Copyright by tettytanoyo. Powered by Blogger.

Menikah saat Kuliah

sumber gambar: pinterest


"Tiga golongan yang berhak ditolong oleh Allah: 1) Orang yang berjihad di jalan Allah. 2) Budak yang menebus dirinya dari tuannya. 3) Pemuda atau pemudi yang menikah karena ingin menjauhkan dirinya dari yang haram" (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban, dan Hakim).



Banyak yang kemudian bertanya-tanya kepada saya, mengapa saya memutuskan menikah di usia yang belum genap 20 tahun waktu itu, dan ditengah perjalanan sedang menimba ilmu di universitas, bukankah  hal yang sulit untuk melakukan dua hal yang penting secara bersamaan. Banyak yang berpendapat bahwa salah satunya akan terbengkalai, entah kuliahnya atau rumah tangga-nya, karena keduanya membutuhkan fokus dan tanggung jawab yang besar. Jadi, mana bisa menikah saat kuliah? 


Sebagian orang menganggap hal ini tabu, bahkan saya pun awalnya tak punya bayangan ke arah sana ketika awal menjadi mahasiswa. Tapi apa mau dikata? TAKDIR? Saya rasa iya. Allah telah merencanakan semuanya, dan sebagai hamba-Nya. saya hanya bisa pasrah menjalani apa yang menjadi 'cerita' dalam kitab lauhul mahfudz. Bukan begitu?

Dari sekiaaannn banyakkk pertanyaan yang datang semenjak akad dikumandangkan pada 26 Mei 2010, semuanya saya tulis disini, ada beberapa orang yang 'pro' dan tidak sedikit juga yang 'kontra' atas tanggung jawab besar yang saya putuskan waktu itu. Apalagi ini bukan tentang sehari dua hari, sebulan dua bulan, tetapi untuk jangka waktu yang 'Hanya Tuhan yang Tahu'. Bahagia? Pasti! Sedih? Ketika ada orang yang nyinyir, disitu kadang saya sedih. *curcol*


Apa aja sih yang suka ditanyain orang-orang sama si saya ini???

Q: Bagaimana bisa nikah sambil kuliah? alasannya apa?
A: *Pertanyaan pertama pasti gini* kok bisa? kok bisa? *kemudian saya cuman nyengir kuda* Alasannya adalah TAKDIR. Kalau kata orang sih, jodoh itu ditunggu gak dateng-dateng, tapi kadang malahan suka dateng tiba-tiba dan bikin Syookkk. Nah, mungkin saya termasuk golongan yang kedua. 


Q: Kenapa buru-buru nikah? kenapa gak pacaran dulu? pendekatan gitu.
A: Masyarakat (orang tua) sekarang mengaggap seolah pacaran itu biasa, dan yang nikah muda itu aneh. Padahal yang dilegalkan oleh agama kan 'jangan mendekati zina' yaitu menikah. Jadi ya saya milih yang legal dan halal aja. 


Q: Nikah muda bukannya identik dengan MBA (Married by Accident) ya?
A: Hal ini juga mainstream terjadi di masyarakat, menikah muda karena sudah 'kecelakaan'. Tapi justru saya berpikir, menikah untuk mencegah hal-hal (MBA) itu terjadi. 


Q: Kenapa gak nanti aja nikahnya pas udah lulus kuliah?
A: Disini kadang saya suka bingung, ketika semua sudah siap sekarang mengapa harus menunda nanti? Parameter agama juga jelas kok, menikah ketika sudah baligh dan mampu, mampu disini bukan cuma tentang harta. Tapi mampu secara mental dan tanggung jawab. 


Q: Kenapa nikah sekarang? Memangnya udah gak tahan godaan ya?
A: Menikah memang untuk melegalkan hubungan dari yang haram. Godaan laki-laki adalah tahta, harta, dan Wanita. Makanya laki-laki diminta untuk menundukkan pandangan dan perempuan menjaga aurat. Karena syaitan itu selalu menggoda, apalagi pergaulan sekarang yang udah gak karuan, cabe-cabean dimana-mana. Untuk melindungi diri dari bahaya dan fitnah zaman, ya salah satunya menikah. Halalan Thoyibban, semua jauh lebih aman.


Q: Apakah perlu istikhoroh?
A: YA, minta petunjuk-Nya. 


Q: Bagaimana tentang restu orang tua?
A: Salah satu tantangan besar adalah meyakinkan orang tua untuk memberikan lampu hijau untuk menikah di saat masih kuliah. Alhamdulillah, orang tua berpandangan bahwa yang disyariatkan oleh agama pasti mengandung banyak manfaat. 


Q: Kenapa gak nunggu mapan?
A: Karena kita ingin berjuang bersama. *tsaahhh


Q: Prosesnya gimana?
A: So simple, laki-laki yang mendatangi orang tua perempuan. Lamaran-nikah. 


Q: Baru kenal tapi udah nikah? gak takut beli kucing dalam karung?
A: Sebenernya kita bisa mencari tahu tentang 'si calon' dari keluarga dan teman-temannya. Tinggal wawancara aja mereka, dan saya rasa lebih objektif, dari pada nanya orangnya langsung. Lagian kenal/pacaran dalam jangka waktu yang lama juga gak menjamin akan memasuki jenjang pernikahan. Lagi-lagi balik ke Takdir. Kita juga harus meyakini, bahwa laki-laki yang baik untuk perempuan baik, jadi kita bisa ukur diri kita sendiri. (gak percaya? ini ada dalilnya di Al-Qur'an lho, Allah yang kasih tau langsung). 


Q: Bagaimana soal nafkah?
A: Janji Allah itu pasti, membuka jalan rizki untuk pemuda yang menikah, asalkan ikhtiar dan berdo'a, bukankah rezeki manusia sudah dicatat jauh sebelum ia dilahirkan? So, don't worry be happy. 


"Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezekimu dan terdapat (pula) apa yang dijanjikan kepadamu" (QS. Adh-Dhariyat: 23)


Q: Emang gak ganggu kuliah?
A: Bersyukurlah perempuan itu dianugrahi keterampilan multi-tasking, selama memiliki niat dan manajemen waktu yang baik, perkuliahan lancar jaya *malah ada yang bantuin*, rumah tangga pun aman terkendali. Alhamdulillah, saya masih bisa lulus dengan Cumlaude. 


Q: Bagaimana tentang anak? kan repot ngurus anak sambil kuliah?
A: Repot? iya. Tapi kembali lagi, jika kita memiliki niat dan mental yang kuat, Insya Allah semua terlaksana dengan baik. Saya tetap memberikan ASI ekslusif untuk Kifah, bisa dibaca cerita detailnya disini


Q: Apa sudah membuat kesepakatan sebelumnya diawal sebelum pernikahan?
A:  YA. Kita harus membahas masalah yang penting dan memerlukan solusi bersama. Seperti tentang anak, tempat tinggal, finansial, dan lain-lain. Kita memiliki komitmen-komitmen.


Q: Katanya kalau udah nikah berasa tenang ya? gak GEGANA (gelisah, galau, merana) lagi?
A:  YA BENAR. Kita merasa tenang, karena telah memblokir godaan-godaan ketika belum menikah. Dan kita lebih fokus untuk menyelesaikan masalah lain dan mencapai target lain bersama, seperti lulus dengan predikat cumlaude, atau melanjutkan kuliah ke jenjang yang lebih tinggi. 


Q: Adakah yang memandang negatif tentang menikah saat kuliah?
A: Hehe, namanya juga manusia, kita kan gak pernah bisa memuaskan semua orang dengan keputusan yang kita ambil. Pasti ada aja yang nyinyir, selama kita melakukan hal-hal diatas aturan yang benar, saya sih cuek-cuek aja tuh. 


Q: Apakah tidak takut masa muda terenggut begitu saja? karena sibuk dengan anak dan suami?
A: Menurut saya, ini juga keliru. Berapa banyak jendral, pemimpin, raja, yang naik tahta ketika usianya masih muda belia. Muhammad Al Fatih pun menaklukan Konstantinopel pada usia 24 tahun bahkan ada yang menuliskannya pada usia 20 tahun. Kita saja yang sering menunda-nunda usia untuk menjadi matang dan dewasa, dan bertingkah kekanakan di usia yang tak seharusnya. Sehingga usia muda tidak identik dengan hura-hura belaka.


Q: Apakah mental sudah matang? 
A: Saya percaya dengan kata-kata bijak "Tua itu pasti, dewasa itu pilihan" tidak ada yang menjamin bahwa usia yang lebih tua akan bersikap lebih dewasa, ataupun sebaliknya. Usia mental tidak selalu selaras dengan usia fisik semata. 


Q: Apa manfaatnya nikah muda dan masih kuliah?
A: Hmmmm... banyaakkk. Kalau untuk saya pribadi  tentunya tempaan mental yang kuat, dimana semuanya dimulai dari NOL. Berjuang bersama menyusuri tangga demi tangga, saya merasa bahwa start lebih awal ini benar-benar menjadikan diri lebih dewasa dalam bersikap. Saya jadi teringat kembali kata-kata Ustad Felix Siauw, ketika kita memulai bersama (suami-istri) dari nol, maka suatu saat kita akan tersenyum bahagia ketika mengingat-ngingat kembali masa perjuangan dulu.


Q: Gimana caranya memunculkan keberanian untuk nikah saat kuliah?
A: Saya sendiri selalu mengedepankan tawakal ketimbang logika manusia semata. Saya haqqul yakin kalau janji Allah itu pasti. DIA tidak mungkin memerintahkan hal yang banyak mengandung mudharat. Seperti rezeki, kemudahan-kemudahan, semua sudah dijanjikan yang terbaik asalkan kita berikhtiar langit dan bumi. 


Q: Ada saran gak buat yang mau ngikutin jejak, nikah saat kuliah?
A: Sebenernya balik lagi ke diri, apakah sudah siap? apakah sudah berani mengambil tanggung jawab dan resikonya? Semua tetep harus dipikirin masak-masak, apalagi komitmen tentang anak, kuliah, finansial, dan lain-lain. Karena gak sedikit yang nikah saat kuliah, malah terbengkalai kuliahnya, dan akhirnya harus DO. 





*Wawancara Selesai*



-----------------------------

Saya nulis ini bukan untuk jadi kompor lho ya, setiap orang pasti punya skenario masing-masing yang telah dituliskan oleh Allah SWT. Tidak ada yang lebih baik derajatnya, karena manusia yang paling tinggi derajatnya hanyalah manusia yang bertakwa kepadaNya.

Setiap pernikahan pasti memiliki cerita dan tantangannya masing-masing. Menikah saat kuliah banyak memiliki suka maupun duka, saya sendiri banyak menerima 'didikan-didikan' mental dari-Nya. Semua harus dijalani dengan ikhlas, sabar, dan kembali meluruskan niat. Adapun yang menganggap pernikahan di usia muda dan masih kuliah akan menghancurkan masa depan, adalah anggapan yang salah. Selama tawakal menjadi pegangan, Insya Allah Dia akan selalu memberikan kemudahan. 

Semoga niat baik dari setiap pernikahan selalu menjadi tujuan dalam mengarungi samudera ini, seperti Do'a Rasulullah SAW ketika menikahkan Fatimah RA, dan Ali bin Abi Thalib RA.



"Semoga Allah mengumpulkan kesempurnaan kalian berdua, membahagiakan kesungguhan kalian berdua, dan mengeluarkan dari kalian berdua kebajikan yang banyak"



Amiinn Yaa Rabb :)







27 comments

  1. Sptnya familier dg nasehat2 nikah muda dan muhammad al fatih...tnyt felix siauw hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaaa.. saya cuman denger ceramah Ust Felix tu di TV Mak, dan pas dibagian tentang nikah itu. Jadi keinget-inget deh. Kalau cerita Muhammad Al Fatih saya tau dari suami, soalnya suami suka sama sejarah. Kalau nasehat tentang nikah, saya suka baca buku Ust Muhammad Faudzil Adzim Mak :)

      Delete
  2. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
    Replies
    1. salam kenal juga Mak, terima kasih udah mampir :)

      Delete
  3. bener mak, pacaran lama jg ga jamin kita bener2 mengenal pasangan. aku pacaran 4 tahun ternyata bnyk hal yg blm kuketahui ttg suami. trus jg, skrg banyak kan ibu2 ambil S2, jadi apa bedanya. sama2 punya suami n kuliah. so sy kira ga masalah msh kuliah trus nikah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya sekarang ibu2 pada kuliah S2, mungkin paradigma lama udah mulai berubah, bahwa kita harus milih antara pendidikan dan rumah tangga. Ternyata sekarang semua bisa berjalan beriringan, makasih Mak udah mampir :)

      Delete
  4. ya kalau memang sudah siap, sebaiknya segera menikah ya mbak :)

    ReplyDelete
  5. Kereen Mak, kereeen ^o^

    Bersyukur sekali Mak, diselamatkan Allah lebih cepat, hiks

    Semoga langgeng teruuss `(*∩_∩*)′ Aamiin

    ReplyDelete
  6. Saya suka bagian yang ini:
    Q: Kenapa gak nunggu mapan?
    A: Karena kita ingin berjuang bersama. *tsaahhh

    :) Cuma gimana caranya ya meyakinkan orang tua kalau anaknya ingin sama-sama dari 0

    Salam kenal, Mbak

    Lia

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mindset orang tua sekarang memang gak jauh dari pemikirian masyarakat pada umumnya, jika ingin menikah harus sudah punya gaji, rumah, kendaraan, dll. Kita selalu berhusnudzon bahwa orang tua selalu menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya.

      Untuk menunjukkan kesungguhan kepada orang tua, kita bisa belajar mandiri dari sekarang, bisa dengan wirausaha, bekerja part time, dll.

      Semoga lambat laun, melihat kesungguhan putra-putrinya ridho pun akan turun dari orang tua, karena RidhoNya bersumber pada ridho orang tua kita. :)



      salam kenal juga Mbak Lia

      Delete
  7. Haiii Maaaak, Syelamaaat yaaa.. Udah menang GA ini :))
    Sedaaapppphhh interviewnya hihi

    ReplyDelete
  8. Selamat Juga Mak, udah menang :)

    ReplyDelete
  9. Assalamualaikum mba.

    Saya mahasiswi semester 4, saya dan pasangan saya juga punya rencana untuk mengikuti jejak mba Karna ingin menghidari hal2 yg negatif mba. Alhamdullillah pasangan saya itu udah mempunyai kerjaan tp kami masih bingung apakah akan cukup nantinya sedangkan saya juga belum tuntas kulaih. Org tua kami sih menyarankan untuk tunggu saya kerja dulu, tp kalau dipikir2 masih lumayan lama sekirsekitar 2 tahun lagi, sedangkan kami juga udh pacaran 2 tahun dan kami ngerasa kayanya juga ga baik lama2 pacaran. Nah mba saya ingin meminta saran, kira2 apa yg seharusnya kami lakukan? Apakah saya harus meminta kepada org tua saya? Atau bagaimana mba? Jujur saya sdg sangat dilema.

    ReplyDelete
  10. Anonim: Yang pertama harus diluruskan adalah niatnya. Kalau memang niatnya untuk menjauhi zina, untuk memenuhi perintah Allah dan Rasulnya, maka mantapkan hati untuk menikah.

    Untuk pekerjaan, sebenarnya waktu saya dan suami menikah dulu, kami sama-sama belum mempunyai pekerjaan tetap, Suami masih nyambi-nyambi wirausaha sana-sini, Alhamdulillah penghasilan tetap ada. Saya sendiri masih menggantungkan biaya kuliah kepada beasiswa dari kampus. Selain itu, di awal kami punya komitmen (bersama orang tua) bahwa biaya kuliah tetap ditanggung orang tua masing-masing. Karena orang tua masih merasa memiliki tanggung jawab hingga kami selesai S1. *jadi ini penting dikomunikasikan ke orang tua*

    Sebelum memutuskan menikah, ada baiknya komunikasi dengan orang tua lebih intens. Kita bisa berdiskusi plus minus ketika kita memutuskan menikah saat kuliah nanti. Kalau orang tua melarang, bisa ditanyakan alasannya apa. Atau kalau mendukung, apa saja yang harus disiapkan. Karena prinsipnya kan Ridho Alloh itu Ridho orang tua, jadi penting sekali untuk meminta restu dari orang tua.

    Kalau orang tua minta menunggu sampai lulus, sebenarnya ini cukup riskan, Karena di masa menunggu (pacaran) godaan ke arah mudhorot cenderung lebih banyak. Ya mau tidak mau kalau memang tidak mau banyak mudhorot, pacarannya di stop. Lebih baik menyibukkan diri untuk memperbaiki diri masing-masing. Kalaupun jodoh, insya Alloh tidak akan tertukar.

    Semoga bermanfaat :)

    ReplyDelete
  11. Assalamualaikum..

    Setelah baca cerita ini, saya jadi ingat tahun lalu merasakan susahnya minta izin menikah karena orang tua saya lebih menginginkan saya berkarir matang. Maklum, usia 22 tahun masih terlalu mudah buat mereka. hehe. Ditambah saya baru banget lulus kuliah. Alhamdulillah, setelah berusaha meyakinkan mereka dan terus memohon yang terbaik menurut Allah, pernikahan kami sekarang menginjak bulan ke 3. Insya Allah bisa terus istiqomah dan di berkahi Allah :)

    ReplyDelete
  12. Saya juga mau minta saran dong
    Saya sekarang lg sementara nyusun thesis, pacar udh ngebet mau melamar bulan ini, tapi mama dan kakak gk ksih katanya harus wisuda dulu, nah wisudanya skitar bulan juli tahun depan, keluarga pihak laki2 udah gk mau nunggu
    Saya harus gimana dong untuk meyakinkan kluarga agar bisa menyetujui saya menikah segera?

    ReplyDelete
  13. Assalammualaikum

    Bagus banget tulisannya makk... :).
    Saya mau minta saran, saya skrg baru lulus sarjana, blm dapat kerja. Dan masih bimbang antara kerja dan kuliah lagi. Ada pria yang mendekat dan sudah serius untuk minta ijin ke ortu, tapi saya bingung untuk izin dan komunikasikannya ke ortu, terutama papa saya.. bagaimana baiknya ya mba? Terimakasih

    ReplyDelete
  14. yuuuhhhh seruu deh cerita kisah2nya... aku malahan br semester 2 tp bulan feb th depan uda mo merried..yuhuuu muda sekaliii.. but its okee..yess!!

    ReplyDelete
  15. Subhanallah Suka banget sama ceritanya, alhamdulilah dapet inspirasi, awalnya masih galau waktu pacar udh ngajakin nikah di usia muda padahal masih sama2 kuliah, makasih ya mba.. Semoga jd berkah buat semua orang yang baca blog nya..

    ReplyDelete
  16. Masya Allah mba Tetty.... Indah sekali tulisan ini :')

    ReplyDelete
  17. Menikah muda atau enggak memang pilihan sih.. dan gak semua orang cocok menikah muda apalagi masih kuliah (contohnya aku) haha. Kalo aku nunggu lulus baru nikah trus kuliah lagi hihi

    ReplyDelete
  18. semogasanggup juga menikah pada saat kuliah. tapi kepikiran soal finansial, kalau begini gimana caranya mbak

    ReplyDelete
  19. Pengeen banget nikah saat kuliah
    Tapi sampe lulus ga punya pacar juga wqwq

    ReplyDelete
  20. Assalamualaikum kak,, saya juga sebenernya masih kuliah semster 4 dan ada laki laki yang ngajak nikah dan dia jg sudah berani ketemu sama org tua saya, pdhl saya dulu sm org tua juga niatnya nikah minimal setelah lulus s1 atau setelah profesi apoteker, tapi setelah orang tua saya ketemu sama si calon ini , ayah saya malah bilang katanya yaudah nikahnya gausah nunggu lulus, kalo udah ada yg baik n soleh datang melamar jangan ditolak,, wkwkw saya jadi ketawa,, tapi saya meyakinkan sicalon kalo melamar saya minimal saat semsster 7 yang insya Allah saya sudah siap, doain yah kak semoga dilancarkan segalanya ������ aamiin..

    ReplyDelete

Terima kasih telah berkunjung ke blog ini, silakan tinggalkan komentar yang baik dan positif ya :D