“Kita bisa memilih
ingin berteman dengan siapa saja, tapi kita tidak bisa memilih ingin
bertetangga dengan siapa. Itu takdir.”
Loh kok? Quotesnya gak nyambung?
Hihi, jadi begini saya ceritain dulu. Suatu hari saya diinbox
sama temen.
“Ty kamu di rumah aja
kan ya?”
“Iya.”
“Kok aku bingung ya, di
rumah gak ngapa-ngapain, bosen.”
“Iya, dulu aku juga
dulu gitu, sebelum negara api berubah jadi negara angin.”
Duh jadi kepikiran, kenapa saya gak tetanggan sama temen
saya, supaya kita barengan, gak bosenan di rumah masing-masing.
Ya jadi kira-kira gitu dasar pemikiran quotesnya. Haaa maksa
banget.
-----
Ini bangeeetttt.. perasaan saya dulu waktu awal-awal belum
punya ritme kehidupan seperti sekarang. Duh bahasanya. Iya sih, karena saya
nikah sambil kuliah dulu tuh, berperan sebagai ibu rumah tangga full di rumah
itu gak terlalu berasa. Toh saya masih kuliah, dan banyak aktivitas di luar
rumah.
Semuanya berubah ketika saya hijrah bersama suami saya ke
Bogor.
Setiap hari suami saya berangkat kerja, dan biasanya pulang
minimal pas adzan magrib berkumandang. Otomatis saya di rumah berdua aja sama
Kifah. Dan jujur aja, tiap hari itu bosen banget di rumah. Karena ngerjain hal
itu-itu aja, dan berasa capek sendiri.
Paling kalau weekend,
suami ngajak pergi keluar buat jalan-jalan.
Jujur memang, ketika ‘dulunya’ kita banyak aktivitas di luar
rumah dan kemudian ‘terperangkap’ di dalam rumah pasti ada rasa yang gak
nyaman. Terutama rasa bosen dan ujung-ujungnya banyak ngeluh.
Setelah saya ngobrol dengan beberapa temen, memang benar
adanya, di rumah terus dengan aktivitas yang sama membuat kita gak tahan. Apalagi
belum ada yang dimomong, otomatis bosen banget, paling pilihannya ya kerja aja.
Supaya tetap bisa produktif dan ngilangin bosen tadi.
Saya sendiri orang yang bosenan. Saya sempet mikir gimana
kalau saya kerja keluar aja supaya lebih produktif, tapi suami saya bilang,
“Nanti kerja juga bosen lagi.”
Eh iya juga, jangan-jangan nanti saya juga bosen kerja, dan
ujungnya malah resign. Yaahhh.
Tapi keukeuh sih saya gak merasa produktif kalau di rumah
terus sampai akhirnya saya mikir beberapa cara buat tetep produktif di rumah.
Buat Jadwal
Nah ini, saya sempet baca katanya walaupun di rumah, kita
harus tetap bikin jadwal kegiatan. Jangan sampai waktu kita bablas gitu aja.
Mentang-mentang di rumah kita jadi males-malesan, kerjaannya cuman makan sama
tidur.
Saya sempet bikin jadwal harian di rumah. Jadi saya bisa
estimasi, setiap hari saya melakukan apa saja dan berapa lama waktunya.
Kemudian waktu yang tersisa bisa kita gunakan untuk hal apa aja.
Kalau udah tahu berapa lama waktu kosong yang bisa gunakan,
cepet deh cari hobi atau kesukaan kita yang sekiranya bisa membuat kita
memiliki karya. Dulu banget saya sempet mengisi waktu untuk jualan hijab.
Tapi ya sebenernya orientasinya gak mesti materi ya, kadang
kepuasan hati lebih dari itu. Kita bisa membuat kerajinan tangan misalnya, bisa
dijual atau diajarkan kepada orang lain lewat komunitas. Atau kita juga bisa
aktif di masyarakat loh. Ada banyak kesempatan untuk mengabdi di masyarakat, seperti
ikut kegiatan masjid, ikut PKK, mengelola PAUD di posyandu, atau mengelola
lingkungan seperti bank sampah di RT kita masing-masing.
Banyak banget kan cerita sukses para ibu di rumah yang
berhasil menjadi penggerak masyarakat untuk berbuat kebaikan? Nah, jejak ini
bisa kita tiru sebenarnya.
Tapi apa daya, saya ini orangnya kurang disiplin. Pasti
awal-awalnya aja rajin dan on time.
Kesananya ya wassalam.
Untuk itu saya cari cara lain, menyesuaikan diri saya yang
kadang suka kurang disiplin ini dengan cara:
Membuat Target
Yaps. Karena saya gak terlalu bisa hidup dengan jadwal,
kemudian saya mencari cara lain, yakni menentukan target untuk diri saya
sendiri.
Misalnya, sekarang saya senang menulis di blog saya ini, maka
dari itu saya harus membuat target agar hobi dan kesukaan saya makin
berkembang, pelan tapi pasti.
Buat target tahunan, bulanan, mingguan, bahkan harian.
Contohnya, one day one
post (kalau kuat), nambah followers blog, nambah followers sosmed, menang
lomba. Ya pokoknya yang sekiranya bisa diukur dan harus berdasarkan kapasitas
diri juga. Jangan sampai targetnya terlalu muluk. Dan biasanya, terget tersebut
jadi trigger buat saya untuk terus menambah kapasitas diri dan juga
produktivitas.
Beberapa hasilnya alhamdulillah sudah terlihat, pelan tapi
pasti, saya mulai menikmati aktivitas blogging menjadi sebuah aktivitas yang
memiliki nilai produktivitas yang baik.
Nah, sebentar lagi kan akhir tahun, siap-siap deh saya buka
target saya tahun ini dan melihat apa saja yang sudah berhasil dicoret dan apa
saja yang harus saya ikhtiarkan tahun depan.
Asiknya punya target itu kita bisa mengukur pencapaian kita
di tahun ini dan apa saja yang harus disiapkan untuk setahun ke depan. Jadi
jangan sampai setiap hari, bulan, dan tahun terabai begitu saja.
Jadi, walau kita ada di rumah, kita tidak ketinggalan kereta oleh
orang lain. Banyak yang bisa kita kerjakan baik itu bermanfaat untuk diri
sendiri dan orang lain. Dan itu semua bisa dimulai dengan menyusun jadwal dan
membuat target.
Ada yang mau sharing supaya tetap bisa produktif di rumah?
Tulis di kolom komentar yuk :)
No comments
Terima kasih telah berkunjung ke blog ini, silakan tinggalkan komentar yang baik dan positif ya :D