Copyright by tettytanoyo. Powered by Blogger.

Ketika Blogger Saling Mendo'akan

Source Pinterest


Ya Alloh ini ngeposting jam segini.. Sahur gimana sahur *lirik alarm*

Baru jam segini saya bisa buka laptop dan internet dengan leluasa. Karena:

*anak dan suami udah pada tidur
*kuota internet baru diisi
*baru sembuh dari sakit
*baru punya mood lagi

Haish.. haish.. haish..

-------

Hal pertama yang saya lakukan ketika buka blog adalah liat ikhtisar, liat komentar yang menunggu dimoderasi. *sengaja ya pake moderasi biar ga ada tukang obat buka lapak sembarangan*

Walau beberapa hari (hampir seminggu lebih) gak saya buka, beberapa komentar banyak yang antri untuk di-publish. 

Biasanya kalau habis baca komentar, saya langsung balas, atau saya pending dulu balasnya disekaligusin pada satu waktu *haha ketauan*

Tapi yang paling bikin saya heran adalah komentar-komentar saling mendo'akan dari para blogger. *Dido'ain kok heran? bukannya terima kasih*

Masalahnya, ngedo'ainnya adalah ngedo'ain supaya kita 'menang' lomba blog yang padahal sang komentator mengikuti kompetisi blog yang sama. Lah? bukannya artinya kita jadi saingan ya?

Sekilas, memang keliatannya kita saingan, berkompetisi untuk meraih kemenangan. Tapi FAKTANYA justru BEDA. Para blogger soleh dan solehah ini malah saling mendo'akan satu sama lain.

Gak nyangka!

Iya! Saya sama sekali gak nyangka! 

Di dunia per-blogger-an yang hiruk pikuk dan diwarnai dengan berbagai kompetisi dan job review, hampir gak pernah saya liat adanya SALING SIKUT.


Para blogger relatif santai, mekakukan apa yang harusnya dilakukan, menulis apa yang seharusnya ditulis, mendesain apa yang seharusnya didesain, gak mesti mikirin saling sikut layaknya di arena balap.

Sungguh saya salut dan angkat topi akan kenyataan ini *apaaaannn siii buuu*
Banyak blogger soleh dan solehah yang ngeblog dengan tujuan berkarya dan berbagi, tidak semata untuk berkompetisi satu dengan yang lain.

---------

Hebat-lah pokona mah blogger sekarang.

Daripada repot menghujat dan mengkritik abis-abisan mending juga saling mendo'akan. 

Pahala dapet, 'imbalan' juga dapet. Suatu saat pasti dikalkulasi, ada balasan kebaikan dari sebuah kebaikan. 

Makasih yang udah ngedo'ain saya di kolom komentar, dan subhanalloh, do'a-do'a tersebut banyak yang diijabah oleh Allah SWT.

Semoga do'a tersebut berbalas kebaikan yang lebih besar dan besar lagi. Aaamiinn. 

Salam Ukhuwah :)


Mobil Impian Keluarga Kecilku

"Mobil baru Alhamdulillah, untuk dipakai dihari raya. 
Tak punya pun tak apa-apa,
masih ada mobil bekasnya. Oh yaaa"



Liriknya maksa banget ya, hihi.

Bagi sebagian keluarga (termasuk keluarga saya) memiliki sebuah mobil sebagai sarana transportasi keluarga merupakan suatu impian tersendiri. Bukan sekedar untuk 'gaya-gayaan', tapi memang untuk memenuhi salah satu kebutuhan hidup.

Kenapa memiliki mobil disebut kebutuhan?

Bagi keluarga mungil saya, memiliki sebuh mobil telah masuk ke dalam list kebutuhan yang harus mulai dipikirkan secara serius. Loh mau punya mobil aja serius amat? yaiya dong, memiliki kendaraan yang mampu mempermudah mobilitas dan keperluan keluarga harus dipikirkan secara serius.


mobil bekas mobil baru


Alasan lebih lanjut kenapa mobil sudah menjadi salah satu kebutuhan bagi keluarga saya adalah:

1. Anak yang makin besar. Sebelumnya, pakai motor masih fine-fine aja tuh, tapi sekarang, Kifah sudah berusia 4 tahun, dan badannya makin tumbuh tinggi dan besar. Bertigaan di motor udah makin repot, apalagi kalau bawa barang-barang lainnya ditambah Kifah yang suka tidur di motor. Hadeuhh, repotnya emak yang satu ini.

2. Sulit membawa barang. Ketika naik motor, saya kesulitan untuk membawa beberapa barang sekaligus. Tidak ada tempat yang bisa digunakan untuk menyimpan barang-barang, misalnya setelah belanja bulanan. 

3. Kesulitan untuk mudik. Nah, ini penting banget. Gak punya mobil itu sulit untuk mudik ke Bandung. Padahal jarak antara Bogor-Bandung gak seberapa, tapi sulitnya bukan main ketika saya sekeluarga belum memiliki kendaraan sendiri. Pertama, karena jauhnya letak transportasi umum seperti terminal atau stasiun kereta api. 

4. Efisiensi waktu dan tenaga. Masih cerita tentang sulitnya mudik ketika belum memiliki mobil sendiri. Ketika kami mudik menggunakan bis, waktu tempuh Bogor-Bandung menjadi 5 jam bahkan lebih. Sedangkan kalau kita perkirakan, dengan mobil pribadi, waktu tempuh Bogor-Bandung bisa ditempuh kurang lebih 3 jam saja. 

5. Tidak bisa mengajak keluarga dan orang tua tamasya bersama. Kesulitan lainnya ketika belum memiliki mobil pribadi, kami tidak bisa bertamasya bersama sanak saudara, orang tua, dan keluarga lainnya. Dan ini menjadi sebuah dilema tersendiri, apalagi ketika ada momen seperti Idul Fitri. 

Ok fix, dengan ini saya menyatakan bahwa keluarga mungil saya sudah memerlukan mobil pribadi.


Blogger Profesional VS Blogger Amatiran

blogger amatir


Topik ini sebenernya udah basi! Basi banget!

Tapi tak apalah, apa daya. Kalau saya masih penasaran kalau belum menuliskannya pada seonggok website 'amatiran' ini. 

Suatu hari,

Seorang blogger memposting sebuah gambar. Gambar hasil capture dari sebuah majalah yang sudah sangat terkenal se-Indonesia raya. Isinya adalah sebuah tulisan dari redaksi majalah tersebut. 

Kurang lebih isi tulisannya begini:

Saya tergerak untuk menulis mengenai labelling yang terasa berlebihan saat ini. Begitu mudah kita menempelkan suatu profesi hanya karena melakukan satu dua pekerjaan saja. Menyebut diri blogger hanya karena punya blog (padahal tidak update juga). Satu dua kali menulis menyebut diri penulis, sesekali berpergian melabeli diri traveler, bikin satu dua koleksi busana sudah menjadi desainer, dan seterusnya.

Mungkin ini urusan pribadi, namun di ranah profesional hal ini sulit dibenarkan. penghargaan terhadap mereka yang betul-betul berprofesi itu menjadi terabaikan. Apalagi ketika mereka kalah 'pamor' dengan para wannabe ini yang populer di ranah maya. Selalu ada proses yang dilewati untuk boleh memakai label profesi tertentu, kalau mau pekerjaan itu disandang dalam jangka waktu lama. Tidak hanya musiman atau ikut-ikutan tren.

Happy Thursday

The History of Blog


Setelah sekian lama ngeblog, saya baru sadar, sejauh apa saya sudah mengenal blog. Darimana blog berasal, siapa yang menciptakan, siapa yang 'memasarkan' hingga mampu bertahan seviral ini hingga sekarang.

Apa kamu merasa begini juga?

Sebagai blogger, mosok kalau ditanya sejarah blogger jawabannya 'hmmm..." sambil buru-buru googling. 

Langsung aja kita simak sama-sama, apa, darimana, dan bagaimana blog bisa tercipta.

Apa itu Blog?

Ketika kita membutuhkan informasi mengenai sesuatu, cara pertama yang kita lakukan adalah:

*ambil HP
*Googling

Sebelum nanya lebih detail sama manusia lain, hal pertama yang kita lakukan adalah 'nanya sama mbah google' duluan. Lumrah lah, sekarang udah zaman internet, bukan zaman yellow pages lagi. 

Mengejar 'Mas Gagah'

Berita Tentang 'Mas Gagah'

Ada pesan masuk di Blackberry Messenger.


"Informasi Audisi. Dicari seorang aktor laki-laki untuk memerankan sosok Mas Gagah"


Kemudian pesan tersebut saya scroll terus kebawah.



Pesan ini dikirim oleh teh Fitri, teman satu pengajian. Segera saya reply pesannya saat itu juga.

"Teh, ini buat siapa?"

"Siapa tahu suami berminat" Jawab teh Fitri.
"Berminat apa teh?"
"Ya itu casting jadi Mas Gagah, hehehe" Jawabnya lagi.

Gubrakkkksss.



Oh, jadi ini nawarin buat ikut casting? Gak kebayang, abbiy ikutan casting untuk jadi 'sosok Mas Gagah'.

Tapi sebentar, 

Mas Gagah itu siapa ya?

"Mas Gagah itu siapa?" tanya abbiy.
"Hhmmm. Perasaan pernah baca cerpennya, karya Helvy Tiana Rosa kalau gak salah"
"Ceritanya tentang apa?"
"Lupaaa. Abis bacanya udah lama. Tapi perasaan sih bagus deh cerpennya, nih buktinya mau difilm-in" 
"Jadi, mau ikutan bi?"
"Gak ah, orang gak tau ceritanya"
"Ya baca aja dulu di internet, siapa tau ada yang ngebahas"

Singkat cerita, kami berdua jadi penasaran dengan sosok Mas Gagah. Solusinya ya Googling, cari cerita tentang Mas Gagah.

Berbekal cerita dari Mbah Google, kami jadi tau sinopsis cerita tentang Mas Gagah. Tapi, belum afdol rasanya kalau belum baca bukunya langsung. 

"Udah bi ikutan aja castingnya, itung-itung cari pengalaman, sekalian jalan-jalan"

*bisanya ngebujuk doang*

"Hmmm. Gimana ya? Boro-boro bisa akting. Entar malah malu-maluin" 
"Ihhh gak apa-apa bi, ini mah buat lucu-lucuan aja"
"Hahaha, yaudah lah ayo kita berangkat!"

Dasar pada nekat, maklum jiwa mudanya masih berkobar walau udah punya 'buntut' yang suka ikut kesana kemari.

Dengan gagah berani akhirnya kami berangkat untuk 'mengejar mas gagah' ke Jakarta, tepatnya ke daerah Ragunan. 

Kami menginap di rumah Mamah di Parung Bogor. Jaraknya tidak begitu jauh dari Ragunan. Bisa ditempuh dengan kendaraan umum. Kami juga menitipkan Kifah di rumah Mamah, karena gak mungkin Kifah diajak panas-panasan ngantri audisi. Kasian, Kifah masih batita.


Galaxy S6 dan S6 Edge, Kecantikan dan Kekuatan dalam Satu Genggaman



Teknologi diciptakan untuk mempermudah segala 'urusan' manusia. Dari mulai membuka mata (bangun tidur) hingga memejamkan mata (tidur kembali).


Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. (Wikipedia)

Maka dari itu, hingga saat ini, teknologi sangat sulit dipisahkan dari kehidupan manusia, salah satunya adalah teknologi Smartphone.

Baru-baru ini, produsen elektronik terbesar asal Korea, Samsung, mengeluarkan inovasi terbaru dalam teknologi smartphone. Yakni Samsung smartphone Galaxy S6 dan S6 Edge.

Samsung Galaxy S6 dan S6 Edge ini hadir tentunya untuk menjawab tantangan era baru dalam penggunaan smartphone. Postingan blog saya kali ini adalah untuk membahas kehadiran Samsung smartphone Galaxy S6 dan S6 Edge sebagai jawaban atas tantangan tersebut.