Copyright by tettytanoyo. Powered by Blogger.

[Mommy Diary] Memutus Mata Rantai Inner Child





Artikel tentang inner Child sering sekali wara wiri di time line media sosial khususnya facebook, tapi saya sih santai aja, gak mau tau apa itu inner child, sampai ada sebuah artikel di facebook mengenai inner child yang sangat "menyentuh"

Tulisan yang saya copas dari seseorang ini membuka mata saya tentang inner child dan pengaruhnya tentang kondisi psikologis saya sekarang sebagai seorang ibu. 

Seorang ibu yang mudah "meledak" ketika anak melakukan hal-hal yang diluar logika saya sebagai orang dewasa. 

Padahal kalau logika anak kan belum sampai, tapi bagi saya itu adalah sebuah kesalahan. Ya begitulah, you know that feeling right?

Langsung aja kita baca dulu tulisan berikut ini.

***
INNER CHILD KU = MASALAH TERBESARKU?

By: Amalia Sinta

"Mbak Sin, aku udah baca teori parenting ini itu. Tapi kenapa aku masih gampang meledak-ledak ke anak ya? Padahal sebelum nikah, aku orang yang sabar. Sekarang anak bertingkah dikit, langsung aku bentak-bentak" 😭

♧♧♧
 "Aku nyesel banget abis cubit paha anak sampe dia nangis kejer, mbak. Aku marah karena dia buang-buang makanan yang udah capek-capek ku masakin. Dia bilang gak suka menunya. Tapi aku terlanjur kesel jadi aku paksa dia makan. Aduuh, aku kok jadi kaya mamaku ya mbak, yang dulu suka maksa dan cubitin aku biar mau makan.. 😣

♧♧♧
Hampir tiap malem aku ciumin anakku yang lagi tidur, mbak. Itu caraku minta maaf ke dia. Meski aku tau, itu gak bisa menghapus kesalahanku yang gak bisa nahan amarah dan suka hukum dia dikurung di kamar. Aku cuma pengen dia dengerin aku sebagai orang tuanya mba. Sebetulnya aku gak mau begitu. Karena aku tau rasanya gak enak banget, kaya yang dulu sering aku rasain saat dihukum ayahku.. 😢

♧♧♧
Mengapa rasanya kita susah sekali untuk tidak marah ya?
Padahal hanya untuk hal kecil..
Seolah kata sabar hanya menjadi nasihat tanpa makna..


Mengapa rasanya sulit sekali mengontrol emosi?
Walau hanya untuk hal sepele..
Seolah jawaban atas doa agar tak emosional tak kunjung datang


Bunda,

Mungkin masalahnya bukan pada diri anak balita kita, yang memang sedang masanya bertingkah macam-macam.

Mungkin masalahnya ada dalam diri kita sendiri..
Mungkin inner child dalam diri kitalah yang bermasalah.

INNER CHILD adalah sosok anak kecil yang ada dalam diri kita saat ini.

Inner child menyimpan memori dan emosi tertentu atas sebuah kejadian di masa kecil.

Inner child bisa positif yaitu sosok anak kecil yang menyimpan memori dan emosi tentang kebahagiaan, misal rasa senang gembira saat piknik dan tertawa lepas di saat itu.

Inner child bisa pula negatif, yaitu sosok anak kecil yang menyimpan memori dan emosi negatif, yang sering disebut inner child yang bermasalah.

Sosok inner child yang bermasalah ini bisa berupa anak di beberapa rentang usia, tergantung usia kita saat mengalami kejadiannya.

Misal bisa berupa usia 3 tahun yang merasa kesepian karena tak mendapat cukup waktu, perhatian dan kasih sayang orangtuanya. Orangtuanya sibuk mencari harta, hingga lupa di rumah mereka punya harta paling berharga yang bernama anak.

Bisa berupa anak usia 4 tahun yang memendam kesedihan dan kekecewaan pada orangtua yang terasa tidak adil. Dia tak pernah paham, kenapa menjadi kakak harus selalu mengalah. Dia tidak mengerti, kenapa benar ataupun salah, dia harus dihukum dalam kamar mandi yang terkunci karena berantem dengan adiknya 😭

Bisa berupa anak usia 5 tahun yang trauma atas bentakan dan pukulan dari ayahnya ataupun dibully teman sekolahnya. Si anak tak bisa mengerti, mengapa orangtuanya langsung berteriak marah saat melihat jam dinding sudah menunjuk ke angka tertentu. 

Dia harus segera memenuhi jadwalnya untuk mandi atau tidur, jika tidak, dia akan kena pukul Orangtuanya tak mau peduli, bahwa dia hanya butuh waktu sedikit lagi menyelesaikan susunan lego yang sedang dirangkainya dengan susah payah. Ia tak pernah diberi kesempatan untuk berpendapat.

Dari kumpulan aneka peristiwa selama hidupnya ketika kecil, akan tercipta beberapa inner child yang bermasalah dalam diri seseorang.

Ketika sekarang kita mengalami peristiwa yang sama, meski posisi kita sudah berubah jadi ibu, memori akan membangunkan lagi inner child yang lama tertidur. 

Dia akan marah, sebagai wujud ekspresi emosinya yang dulu tertahan. Maka kita menjadi ibu yang pemarah. Yang sebenarnya kita marah pada orangtua kita dulu, namun melampiaskannya ke anak kita sekarang. Anak akan jadi korban emosi orangtuanya, persis seperti kita dulu 😣

Lalu bagaimana cara memutuskan mata rantai luka dan trauma masa kecil ini?

Berikut cara self healing yang bisa dilakukan sendiri untuk menyembuhkan inner child yang bermasalah :

1. PENERIMAAN

Cara pertama untuk berdamai dengan inner child adalah dengan menerimanya. Menerima bahwa iya, kita di masa lalu pernah jadi 'korban', jadi anak yang dikasari, yang disakiti secara verbal ataupun fisik.

Memang rasanya sungguh tidak enak. Rasa sedih, kecewa, marah, takut, kesepian, semua terasa menyesakkan dada. Tapi cobalah mengenali rasa itu lagi, terima bahwa kita memang pernah merasakannya.
Menyangkalnya berarti sama dengan menyangkal keberadaan si inner child dalam diri kita.

Bagaimana mungkin kita akan berusaha menyembuhkannya, bila kita tidak mau menerima keberadaannya?
Selama ini mungkin kita tidak menyadari kehadiran inner child dalam diri kita. Sering dianggap tidak ada, ataupun merasa sudah sembuh sendiri karena kejadiannya sudah bertahun-tahun yang lalu dan terlupakan.

Tapi sebenarnya, rasa sesak itu masih ada. Hanya saja mengendap dalam hati terdalam. Dan sebenarnya luka tersebut masih terbuka. Maka saat ada kejadian yang sama terulang, luka itu naik ke permukaan. Rasanya sungguh pedih perih saat tertetesi emosi yang sama.

Dan bila saat itu tiba, ketika kejadian yang sama terulang, ketika anak kita melakukan suatu kesalahan yang sama dengan kita dulu, maka rasanya emosi dalam diri langsung ingin meledak.

2. KOMUNIKASIKAN KE DALAM

Bila terjadi hal demikian, segeralah jauhi anak. Jangan bereaksi apapun padanya. Karena hanya penyesalan yang akan didapat.

Masuk ke kamar, tutup pintu, pejamkan mata dan bicara ke dalam diri kita sendiri, lewat hati.
Ingat-ingat, apakah ada memory yang sama, kejadian yang sama seperti ini, saat kita kecil dulu?
Bayangkan inner child kita, panggil dia dan bicaralah dengannya.

"Wahai diriku yang kecil, datanglah. Hadirlah, aku ingin menemuimu"
Hati akan menuntun kita untuk menampilkan inner child sesuai masalahnya.
Jika masalahnya adalah kesepian, inner child kita bisa berupa sosok anak yang sedang duduk memeluk lutut di pojokan yang gelap.

Jika masalahnya adalah kekerasan dan kurungan, inner child kita bisa berupa sosok anak yang tengah terisak menangis ketakutan dalam kamar mandi yang terkunci.

Jika masalahnya adalah kemarahan, inner child kita bisa berupa sosok anak kecil yang sedang memukuli tembok hingga tanggannya luka dan berdarah.

Datangi perlahan, nyalakan lampunya. Belai lembut rambutnya. Katakan kau ingin menolongnya, menemaninya. Supaya dia gak sendirian. Katakan kau ingin mengobrol dengannya. Supaya dia gak kesepian.

Awalnya mungkin dia akan diam saja. Tapi teruslah tersenyum padanya. Raih kepercayaannya. Bila dia mulai mau membuka mulut, sapalah perlahan. 

Kau : hai, apa yang lagi kamu rasakan?
Inner child : dadaku sesak, jantungku berdebar, aku pusing.
Kau : owh itu berarti kamu lagi marah. Marah sama siapa, kenapa?
Inner child : sama mama. Aku habis dimarahi mama. Aku pasti dimarahin kalo minta main sama mama. Mama gak mau nemenin aku main. Jadi aku selalu sendirian.
Kau : oowh gitu. Mama kemana?
Inner child : Mama kadang kerja, kadang di rumah. Tapi kalau di rumahpun aku gak ditemenin. Selalu disuruh main sendiri. Mama di rumah masak terus, nyapu terus, nyuci terus..
Kau : aduh, rasanya gak enak banget ya dimarahin dan selalu sendiri. Tapi sekarang ada aku yang nemenin kamu. Udah gak kesepian lagi kan.
Inner child : iya, aku senang ada yang menemani..

♧♧♧
Dengan berbicara pada inner child yang bermasalah, kita memberikan kesempatan padanya untuk bercerita. Dengan menanggapinya, kita membantu dia melepaskan emosi negatif yang selama ini mengurungnya.
Setelah dia merasa lega, kita pun akan merasakan sebuah kelegaan. Satu kerikil dalam hati telah mampu disingkirkan.

Terry Pratchett, seorang penulis novel fantasi terlaris pernah mengatakan :
"Hello inner child, I'm the inner babysitter!"

Rasanya tepat sekali kalau diri sendiri yang paling pas untuk menjadi pengasuh bagi inner child kita. Karena diri sendiri yang pernah merasakan emosi-emosi si inner child. Maka jadilah pengasuh yang memberikan perhatian, kasih sayang dan pelukan yang dulu tak pernah kita dapat dari orangtua.

3. MEMAAFKAN

Cara berikutnya adalah memaafkan perilaku kedua orangtua kita dulu yang kasar atau berlaku tidak baik saat kita kecil. Selain orang tua, maafkan pula nenek kakek om tante dan saudara kandung yang tinggal serumah. Karena mereka sangat mungkin berkontribusi menorehkan luka di batin kita.

Memaafkan mereka sebetulnya bukan hanya demi kebaikan mereka. Tapi lebih kepada demi kebaikan diri kita sendiri. 

Amarah, apalagi dendam yang kita simpan dalam hati, bagaikan bara api yang hanya akan membakar diri sendiri.

Maafkanlah kesalahan mereka. Mereka berlaku demikian bukan karena tidak sayang. Tapi karena ketidaktauan mereka tentang ilmu parenting, karena punya terlalu banyak anak tanpa bisa berbagi waktu dan perhatian yang adil, ataupun karena tekanan ekonomi.

Beruntunglah kita yang kini hidup di jaman serba internet, dimana berbagai ilmu mudah diakses. Termasuk cara mengasuh anak. Lain halnya dengan orangtua kita. Dan besar kemungkinan, cara didik orangtua kita adalah warisan dari kakek nenek kita. 

Maka ucapkanlah pada diri sendiri berulang-ulang:

"Ayah ibu, aku sudah memaafkanmu. Aku percaya kalian sungguh mencintaiku. Akan slalu ku ingat betapa besar jasa kalian merawat dan membesarkanku. Kesalahanmu dalam mengasuhku hanya karena ketidaktauanmu, bukan karena tidak sayang. Aku telah memaafkanmu"


Masa lalu tak pernah bisa kita ubah. Tapi kita selalu bisa merubah sikap dalam menghadapinya. Maafkan ketidaksempurnaan masa lalu. Toh kita sudah diberi makan, diberi tempat tinggal dan disekolahkan oleh orangtua. Tanpa mereka, kita tak akan tumbuh besar seperti saat ini.

4. MELEPASKAN

Setelah memaafkan, rasakanlah beban berat itu akan menguap. Hati lebih ringan, pikiran lebih tenang. Lalu lepaskan sisanya. Lepaskan kenangan masa lalu yang menyakitkan itu. Supaya tak ada lagi bayang-bayang masa lalu yang akan membuat kita berulang melakukan kesalahan yang sama. Fokuslah ke masa sekarang dan masa depan. 

♧♧♧
Lakukan rangkaian self healing ini secara rutin. Ulangi untuk memanggil inner child Anda. Lakukan di saat tenang, tidak ada orang. Bisa di malam hari saat semua tertidur. 

Bayangkan sosok anak kecil dalam diri anda. Bicaralah dengannya, tanyakan perasaannya. Ingat kembali memori yang menyesakkan hati. Urai satu persatu masalah yang belum terselesaikan. Ungkapkan satu persatu emosi yang masih tertahankan.

Lakukan berulang hingga seluruh bayangan inner child yang tidak bahagia itu menghilang. Digantikan dengan inner child yang tersenyum, ceria, bersemangat dan bahagia.

Martha Beck, seorang penulis lulusan Harvard University pernah mengatakan :

"Caring for your inner child has a powerful and surprisingly quick result : Do It and the child heals"
"Dengan merawat inner childmu, akan memberikan hasil yang luar biasa dan mengejutkan dalam waktu relatif singkat. Lakukan itu dan si anak akan sembuh."

Maka rangkullah inner child kita, sembuhkan, dan kita akan melihat hasil yang menakjubkan.
Diri ini akan lebih bisa memaklumi tingkah anak, akan tidak mudah marah dan hati terasa lebih damai.


Namun bila Anda tak bisa menghadirkan inner child dan punya masa kecil yang sangat kelam, saya sangat menyarankan agar Anda berkonsultasi dengan psikolog, agar dibantu memanggil inner child yang bermasalah dan diharapkan dapat menyelesaikannya dengan baik, agar tidak mengganggu kehidupan Anda saat ini yang telah menjadi seorang ibu. 

Agar Anda tidak mewariskan kesalahan yang sama dalam mengasuh anak, yang akan terus menurun ke cucu Anda kelak.

♧♧♧
Sudah cukuplah anak kita merasakan juga sakitnya cubitan. Jangan ulangi lagi pukulan. Jangan biarkan dia merasa sendirian, tak didengar pendapatnya, diabaikan dan hidup dalam ketakutan atas bentakan dan makian.

Ayo putuskan mata rantai inner child ini.

Terima. Komunikasi ke dalam. Maafkan. Lepaskan.

Maka masa lalu yang buruk itu akan menjadi pil pahit yang bisa menjadikan kita pribadi yang lebih kuat.
Menjadi ibu yang tahu cara merawat anak dengan baik, tidak melakukan kesalahan yang sama.
Yang lembut namun bisa tegas saat diperlukan, tanpa harus melukai perasaan maupun fisik anak.

Dan saat Hari Ibu ini tiba,
Kita bisa berdiri tegak sebagai ibu yang bahagia
Menjadi ibu yang sepenuhnya dicinta
Oleh anak-anak yang tak dibuat merana


Demi masa depan mereka yang istimewa

Selamat berjuang memutuskan mata rantai inner child ini bunda..
Percayalah, menjadi ibu itu jauh lebih menyenangkan
Saat kita tak lagi dibayangi masa kecil yang menyedihkan.


***

Huuffft Panjang ya artikelnya?

Tapi KENA DEH.

Terima kasih untuk penulis, sampai menjelaskan sejelas ini tentang Inner Child dan membuat saya berpikir apakah emosi saya yang sering meledak ketika menghadapi anak adalah dampak dari Inner Child yang negatif.

Saya mau flashback. Ada yang masih inget kasus seorang ibu yang membunuh 3 anaknya? Seorang ibu terpelajar lulusan universitas ternama di Indonesia tega membunuh 3 anaknya dengan menutup wajah mereka dengan bantal hingga meninggal, dengan alasan ia tak ingin anaknya menderita di masa depan.

Sampai saya masih merinding membaca kasus itu, walaupun sekarang ibu tersebut sudah hidup dalam keadaan normal dan memiliki anak kembali dengan dukungan suami dan keluarganya.

Tapi ada satu yang menarik, saya pernah membaca sebuah artikel yang saya lupa bacanya kapan dan dimana tentang psikolog yang membedah kasus tersebut. Ia mengatakan bahwa perempuan yang tega membunuh anaknya tersebut mengalami trauma dari masa kecil, dan mungkin kalau dihubungkan bisa jadi ini berkaitan dengan inner child (ini opini saya ya)

Psikolog itu berhasil mengorek banyak keterangan dari perempuan yang diduga memiliki "gangguan" tersebut. Ternyata sebua fakta kecil terungkap bahwa perempuan itu mengalami masa kecil bahkan hingga dewasa sebuah perlakuan "tidak menyenangkan" dari orang tuanya terutama ibunya sendiri.

Ibunya adalah seorang yang perfeksionis!

Sebagaimanapun ia berusaha baik di mata ibunya, berprestasi, masuk PTN unggulan, ibunya selalu menganggapnya tidak bisa, tidak mampu, membandingkannya dengan orang lain. 

Emosi-emosi yang mengendap ini lah yang kemudian menjadi bom waktu di dalam dirinya hingga pada akhirnya terjadilah peristiwa yang membuat merinding bulu kuduk kita sebagai seorang ibu.

Ia membunuh ketiga anaknya karena emosi yang mengendap di dalam dirinya sendiri. Ngeri sekali ya membayangkannya? Tapi ketika saya pikir lagi, mungkin di dalam diri kita pun ada "cikal bakal" yang sama jika tidak diatasi/dikendalikan.

***

Kembali kepada artikel di atas.

Ternyata ada seorang atau sesosok anak yang masih ada di dalam hati kita, di dalam diri kita. Ia adalah kita di masa lalu, yang memiliki memori bahagia dan memori penuh luka. Ia sedang berada di dalam, dan sesekali keluar menjadi singa yang siap menerkam mangsanya ketika melihat sebuah kesempatan.

Marah, menangis, kecewa, kesepian. 

Apa yang sedang anak itu rasakan? Saya kembali memutar memori masa kecil, mecoba menghampiri anak kecil itu dan bertanya apa yang ia rasakan.

Sungguh, saya sedang berusaha. Berusaha berbicara dengannya mulai saat ini. Apa yang pernah ia alami. Apa yang menjadi ketakutannya, apa yang menjadi keinginannya. Jika memang "kondisinya" yang membuat saya begitu mudah marah dan meledak, maka saya akan segera memperbaikinya. 

Bicara dengan dia.

Artikel di atas meminta saya bicara dengan si Inner Child ini. Awalnya saya bingung, bagaimana caranya?

Apakah dengan ngomong sendiri? Ngomong sama kaca? Atau membayangkan/berimajinasi?

*sebenernya ini saya jadi geli sendiri, cobain aja ya masing-masing*

Kalau saya paling nyobainnya dengan peluk guling sambil ngomong sendiri. Seakan ngomong sama si Inner Child itu ya. Hufh.

Memaafkan dan Menerima

Memang kuncinya ada di sini. Memaafkan semua kejadian masa lalu dan menerimanya dengan ikhlas. 

Sebagai orang tua kita pasti paham, apa yang menjadi tekanan dalam hidup. Kemarahan atau tindakan keras lainnya bukan semata kesalahan orang tua kita sendiri, mungkin karena kondisi ekonomi, kondisi lingkungan, sehingga ada sebuah drama di kehidupan kita dulu yang membuat emosi mengendap hingga hari ini.

Mungkin ini gak akan instan, tapi mudah-mudahan semakin membaik ke depannya. Saya akan terus berusaha.

Satu lagi, coba liat video klip Monokrom dari Tulus.

Semoga bisa mengingatkan masa kecil kita dulu dan siapa saja orang yang kita sayangi dalam kondisi apapun itu, dan merekalah orang tua kita sendiri. Maka maafkanlah.











 

Mie Tampar: Kuliner Mie Nusantara yang Menampar Lidah Para Pecinta Kuliner di Cibinong Bogor

Hai hai para pecinta kuliner, jumpa lagi di weekend review.

Sudah punya rencana kemana aja nih weekend ini? Ada yang sudah punya destinasi wisata kuliner seru? atau masih cari-cari kuliner yang enak dimakan di musim hujan kayak gini.

Hmmm.

Biasanya sih kalau musim hujan itu paling enak makan makanan berkuah dan berasa rempah. Endess banget lah pokoknya buat nemenin hari-hari dingin ditinggal nikah sama mantan di musim penghujan tahun ini. 

Anyway. Dari pada kelamaan, kali ini aku punya review kuliner yang ada di sekitar Cibinong Bogor. 

Lokasinya gak jauh dari pusat pemerintahan Kabupaten Bogor atau lebih dikenal dengan kompleks PEMDA Cibinong. 

Yaitu di Erfina Kencana Regency jalan Bowling No. 27 Cibinong.



Lokasi kedai Mie tampar tepat di seberang Stadion Pakan Sari

Lokasi tepatnya pas banget di depan stadion Pakan Sari yang baru aja kemarin dipakai final Indonesia lawan Thailand di Piala AFF. 

*please hasil pertandingannya mah gak usah diinget-inget*


review mie tampar di cibining bogor


Nah, kenalin ini dia "MIE TAMPAR"

Kalau kata anak saya sih, "kalau habis makan mie ini kita bakal ditampar, Mi?"

Haaa antara iya dan enggak sih. Iya emang kita bakal ditampar sama rasa rempah dikuah Mie Tampar yang nampol abis, bukan ditampar beneran karena selingkuh sama janda kembang. 

Aduh, maaf ya ini dari tadi ngelantur. Faktor cuaca dan cucian nampaknya. 

Oke, back to Mie Tampar. 

Emang iya yah rasa mienya bisa nampar-nampar kalau dimakan? jawabannya adalah IYES. Karena kita bisa memilih beberapa level kepedasan yang ingin kita nikmati dalam kuah mie. 

review mie tampar di cibinong bogor
Kedai Mie Tampar dengan tampilan yang sederhana

Etapi sebelum lanjut ke pembahasan rasa mie tampar, FYI dulu ya. Mie Tampar ini sebenernya singkatan loh Gaes. Yaitu: Mie Tarempa Anambas Riau jadi sebenernya bukan kuliner asli daerah Cibinong Bogor, melainkan dari daerah Anambas Kepulauan Riau yang mana aku sendiri belum pernah ke sana.

Ya sekarang coba mie nya dulu deh, siapa tahu bisa beneran pergi ke sana sambil travelling

Seperti makanan daerah Sumatra dan sekitarnya yang kaya akan bumbu rempah, Mie Tampar ini juga bertipikal sama. Mie dengan kuah rempah yang kuat ditambah dengan level kepedasan sesuai selera sehingga membuat kita serasa ditampar beneran waktu makan.

Ada 4 level kepedasan yang bisa kita coba nih gaes.

Ditimang = Tidak Pedas
Diusap = Sedang
Dijitak = Pedas
Ditampar = Super Pedas

Nah, jadi kita tinggal milih. Mau ditimang, diusap, dijitak, atau ditampar? Duh, kalau aku sih milih diusap-usap aja deh biar jadi istri solehah. Hahaha.

review mie tampar di cibinong bogor
Menu di kedai Mie Tampar


Karena cuaca dingin, waktu itu aku pesen mie tampar ikan di usap berkuah. Jadi, di dalam kuahnya akan diberikan potongan ikan dengan level pedas yang sedang-sedang saja.

Selain ikan, kita bisa milih tuh. Mau mie tampar ayam, daging, atau cumi. Mau kering, basah, atau berkuah. Kalau rekomendasi aku sih mending makan yang berkuah, passss banget soalnya Bogor sekarang tiap hari hujan terus sepanjang hari.

Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya datang deh pesanan mie tampar ikan diusap berkuah.

review mie tampar di cibinong bogor
Nah ini dia, Mienya sudah melambai di atas meja
review mie tampar di cibinong bogor
Sumpah rasanya endeess banget, apalagi rasa kuahnya rempaaahhh banget. 


Untuk menemani mie tampar yang aku pesan ini, aku pilih es mentimun buat minumnya. 

review mie tampar di cibinong bogor
Es Mentimun
Tapi kalau boleh kritik dikit, ini es mentimunnya lebih mirip sirup rasa melon gitu. Kurang kuat rasa timunnya. 

Selain pesan es mentimun, aku juga pesan teh tarik. Sebenernya ini pesanan Kifah yang dengan sukarela nungguin Emaknya makan Mie Tampar.

review mie tampar di cibinong bogor
Teh Tarik pesanan Kifah


Asik kan hujan-hujan makan mie kuah rasa rempah yang nendang. Dan sebagai salah satu social media junkie. Aku gak lupa dong buat foto mie tampar buat nanti diupload ke Instagram dan blog ini. 

Memotret dengan Kamera Ponsel

Gimana? bagus gak hasil fotonya? jelas, tajam, dan terang kan?

Sebagai bocoran aja yah gaes, sekarang aku pakai kamera ponsel ASUS Zenfone Go untuk mengabadikan moment wisata kulinerku. 

Sesuai banget ya sama hobi kulineran dan travelling aku namanya, ASUS Zenfone Go. Tipe Zenfone yang aku pakai ini memang disesuaikan untuk orang yang hobi berpetualang dan wisata kuliner. 

Bawaanya jadi pengen GO terusssss. 

Kok bisa sih mendukung hobi kuliner dan travelling?


review mie tampar di cibinong bogor
Beberapa Spesifikasi ASUS Zenfone Go 5.5 ZB551KL dari web resmi ASUS Indonesia


Simpel sih ya sebenernya, spesifikasi Asus Zenfone Go ini memang disesuaikan untuk kita yang hobi mengabadikan setiap kuliner nusantara yang kita icip-icip.

Beratnya ringan, hanya 160 gram saja, mudah dibawa kemana-mana. Jaringannya sudah 4G LTE, layarnya pun sudah Corning Gorilla Glass 3 dan Anti Finger Coating.

Baterainya yang 3010 MAh juga bikin ponsel awet gak perlu sering charge. Memori internalnya pun besar, 16 GB dan masih bisa ditambah dengan memori external hingga 64 GB. 

Ya lah, kalau lagi jalan-jalan, HP lowbat dan memori abis itu bikin baper seumur-umur. Gak bisa foto makanan, gak bisa foto pemandangan di perjalanan. 

Hiks sedih. 


Tapi sih yang paling penting kalau untuk aku, rear camera dengan Pixel Master Camera 13 MP dan mode pengambilan gambar yang diberikan oleh ASUS Zenfone Go ini maksimal banget membuat foto makanan yang kita ambil tampil maksimal dan menggugah selera. 

Ada 16 mode pengambilan gambar spesial yang disediakan oleh ASUS Zenfone Go yang bisa kita gunakan sesuai keinginan. 

review mie tampar di cibinong bogor

Mode pengambilan gambar yang diberikan oleh ASUS Zenfone Go


Tapi menurut aku sih, hanya menggunakan beberapa mode saja, sudah mampu menghasilkan gambar dengan kualitas prima.

Contohnya gambar yang aku ambil ini:

review mie tampar di cibinong bogor
Perbedaan hasil menggunakan mode kedalaman dan mode HDR
Mode Kedalaman atau Depth of Field

Mode kedalaman ini memberikan efek "blur" pada objek belakang atau sekitar objek utama yang akan kita foto. 

Bisa dilihat pada foto atas, sebelah kiri gambar mendapatkan efek blur, sehingga fokus utama kamera adalah pada mangkuk mie.

Mode ini kita gunakan untuk memfokuskan gambar yang ingin kita ambil, dan canggihnya kamera ASUS Zenfone Go ini memindai otomatis objek yang dekat, sehingga background objek akan menjadi blur dengan sendirinya.

Background tampak blur

review mie tampar di cibinong bogor
Contoh hasil pemotretan dengan mode kedalaman



review mie tampar di cibinong bogor
Pengambilan gambar dengan mode kedalaman


Mode HDR

Mode HDR yang diberikan oleh ASUS Zenfone Go ini memberikan ketajaman dan kecerahan gambar 4x lebih luas. Sehingga gambar akan lebih terang hingga 400%. Sehingga walaupun cahaya di lingkungan objek foto sedang minim, hasil foto akan tetap tampak terang dan memukau.

Terbukti saat pengambilan foto di atas, kondisi cuaca sedang mendung dan hujan, tapi hasil gambar tetap bisa maksimal meski minim cahaya.

Jadi, dengan menggunakan dua mode ini saja, kualitas gambar atau foto yang dihasilkan sangat baik, cerah, dan tajam. 

Tips Fotografi

Untuk menghasilkan gambar yang optimal saat mengambil foto makanan saat wisata kuliner ada beberapa tips nih yang bisa dilakukan.

1. Pilihlah tempat duduk yang disinari banyak cahaya.

Kalau kita sedang wisata kuliner dan berniat untuk mengabadikan foto makanan di warung makan yang kita kunjungi, ada baiknya kita mencari tempat yang pas untuk mengambil foto. Salah satunya adalah tempat yang disinari banyak cahaya. 

Karena cahaya alami akan menghasilkan gambar yang bagus walaupun tidak melalui proses editing.

review mie tampar di cibinong bogor


2. Gunakan Kamera dan Mode yang Tepat.

Kalau memang mau pakai DSLR atau Mirror less silakan saja, gambar yang dihasilkan pasti sangat baik. Tapi kalau travelling itu kan males ya bawa kamera yang berat, haha. Maka maksimalkan lah penggunaan kamera ponsel. 

Tentunya kamera dengan pixel master yang besar, dan memiliki mode pengambilan gambar yang variatif juga harus membantu memberikan hasil gambar yang maksimal.

3. Ambil banyak gambar. 

Jangan ragu untuk mengambil gambar dengan beberapa angle. Kita bisa memfoto makanan dengan flat lay, depth of field, atau pun dengan teknik yang lain. Biasanya foto yang bagus hanya ada beberapa dari sekian banyak foto yang kita ambil. 

Pastikan kamera atau ponsel kamu memiliki kapasitas penyimpanan/memori dan RAM yang besar ya!

4. Jangan Malu-malu

Risih sih sebenarnya diliatin orang waktu ambil gambar makanan. Apalagi kalau mau ambil foto flatlay, tangan harus diangkat tinggi bahkan naik ke atas kursi.

Tapi demi hasil yang bagus, putusin dulu deh urat malunya. Yang penting grid instagram tetep bisa kece kan. 

Untuk tips fotografi yang lainnya, bisa baca di sini ya.

****

Wah panjang juga yah bahas tentang foto-fotonya. Sampai lupa kasih penilaian buat Mie Tamparnya.

Oke deh saatnya aku kasih penilaian.

Tempat:
3,7 dari 5 

Rasa:
4,6 dari 5

Harga:
4 dari 5

Untuk harga, sebenarnya subjektif ya. Kalau menurut aku sih harganya sesuai dengan rasanya. Karena apalagi lah yang kita inginkan selain rasa yang nikmat dari makanan. Walau tempat jauh atau sederhana, kalau udah kepincut rasa sih klepek-klepek jadinya.

review mie tampar di cibinong bogor
Segini kisaran harganya untuk satu orang 

Sebenernya ada satu lagi sih yang bikin HATI INI TERTAMPAR.

Kedai Mie Tampar ini memberikan Mie Tampar secara GRATIS kepada dhuafa, yatim, janda yang mampir ke Kedai Mie Tampar. Kalau kata suami yang sering ke sini sih setiap hari Jum'at program gratisnya.

Saya sendiri hanya melihat berdasarkan spanduk yang dipasang di depan kedai Mie Tampar.


review mie tampar di cibinong bogor



Gimana? Lagi nyari makanan berkuah dengan rasa rempah yang kuat dan nikmat dimakan di kala hujan? Cobain dulu deh ke Mie Tampar.

Kedai Mie Tampar ini buka setiap hari mulai jam 10.00 WIB.

Atau kalau kamu emang males keluar rumah, Mie Tampar ini bisa diorder via Ojek Online juga loh. Udah, pesen sana. Rasa mienya bikin tertampar-tampar dan bikin ketagihannnn.


Happy Weekend!

***

UPDATE

Kedai Mie Tampar pindah ke:

Jl. Parung Serab No.117, Sukahati, Cibinong, Bogor, Jawa Barat 16913

[Mommy Diary] Menyapih Bayi Tanpa Rasa Sakit


"I make milk. What's your superpower?" -Anonim-

Sebenernya nyapih itu nggak enak. Nggak enak karena harus "berpisah" dari anak bayi yang 24 jam nempel ke mamah. Berpisah dari aksi akrobat pas mau ASI level dahaga di gurun Sahara. Berpisah dari kenyataan bahwa ASI adalah obat dari segala duka dan kecewa. 

Kejedot dikit tinggal sodorin ASI. Pasti langsung berhenti nangisnya, 5 menit kemudian si bayi udah salto lagi. Kejedot lagi. ASI lagi. Jatoh lagi. ASI lagi. Ngantuk lagi. ASI lagi. Begitu aja sampe Goblin dibikin sequelnya. Hahaha.

Tapi mau gimana lagi yak. Namanya udah anjuran Agama bahwa menyusui bayi hingga usia 2 tahun memang hal yang harus kita jalani. Dua tahun itu bener-bener gak kerasa ya, Mak. Dari mulai bayi tak berdaya sampai punya gaya favorit waktu ngeASI, dan tau-tau ASInya mau gak mau harus diberhentikan alias disapih.

Ada yang gak tega? Banyak.

Tapi saya gak mau bahas tentang tega gak tega, karena saya juga masih harus menyusui Aldebaran 15 bulan lagi, wekekek. Gak mau dulu bahas "perpisahan" yang mellow itu. Saya mau cerita waktu menyapih Abang Kifah dulu aja ya.

Baca juga: ASI vs Skirpsi

Jadi gini, kemarenan ada tetangga mau nyapih anaknya. Tapi dese takut kalau payudaranya bengkak, gak mau meriang panas dingin linu segala rupa.

Trus saya bilang gini. 

"Saya dulu nyapih gak pake bengkak lama."

"Masa? Kok bisa? Kan biasanya Mamahnya ikutan sakit." tetangga yang lagi ribut mau nyapih anaknya itu berkomentar.

"Iya, kan ada caranya."

Memang nih, dilema ibu menyapih anak itu bukan hanya tentang kasian sama anaknya. Tapi juga sama emaknya. Bahkan ketika menyapih pun istri  itu juga harus turut serta merasakan sakit dan perihnya. 

Camkan baik-baik hal ini ya para suami. Kalau istri lagi nyapih anak, tolong dikasih reward satu pan pizza besar plus ekstra keju mozarela yang banyak. 

wkwkwk.

Ya memang, ibu dan ibu mertua saya juga bilang, kalau mau nyapih anak siap-siap aja payudara bengkak dan badan meriang panas dingin. 

Karena saya takut dan gak mau seperti itu, yaudah saya cari cara supaya menyapih itu gak menyakitkan. Gak bikin meriang panas dingin segala.

Jadi langsung aja ya caranya.

1. Jika anak sudah berhasil disapih, udah gak mau ngeASI lagi. Maka Selamat. Sekarang tinggal emaknya yang berjuang.

2. Walau anak sudah disapih, aliran ASI tidak serta merta berhenti. Maka biarkan saja hal ini terjadi sebagaimana mestinya. 

3. Jika Payudara selanjutnya saya singkat PD aja ya, sudah mulai membengkak atau terasa penuh. Emak bisa mengeluarkan ASI sedikit demi sedikit lebih dahulu. Jangan dibiarkan mengeras dan membengkak.

4. Bukankah membuang ASI malah tidak akan membuat ASI berhenti? Yaps memang begitu, karena prinsip Supply and Demand, ASI yang sering dikeluarkan tentu akan tergantikan oleh ASI yang baru. Tapi tidak apa-apa Mak, jika PD penuh akan sangat menyiksa, keluarkan saja sedikit demi sedikit secara manual atau dengan pompa ASI.


5. Jika Emak biasa menyusui 2 atau 3 jam sekali, maka keluarkan ASI sedikit demi sedikit, 2 atau 3 jam sekali. Sama seperti ritme menyusui. 

6. Keluarkan ASI sedikit saja ya Mak, yang penting tidak penuh dan bengkak. 

7. Jika sudah mengeluarkan ASI 2 atau 3 jam sekali, kurangi menjadi 5 atau 6 jam sekali. Begitu seterusnya, buat jarak mengeluarkan ASI semakin jarang.

8. Semakin jarang mengeluarkan ASI, lama kelamaan produksi ASI di PD akan berkurang dan akhirnya akan berhenti dengan sendirinya.

Nah, begitu Mak yang saya lakukan waktu menyapih anak yang pertama. Alhamdulillah tanpa harus merasakan bengkak dan sakit. 

Karena memang yang membuat PD bengkak dan sakit adalah menghentikan pengeluaran ASI secara tiba-tiba dan mendadak. 

Dengan menghentikan aliran ASI secara step by step. Insya Alloh deh aliran ASI akan berhenti dengan sendirinya. Mungkin akan memakan waktu yang agak lama, seminggu atau bahkan lebih, tapi tentu saja Emak yang menyapih anak bayi nggak akan merasa sakit dan meriang lagi.


Nah, itu dia pengalaman saya menyapih bayi tanpa rasa sakit.

Gimana? Udah gak takut sakit lagi kan ketika mau menyapih bayi?




Dear Komentator



Sekarang lagi musim Pilkada, banyak orang yang mendadak menjadi komentator. Ya ngomenin gacoannya, ya ngomenin lawan tandingnya juga.

Timeline memanas.

Tapi saya masih anteng, nyeruput jus timun plus lemon yang bikin perut mules but thats why I need it supaya gak sembelit. Wekekeke.

Back to komentator.

Saya gak mau ngomenin komentator Pilkada. Saya mau cerita tentang komentator blog saya aja. 

Kendala terbesar emak blogger salah satunya kalau anak sakit, dirinya sakit. Gak akan bisa buka blog, nulis apalagi. 

Tapi sesekali saya nyempetin buat baca komentar yang nyangkut di fitur moderasi.

Saya baca dan saya berterima kasih. Buat yang selalu mau komen, nyempetin ngetik kata demi kata, nyempetin klik tombol submit, ngerelain kuotanya buat komen di blog ini, tapinya jarang saya bales atau BW balik.

Maafkeun yaa, maafkeun sangat. 

Karena anak saya sakit, atau sayanya sakit, mohon dimaafkan belum bisa berkunjung balik.

Terimakasih sudah jadi komentator setia di blog saya. Andai bisa ngasih bingkisan, mau deh saya ngirim ke alamat blogger-blogger yang udah sering komentar dimarih.

Makasih buat Mbak Armita, Mbak Innayah, Mbak Ratu, Mbak Syuna Mom, Mbak Echa, Mbak Mira Anastasia, Mbak Lidya, Mbak Annisa AE, Ceu Handriati, Mbak Ika Puspita, makasih udah sering mampir.

Yang udah suka baca, mau mampir, saya ucapkan terima kasih juga, walau kurang hafal namanya karena faktor usia, klik kalian, komentar kalian jadi semangat untuk selalu rajin update blog, membuat saya mau belajar dan belajar lagi. 

Yang silent reader pun gak kalah saya ucapkan terima kasih banyak ya. Tanpa pembaca blog, apalah artinya diriku dan blog ini. Kalau kalian punya masukan, punya keinginan, punya kritik dan saran apapun jangan ragu buat kasih tau yaaa. 

Please email or DM via FB, Twitter, atau Instagram. Dengan senang hati saya akan mendengar masukkan dari kalian semua.

Akunnya: @tettytanoyo

Sekali lagi maaf kalau merasa "kok gak di BW balik sih!"

But I told you, I'm sure, bahwa kalian adalah percikan semangat  buat saya selama ini. Semoga pahala kebaikan mengalir deras, aamiin. 

Akhirul kalam, 

4x4 sama dengan 16
Sempat gak sempat insya alloh komennya akan saya balas.

Burung Irian Burung Cendrawasih
Gak cukup sekian dan masih mau lagih

Kalau ada sumur di ladang, boleh saya menumpang mandi.
Kalau ada waktu yang luang, jangan lupa yuk kita ngeblog lagi.


-Bogor, dengan mata nanar meratapi cucian-