“If You can Dream it, You can
do it”
Salah satu hal yang saya pikirkan
Ketika berada di dalam rumah menjadi ibu rumah tangga adalah, apa yang bisa
saya lakukan untuk mewujudkan mimpi-mimpi saya?
Karena yang saya rasakan, setelah
menjadi ibu rumah tangga yang setiap hari di rumah saja, mimpi-mimpi yang saya
jaga selama ini seperti berangsur-angsur meredup. Dalam hati selalu terucap:
“Ah, udahlah, gak usah mimpi tinggi-tinggi,
udah jadi ibu rumah tangga, udah ‘berumur’ juga”
Jujur, terkadang, saya patah
hati, ketika melihat teman-teman yang ‘karirnya’ melesat, misalkan bekerja
untuk bisa mengabdi kepada negara dan masyarakat, atau bisa belajar dan mencari
ilmu pengetahuan hingga jenjang yang tinggi. Tentu, rasa ingin bisa melakukan
hal yang sama, kadang terbersit dan membuat diri ini menjadi ‘Insecure’.
Memang, hal yang paling sulit itu
adalah menyemangati diri sendiri, setuju, gak? Mungkin kalau orang lain meminta
semangat, kita bisa memberikannya, tapi ketika diri sendiri yang sedang down,
hmmm butuh kerja keras untuk bangkit kembali.
Pertama Kali Ngeblog
Tahun 2014 adalah tahun pertama
kalinya saya membuat blog dengan domain www.tettytanoyo.blogspot.com.
Sebelumnya memang saya sudah memiliki
blog, namun hanya blog seorang mahasiswa yang isinya hanyalah sekumpulan
tugas-tugas kuliah.
Ketika saya menjadi ibu rumah
tangga yang setiap hari full time di rumah, saya baru ingat, kalau ada platform
yang bisa saya gunakan untuk menulis dan menuangkan ide-ide saya, yaitu
blogspot. Segera saya membuat akun blog, dan mulai mengisinya dengan
konten-konten curhat, opini, ide, dan lain sebagainya. Dan waktu itu, saya
hanya blogger yang sendirian saja, belum tau kalau ada orang lain yang juga
hobi ngeblog, terutama ibu rumah tangga seperti saya ini.
Hingga pada suatu saat, saya
menemukan sebuah Komunitas Emak Blogger, bergabung di dalamnya dan akhirnya
menjadi bagian Emak-emak yang hobi menuangkan ide dan kreativitas lewat
blognya. Pada saat itu, kami saling blogwalking atau saling berkunjung ke blog
masing-masing, dan disanalah saya melihat blog-blog yang keren, baik dari segi
tulisan maupun lay out blog itu sendiri.
The Ikigai
“Teteh suka seneng kalau habis
ngerajut, walau tengah malam sedang lelah, dengan menjahit atau merajut, teteh
senang dan bahagia.” Seorang kakak tingkat saya bercerita tentang hobi menjahit
dan merajutnya.
“Kalau Tetty apa yang bikin Tetty
bahagia?” Kemudian ia bertanya.
“Saya paling suka ngeblog, Teh.
Kalau udah nulis blog, rasanya plong, walaupun dalam kondisi capek sekalipun,
justru blog lah yang memberi energi baru.”
Sejak saat itu, hingga saat ini,
saya benar-benar suka dunia blog dan media sosial. Kemudian saya
bertanya-tanya, apa ngeblog dan sosial media ini menjadi ‘IKIGAI’ saya? Yang
harus saya rawat dan tumbuhkan setiap harinya.
Setelah saya pahami, semakin lama
terjun di dunia digital, ternyata memiliki sebuah blog, hampir sama seperti
memiliki anak. Ia harus kita rawat dengan baik, diberikan sentuhan yang baik,
dan kita jaga sebagaimana merawat seorang anak dengan penuh kasih sayang. Entahlah,
bagi saya rasanya benar-benar seperti itu.
Pernah suatu saat, saya lama
meninggalkan blog karena hamil dan melahirkan, namun perasaan ingin kembali
terus hadir, saya rindu merawat dan berinteraksi dengan blog saya itu. Walau
hanya menambahkan foto, mengganti header, atau membaca/membalas komentar
pembaca.
Ya, ternyata memang sesayang
itulah saya dengan dunia digital khususnya blog, dan saya merasa, menulis dan
merawat blog adalah Ikigai saya selama ini.
Dalam tulisannya, The Book of Ikigai, Ken Mogi, Ph.D, menuliskan apa itu Ikigai dan bagaimana kita melihat sesuatu sebagai sebuah Ikigai atau Passion. Ikigai sendiri bisa dikatakan passion, atau hal yang membuat kita bahagia, dan dengan senang hati kita lakukan setiap hari tanpa keluhan. Konsep Ikigai ini lahir di Jepang, dan dituangkan ke dalam sebuah buku yang di tulis oleh Ken Mogi, Ph.D.
Berikut adalah 5 Pilar Ikigai, buah
pemikiran Ken Mogi, yakni:
1. 1. Diawali
dari hal-hal kecil. Menemukan sebuah Ikigai atau Passion ternyata bukan hal
yang rumit, cukup dengan mulai mengamati dan memulai hal kecil yang sering kita
lakukan dan membuat kita bahagia. Kebahagiaan bukanlah sebuah kerumitan,
kebahagiaan justru diawali dari hal yang kecil dan sederhana.
2. 2. Bebaskan dirimu. Banyak orang yang tidak mampu atau mau membebaskan diri. Banyak orang
yang justru terkekang karena menjalani hidup atas pilihan, perkataan, atau
pandangan orang lain. Mereka tidak mampu mengejar Ikigai atau Passion mereka
sendiri karena terbelenggu oleh pikiran-pikiran mereka sendiri.
3. Keselarasan dan kesinambungan. Konsep Ikigai datang dari negeri matahari terbit, yakni Jepang. Masyarakat Jepang sangat menjunjung tinggi keselarasan kehidupan manusia dengan alam, atau lingkungan. Maka dari itu mereka sangat menghormati terbitnya Matahari setiap pagi, dan menjadi “Morning Person” yang siap bersinergi dengan alam. Dan kebiasaan baik yang mereka lakukan setiap hari, dilakukan secara berkesinambungan dan menjadikannya sebuah Ikigai atau passion
4. 4. Ikigai
adalah kegembiraan dengan melakukan hal-hal kecil. Orang mampu mendapatkan kepuasan
hidup dengan melakukan hal-hal yang dilihat orang lain merupakan hal yang kecil
dan tak berarti. Dalam The Book of Ikigai, diceritakan bagaimana seseorang bisa
bekerja, ‘hanya’ menjadi seorang koki, pesumo, namun memiliki kebahagiaan hidup
yang sangat baik.
5. 5. Hadir
di tempat dan waktu sekarang. Ikigai atau Passion ini hadir di waktu sekarang,
dimana kita sedang menjalani hidup. Ikigai hadir untuk menjadikan hari-hari
kita lebih bersemangat dan lebih bahagia.
Setelah membaca ‘Konsep Ikigai’ saya
semakin yakin, bahwa dunia digital khususnya blog adalah salah satu Ikigai atau
Passion yang membuat saya bersemangat dan lebih bahagia menjadi diri saya sendiri.
Menginisiasi Komunitas Mama Digital, Connecting Mama
Ketika dunia digital ini telah
memberi saya banyak hal yang sangat positif, saya ingin sekali memberikan atau
berbagi perasaan yang sama kepada orang lain, terutama bagi ibu rumah tangga yang
sekarang lebih senang saya sebut dengan sebutan ‘Mama Digital’. Karena Ibu rumah
tangga saat ini, sudah sangat ‘melek’ dengan dunia digital dan pasti bisa
memanfaatkannya dengan baik.
Mom War yang menyebalkan
dan menjadi biang keladi kegaduhan yang terjadi antar Mama atau Ibu ini menjadi
salah satu alasan saya berinisiasi membuat Komunitas Mama Digital Connecting
Mama bersama rekan-rekan Blogger yang sama-sama mencintai dunia digital.
Mungkin kita sering mendengar,
perdebatan antara Ibu bekerja dan Ibu yang memilih tidak bekerja/di rumah saja.
Saya pikir, kenapa pertanyaannya tidak diubah saja, menjadi “Sekarang berkarya
dimana?” bukan dengan pertanyaan “Sekarang bekerja dimana?”
Karena berkarya bisa dilakukan
dimana saja, berkarya bisa melalui ranah publik atau pun dari dalam rumah.
Berkarya itu tanpa batasan, sedangkan konteks bekerja, biasanya harus berkantor
dan memiliki jam kerja tertentu.
Komunitas Mama Digital,
Connecting Mama yang saya inisiasi bersama rekan-rekan blogger, saya harap
menjadi sebuah jembatan akan itu semua. Tidak ada perbedaan antara ibu bekerja
di kantor ataupun ibu dirumah. Karena dimanapun kita berada, karya kita lah
yang bisa bermanfaat bagi orang lain. Daripada berdebat dan bertengkar membela diri,
lebih baik kita sama-sama bersinergi untuk saling menguatkan satu sama lain.
My Bigger Dream
Salah satu mimpi yang saya ingin
wujudkan adalah membuat Connecting Mama ini menjadi Komunitas Mama Digital yang
bisa bersinergi dengan banyak pihak. Agar para Mama Digital bisa terus
produktif dan berkarya khususnya di ranah digital.
Saya pun berharap, Connecting Mama
menjadi rumah yang nyaman untuk para Mama Digital saling memberdayakan dan
saling mensupport satu sama lain. Karena tidak ada kesuksesan sebuah karya
tanpa support dari orang lain.
Connecting Mama sendiri sudah menyelenggarakan
beberapa pelatihan dan sharing session, diantaranya:
1. Pelatihan
menulis novel online
2. Strategi
membuat konten instagram
3. Public
Speaking
4. Food
Photography untuk pemula
5. Podcast
untuk pemula
6. Sukses
membangun personal branding
7. Tips
and Trick membuat foto flatlay
Wujudkan Bigger Dream jadi
Nyata
Mimpi yang hanya didiamkan begitu
saja ketika mata terpejam, hanya akan menjadi mimpi semata. Sedangkan mimpi
yang diusahakan, diubah menjadi sebuah visi dan misi, insya alloh suatu saat
akan menjadi kenyataan. Itulah prinsip yang saya pegang sejak dulu.
Punya mimpi? Jangan takut gagal! Wujudkan!
Mimpi saya untuk membesarkan
Komunitas Mama Digital Connecting Mama membuat saya banyak mengubah gaya hidup,
kebiasaan, bahkan ‘peralatan tempur’ saya sebagai blogger dan Mama Digital.
Seperti kedisiplinan untuk membuat konten digital, personal branding,
berkomunikasi dengan para member komunitas, upgrade ilmu pengetahuan, upgrade
kamera, gadget, hingga laptop atau PC.
Kenapa?
Karena saya pikir, untuk Go
Extra Miles mewujudkan My Bigger Dream, saya juga harus memiliki
kebiasaan dan ‘peralatan tempur’ ekstra juga, dong.
Bicara soal ‘alat tempurnya’
seorang Blogger atau Mama Digital, laptop, PC atau Personal Computer ini jadi
alat tempur yang paling utama. Karena memang melalui kecanggihan laptop atau PC
itulah, karya-karya akan lahir dari seorang Blogger atau Mama Digita. Setuju?
Salah satu laptop yang menurut
saya pas untuk kebutuhan saya yaitu laptop ASUS VivoBook 15 A516. Keistimewaan laptop ini salah
satunya adalah layar yang lebar dan luas yaitu 15.6 inci dengan 178 degree wide viewing angle.
Kelebihan ASUS VivoBook 15 A516 lainnya adalah:
Menggunakan
Windows 10 Home - ASUS recommends Windows 10 Pro for business.
Up
to 10th gen Intel® Core™ i5 processor.
Up
to NVIDIA® GeForce® MX330.
Up
to 8 GB memory.
Up
to 1 TB HDD + 256 GB SSD. Wow, ekstra besar juga untuk penyimpanannya, ya.
Up
to 15.6” FHD NanoEdge display. Layar yang lebih luas, memungkinkan mata lebih
nyaman ketika bekerja menggunakan ASUS VivoBook 15 A516.
Optional
fingerprint sensor.
Stylish with multiple color options, yakni Transparent Silver dan Slate
Grey yang mempesona.
Beratnya hanya 1,8 Kg. Ringan dan mudah dibawa bepergian.
Selain itu, layar yang lebih luas
atau wider ini memang sedang menjadi tren tersendiri, karena memang sesuai
dengan kebutuhan digital di masa kini, terutama di masa Pandemi Covid-19 diaman
semua pekerjaan dilakukan secara digital atau daring/online.
“Komputer masa kini memiliki tampilan berbeda karena mereka memang berbeda. Dengan solid-state drive (SSD) dan teknologi terkini, Anda mendapatkan kecepatan, keamanan, ketahanan, dan desain yang cantik. Kami telah melakukan jajak pendapat, dan hasilnya, orang-orang lebih senang saat bepergian dengan PC modern.”
“Nikmati semua manfaat dengan PC yang lengkap –
PC sudah termasuk Office Home & Student 2019. Aplikasi Office versi lengkap
(Word, Excel dan PowerPoint) memberikan semua fungsi yang dibutuhkan dan
diharapkan oleh penggunanya. Penggunaan aplikasi Office seumur hidup dapat
memastikan Anda untuk selalu memiliki akses ke fitur yang Anda kenal dan sukai.
Dilengkapi dengan 100% aplikasi Office asli, software juga akan terus
mendapatkan pembaruan keamanan yang rutin untuk melindungi perangkat, program
dan data Anda.”
“Laptop dengan prosesor Intel® Core™ 10th Gen
series ke atas didesain untuk performa dan mobilitas. Dengan efisiensi yang
tinggi serta dimensi thin and light, laptop menawarkan peningkatan performa dan
produktivitas untuk penggunanya. Konektivitas WiFi generasi terbaru juga
memungkinkan transfer data 3x lebih cepat dibanding generasi sebelumnya.”
Bigger Dream, Wider Screen
Memiliki mimpi besar tentu harus
juga memiliki 'pandangan yang luas'. Bukan hanya soal layar gadget atau laptop yang harus
luas agar kita semakin nyaman berkarya, tapi kita pun harus mampu memandang
segala sesuatu lebih luas lagi. Untuk apa? Untuk memetakan strategi,
mengembangkan jaringan, dan membuat step-step untuk mewujudkan segala mimpi-mimpi
kita.
Sekali lagi, mimpi saya adalah
menjalani Ikigai dan Passion saya dalam dunia digital khsusunya Blogging. Kemudian,
menjadikan Komunitas Mama Digital Connecting Mama menjadi sebuah komunitas atau
rumah bagi para Mama Digital di seluruh Indonesia bahkan dunia, nyaman untuk
berkarya, berdaya, dan bersinergi satu sama lain.
When I have a Bigger Dream, So I will have ‘a wider screen’ to see and found the biggest chance to get a better life for me and the others.
So, whats your Bigger Dream?