Copyright by tettytanoyo. Powered by Blogger.
Showing posts with label Ramadhan. Show all posts

Ketika Ramadhan Tak Memanggilmu


Rasulullah SAW Bersabda, "Bulan Ramadhan telah datang kepada kalian, di dalam bulan ini, pintu-pintu syurga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu."

(Musnad Imam Ahmad rahimahullah dengan sanad dari Anas bin Malik)

Hari-hari sebulan kebelakang (waktu tau lagi hamil) saya gak pergi kemana-mana, senengnya di rumah, mager dan jarang berinteraksi dengan gadget. Makanya ada juga yang komplain karena WAnya gak saya balas, dan banyak notifikasi yang saya abaikan.

Entahlah, hamil kali ini kepinginnya diam, mikir (mudah-mudahan), dan berkontemplasi, eleuh bahasan kontemplasi aslina mah ngahuleung.

Dan satu lagi, saya jadi suka lagu Maher Zain lagi. Ya emang dari dulu suka sih, tapi sekarang lebih sering saya puter lagunya Maher dari Youtube, lagu yang zaman dulu dan sekarang.

Lagu yang sedang saya suka yaitu lagu Ramadhan. 

Ya karena sebentar lagi, bulan suci Ramadhan itu akan tiba, kurang lebih 40-an hari lagi. Sungguh tak terasa. 

Kalau lihat suasana dan suhu udara sekitar, di bulan Rajab ini, hawa-hawa Ramadhan sudah mulai kecium. Dan euphoria bulan Ramadhan di beberapa tempat juga mulai berumunculan.

Kayak waktu sore kemarin saya ke Cibinong, ada banyak orang yang jual kurma di pinggir jalan untuk dana usaha atau dana sosial gitu. Duh, langsung deh seketika rasanya kok ini berasa lagi ngabuburit ya di bulan Ramadhan. Banyak lapak kurma dan jajanan buat buka puasa.


Bulan puasa memang ngangenin, banyak yang hal yang gak kita lakukan di bulan lainnya, tapi kita kerjakan di bulan Ramadhan, terutama ibadah shaum dan tarawih. Di luar bulan Ramadhan, shaum kita bisa dihitung jari, bahkan mungkin kita shaum hanya untuk mengqodho shaum yang terlewat di bulan Ramadhan sebelumnya.

Tapi satu hal, yang saya pikirkan dari kemarin. Ucapan guru ngaji, ustadz, guru agama saya dulu sejak SD hingga SMA. 

Kita selalu bahagia menyambut Ramadhan, insya alloh, tapi apakah umur kita akan sampai pada bulan Ramadhan tersebut? Jawabannya belum tentu.

Saya jadi teringat musibah yang baru saya alami kemarin. Uwa atau Kakak ibu saya meninggal dunia. Padahal usianya belum terlalu sepuh, bahkan sebelum meninggal dunia pun masih bisa pergi ke pasar untuk berbelanja keperluan warungnya.

Ketika Ashar pulang ke rumah, Uwa mengeluh sakit di bagian punduk dan kepala, dan ketika Maghrib tiba, takdir Alloh SWT. Uwa meninggal dunia. 

Dari musibah kemarin, saya makin gelisah. Ya Alloh, ternyata benar. Usia atau umur seseorang adalah rahasiaMu. Bahkan untuk sampai ke bulan Ramadhan yang sebentar lagi tiba pun belum tentu sampai.

Padahal, angan-angan kita, di bulan Ramadhan nanti mungkin ingin memperbanyak ibadah sunnah, tilawah, hafalan qur'an, sedekah, silaturahmi, dan lain sebagainya.

Namun apalah jika takdir berbicara lain, ternyata umur atau usia kita tak sampai ke bulan yang selalu kita rindukan.

Sungguh sebenarnya ini adalah nasihat untuk diri saya pribadi. Hingga bulan Rajab ini, apakah amal perbuatan yang baik sudah bertambah, atau sebaliknya? Apakah di hati masih penuh urusan akhirat atau sebaliknya? 

Karena bulan mulia untuk tempat dan waktunya bertaubat belum tentu sampai didatangi. Karena Ramadhan, ternyata tak memanggil kita.

Semoga umur kita semua disampaikan hingga bulan Ramadhan tahun ini, amiinn. Insya alloh.


Ini video klip lagu Ramdhan Maher Zain yang suka bikin saya berurai air mata, tsaaah.


















Yang Hilang di Ramadan Tahun Ini. Bisakah #JadiLebihBaik?


“Barang siapa yang bergembira menyambut bulan Ramadan, maka diharamkan jasadnya terkena api neraka”

Saking mulianya bulan Ramadan, ketika kita bergembira menyambut datangnya bulan suci yang ditunggu seluruh umat muslim saja, Allah pun menjamin bahwa api neraka tidak akan pernah bisa mendekati hambaNya.

Dari tahun ke tahun, semenjak kecil, saya sangat menunggu berbagai ritual ibadah dan moment yang hanya bisa ditemui di bulan Ramadan.

Seperti, berpuasa bersama keluarga, membuat takjil, masak makanan untuk berbuka, itikaf, dan shalat tarawih.

Tapi, semakin dewasa, saya merasakan ada beberapa moment Ramadan saya yang “hilang” karena kesibukan menjadi istri dan juga ibu.

Ramadan Ceria Bersama Lotte Choco Pie [Dapatkan Family Trip Gratis ke Bali bersama Lotte Choco Pie]


"Romadon tiba, Romadon tiba."
"Marhaban yaa Romadon, Marhaban yaa Romadon"
"Marhaban yaa Romadon, Marhaban yaa Romadon"

Hiyaaa, siapa yang ikutan nyanyi lagunya Bang Opick?

Alhamdulillah yaaa, kalau hati kita gembira menyambut dan menikmati bulan Ramadan. Mudah-mudahan, jasad kita diharamkan dari api neraka, amiiinnn.

Alhamdulillah, Ramadan hadir lagi. Aromanya menyeruak memenuhi seisi rumah. Ya Alloh terima kasih, masih bisa mencicipi suasana Ramadan 1438 H.

Setiap Ramadan, pasti punya cerita berbeda.

Tahun lalu, saya baru saja melahirkan seminggu sebelum Ramadan, walhasil Ramadan kemarin itu sebulan penuh gak puasa, karena masih nifas dan bayi masih sangat kecil. Tahun ini, alhamdulillah bayi sudah 1 tahun, bisa menikmati puasa, walaupun penuh perjuangan karena masih memberikan ASI untuk Aldebaran.

I'tikaf: Pitstop dari Perjalanan

 
sumber


Alhamdulillah,

Ramadhan sudah memasuki 10 hari terakhir, dimana Allah telah menyisipkan satu malam yang menjadi rebutan semua muslim dan muslimah di seluruh dunia, yakni lailatul qadar.

Mesjid-mesjid pun mulai sesak oleh para jamaah yang ingin melakukan i'tikaf. Berdiam diri di rumah Allah, mengingatNya, menyebut namaNya, bersyukur padaNya, mohon ampun padaNya, mengharap hanya RidhoNya.

Malam-malam panjang itulah yang dirindukan, malam dimana manusia bermuhasabah atas perjalanan selama 11 bulan.  Perjalanan duniawi yang menyita banyak energi, perjalanan duniawi yang menguras banyak materi.

Ini saatnya, beristirahat dalam Pitstop-Nya.

11 bulan bukan waktu yang singkat. 11 bulan yang lalu, kehidupan banyak diwarnai dengan perubahan, persaingan, kegelisahan, keterpurukan, kegalauan, kebahagiaan, kesyukuran, kesedihan, dan macam rasa yang ada di hati tiap manusia.

11 bulan adalah perjalanan yang melelahkan. Mungkin, setiap hari kita shalat, tapi tak pernah benar-benar bertemu denganNya. Mungkin selama ini kita tilawah, tapi tak pernah benar-benar mengerti pesan dariNya.

11 bulan adalah ujian. Kesedihan, duka, keterpurukan, kerap kali mengingatkan kita akan kehadiranNya, tapi tidak jarang, ujian yang terjadi justru membuat jarak antara kita dan sang Maha Pencipta.

11 bulan adalah nikmat. Kebahagiaan, jabatan, rezeki, anak, harta, menjadi pundi-pundi yang membuat kita tersenyum. Merasa puas akan kehidupan yang kita jalani, merasa puas akan pencapaian diri. Tapi apakah semuanya sudah benar-benar kita syukuri? atau hanya berterima kasih pada diri sendiri?

10 hari, ya hanya 10 hari dalam 1 bulan istimewa ini, biarkan air mata jatuh diantara sajadah panjang. Biarkan hati menangis bersimpuh rasa malu kepadaNya. Atas kesombongan, atas kekufuran.

I'tikaf adalah masa untuk memetik hikmah atas 11 bulan yang begitu melelahkan. 11 bulan mengarungi duniawi yang kian gemerlap membutakan mata hati. 

I'tikaf adalah sebuah pemberhentian dari perjalanan panjang. I'tikaf adalah waktu yang tepat untuk mengisi kembali ruhiyah yang lama kering kerontang.

I'tikaf adalah cara terbaik untuk kita kembali padaNya. Mengenali apa yang harus kita cari dalam hidup, menggali makna atas apa yang kita jalani selama ini.

I'tikaf adalah sebuah pitstop. Jangan ditinggalkan, jangan disia-siakan. 


#SelfReminder Pisan 

 

Rindu Ramadhan di Masa Kecil

Image from Pinterest

"Alhamdulillah sebentar lagi Ramadhan, di TV udah ada iklan sirup"
"Iya, ya. Kalau Ramadhan, pasti kita semua beli sirup ya buat buka puasa"

Percakapan random saya dengan suami, ketika melihat iklan sirup di sebuah stasiun TV.



Ramadhan bulan kemenangan, Ramadhan bulan yang penuh berkah, Ramadhan bulan tempat melebur dosa, Ramadhan bulan penguat keimanan, Ramadhan bulan berbagi bersama sesama, Ramadhan adalah bulan yang penuh rahmat dan ampunan. Ramadhan adalah bulan saling bersilaturahmi. 

Itulah sekelumit 'tag line' Ramadhan yang selalu saya ingat saat saya kecil dulu. Saat masih sekolah di Madrasah Ibtidaiyah. Saat masih berseragam hijau putih dengan kerudung mungil yang menghiasi kepala.