangkatan terakhir pula di malam takbiran. Rasanya benar-benar memacu adrenalin untuk bisa mudik ke Bandung karena saat itu kami belum memiliki kendaraan pribadi, jadi ya mau  tidak mau naik kereta api atau naik bus, dan kala itu kami memilih naik Argo Parahyangan di Stasiun Gambir.


Singkat cerita, kami berangkat setelah ashar dari rumah kami di Bogor, sampai di stasiun Gambir masih sore menjelang buka puasa, sementara kereta api terjadwal pukul 20.00 WIB dan akan tiba di Bandung pukul 23.00 WIB.


Karena saat itu bulan Ramadan dan sudah malam takbiran, akhirnya kami memutuskan berangkat sore hari dan berbuka puasa di Stasiun Gambir saja, supaya tidak ketinggalan kereta. Dengan kondisi hamil besar, membawa balita dan juga cukup kelelahan dan sedang menunggu kereta Argo Parahyangan berangkat, saya dan suami mencari resto untuk berbuka puasa. Kala itu stasiun Gambir sedang penuh oleh calon penumpang kereta api, hampir semua resto penuh dengan orang yang sedang berbuka puasa.


Hamil dan membawa balita membuat saya 'picky' untuk memilih tempat untuk berbuka puasa, karena gak semua menu bisa dimakan karena saya hamil dan kakak Aldebaran yang masih berusia 2 tahun juga cukup sulit untuk makan menu dewasa selain nasi goreng, mie goreng, dll. Akhirnya saat itu saya melihat store HokBen di Stasiun Gambir, melipir, lah kami ke sana dan memesan makanan, alhamdulillah kami semua bisa berbuka puasa bersama, dengan menu HokBen yang Bumil dan Balita Friendly.


Sejak saat itu lah saya menobatkan HokBen sebagai resto yang paling Family  Friendly ketika sedang di perjalanan, karena store-nya banyak tersebar dimana-mana, rasanya enak dan bersahabat, anak-anak juga suka karena ada paket untuk anak plus dapat hadiah yang lucu-lucu, dan harganya pun cukup ramah kantong. Jadi kita sudah bisa membuat estimasi budget ketika makan di HokBen satu keluarga. Saat ini HokBen yang sering kita kunjungi adalah HokBen di Cibinong City Mall, dan di pertigaan Salabenda, Kabupaten Bogor.


Menjadi Ibu Rumah Tangga itu Tidak Bekerja? Yuk, Baca dulu Fakta bahwa Merawat juga Bekerja!

 


“Ibu rumah tangga itu ngga bekerja, karena memang ya di rumah aja. Kalau pun digaji, paling bayarannya 2M, Makasih Mama”


Walaupun memiliki pekerjaan ‘Mengurus Rumah Tangga’ pada Kartu Tanda Penduduk (KTP) terkadang ibu rumah tangga dianggap tidak bekerja atau menganggur karena tidak bekerja di sektor publik atau memiliki kantor yang harus didatangi setiap hari.


Padahal pekerjaan ibu rumah tangga di rumah begitu banyak, semenjak membuka mata di pagi hari hingga malam hari tiba. Bahkan jika memiliki bayi, balita atau lansia, ibu rumah tangga bekerja hampir 24 JAM, karena harus menyusui bayi di malam hari atau merawat lansia yang sudah berkurang kemampuan kemandiriannya.

Ini Dia Produk Mustela yang Ampuh Mengatasi Ruam Popok dan Biang Keringat pada Bayi

 

Ini Dia Produk Mustela yang Ampuh Mengatasi Ruam Popok dan Biang Keringat pada Bayi


“Duh, kok, anakku sering banget kena biang keringet, ya?” Tanya seorang teman.

“Lagi aktif-aktifnya ya, sekarang?” Saya balik bertanya.

“Iya, banget.” Jawabnya lagi.


Salah satu ‘nightmare-nya’ seorang ibu adalah ketika bayi terkena biang keringat dan ruam popok. Saya pernah mengalaminya ketika Kifah berusia sekitar 2-3 bulan. Muncul bintik-bintik merah di sekitar paha dan bagian belakangnya. 


Semenjak muncul ruam merah di bagian paha, nappy area, dan disela-sela lipatan, Kifah kecil selalu menangis setiap malam. Waktu itu saya belum paham itu adalah ruam popok yang membuat bayi tidak nyaman, bahkan kesakitan.


Ruam popok yang terjadi kepada Kifah juga disusul oleh biang keringat ketika ia berusia 6 bulan ke atas dimana ia sudah mulai aktif bergerak. Sebagai seorang ibu ‘amatir’ saya cukup stress menghadapi DUA MIMPI BURUK pada bayi ini, yakni ruam popok dan biang keringat.



Kifah selalu rewel dan menangis, dan saya pun kelelahan dan kewalahan karena hampir setiap malam menjaganya hingga dini hari. Maka dari itu, pengalaman berharga menghadapi ruam popok dan biang keringat selalu saya ingat baik-baik sehingga saya mampu mengantisipasi dua masalah tersebut untuk bayi-bayi selanjutnya.

Begini Rasanya Setelah Tidak punya Bayi



“Wah, enaknya udah ngga punya bayi, pasti sekarang udah bebas nih, gak capek lagi.” Seloroh seorang teman.



“Hmmm, iya.” Jawabku pelan.



Hari ini Si bungsu Aksara sudah berusia 5 tahun, dia sudah bukan balita lagi apalagi bayi mungil dengan aroma khas minyak telon yang sangat menenangkan. Padahal rasanya baru kemarin saya rajin membeli skincare aman untuk ibu hamil dan menyusui.


Kini Aksara sudah tumbuh menjadi anak laki-laki yang hobi bersepeda dan bermain bola, sudah bisa berangkat ngaji sendiri dan sebentar lagi akan masuk taman kanak-kanak pada Juli mendatang. 



Kalau orang lain mengatakan “Enak ya, udah ngga punya bayi.” Memang ada benarnya. Tidur saya sudah mulai teratur dan nyenyak tanpa terganggu tangisan ingin bayi di malam hari yang terbangun beberapa jam sekali. Berat badan juga sudah mulai stabil karena ada waktu untuk berolah raga, lemak dan strecth mark pasca melahirkan berangsur menghilang.


Homeschooling, Sekedar Tren atau Kebutuhan Pendidikan Anak?

 




Homeschooling atau sekolah di rumah tanpa mengikuti sekolah formal pada umumnya di sekolah menjadi salah satu pilihan pendidikan yang diberikan orang tua kepada anaknya. Namun pertanyaannya, apakah homeschooling ini hanyalah sebuah ‘tren’ belaka? Atau benar-benar menjadi kebutuhan anak?

 

10 tahun yang lalu, homeschooling menjadi salah satu cara belajar yang menjadi buah bibir karena masih jarang sekali orang tua yang memilih homeschooling sebagai salah satu sarana belajar bagi anak-anak mereka.

 

Anak homeschooling dinilai tidak sama dengan anak yang sekolah formal pada umumnya, bahkan bisa jadi anak homeschooling dinilai ‘berbeda’ karena bersekolah dari rumahnya sendiri, tidak memiliki guru atau pun teman-teman sebaya seperti sekolah formal lainnya di Indonesia.

 

10 tahun berselang, homeschooling kini menjadi suatu hal yang lumrah dan menjadi alternatif pendidikan yang bisa memenuhi kebutuhan pendidikan anak. Apalagi dengan terjadinya kasus Pandemi Covid-19 beberapa tahun lalu, percepatan pendidikan era digital dan pembelajaran mandiri menjadi titik tolak perkembangan pendidikan masa depan, salah satunya homeschooling.

 

Bahkan pasca pandemi Covid-19 lembaga pendidikan yang memang menjadi penyedia layanan homeschooling makin ‘menjamur’ dan cukup diminati oleh para orang tua.