Copyright by tettytanoyo. Powered by Blogger.

Review Pompa ASI Natural Comfort Electric Breast Pump dari Mooimom

Review pompa asi elektrik mooimom

Setelah hamil dan melahirkan, moment indah lainnya ketika menjadi seorang ibu adalah masa menyusui.

Menyusui bayi adalah salah satu hal penting setelah bayi dilahirkan. Selain sebagai aktivitas "memberi makan bayi" menyusui pun merupakan aktivitas mengASIhi yang bisa meningkatkan bonding antara ibu dan anak.

Manfaat memberikan ASI yang lain, diantaranya:

1. ASI itu Sehat, praktis, dan tidak memerlukan banyak biaya

2. ASI dapat meningkatkan kekebalan alamiah pada tubuh bayi

3. Memberikan ASI dapat mencegah perdarahan pada ibu nifas

4. Menjalin kasih sayang antara ibu dan bayi

5. Mencegah kanker payudara

Saya pun gak nyangka, bisa menyusui bayi untuk ketiga kalinya. 

Setelah melahirkan anak ketiga beberapa minggu yang lalu, saya makin merasa menikmati moment menyusui. 

Kenapa?

Karena, sudah pengalaman dua kali menyapih bayi, dan dua-duanya ternyata bikin mellow.

Dulu saya anggap menyusui itu B aja, alias biasa aja. Eh, tapi pas mau udahan (anaknya udah mau dua tahun) kok tiba-tiba saya sedih banget.

Yah, udah gak ada lagi muka lucu nan menggemaskan usel-uselan, udah gak ada lagi yang nangis dan minta ASI sebagai obatnya. Gak ada lagi, tangan mungil yang suka mainin baju atau narik-narik kerudung kalau lagi nge-ASI.

Huwaaa, jadi galau kan yaa hari-hari menjelang sapih itu.

Makanya sekarang, di anak ketiga, saya mau banget menikmati indahnya mengASIhi bayi. Karena moment ini hanya sebentar, beneran cuma sebentar, hiks.

Dan cara menyusui bayi yang benar menurut buku kesehatan ibu dan anak adalah:

1. Susui bayi sesering mungkin, semau bayi, paling sedikit 8 kali sehari

2. Bila bayi tidur lebih dari 3 jam, bangunkan, lalu susui

3. Susui bayi hingga payudara terasa kosong, lalu pindah dari satu sisi payudara ke sisi yang lain

4. Bila bayi sudah kenyang, tapi payudara masih terasa penuh, payudara perlu dikosongkan dengan cara diperah/pumping, untuk disimpan. Hal ini dilakukan agar payudara tetap memproduksi ASI yang cukup.

Berkegiatan di Rumah

Review pompa asi elektrik mooimom
Walaupun berkegiatan di rumah, alat tempur (Pompa ASI) WAJIB ADA.

Tetty kan di rumah aja, kok harus punya pompa ASI sih? 

Dulu, waktu anak pertama, saya terbantu pompa ASI karena saya harus kuliah. Setiap hari saya harus pumping dan bikin stok ASI di kulkas buat Kifah bayi dulu.

Memang benar, teori ASI supply and demand itu. Makin banyak ASI dikeluarkan, makin banyak pula produksi ASInya. Sesuai dengan panduan yang ada pada buku KIA. Jika payudara masih terasa penuh, lebih baik ASI diperah/pumping.

Dan hal itu pun yang membuat saya tetap membeli pompa ASI ketika hamil anak kedua, padahal saya tidak bekerja di kantor, alias berkegiatan di rumah saja. Tapi menurut saya, pompa ASI tetap menjadi barang yang harus dibeli ketika belanja perlengkapan bayi.

Dan di usia kandungan 7 bulan, ketika hamil anak kedua, saya pun sudah menyiapkan pompa ASI. Bekal untuk menyusui nanti.

Dan teori supply and demand itu pun masih benar adanya, ASI saya tetap melimpah hingga Aldebaran masuk masa MPASI dan seterusnya.

Alhamdulillah.

Karena udah pengalaman dua anak sukses mengASIhi sampai usia 2 tahun, maka saya gak akan skip pompa ASI dari must have item ketika hamil anak ketiga.

Dan kali ini saya mencoba pompa ASI dari Mooimom.

Produk pompa ASI dari mooimom yang saya coba adalah Natural Comfort Electric Breast Pump.

Review pompa asi elektrik mooimom
Produk yang ditunggu akhirnya datang juga

Selama mengASIhi anak pertama dan kedua, saya menggunakan pompa ASI manual, sedangkan kali ini saya menggunakan pompa ASI elektrik.
Review pompa asi elektrik mooimom
Ini dia Pompa ASI Natural Comfort Electric Breast Pump dari Mooimom
Review pompa asi elektrik mooimom
Unboxing isinya, yuk!

Jadi, nanti bisa lah dibuat perbandingannya, antara pompa ASI manual dan elektrik.

Beberapa hal yang saya suka pompa ASI Natural Comfort Electric Breast Pump ini adalah:

1. Desainnya elegan dan stylish. Warnanya putih, dan slim gitu, corong pompanya pun terbuat dari silikon, jadi gak sakit ketika memompa ASI. Beda dengan pompa ASI manual yang biasanya terbuat dari plastik.



Review pompa asi elektrik mooimom
Corongnya dari silikon, bikin gak sakit

2. Suaranya gak berisik. Saya kira pompa ASI elektrik itu bakalan berisik, soalnya kan pake motor/alat penghisap. Saya kebayangnya bakal bunyi "dreded dreded" kenceng, tapi pompa ASI Natural Comfort Electric Breast Pump ini mengeluarkan suara, tapi gak mengganggu. Cuma suara getaran-getaran aja gitu.

Review pompa asi elektrik mooimom
Pas digenggaman tangan, suaranya pun gak berisik

3. Daya hisap kuat. Dari beberapa mode yang saya coba, hampir semuanya memiliki daya hisap yang bagus dan kuat. Dan dari semua mode, saya paling suka mode Natural Baby Sucking/seperti bayi yang sedang menyusui langsung.

Review pompa asi elektrik mooimom
Beberapa mode yang bisa dipilih

Mode ini membuat ASI terpompa secara teratur, cepat, dan banyak.

Selain itu, ada 2 mode lainnya yaitu Expression mode dengan 5 level daya hisap dan Stimulation mode dengan 3 level daya hisap.

Cara menaikkan level daya hisapnya yaitu dengan menekan sekali tombol mode, sekali tekan akan menaikkan 1 level daya hisapnya.

4. Harganya lebih terjangkau. Dari beberapa pompa ASI elektrik lainnya, harga Natural Comfort Electric Breast Pump ini terbilang lebih terjangkau, yaitu sekitar 1,6 juta rupiah dan di websitenya kalau ga salah sedang ada promo menjadi 1,3 jutaan saja.

5. Bahan aman, yaps tentunya pilihan pompa ASI harus yang berbahan aman/BPA free dong yaa. Soalnya ini kan digunakan untuk makanan bayi, bahannya harus jelas keamanannya.

Review pompa asi elektrik mooimom
Di dalamnya terdapat pompa ASI (botol dan corongnya)
Review pompa asi elektrik mooimom
Selang penghubung

Review pompa asi elektrik mooimom
Dot bila diperlukan
Review pompa asi elektrik mooimom
Charger
Review pompa asi elektrik mooimom
Kartu garansi
Review pompa asi elektrik mooimom
Petunjuk perakitan

Over All, saya suka sama Pompa ASI Natural Comfort Electric Breast Pump dari Mooimom.

Desainnya bagus, gak sakit waktu dipakai karena corongnya full silikon, suaranya ga bising, daya hisapnya juga kuat. 

Sebagai perbandingan dengan pompa ASI manual, tentunya pompa ASI elektrik lebih nyaman dan tidak pegal/capek ketika digunakan.


Tapi memang kita perlu cost lebih, dan kita juga perlu baterai/listrik (charge) ketika menggunakan Pompa ASI elektrik. 

***
Ingat ya Moms, bukan berarti ketika kita tidak bekerja di luar rumah maka ASI dibiarkan begitu saja, karena pada dasarnya semakin banyak ASI dikonsumsi bayi dan juga dikeluarkan/dipompa, maka produksi ASI akan semakin banyak.

Kalau saya sendiri sebenernya suka juga keluar rumah meski gak setiap hari, jadi ketika habis pumping, ASInya bisa disimpan untuk cadangan ketika harus meninggalkan bayi di rumah.

Pokoknya bagi saya memompa ASI itu banyak manfaatnya, selain merangsang produksi ASI menjadi semakin banyak, memompa ASI juga membuat badan fit dan segar. 

Karena biasanya kalau ada gumpalan ASI atau ASI jadi tersumbat, badan kok rasanya pegel semua dan berasa-rasa mau meriang gitu. Jadi, walau lebih sering di rumah, rutinitas memompa ASI tetap harus dilakukan ya Mommies.

Yuk semangat mengASIhi bayi ekslusif sampai 6 bulan dan dilanjutkan hingga 2 tahun.

Insya Alloh, perjalanan mengASIhi bayi saya dimulai lagi, alhamdulillah dimudahkan dan dilancarkan, apalagi terbantu dengan adanya peralatan tempur Pompa ASI Natural Comfort Electric Breast Pump dari Mooimom.

***

Kita bisa melihat produk Mooimom lainnya di:

Facebook Mooimom
Instagram Mooimom
Youtube Mooimom
Website Mooimom

Wajah Bersih Dalam 1 Minggu Dengan Serum JAFRA Royal Jelly



Skin care glowing, atau seri perawatan muka dengan bahan-bahan kimiawi, yang diklaim mampu membuat wajah lebih bersinar (glowing) merupakan produk yang tengah populer di masyarakat. Salah satu merek yang sering digunakan adalah Jafra.

Beberapa varian produk perawatan kulit Jafra dapat kamu lihat di sini.

Serum Jafra Royal Jelly, merupakan produk best seller dari rangkaian perawatan muka merek Jafra. Dikutip dari beberapa ulasan beauty enthusiast, Jafra Royal Jelly lebih baik dari serum-serum sejenis.

Hal tersebut disebabkan karena Jafra Royal Jelly dikombinasikan dengan bahan alami yaitu madu dan royal jelly. Kedua bahan tersebut mengandung protein, lipid, vitamin A, B, C-Complex, D, E, mineral dan asam amino yang dibutuhkan oleh kulit wajah.

Selain itu, Jafra Royal Jelly juga mengandung Cellspan Complex. Dengan banyak kandungan tersebut, produk Jafra Royal Jelly diklaim mampu mencegah penuaan dini, menyamarkan kerutan, mengencangkan kulit wajah, dan meningkatkan elastisitas kulit.

Jafra Royal Jelly juga diklaim mampu mencerahkan wajah, membuat kulit tampak lebih halus, dan menjaga kelembapan kulit.

Manfaat terpenting produk ini dibandingkan dengan produk skin care lainnya adalah mampu membuat makeup tahan lama, bahkan semakin glowing.

Beberapa beauty enthusiast yang telah mengulas produk serum Jafra Royal Jelly memaparkan bahwa produk tersebut sesuai dengan klaim produk. Setelah pemakaian rutin selama satu minggu, muka akan terasa kenyal, harus, dan pori-pori mengecil.

Jafra Royal Jelly diformulasikan dapat mendinginkan muka, sehingga cocok untuk para perempuan aktif yang sering beraktivitas di luar rumah.


Namun, pada beberapa orang, hasil dapat juga baru dirasakan setelah pemakaian dua minggu. Hal tersebut tergantung pada kondisi kulit dan konsistensi pemakaian produk.

Produk serum Jafra Royal Jelly dijual dengan kisaran harga Rp100.000 sampai Rp130.000. Pembelian biasanya dalam bentuk paket, yaitu delapan botol serum dengan ukuran tujuh mililiter. Produk tersebut temasuk mahal, namun sesuai dengan hasil yang diberikan.

Pastikan untuk membeli di distributor asli, karena banyak barang tiruan serum Jafra Royal Jelly. Jangan tergiur dengan penjualan harga murah.

Cara Pemakaian:

1. Bersihkan wajah dengan sabun lalu keringkan.

2. Pakai toner pada wajah, diamkan hingga muka kering

3.Tuangkan kurang lebih satu sampai dua tetes serum Jafra Royal Jelly atau dapat menggunakan pipa tetespada telapak tangan.

4. Gunakan jari telunjuk untuk mengoleskan serum pada bagian-bagian muka, lalu ratakan hingga seluruh wajah.

5. Tepuk-tepuk hingga serum meresap.

6.  Lakukan dua kali sehari, pada pagi dan malam hari

7. Pada pagi hari, setelah menggunakan serum bisa langsung dilanjutkan dengan krim perawatan lainnya atau bisa juga lansung memakai makeup.

8.  Pemakaian tidak boleh putus selama 28 hari. Setelah itu pemakaian dapat dihentikan, dan dapat dilanjutkan hingga tiga bulan kemudian.

9.  Satu botol serum dapat digunakan antara lima hingga sepuluh hari, tergantung banyak pemakaian.

Selain memakai secara teratur, pola hidup juga harus sehat, karena kesehatan kulit berhubungan dengan asupan dan kegiatan sehari-hari.

Pada pagi hari biasakan untuk berolahraga sambil berjemur di matahari pagi yang kaya akan vitamin D alami yang sangat dibutuhkan oleh kulit.

Selain itu, perhatikan asupan makanan. Sayuran dan buah-buahan merupakan makanan yang paling dibutuhkan tubuh. Perhatikan juga asupan air, karena tubuh yang dehidrasi memengaruhi kelembapan kulit.

Terakhir, jangan menggunakan produk perawatan terlalu banyak dan dari beragam merek.

Semakin banyak produk yang dipakai alih-alih wajah semakin bagus, justru berpotensi menyebabkan alergi dan iritasi. Pakailah produk secukupnya sesuai kebutuhan kulit wajah.

***

Sumber gambar:

https://proxy.duckduckgo.com/iu/?u=http%3A%2F%2Fcdn.jafra.com%2Fbrazil%2Fmedia%2Fbrazil%2Fproducts%2F87406.jpg%3Fext%3D.jpg&f=1

My 2018 Best Moment: Gak Nyangka, Bisa Traveling Bareng Ibu Mertua


Biasanya, hubungan antara ibu mertua dan menantu perempuan itu selalu dihantui "masalah". Entah mengenai tempat tinggal, pendapatan suami, kebiasaan istri, cara mengurus rumah, hingga masalah pengasuhan anak.

Dan tentulah yang paling banyak mengalami "gesekan" ini adalah menantu perempuan dan mertua perempuan.

Mertua dan menantu laki-laki cenderung tak pernah memiliki masalah, walau ya tetep ada juga sih menantu lelaki yang bermasalah dengan keluarga istri. Tapi ceritanya gak terlalu banyak saya denger dan gak se-drama mertua dan menantu perempuan.

Buktinya, di sinetron-sinetron TV, kebanyakan konflik rumah tangga yang diangkat jadi background cerita  itu antara mertua dan menantu perempuan. Hahaha. Laku keras lah drama menantu dan mertua perempuan mah. Sampe 999 episode juga ada.

Saya menikah dengan suami tahun 2010, berarti udah 8 tahun, haish perasaan baru kemarin deh nikahnya. 

*menolak tua* 

Dan kami berdua masih sama-sama kuliah. Saya kuliah semester 5 dan suami kuliah semester 7.

Karena kampus kami dekat dengan rumah suami, akhirnya saya pun ikut suami, tinggal di rumahnya. Lagian kalau ngekost juga jadi boros, udah gitu sempit, paling dapet satu petak ruangan.

Jadi, kami merasa akan sangat efektif dan efisien tinggal di rumah suami untuk sementara. Karena ke kampus pun tinggal ngesot aja. Kalau lapar tinggal pulang ke rumah *dasar ya memanfaatkan kesempatan*

Tinggal Bareng Ibu Mertua

Iya, saya manggilnya "ibu" ke ibu mertua, sedangkan suami manggilnya Mamah.

Emang agak canggung sih awalnya, tapi lama-lama biasa. Dan sekarang, karena udah punya anak, kadang manggil ibu pakai kata "nenek", ngikutin anak-anak.

Ibu itu adalah ibu rumah tangga sejati dari semenjak nikah sama Bapak dulu. Gak kerja di luar sama sekali. Pernah sih usaha, buka warung kelontong di rumah, tapi karena ada beberapa alasan warungnya ditutup.

Usaha ibu pun berganti, jadi pengusaha kost-kostan, karena letak rumah yang emang deket banget sama kampus UPI Bumi Siliwangi di Geger Kalong Girang, Bandung.

Dan bisa dibilang enak banget jadi Ibu, punya properti aktif di hari tuanya. Gak perlu kerja keras, tiap bulan dan tahun punya pemasukan. Alhamdulillah.

Sebagai ibu rumah tangga sejati seumur hidup, punya menantu umur 20 tahun yang gak telaten ngerjain kerjaan rumah pasti "nge-lag" banget.

Apalah aku ini, yang dari SD sampe Kuliah ya taunya cuma ke sekolah dan belajar. Di rumah itu bisa itungan jari banget waktunya.

Waktu SMP dan SMA aja pulang magrib terus, Sabtu dan Minggu ikut ekskul pula. Di rumah itu beneran cuma numpang makan sama tidur doang.

Masak? Nyuci? Nyetrika? Jawabannya adalah wallahualam bishawab.

Tapi alhamdulillahnya, kuliah ngerasain jauh dari orang tua. Ceritanya mah merantau ke Bandung. Ngekost dan hidup mandiri. Alhamdulillah bisa nyuci piring, nyuci baju sendiri, nyetrika sendiri dan kadang masak juga di kostan. Ya minimal masak nasi di rice cooker.

Lumayan lah ada pengalaman ngurus kerjaan rumah tangga, walau buat diri sendiri.

Untungnya ibu gak mikir yang aneh-aneh atau macem-macem, ibu pun ngerti kalau anak sekarang ya memang sibuknya sekolah dan belajar.

Jadi, waktu awal-awal nikah itu, bajuku dan baju suami dicuciin dan disetrikain ibu. Mwahaha, dasar ya mantu durjana.

Kadang kamar juga dibersihin dan diberesin sama ibu, pulang kuliah tuh kamar udah bersih dan rapih, ampun deh males amat ya diriku waktu itu kalau dipikir-pikir.

Masih jet lag banget, dari mahasiswa biasa jadi mahasiswa rumah tangga.

Untung aja ibu maklum, dan gak ngomong apa-apa. Malah ibu cerita kalau dulu pun ibu mengalami hal yang sama. 

Waktu awal nikah sama Bapak, Ibu juga tinggal di rumah mertua. Dan bingung mau ngapain. Akhirnya nenek (Ibunya ibu) datang ke rumah Bapak dan ngajak ibu nyuci ke sungai setelah sidak kamar ibu yang katanya banyak banget cucian numpuk.

Nenek marah-marah ke Ibu, karena gak nyuci baju.

"Kalau punya suami, bajunya dicuciin." Kata Ibu niruin suara nenek yang lagi marah-marah.

Ibu bilang beneran gak ngerti harus ngapain, karena ibu juga nikah muda, belum punya pengalaman ngurus-ngurus rumah.

Dan waktu ibu cerita begitu, akhirnya kita ketawa bareng-bareng, hahaha. Ternyata memang bener kok mertua pun pernah jadi menantu, dan bisa lebih bijak kalau-kalau ada menantu "ngeselin" macem aku gini, hahaha.

Traveling Bareng Ibu

Karena ibu adalah seorang ibu rumah tangga sejati sampai sekarang mau punya cucu yang ke-7. Ibu pasti punya rasa bosan tinggal di rumah terus.


Dan waktu kita naik mobil bareng saya nyeletuk, "Bu, mau ikut jalan-jalan ke Singapur ga?"

Kebetulan waktu itu saya emang ada rencana buat Backpackeran bareng Blogger Depok City ke Singapura bulan Agustus 2018 kemarin.

Ibu agak mikir juga sih, "Di Singapur ngapain aja?"

"Ya paling jalan-jalan aja si, Bu."

Ibu terus nanya ke Bapak, dan Bapak bilang yang terserah ibu aja.

Setelah nawarin jalan ke Singapura, ternyata Blogger Muslimah juga mau ngadain Moztrip ke Malaysia. Dan saya jadi bikin pertimbangan, kayaknya ibu lebih pas diajak ke Malaysia bareng rombongan Blogger Muslimah.

Karena perjalanannya lebih santai, semi backpacker gitu. Akhirnya saya kembali nawarin ke ibu.

"Bu, mau gak jalan-jalannya ke Malaysia?"

Ibu langsung exited dan kayaknya lebih tertarik jalan-jalan ke Malaysia. Dan perjalanannya masih beberapa bulan lagi. Waktu itu kita jalan ke Malaysia itu bulan April 2018.

Sayang juga soalnya paspor ibu cuma dipakai buat umroh. Sebelum habis masa berlakunya kan mending dipake dulu buat jalan-jalan ke luar negeri.

Drama Hamil

Dua bulan sebelum keberangkatan ada drama tak terduga. Saya hamil dong. Dan saya pun udah nyicil buat tiket dan akomodasi, begitu juga ibu.

Tapi yang paling kepikiran, yah gimana dong kalau ga jadi berangkat? Kasian ibu pasti udah berekspektasi buat liburan ke Malaysia.

Akhirnya Abbiy cerita ke Ibu kalau saya ternyata lagi hamil, dan waktu itu hamilnya masih 8 minggu.

Dari ceritanya Abbiy sih, ibu biasa-biasa aja dan ikut seneng, soal berangkat ke Malaysia jadi atau ngga belum dibahas.

Saya sendiri emang lumayan galau berat. Gimana ceritanya ini lagi hamil muda malah jalan-jalan, jauh lagi. Kalau ada apa-apa gimana?

Jujur sih waktu itu pasrah banget, cuman bisa berdo'a, kalau memang Allah izinkan, saya minta diberikan kesehatan dan gak mabok berat di hamil muda ini.

Dan alhamdulillah, selang beberapa minggu, saya merasa sehat dan kuat. Akhirnya saya hubungi ibu dan kita fix untuk berangkat ke Malaysia. Kandungan saya pun sudah masuk titik aman, yaitu 16 minggu. Dan dapet izin terbang juga dari DSOG karena janinnya sehat.

Ibu juga kelihatannya bahagia, akhirnya bisa jalan-jalan ke Malaysia, insya alloh.

Mendarat di Kuala Lumpur

Rombongan trip kami tiba di Bandara KLIA dini hari, karena jadwal penerbangan dari Bandara Soetta pun jam 1 pagi. Nyampe ke KLIA, dijemput sama tour guide, istirahat di Mesjid sambil nunggu waktu sholat.

Usia ibu udah 50 tahun lebih lho, tapi waktu mendarat di Kuala Lumpur, ibu nampak baik-baik saja dan gak keliatan capek. Padahal jalan kaki di bandara soetta dan KLIA lumayannnn banget sambil nyeret-nyeret koper.

Narik koper sambil bawa kresek mini market

Ibu cuman bilang, "Tadi di pesawat meuni tiris pisan." (Tadi di pesawat dingin banget).

Iya emang bener, pesawatnya dingin kayak kulkas. Sampe asap putih AC nya aja keliatan. Untung aja saya sama ibu bawa jaket, plus syal juga. Lumayan buat nahan dingin di pesawat.

Dan untungnya lagi, saya sama ibu duduknya sebelahan, biasanya suka dirandom sama maskapainya sesuai dengan urutan check in.

Setelah tiba waktu pagi, saya dan ibu bersama rombongan trip berangkat ke Melaka. Jaraknya 1,5 jam dari Kuala Lumpur. Di mobil, saya sama ibu istirahat sambil liat pemandangan di negeri jiran.

Sambil ngantuk dan ketiduran juga sih. Soalnya jalan di sana lancar banget, gak macet. Jadi bawa mobilnya bisa wush wush gitu deh. 

Sesampainya di Melaka, saya sama ibu sarapan dulu. Pengen dong kulineran di Melaka. Akhirnya kita dapat makan nasi lemak berikut teh manis, di sana nyebutnya TO atau teh kosong.

Lumayan buat ganjel perut, dari KLIA belum sempet sarapan. Baru minum minuman susu aja di jalan.

Kita juga jalan-jalan menyusuri Sungai Melaka. Di sini ibu juga exited banget naik perahu sambil liat pemandangan sekitaran sungai.

Naik perahu, menyusuri Sungai Melaka
Setelah itu, kita pergi ke Masjid Selat Malaka. Sholat Dzuhur sambil istirahat. Cuacanya lagi panas banget, udah gitu tepi laut pula. Saya sama ibu leyeh-leyeh di Mesjid dan nyobain mesin pijat yang ada di pelataran Mesjid. Sekali dipijit (5 menit) cukup masukkin uang 2 Ringgit Malaysia.

Selesai jelajah Melaka, sore harinya kami pulang ke Kuala Lumpur. Tapi sebenernya sih kita ga ke KL-nya, melainkan ke Kajang. Ya, kita nginep di sana, nyewa rumah yang cukup besar dengan beberapa kamar.

Oleh ketua rombongan, saya ditempatkan satu kamar dengan ibu. Ada dua single bed di sisi kiri dan kanan, karena badan udah mau rontok, saya ganti baju dan buru-buru rebahan di kasur.

Sebelum tidur, ibu cerita-cerita. Karena udah lama juga saya gak ke Bandung, jadi jarang ngobrol. Ibu sih banyaknya cerita tentang anak kost yang ngekost di rumah ibu di Geger Kalong. Ada yang pindah barangnya ga dibawa, ada yang nunggak bayar kost beberapa bulan, dan ada juga yang suka bawa temen nginep lama.

Ternyata kalau perempuan ngobrol itu emang kadang suka yang receh-receh ya, tapi terbukti ampuh me-release energi negatif yang selama ini numpuk si kepala.

Hampir tengah malam, akhirnya kita tidur, takutnya bangun shubuh kesiangan.

Jalan-jalan di Kuala Lumpur

Hari kedua di Malaysia, kita ngubek-ngubek Kuala Lumpur. Naik mobil sewaan, dan juga nyobain naik LRT dan MRT di sana.

Nyobain naik MRT

Oh iya, sebenernya ibu itu phobia ketinggian dan eskalator. Jadi kalau lagi naik eskalator itu ibu ketakutan dan langsung pusing.


Di dalam MRT
Sementara, di stasiun MRT, LRT dan mall tempat makan dan belanja kan pake eskalator semua. Saya jadi bingung, gimana caranya supaya ibu gak takut dan gak pusing.

Akhirnya ke-ide-an lah buat minta temen-temen jalan lebih dulu kalau mau turun eskalator. Supaya ibu gak liat ke bawah dan gak pusing liat garis-garis di tangga jalan itu.

Alhamdulillah, cara itu berhasil, walau emang jadi rada riweuh kalau mau turun, mesti bareng-bareng terus.

Selama di Malaysia, kita banyak banget jalan dan turun naik tangga. Biasanya ibu itu gampang banget capek kalau di rumah, tapi waktu kemarin ibu gak keliatan capek dan gak ngeluh.

Emang bener kan, perempuan itu butuh piknik. Apalagi ibu, yang udah ngabdi di rumah puluhan tahun lamanya. Liat "dunia luar" itu bisa bikin mood naik dan hormon oksitoksin (hormon bahagia) meningkat tajam.

Hahaha, kodein si Abbiy ini mah.

Ibu juga sempet bilang, "Gara-gara mau ke Malaysia, ibu sampe beli HP baru. Biar bisa foto-foto."

Kata ibu sambil nunjukkin HP barunya yang dibalut casing hijau bunga-bunga.

Ngomongin soal HP, emang bener yang namanya jalan-jalan itu wajib bawa alat motret, salah satunya HP.

Waktu di Malaysia, ibu juga sempet nyeletuk, "Duh, jalan-jalan sama blogger mah popotoan terus nya."

Kata ibu sambil ketawa-ketawa.

"Hehehe, iya atuh Bu, biar bisa ditulis di blog terus balik modal deh." Jawab saya pecicilan.

Makanya, di hampir penghujung tahun 2018 ini saya pengen banget punya HP baru. Masalahnya, HP yang sekarang dipake udah lambat banget kinerjanya, casingnya juga udah terkelupas karena sering dimainin anak dan kebanting-banting.

HP idaman saya tentunya yang kameranya bagus, RAM oke, baterenya tahan lama, dan tahan banting juga dong.

Jadi inget kata-kata dosen fotografi dulu. Kalau bawa kamera itu, yang penuh baterenya ya, yang kosong memorinya, jangan kebalik.

Kayaknya buat zaman sekarang, ini berlaku buat HP deh. Soalnya kamera pun udah include sama HP kan.

Memori harus besar, gak cepet penuh. Dan baterenya pun harus punya kapasitas besar dan tahan lama.

Buat saya sekarang dan mungkin juga ibu, kemungkinan bawa kamera buat jalan-jalan sangatlah kecil. Mengingat kami berdua sudah jadi perempuan rempong yang paling banter ya bawa HP aja buat foto-foto sekaligus buat video call sama suami dan anak-anak di rumah.

Dan di tahun 2018 ini, saya pengen banget punya HP baru yang punya fitur:

1. Desain keren, elegan, dan gak berlebihan. Saya males kalau liat HP yang terlalu “blink-blink” gak karu-karuan, bukannya bagus malah kayak yang norak-norak gimana gitu.

2. Kameranya udah kamera AI (Jenis kamera yang kekinian, soalnya kamera Hp saya yang sekarang masih jadulers), yang konon katanya hasil fotonya udah tsakep dari sononya tanpa banyak editing sana-sini.

3. Memori penyimpanannya sampai 128 GB, paling gede spacenya di kelas smartphone mid-end sekarang. Jadi gak perlu repot sering back up data terus sama beli memori eksternal tambahan.

4. Makin ciamik pakai GPU Turbo yang kemampuannya bisa buat gaming. Kenapa harus kuat buat gaming

Jadi, walaupun saya gak terlalu doyan nge-game, punya HP yang kekuatannya bisa dipakai gaming itu berarti bagus. Soalnya dipake game aja oke, apalagi dipake kerja dibawah kecepatan nge-game, pasti gak ngelag dan macet-macet pas dipake.

Ternyataaaa, HP yang memenuhi spesifikasi impian saya di tahun 2018 ini adalah HP Huawei Nova 3i. Udah pake irish desain yang keceh, pake kamera AI (ada 4 buah lagi, mantap!), storagenya 128 GB, dan udah pake GPU Turbo yang kekuatannya bisa dipakai buat gaming.



Yuhuuu, alhamdulillah yaa. Sudah kutemukan tambatan hatiku yang baru.

My 2018 Best Moment 

Itulah, sekelumit cerita My 2018 Best Moment saya bersama ibu mertua. Gak nyangka banget bisa jalan bareng, jauh lagi, berdua (bareng rombongan juga sih sebenenernya, hehe) bareng ibu mertua.


Waktu di Melaka
Siapa tahu, para suami terinspirasi nih mau kasih hadiah jalan-jalan istrinya bareng sama ibu. Selain menambah ‘bonding’ antara mertua dan menantu, ngasih hadiah jalan-jalan buat me time istri dan ibu pasti dapet pahala yang besaaarrrr banget.

Apalagi istri udah capek banget ngurus rumah dan anak-anak. Ibu juga udah berjuang jadi ibu rumah tangga sekian puluh tahun lamanya. Boleh dong sesekali dapet hadiah jalan-jalan. Jangan lupa, plus HP Huawei Nova 3i juga ya buat bekelnya. Hahaha.

Oh ya, beberapa minggu yang lalu, ibu jatuh sakit dan sempat menjalani operasi serta harus berobat rutin dalam jangka waktu yang cukup lama. Do’akan ibu cepet sembuh yaa, supaya bisa jalan-jalan bareng diriku lagi, haaa itu mah maunyaaa.

Terima kasih sudah baca sampai sini, salam sayang selalu :D


***



5 Keseimbangan Hidup yang Harus dijaga oleh Ibu Rumah Tangga [Terinspirasi dari Pristine 8+]


Sebagai ibu rumah tangga, saya kerap merasa hidup saya tidak seimbang. Apalagi jenuh yang melanda dikala mood sedang turun, rasanya errrr banget.

Walaupun kesannya sepele, ‘hanya’ tinggal di dalam rumah setiap harinya, seorang ibu rumah tangga, wajib menjaga keseimbangan hidup demi menjaga ‘kewarasan’ dalam ‘bertugas’ dan bertanggung jawab menjaga keutuhan dan kebahagiaan seluruh anggota keluarga.

Karena ada yang bilang, ibu atau istri itu jantung hatinya keluarga. Kalau suasana hatinya sedang baik, maka seluruh keluarga akan merasa baik dan bahagia. Tapi sebaliknya, kalau suasana hatinya sedang buruk, seluruh keluarga deh yang kena semprot omelannyan seharian. Hahaha. 

*Gue banget itu mah

Bicara soal hidup seimbang, ketika saya kuliah dulu, saya pernah mendapatkan materi kajian Islam mengenai Tawazun (yang berarti seimbang). Sebagai seorang muslim, justru kita dituntut untuk hidup seimbang setiap waktu.

Contoh yang paling mudah diingat adalah hidup seimbang antara dunia dan akhirat, antara ibadah dan ikhtiar mencari penghidupan di dunia.

Makanya ada sebuah ungkapan yang mengatakan bahwa:

“Barang siapa yang menginginkan dunia, maka hendaklah berilmu. Barang siapa yang menginginkan akhirat, maka hendaklah memiliki ilmu. Dan barang siapa yang menginginkan keduanya, maka hendaklah memiliki ilmu.”

Ungkapan tersebut menggambarkan bahwa sebagai manusia, kita tidak bisa condong pada salah satu sisi saja. Hidup itu mesti seimbang, tidak saling melupakan salah satu aspek kehidupan. 

Begitu pun dengan hidup kita sehari-hari, kita selalu diingatkan untuk Habluminnallah dan Habluminannas. Yaitu intinya kita harus memiliki hidup yang seimbang ketika menjalin kehidupan dengan Allah SWT dan menjalin hubungan dengan manusia lain.

Dan  salah satu Ayat Al-Qur’an yang paling “Menampar” bagi saya tentang konsep hidup seimbang adalah “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya supaya kamu beruntung.” [QS. Al-Jumu’ah:10]

Allah SWT tidak menyuruh kita beribadah terus menerus. Setelah beribadah, Allah SWT pun menyuruh manusia untuk bertebaran di muka bumi, berikhtiar dan bekerja untuk mencari karunia Allah SWT. 

Panjang sekali yah ini muqadimah-nya, gak apa lah, anggap aja edisi Mamah Dedeh.

Jadi, apa saja keseimbangan hidup yang harus dijaga oleh seorang Ibu Rumah Tangga?

1.Ruhiyah/Jiwa

Saya sengaja menempatkan ruhiyah atauh keseimbangan jiwa ini sebagai salah satu keseimbangan yang harus dijaga oleh seorang Ibu Rumah Tangga pada posisi pertama. Karena sejatinya, jika ruhiyah atau jiwa seorang ibu itu kuat, sehat, dan baik. Maka atmosfer dalam keluarga pun akan mengikutinya.

Ada yang mengatakan bahwa, selayaknya tubuh, ruhiyah atau jiwa kita ini juga harus “diberi makan” jika tidak, ia akan sakit bahkan akan mati.

Lalu, bagaimana cara memberi makan ruhiyah atau jiwa kita?

Tentunya dengan beribadah kepada Allah SWT. Dari ibadah yang sederhana, hingga ibadah yang membutuhkan perjuangan dan pengorbanan yang cukup besar.

Selain itu, makanan ruhiyah atau jiwa kita ini adalah nasihat, ilmu, materi, kajian keagamaan yang bisa kita dapatkan dalam majlis-majlis ilmu atau majlis dzikir. Di sanalah ruhiyah atau jiwa kita akan kembali mendapatkan charge atau nutrisi yang akan menyehatkannya atau bahkan menghidupkannya kembali.

2.Emosi

Emosi pun erat kaitannya dengan ruhiyah atau jiwa. Emosi seorang ibu harus benar-benar dijaga. Apalagi dengan karakter perempuan yang “Mood Swing” kadang kala emosi jadi tak terkendali, baik kepada pasangan atau pun terhadap anak.


Menjaga keseimbangan emosi demi anak-anak
Saya sendiri cukup sering mengalaminya. Apalagi ditengah kelelahan dalam mengurus anak atau pun rumah. Ada kalanya emosi terpicu hanya karena hal-hal yang sepele. Misalkan, si kakak yang gak mau makan, atau si adik yang buang air di sembarang tempat.

Karena kelelahan dan mood swing itu, saya “kelepasan” marah-marah dan emosi berlebihan kepada anak. Walaupun setelah itu saya seringkali menyesal, tapi kok ya capek kalau harus marah-marah atau emosi terus setiap hari.

Maka dari itu, keseimbangan emosi agar saya meraih live balance ini harus saya perjuangkan dann saya kelola dengan baik. Bukan hanya demi anak-anak atau pasangan, tapi demi diri saya sendiri juga.

Bukan kah begitu, Mak?

Biasanya saya mencoba memperbaiki kondisi emosi dengan membaca buku parenting, mendengar seminar parenting di youtube, atau sharing dengan teman alias curhat. Atau dengan menulis blog, bagi saya sangat bisa me-release energi negatif yang menguasai diri.

Fiuhhh.

3.Ilmu

Eiitssss, siapa bilang ibu rumah tangga itu udah cukup ilmunya? Saya pribadi Justru makin hari rasanya makin kurang ilmu aja bawaannya. 

Pengennya ikut seminar ini, seminar itu, talkshow parenting, kesehatan, keuangan, pokoknya buat nambah skill saya sebagai ibu rumah tangga.

Karena jujur aja, makin banyak kegiatan, makin banyak anak, makin banyak lupanya dan khilafnya. Ilmu-ilmu yang udah pernah didapat harus diasah lagi. Apalagi ilmu yang belum punya, harusnya mah semangat buat dikejar.

Ini kepala rasanya udah beku, mwehehe. Terakhir mikir ya pas sidang skripsi, beberapa tahun yang lalu, dan ketika kuliah di pasca sarjana walau hanya sebentar. Rasanya otak kok udah jarang banget dipakai buat mikit kritis, hihihi.


Kangen ngampus di Bumi Siliwangi
Padahal, upgrade ilmu ini penting banget buat ibu rumah tangga zaman sekarang.

Apalagi ada hadits yang mengatakan, “didiklah anakmu sesuai dengan zamannya.” Mau gak mau, ilmu pengetahuan seorang Ibu Rumah Tangga wajib diupgrade dan diupdate setiap waktu. Demi menjaga keseimbangan hidup.

4.Keuangan atau finansial

Sebagai seorang ibu, melek finansial alias keuangan dan mengerti cara mengelolanya adalah satu hal yang sangat penting.

Karena apa? Karena kalau kita gak bisa mengelola keuangan dengan baik, maka yang terjadi adalah stres. 

Yaps stres menghadapi pemasukan yang tidak kunjung seimbang dengan pengeluaran. Bahkan hingga terbelit hutang dengan pihak lain.
Dududu jangan sampai deh kayak gini.

Ibu Rumah Tangga harus bisa menjaga keseimbangan pengeluaran dan pendapatan, baik dari gaji suami maupun pemasukan yang bisa dihasilkan oleh diri sendiri, dari hasil wirausaha misalnya. Agar tidak terjadi besar pasak dari pada tiang.

5.Fisik 

Tidak bisa dipungkiri, sebagai Ibu Rumah Tangga, saya sendiri sering abai dengan keseimbangan fisik. Seperti jarang olah raga, makan makanan yang kurang sehat, terlalu banyak mengkonsumsi gula dan garam, yang suatu saat mungkin jadi bom waktu terhadap kesehatan saya sendiri.


Emak-emak paling susah jaga pola makan, apalagi kalau udah kulineran gini

Sedangkan seperti yang kita tahu, yang namanya ibu itu kan gak boleh sakit. Harus senantiasa sehat wal ‘afiat. Karena kalau ibu udah sakit, semua tanggung jawab dan pekerjaan di rumah akan berantakan, dan berimbas pada anggota keluarga juga.

Ceritanya, beberapa waktu sebelum hamil, saya sering banget sakit. Kalau saya hitung, hampir setiap bulan, saya pergi ke dokter. Sakitnya emang sih gak berat-berat amat, seperti flu, batuk, demam, tapi kok saya merasanya ganggu banget.

Sampai saya tanya ke teman-teman, “Apa sih multivitamin yang paling bagus? Badanku kok cepet banget drop. Sebentar-sebentar sakit dan ke dokter.” 

Hingga pernah suatu saat saya gak kuat untuk mengurus rumah, dan akhirnya Aldebaran saya titip di rumah Mamah. Hiks.

Terinspirasi oleh Pristine  8+ tentang Live Balance

Pertama kali liat Pristine 8+ jatuh cinta sama kemasannya
Ada yang pernah coba minum Pristine 8+ belum?

Pertama kali saya coba minum Pristine 8+ itu waktu sepulang nganter Kifah sekolah. Rasanya haus banget dan saya mampir ke mini market. Karena udara lagi panas-panasnya, saya langsung berjalan menuju lemari minuman dingin, dan memilih minuman apa yang mau dibeli.

Dan pas banget waktu itu pertama kali liat Pristine 8+, botolnya langsing dan warna botolnya biru muda agak ke torquise gitu, kalau sepenglihatan saya sih. Karena kemasannya langsing dan warnanya lucu itu lah akhirnya saya coba beli Pristine 8+.

Pristine 8+ merupakan air alkali
Pertama kali saya minum, rasanya seperti minum air mineral kemasan pada umumnya. Rasanya enak dan segar. Saya belum tau tuh kalau ternyata Pristine 8+ ini BERBEDA dari air minum dalam kemasan biasanya.

Setelah membaca penjelasan dari beberapa tulisan teman-teman blogger yang sudah mencoba Pristine 8+ lebih dulu, ternyata Pristine 8+ ini adalah air alkali. 

Nah loh, apa lagi itu air alkali?

Dulu, ketika saya masiih tinggal di Bandung, sempat Booming banget yang namanya air alkali. Dimana air ini diolah oleh mesin tertentu menjadi air yang baik untuk kesehatan, yakni memiliki pH atau kadar keasaman diatas angka 8 (bersifat basa).

Gunanya adalah untuk menetralisir racun dalam tubuh, menyegarkan badan, dan bahkan bisa digunakan untuk merawat kesehatan kulit.

Dengan pH 8 yang bersifat basa, Pristine 8+ mampu menetralkan racun dalam tubuh
Nah, ternyata Pristine 8+ ini adalah air alkali yang diolah oleh mesin berteknologi  Jepang sehingga menghasilkan air yang memiliki pH 8. Makanya kenapa dinamakan Prsitine 8+ itu karena pH airnya adalah 8 yang merupakan pH baik untuk tubuh.

Pristine 8+ sendiri merupakan air alkali yang diproses oleh mesin khusus berteknologi Jepang. Di Indonesia, Pristine 8+ diprodukasi oleh PT. Super Wahana Techno, anak perusahaan dari Sinar Mas yang bekerja sama dengan Nihon Trim.

Sumber mata air yang digunakan berasal dari Gunung Gede Pangrango. Kemudian diproses sedemikian rupa sehingga menghasilkan air dengan pH 8 yang sangat baik untuk mengeluarkan racun dari dalam tubuh dan menjaga tubuh agar tetap sehat dan seimbang.

pH 8 adalah pH yang baik untuk tubuh
Dulu agak susah kalau mau beli air alkali, harus order ke agennya dulu, alhamdulillah adanya Pristine 8+ ini mempermudah saya untuk membeli air alkali karena banyak tersedia di mini market di dekat rumah.

Pristine 8+ sendiri tersedia dalam ukuran 400ml, 600ml, dan 1500ml. Ada juga isi ulang dalam bentuk galon. 

Harganya sendiri, untuk ukuran 400ml berkisar antara Rp.3.000-Rp.3.500.

Pristine 8+ memberikan saya inspirasi untuk hidup seimbang, netral dari racun tubuh maupun racun jiwa, karena memang sebagai Ibu Rumah Tangga, hidup seimbang harus diusahakan, salah satunya dengan cara yang saya utarakan di atas.

Siapa yang sudah konsumsi Pristine 8+ di rumah?
Hidup sehat dan hidup seimbang, khususnya Ibu Rumah Tangga, baik secara jiwa, emosi, maupun fisik tentunya akan menciptakan suasana bahagia di rumah, dan semua anggota keluarga bisa berikhtiar maksimal mencapai semua cita-cita yang diinginkannya.

Nah, kalau hidup seimbang versi Emak gimana? Sharing yuk di kolom komentar :)