Copyright by tettytanoyo. Powered by Blogger.

Flash Your Day With OPPO R7s

review oppo R7s


Hallo O-Fans!

Yeaayy akhirnya saya bisa ngereview HP kesayangan.

"OPPO Smartphone"


-----

Kebetulan sekali ya, sudah lama saya ingin membuat postingan tentang pengalaman menggunakan OPPO Smartphone selama ini. Apalagi belum lama ini saya mendapatkan pengalaman baru ketika memakai OPPO Smartphone.

Pengalaman apa itu?

Pengalaman tentang OPPO Smartphone milik suami saya yang beberapa waktu lalu terkena virus. 

Dan juga saya pribadi ingin memberikan testimoni penggunaan OPPO Smartphone yang saya gunakan.

Jadi, sebelum saya mereview tentang OPPO R7s, izinkan saya memberikan testimoni dulu ya. Boleh-kan-boleh-dong-iya-kan-iya-dong.

Sebelumnya saya kasih tahu dulu, saya berdua (dengan suami) adalah OPPO couple, kami berdua sama-sama pakai OPPO Smartphone.

Saya sendiri menggunakan OPPO Neo 3, waktu itu saya memang sedang mencari smartphone android yang ANTI MAINSTREAM. Setelah menemukan banyak referensi, akhirnya pilihan saya jatuh ke OPPO Neo 3.

Ini penampakan OPPO Neo 3 kesayangan,

Penting Gak Penting Belanja Online



Haaaaiiiisshh.. gara-gara colekan mamae Xylo di facebook akhirnya kegoda juga ini iman buat ikutan giveaway dalam rangka Harbolnas. 

Pertama, mamae Xylo persuasif banget ngajaknya pake iming-iming voucher 500 ribu buat belanja di hijup.com siapa yang gak kebelet coba?  

Mamah muda yang sering meratapi tanggal muda dengan berapi-api dapet kesempatan dapet voucher maratus rebu buat shopping? Mamah mana yang tidak goyah pendiriannya? Katakan Rahul katakan! Baru tahu ada Harbolnas. 

Iyes. saya baru tahu banget ada yang namanya Harbolnas? Hari Belanja Online Nasional, yang jatuh pada tanggal 12 Desember nanti.

Emang penting yah? 

Sepenting apa diciptakan sebuah hari dimana semua orang harus tahu bahwa belanja online udah jadi bagian hidup masyarakat Indonesia? Oke. Pikirin aja sendiri. Wkwkwk.  

Mehhh. 

Kalo menurut logika mamah muda pencari voucher belanja ini sih simpel. Tahu kan kalau Indonesia sedang mendorong masyarakatnya untuk jadi pengusaha? Iyaps. Indonesia punya target minimal 2% penduduk Indonesia harus jadi pengusaha. BAIK OFFLINE MAUPUN ONLINE. 

*analisa sotoy* 

Kurang Piknik atau Kurang Dzikir?



Akhirnya tergelitik juga buat nulis tentang ini. 

Yes. Timeline facebook kemarin sempet diwarnai dengan seliweran tulisan tentang bahasan 'kurang pikniknya' ibu rumah tangga. Bahkan saya pun sempat meng-amini dan menshare tulisan tersebut.

Namanya di medsos, tulisan yang mewakili hati sedikit aja langsung jadi viral. 

Gak tau juga sih siapa yang pertama kali mengunggah gambar itu ke medsos, tapi bunyi tulisannya begini:

"Ibu rumah tangga butuh piknik 10 kali lipat dibanding ibu yang bekerja. Bayangkan 24 jam dengan kekacauan dan cobaan anak kecil yang diam hanya saat tidur. Kewarasan pasti tinggal beberapa persen saja. Ibu bekerja masih bertemu dengan teman, masih bisa menghirup udara yang segar di luar rumah."

Seperti yang saya bilang, saya mengamini tulisan tersebut, dan juga mempostingnya di time line saya. Soalnya saya juga merasa begitu, merasa butuh piknik. Walau kadar kebutuhannya gak nyampe 10 kali lipat.


Jadi inget, belum lama ini Mbak Arin seorang Blogger ketjeh dari Bogor membuat sebuah giveaway blog PIKNIK ITU PENTING. Pesertanya bejibun, tapi saya gak sempet ikutan *duh nyesel* bukan cuma ibu rumah tangga yang ikut. Gadis belia, mas-mas, bapak-bapak, juga pada ikutan giveawaynya Mbak Arin. 

Haaa.. mungkin memang kita semua butuh piknik. Jadi pada semangat banget deh nulisnya.

Eh, iya balik lagi ke tulisan tentang ibu rumah tangga butuh piknik 10 kali lipat. Kenapa saya mengamini tulisan tersebut?

Gara-gara Bapak Guru Ini Aku Jadi Blogger


"Kau adalah lilin penerang, dalam kegelapan. Bapak, Ibu Guruku"




Assalamu'alaikum


Karena hari ini bertepatan dengan hari guru, maka postingan saya kali ini, saya dedikasikan untuk para guru yang ada di seluruh dunia, yang senantiasa menginspirasi dan memberikan semangat kepada murid-muridnya tanpa berbatas masa.

Terima kasih Bapak, Ibu Guru, jasamu tiada tara.

***

Hei-hei, Siapa Dia?

Gara-gara bapak guru ini aku jadi blogger.

Yaps, judul postingan kali ini memang begini adanya. Aku jadi blogger gara-gara kalimat seorang guru. Tepatnya guru saya waktu masih SD sampai SMP. 

Namanya Bapak Abdul Aziz Rofiq.

Beliau adalah guru saya ketika SD hingga SMP (karena saya sekolah SD-SMP di yayasan yang sama tempat beliau mengajar).

Saya sih lebih sering manggilnya, Pak Rofiq. hihi.

Pak Rofiq itu orangnya ramah, baik banget, selalu ceria, dan juga santai. Berhubung beliau adalah guru kesenian dan kerajinan tangan waktu itu, Pak Rofiq sering memberikan tugas-tugas kreatif untuk kami ini. 

Bapak sering memberikan tugas menggambar, mewarnai, membuat mozaik, membuat anyaman dari kertas, nyanyi, pokoknya bikin sesuatu yang kita suka, sekreatif mungkin, dan hampir tanpa batasan.

Tidur Pakai Seprai Baru, Bisa Mimpi Berangkat Umroh?

seprai grand shamira


“Sesungguhnya Allah SWT bukan memanggil orang yang mampu, tetapi

memampukan orang yang ia panggil ke Baitullah”


JLEB!

Waktu pertama kali dengar kalimat di atas saya langsung merasa JLEB BANGET. Kenapa? Abis selama ini saya suka kerdil dalam berpikir, kalau mau berangkat umroh atau pergi haji harus punya uang atau bekal yang cukup. Cukup untuk beli tiket pesawat, bikin paspor, bikin visa, akomodasi,  beli oleh-oleh, dan segala tek tek bengek lainnya. Padahal kalau Allah berkehendak kan tinggal KUN FAAYAKUN, tidak ada yang tidak mungkin.

Kalau tukang bubur aja bisa naik haji, kenapa Saya nggak?

*kemudian istigfar*

Pertama kali saya ngeh untuk segala persiapan umroh adalah waktu bantu-bantu ibu mertua berangkat umroh bulan Januari kemarin. Dan yang paling berkesan itu waktu bantuin ibu bikin paspor buat umroh ke kantor imigrasi. 


Bulak balik ke kantor imigrasi Bandung yang terletak di jalan Suci membuat saya mengkhayal, kapan ya saya bikin paspor umroh buat saya sendiri? Kadang hati seringkali berazzam untuk bisa menabung untuk bisa pergi umroh bareng suami, saya bertekad untuk pergi umroh di usia yang masih muda, supaya masih bisa nulis pengalaman umroh saya di blog ini.

Smart Cooking: Haruskah Perempuan Jago Masak?



"Perempuan itu harus jago dalam tiga hal dasar. Kasur. Sumur. Dapur"


Eeaaa....

Di Era Mahmud Abbas (Mamah Muda-Anak Baru Satu) 'pepatah' di atas pasti udah gak masuk itungan. Masa perempuan cuman jago di kasur, dapur, sumur doang? So Yesterday banget kalo istilah kerennya mah.

Sebenernya saya posting tentang ini masih dalam rangka hamil muda yang butuh banyak golar-goler di kasur.


Secara ya, hamil muda itu pasti masih dalam kondisi 'mabok-maboknya'. Gak banyak kerjaan rumah yang bisa kita eksekusi seperti biasanya.

Karena masih rada mual, apalagi saya baru aja disuntik vaksin tetanus yang bikin saya meriang, saya bingung banget kalo mau makan.

Pilihannya masak sendiri atau beli jadi.