Copyright by tettytanoyo. Powered by Blogger.

Pengalaman Membuat Paspor di Kantor Imigrasi Bogor

Pengalaman Membuat Paspor di Kantor Imigrasi Bogor

Assalamu'alaikum.

Alohaaa.

Belum lama ini saya membuat paspor di kantor Imigrasi Bogor. Tepatnya di Jalan Ahmad Yani Blog Mesjid Tanah Sereal No. 30. Berikut pengalaman saya membuat paspor di kantor Imigrasi Bogor.

Silakan disimak ya. Mudah-mudahan bermanfaat.

Lokasi

Karena rumah saya di Kabupaten Bogornya,  saya ke kantor imigrasi naik KRL ke Stasiun Bogor dan lanjut ojek online. Pake Grab atau Gojek, paling mahal 10 ribu rupiah. Deket lah sekitar 10 atau 15 menit.

Kalau naik motor bisa lewat jambu dua, ke arah jalan air mancur (kalo ga salah inget) gak jauh dari situ pokoknya.

Pengalaman Membuat Paspor di Kantor Imigrasi Bogor
Lokasinya mirip kayak komplek perumahan, gak terlalu keliatan dari jalan raya
Tata Cara Mendaftar untuk Membuat Paspor

Mulai sekarang, di kantor Imigrasi Bogor digunakan cara mendaftar antrian secara on line via Whatsapp.

Nomornya adalah 08111100333

Saya whatsapp nomor imigrasi tersebut pada tanggal 3 Desember 2017 lalu.

Ketik pesan dengan format: #Nama#TTL#tanggal yang kita inginkan untuk membuat paspor#

Contoh:

Nama Saya Ana, TTL 12 Mei 1990 ingin membuat paspor ke kantor Imigrasi Bogor tanggal 12 Januari 2018.

Formatnya: #Ana#12051990#12012018#

Gampang ya?

Nah, ini dia contoh WA saya dengan no WA Imigrasi Bogor.



Pengalaman Membuat Paspor di Kantor Imigrasi Bogor
Saya minta tanggal 12 Desember 2017 tapi gak bisa, malah bisanya tanggal 6 atau setelah tanggal 12.
Yaudin saya milih tanggal 6 aja biar cepet

Alhamdulillah, kalau denger orang lain harus nunggu minimal 1 bulan untuk antri paspor, saya nunggu antrian hanya 3 hari. Daftar tanggal 3 Desember, datang ke kantor imigrasi Bogor tanggal 6 Desember.


Pengalaman Membuat Paspor di Kantor Imigrasi Bogor
Kalau udah OK tinggal konfirmasi

Saya udah OK tanggal 6 Desember 2017.

Pengalaman Membuat Paspor di Kantor Imigrasi Bogor
Kode bookingnya disimpen, dicapture, atau send ke nomor orang lain.
Takutnya HP kita rusak atau WA nya error.


Ketik persyaratan untuk tahu apa aja persyaratan pembuatan paspor

Pengalaman Membuat Paspor di Kantor Imigrasi Bogor
Bisa diliat disini persyaratannya apa aja ya
Pengalaman Membuat Paspor di Kantor Imigrasi Bogor
Catat baik-baik persyaratannya, jangan ada yang salah

Catatan untuk Persyaratan:

1. KTP yang sudah e-KTP atau Resi dari Disdukcapil. Saya kemarin pake Resi karena e-KTP saya belum jadi. Kalau suami bikinnya pake e-KTP, karena udah punya.

2. KK sesuai e-KTP

3. Ijazah atau Akta Lahir atau Surat Nikah

4. Fotocopy semuanya 1 lembar saja di kertas ukuran A4

5. Materai 1 lembar, bawa aja dari rumah.

Catatan penting:

Nama, Tempat, Tanggal Lahir di e-KTP atau resi, ijazah/akta lahir/surat nikah, dan Kartu Keluarga HARUS SAMA PERSIS.

Kalau ada yang beda, silakan urus dulu ke kelurahan atau ke kecamatan. Karena percuma nanti antri pun bakalan diminta pulang lagi. Kan sedih, udah capek antri malah disuruh ke kelurahan buat urus kesalahan ejaan nama atau TTL.

Ketika nunggu antrian yang sebulan itu, lebih baik benerin data dulu kalau memang ada yang salah.

Datang ke Kantor Imigrasi Bogor

Saya datang sesuai jadwal yang sudah saya setujui di WA. Yaitu tanggal 6 Desember 2017 jam 11 siang.

Usahakan datang 30 menit sebelum jadwal, karena nomor antrian kita sudah diikutsertakan dalam antrian.

Saya pun kemarin hanya menunggu sekitar 10-15 menit, karena no saya ternyata sudah dekat dan siap dipanggil untuk sesi foto.

Pengalaman Membuat Paspor di Kantor Imigrasi Bogor
Isi formulir


Catatan:

1. Datang ke loket, tunjukkan nomor antrian yang ada di WA/Kode Booking. Tunjukkan semua dokumen ASLI ke petugas. Nanti kita akan diminta isi formulir seperti di atas. Isi baik-baik, dan jangan lupa siapkan 1 LEMBAR MATERAI dari rumah, dari pada beli di sana riweuh.

2. Bawa aja pulpen dari rumah, biar gak antri atau rebutan sama yang lain.

3. Isi data sekitar 5 menit, gak lama.

4. Kemudian masuk ke dalam, tunggu dipanggil untuk foto.

Pengalaman Membuat Paspor di Kantor Imigrasi Bogor
Suasana antri foto di Kantor Imigrasi Bogor
5. Tunggu giliran untuk difoto sama scan sidik jari.

6. Kemarin saya pakai jilbab polos, soalnya kata temen ada petugas yang ngelarang pakai jilbab motif.

7. Antrian gak akan lama karena kita datang sesuai jadwal. Caball aja ya.


Kemarin saya antri jam 11, dan foto itu harusnya sekitar 11.15 WIB. Tapi apa daya ada rombongan dari sebuah travel yang ternyata lagi foto paspor di dalam ruang foto. Jadi aja saya nunggu mereka dulu, sambil berdiri pula di dalam ruang foto, karena kursinya habis.

Hikzzz.

Sesi Foto dan Wawancara

Foto wajah kita gak lama, paling 3 menit, kalau ada gaya yang harus diulang itu juga. Dan sebel sih, foto di paspor saya agak gimana gitu, soalnya petugasnya agak terlalu santai dan gak ngarahin banget supaya gayanya bagus. Asal jepret aja.

Mungkin tipsnya adalah senyum dan pasang foto muka manis aja terus waktu duduk di depan kamera, karena kita gak pernah tau, kapan si bapak petugas mencet tombol rana kamera, tau-tau udah aja. Syebel.

Sambil foto, kita juga melakukan rekam sidik jari. 

Abis foto session, kita diminta nunggu lagi sebentar di ruang tunggu, katanya nanti dipanggil lagi.

Dan 5 menit kemudian saya dipanggil lagi buat wawancara.

Saya duduk di depan bapak petugas nomor 6 kalau gak salah.

"Mau kemana ini bikin paspor?" Tanya si Bapak.

"Mau jalan-jalan." Jawab saya.

"Emang punya uang?" Tanya bapaknya lagi. 

Yaaa punya keleeuusss,Pak. Emang tampang saya tampang bokek ya, segitunya amat.

Tapi emang iya sih, hahahaha. Bokek mulu.

"Punya lah, Pak."

"Uang siapa? Kan gak kerja?"

"Uang suami lah, Pak."

"Dasar, kok sukanya hambur-hambur uang suami." Si Bapak sebelahnya nyeletuk.

Idiihhhh, biarin aja saya hamburin uang suami, dari pada dihamburinnya sama orang lain hayooooohhhh.

*Musim Pelakor, Pak!

"Mau jalan kemana emang?" si bapak masih lanjut nanya.

"Ke Malaysia sama Singapura, Pak. Jalan-jalan."

Hahaha, ya jawab aja begitu, diaminkan kemudian. Yang penting niat dan bikin paspor dulu kaannn.
<!– adsense –>


Udah sih, cepet gitu aja. Abis itu dicetakin kartu tanda bukti yang harus kita bayar.

Pengalaman Membuat Paspor di Kantor Imigrasi Bogor
Bayarnya 355 ribu


Pengalaman Membuat Paspor di Kantor Imigrasi Bogor
Bayarnya di depan kantor Imigrasi Bogor, via Pos Indonesia


Paspor jadi setelah 3 sampai 4 hari kerja. Dan alhamdulillah, selanjutnya saya ambil deh paspor saya sama abbiy.

Pengambilan paspor bisa diwakilkan asal nama kita satu KK dengan orang yang mau kita ambilkan paspornya. So, bawa KK aja biar aman ya. Kalau mau ngambilin punya suami atau keluarga yang lain. 

Tambahan:

Menurut petugas Imigrasi, sekarang ini WA sedang error, jadi susah untuk dapat jadwal membuat paspor di kantor imigrasi Bogor.

Katanya sih, dibuka hari Sabtu dari jam 6 pagi sampai jam 12 siang pembuatan paspor secara manual. Tinggal datang aja bawa semua persyaratan. 

Secara keseluruhan, pelayanan di kantor imigrasi Bogor lumayan bagus lah, hanya ada petugas yang agak nyebelin dan kurang ramah, hahaha. Tapi ya sudahlah, semoga kedepannya makin baeq yaks.

Kasian nih warga negara Indonesia pada pengen piknik.

Saya kasih nilai 4 dari 5 bintang. 


Segitu yaa, cerita pengalaman saya membuat paspor di Kantor Imigrasi Bogor. See You di postingan saya selanjutnyaaaa.

[Update]

Setelah punya paspor ini, akhirnya aku berencana liburan ke Kuala Lumpur dan Singapura. Alhamdulillah sudah terwujud nih, ke Kuala Lumpur baru-baru ini.

Mau tau bagaimana Tips Mewujudkan Impian Liburan Impian Kamu di Tahun ini? Yuk, intip tulisan terbaruku di link ini yaaa. 


MAU LIBURAN? INTIP DULU 5 TIPS SEDERHANA MEWUJUDKAN LIBURAN IMPIAN KAMU TAHUN INI



Review Film Ayat-Ayat Cinta 2: Fahri yang Dulu Bukanlah yang Sekarang


Sebagai alumni penonton film Ayat-ayat Cinta 1, jujur saya penasaran dengan kelanjutan kisah cinta Fahri dan Aisha ini.

Walaupun dulu pada di film AAC1 saya sempet kecewa sih, karena filmnya gak sesuai cerita di novel best sellernya. Makanya dulu saya gak terlalu puas dengan filmnya, tapi tetep sih penasaran juga sama kelanjutannya. Hahaha.

Tokoh Fahri yang dulu lovable banget khususnya dikalangan perempuan tentu bikin penasaran, apakah Fahri masih se-charming dulu setelah menikah dengan Aisha?

Apa rumah tangga mereka akan berliku seperti cerita rumah tangga di sinetron tersanjung atau tukang bubur naik haji?

Apakah mereka punya anak dan hidup bahagia selamanya? Atau sebaliknya?

Kepo juga kan jadinya, apalagi saya belum baca novel AAC 2, karena emang pas mau beli pun ragu, novelnya tebel banget.

Ragu bisa kebaca atau ngga di rumah. Haha.

Yaudah, langsung aja ini review dari saya.


Cerita


Cerita secara keseluruhan, gak sama dengan AAC 1. Kenapa saya bilang gak sama? Karena Fahri dan Aisha sekarang sudah masuk usia dewasa yang udah gak galau-galau soal cinta. Apalagi dulu Fahri sempet jadi rebutan banyak perempuan kan.

Walaupun memang Fahri ini banyak disukai sama perempuan, tapi karena Fahrinya udah nikah, jadi ya gak terlalu greget sih, gak ada tipe-tipe pelakor juga di film ini. Semuanya natural dan ya gak terlalu bernuansa romantis seperti film sebelumnya.

Tapi menurut saya justru isu yang diangkat adalah isu yang lebih dekat dengan keseharian muslim. Jadi pas nonton itu saya dapet insight kalau memang harusnya sesama muslim dan non muslim ini hidupnya seperti ini, seperti yang Fahri contohkan.

Isu Palestina pun ada. Dan pas sekali menurut saya, karena kemarin baru aja Donald Trump bikin ribut masyarakat dunia karena mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Menurut saya, ceritanya cukup 'flat' dalam artian gak ada cerita yang punya klimak tinggi. Jadi, setiap rangkaian ceritanya itu pendek-pendek, kemudian ada klimak, berlanjut dengan penyelesaian.

Pas nonton jadinya gak terlalu deg-degan dan penasaran banget jadinya. Mungkin yang saya tangkep sih, karena ada banyak yang ingin diceritakan dari novel ini.

Tokoh

Tokoh utama Fahri udah bukan Fahri yang dulu lagi. Mahasiswa Al-Azhar Kairo yang sederhana dan cinta ilmu. 

Kalau cinta ilmunya sih masih ya, karena Fahri sekarang udah jadi dosen di Universitas Edinburgh. Tapi kehidupan ekonominya udah berubah setelah menikah dengan Aisha.


Tapi yang bikin penasaran, Aishanya kemana?

Ada banyak tokoh baru, ada Keira si anak ABG yang suka main biola, ada Hulya sepupunya Aisha, dan ada Sabina khadimat di rumah Fahri yang merupakan wanita muslim yang gak jelas kewarganegaraannya.

Ada juga nenek Yahudi tetangganya Fahri, dan Brenda si Lawyer cantik yang suka mabuk-mabukan.

Ada tokoh Hulusi (Panji) sebagai asistennya Fahri, dan Misbah (Arie Untung) sebagai teman Fahri waktu di Kairo dulu.


Setting


Kalau setting tempatnya udah oke banget lah, Universitas Edinburgh. Universitas dambaan pencari beasiswa LPDP ya, hehehe.

Pemandangan universitasnya yang bekas kastil, warna coklat kemerahannya, alam Skotlandia yang keren juga nambah suasana di film ini.

Oke banget.


Ending

Haha, ini ending agak aneh menurut saya, gak begitu natural. 

Bikin kita nanya "Oh iya ya bisa gitu ya?"

Dan memang sebelumnya, ada rahasia besar yang terkuak di film ini. Yang bikin kita ngomong, "Ya ampun, ternyata oh ternyata."


Review saya:

1. Ada bagian yang nyess banget, waktu Fahri menikahi salah satu perempuan di atas (hahaha spoiler banget) ketika Aishanya gak ada. Huhuhu. Aisha itu hilang di jalur Gaza, sampai saat ini belum ketemu jenazahnya.

2. Nonton film AAC ini kok kayak ketuker-tuker sama sosok Azzam di Ketika Cinta Bertasbih ya. Mungkin karena penulisnya sama. Dan suami saya juga pas ditanya merasakan hal yang sama. Berasa keinget-inget tokoh Azzam.

3. Keseluruhan film bagus, gak bikin sedih, galau, atau gimana. Saya nikmatin banget alur ceritanya.

4. Endingnya kurang natural, kalau menurut saya sih, endingnya kayaknya gak harus gitu, mungkin bisa dengan ending yang lain atau lebih natural lagi aja, karena agak aneh, huhuhu.

5. AAC 2 ini gak mellow banget atau drama banget, filmya cukup santai, ada nuansa komedi juga, pemandangan settingnya bagus, layaklah buat ditonton weekend dan liburan kali ini.


Gimana? Kamu tertarik buat nonton gak nih?

Nikah Muda dan Tantangan yang Menyertainya



Hari ini kita lagi ‘digegerkan’ oleh kasus cerai mudanya seorang ‘seleb’ yang dinikahi oleh seorang hafidz qur’an. Bukannya mau Ghibahin kasusnya ya, saya cuma mau ngasih opini kasus ini dari sisi saya, yang dulu nikahnya gak beda jauh dari Kakak S dan Mas T ini.

Sebelumnya, udah baca tulisan saya tentang Menikah Saat Kuliah belum di blog ini?

Kalau belum baca dulu gih, soalnya itu artikel selalu jadi TOP TEN haha. 

Mungkin banyak mahasiwa yang kepikiran nikah muda atau nikah sambil kuliah kali ya. Apalagi di social media ada juga selebgram, dan anak para pemuka agama, anak pejabat, yang juga menikah muda, dan pastinya menginspirasi para followersnya di jagad maya.

Tapi yakin nih? Emang beneran nih mau nikah muda?

Emang enak? Emang sebahagia yang dibayangkan? Emang gampang? Emang gak akan ada masalah? Kalau liat para ‘idol’ sih kayaknya gak ada masalah ya, kayaknya hepi-hepi aja tuh.

*Laahh sendirinya kan juga nikah muda, gimana sih, kok jadi kontradiktif begini*

Tuh kan kalo nikah muda itu bisa gampang banget cerai? Pasti labil deh mereka, pasti belum dewasa deh.

Ah gak juga, ada kok artis atau public figur yang nikahnya udah belasan tahun, malah udah punya cucu, mereka juga akhirnya bercerai.

So, no one really knows kenapa setiap pasangan mudah atau susah untuk bercerai berai.

Tapi, spesial untuk kasus nikah muda ini, karena memang isunya lagi hotssss, saya kasih komentar saya aja deh, sebagai senior dan tentunya pengalaman sendiri, yelaaah seniorrr.

Kenapa begini dan kenapa gitu. Kenapa mau nikah muda, dan kenapa juga harus lekas bercerai.


***

Impian Menikah

Impian menikah bagi perempuan itu pasti kayak mimpi dapet pangeran terus tinggal di kerajaan. Ada orang yang sayang sama kita, ada yang perhatian sama kita, ada yang jagain kita, ada yang mau ngebela kita, dan tentunya kita punya orang yang bisa kita sayang, kita cinta dengan sepenuh hati.

Seneng kan ya bayanginnya.

Apalagi liat para ‘pendahulu’ eeea pendahulu, nikah, punya anak, punya tempat tinggal sendiri, suami kerja, kita ngurus anak dengan sepenuh hati di rumah, suami pulang kerja, masakan udah ready, dinner bareng, weekend jalan bareng, anak sehat ceria, fotonya bisa kita upload di sosmed.

Maka nikmat Tuhan yang manakah yang bisa kita dustakan?

Bagi perempuan, punya suami itu pasti menyenangkan, yang dibayangin tentang pernikahan adalah  keseruan bersama. Karena sudah saling memiliki satu sama lain, gak ada batasan lagi. Kau milikku, kumilikmu.

Gitu kan ya?

Dan lebih seneng lagi kalau moment kayak gitu gak mesti nunggu lama. Usia belasan udah bisa ngerasain, pasti bahagianya juga akan jauh lebih lama.

Tapi faktanya. Kok ada yang baru beberapa bulan malah memutuskan untuk berpisah? 

Banyak orang yang judge pasti nih anak labil deh, pasti belum dewasa deh.

Dan muncul banyak celetukan.

“Tuh kan, apa gue bilang, nikah muda itu buat gaya-gayaan doang, buktinya cerai kan karena mereka belum sama-sama dewasa.”

Emang bener ya kalau nikah muda itu pasti belum dewasa?

Saya dari dulu selalu percaya dengan kalimat bijak:

“Tua itu pasti, dewasa itu pilihan.”

Yaps, dewasa itu pilihan gaes.

Pernah nonton berita anak usia 5 tahun yang bisa ngurus orang tuanya yang sakit-sakitan, bisa mandiri di rumah, bantuin kerjaan rumah yang biasanya dilakuin sama ibunya, kek nyuci piring, cuci baju, dan kerjaan rumah tangga lainnya?

Sementara ada temen kuliah saya yang usianya 18 tahun di DO sama kampus karena bolos kuliah terus dan ternyata dia ketauan kecanduan game online.

Jadi, yang dewasa yang mana ini? Yang tua yang mana?

Hahaha. Dari situ saya yakin betul memang yang namanya usia gak jadi tolak ukur kedewasaan seseorang. Dan sedikit banyak, keadaan dan mental lah yang jadi faktor penentu kedewasaan berfikir seseorang.

Dan di dunia pernikahan pun saya anggap sama.

Kalau ada pemuda atau pemudi yang usianya muda tapi pemikirannya jauh melanglang buana bahkan melampaui pemikiran orang yang usianya jauh diatasnya, why not dia menikah.

Anak muda gak semuaya galauers dan kekanakan, ada juga yang pikirannya dewasa banget, bisa menentukan sikap, dan bisa menentukan pilihan untuk dirinya sendiri.


Masalahnya adalah perbedaan setelah pernikahan

Banyak yang bilang kalau udah nikah itu gak bebas, yaps emang bener banget. Saya akui. Makanya ada orang yang ngomong kalau sebelum nikah itu saatnya kita puas-puasin main dulu, soalnya entar kalau udah nikah udah ga bisa.

Memang betul, yang namanya pernikahan membuat dua insan yang saling diikat oleh janji suci pernikahan udah gak bebas dalam bersikap. Bebas dalam artian, kita harus saling meminta pendapat satu sama lain.

Wabil khusus seorang istri, semua gerak-geriknya harus seizin suami. Kalau suami gak ngizinin, ya mau apa lagi. Istri harus nurut. Selama suami punya argumentasi syar’i untuk gak memberikan restu buat istri.

Dan udah pasti, kalau masih sama-sama muda, ini bisa jadi masalah besar.

Istri yang tadinya bebas bergerak kemanapun, saat ini mau main ke rumah teman pun dilarang suami. Begitu juga suami sebenernya, gak boleh membiarkan istri merana karena ulah dirinya. Karena suami pun harus menggauli istri dan keluarganya selembut dan sebaik mungkin.

Memang minusnya nikah muda, menikah dengan seseorang yang sesama muda, adalah penerimaan disisi ini.

MASIH TERIKAT DENGAN GAYA LAMA.

Ya, gaya bebas semau gue, pulang ke rumah seenaknya, bangun siang, makan gak teratur, gaya berpakaian dan semua kebiasaan lama yang mau gak mau harus disesuaikan ketika kita memutuskan hidup bersama orang lain, yang pastinya memiliki banyak perbedaan sama diri kita ini.

Walau terlihat sepele, gaya bawaan ini bisa jadi sumber masalah loh, dan ujungnya berakhir dengan perpisahan kalau masing-masing gak saling menyesuaikan.

Anak muda masih butuh teman sepermainan.

Jujur aja, semenjak nikah, teman sepermainan saya itu makin menipis. Ya paling temen deket kuliah aja, seluruh waktu hampir dihabiskan ya sama pasangan.

Dulu sih ngebayanginnya asik aja 24 jam bareng, tapi ya gitu deh. Kalau kata Tulus, kita ini masih butuh ‘Ruang Sendiri’ untuk hidup.

Tapi ya tetep, semua ada batasannya, dan kita harus menyesuaikan dengan batasan itu. Semua harus sesuai persetujuan pasangan kita. Kalau istilah ibu-ibu sih ‘Me Time’, tapi Me Timenya awas aja jangan sampai kebablasan.

Gak sedikit loh ada yang nikah muda, tapi ternyata lebih sering spent time sama temen se-gengnya. Istri atau suaminya dicuekin di rumah.

***
Kira-kira kalau kamu diminta nikah muda, siap gak? Gak bebas main, gak bebas pergi-pergi, dan harus taat sama aturan suami?

Kalau memang berniat nikah muda, hal yang harus dipikirin adalah kesiapan kita untuk berpindah kebiasaan dan menyesuaikan karakter kita dengan karakter pasangan.

Menikah muda itu sama sekali beda dengan pacaran. Kalau yang berniat melegalisasi pacaran dengan nikah muda kayaknya niatnya harus dilurusin dulu deh. Karena kalau salah niat, bisa berabe dibelakang.

Dan pada akhirnya, karena emosi yang masih belum matang, kesiapan untuk menyesuaikan dengan karakter pasangan, akhirnya melayanglah gugatan untuk bercerai.

Buat yang lagi ngekhayal nikah muda itu asik, ya emang bener sih asik banget. Tapi jangan sampai lupa sama konsekuensi syariat yang harus kita jalankan sebagai istri atau sebagai suami.

Apalagi sebagai muslim, yang namanya kewajiban suami istri itu ya tetap berlaku meski nikah di usia muda. Gak ada pengecualian kecuali alasan yang memang diperbolehkan oleh syariat.

Yah, berarti gak enak dong? Katanya pacaran halal alias nikah itu asik?

Istilah ‘Pacaran Halal’ ini memang harus dikaji ulang deh.

Kalau orang pacaran, mana ada ikatan sah? Mana ada kewajiban sang pacar? Mana ada sifat jelek yang keliatan?

Nikah itu bedaaa woiiii, anduk basah disimpen di atas kasur aja bisa bikin sewot dan manyun 3 hari loh.

Saran saya buat yang mau nikah muda. Ceileh pake ngasih saran segala.

Pelajari baik-baik hak dan kewajiban suami istri dalam Islam. Urusan teknis gaya pacaran halal, dan lainnya sih bisa diatur kemudian. Suami harus romantis, istri harus bisa masak enak bisa dikompromiin selanjutnya. Semua itu bisa dilatih seiring dengan berjalannya waktu, hahaha.

Tapi yang paling penting yaitu tadi, mematuhi ‘rules’ menjadi suami istri, melatih mental dan kedewasaan pemikiran, and then siap menerima segala perubahan kehidupan yang terjadi pasca pernikahan.

Gimana? Kamu siap?

Kalau udah, yaudah sana cari calon pasangannya.

*ehhh
*Minta diselepet

***

Bogor, 23 Desember 2017
Dari mantan manten nikah muda, yang masih terus belajar dan remedial.










10.000 Kado Terbaik Untuk Orang Tua



Kasih ibu kepada Beta
Tak terhingga sepanjang masa
Hanya memberi, tak harap kembali
Bagai sang surya menyinari dunia


Sungguh lagu sederhana yang dalem banget maknanya, dan terasa ketika saya sekarang menjadi orang tua untuk Kifah dan Aldebaran.

Sejak menikah dan positif hamil anak pertama, otomatis perasaan saya berubah, antara was-was, takut salah, dan berusaha memberikan yang terbaik untuk anak yang ada di dalam kandungan.

Makan ini takut salah, ngelakuin ini takut berimbas pada janin, hingga sampai Kifah lahir dan terus bertumbuh besar, perasaan was-was takut tidak bisa memberikan yang terbaik kepadanya selalu saja ada.

Misalkan, salah memberikan pendidikan, salah mengarahkan bakat, dan lain sebagainya.

Di titik ini saya sadar, bahwa ketika saya kecil dulu, mungkin saja perasaan ini pun ‘menjangkiti’ kedua orang tua saya. Selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk saya, tapi sayanya aja yang gak ngerasa, cuek, bahkan suka ‘gak tau terima kasih’

*Kray

Dan saat menjadi orang tua, barulah terasa, perkara mencari diapers aja jadi masalah. Takut kulit anak ruam, takut anak gak nyaman, takut sakit kulit, dan lain sebagainya. Sampai rela putar otak demi memberikan diapers yang terbaik untuk anak, meski harus mengurangi berbagai jatah atau keperluan diri sendiri.


Cinta untuk Orang Tua

Saya bersyukur masih memiliki kedua orang tua yang lengkap dan sehat. Begitu pun mertua, alhamdulillah Bapak dan Ibu masih bisa beraktivitas seperti biasanya.

Sedih rasanya mendengar cerita temen-temen yang orang tuanya sudah meninggal, atau yang hanya bisa terbaring sakit di tempat tidur, yang hampir membuat mereka ‘kewalahan’ mengurusnya.

Saya paham dengan kondisi beberapa orang teman yang harus merawat kedua orang tua yang sakit di tengah urusan keluarga yang tidak kalah menguras tenaga dan pikiran, apalagi anak masih kecil-kecil, butuh perhatian dan juga biaya yang besar. Sementara orang tua pun sangat perlu perhatian.

Saya ngerti, pasti dilema besar merawat orang tua yang sudah sepuh atau sakit itu.

Pasti terlintas dipikiran, dulu orang tua sekuat mungkin memberikan kita yang terbaik, masa iya kita tak mau ‘balas budi’ dengan cinta yang besar?

Walau kita sama-sama tau, yang namanya cinta orang tua, gak akan ada yang pernah bisa membalasnya hingga lunas.

10.000 Testimoni Untuk Confidence

Para ibu usia senior ini bersemangat untuk menyaksikan penganugerahan rekor MURI kepada Confidence

Rabu, 20 Desember 2017 lalu, saya menjadi saksi mata penyerahan rekor MURI kepada Confidence popok dewasa karena telah berhasil mendapatkan 10.000 testimoni dari pelanggan setia Confidence selama kurun waktu Juni hingga Oktober 2017.

Penyerahan rekor MURI yang bertempat di Balai Kartini, Kuningan, Jakarta Selatan ini membuktikan bahwa ada 10.000 kado terbaik yang diberikan oleh anak kepada orang tua mereka juga kado terbaik bagi para pelanggan Confidence yang berhak mendapatkan produk terbaik dalam menunjang aktivitas mereka setiap hari.

Rekor MURI untuk Confidence

Selamat untuk Confidence
Confidence adalah salah satu brand popok dewasa dari PT. Softex Indonesia yang selalu berusaha untuk memberikan kenyamanan terbaik untuk para penggunanya, dan menjadi produk popok terbaik di Indonesia dengan cara mencari tahu kebutuhan konsumen dan selalu berinovasi.

Menjadi Lansia yang Produktif

Menjadi seorang Kakek atau seorang Nenek, membuat seseorang merasa minder atau rendah diri karena sudah memasuki usia senior yang identik dengan aktivitas yang kurang produktif.

Padahal, dunia lansia tidak senegatif itu loh. Di usia senior, sebenarnya seseorang masih bisa tetap produktif dan beraktivitas normal asalkan mampu menghalau berbagai kendala atau gangguan kesehatan yang menghampiri, salah satunya adalah inkontenensia urin.

Apa itu inkontinensia urin?

Talk show mengenai penyakit inkontinensia urin, dihadiri pula oleh Bunda Dewi Yul

Inkontenensia urin adalah salah satu gangguan dalam sistem urin, yaitu kesulitan dalam menahan buang air kecil, yang disebabkan oleh melemahnya otot-otot kandung kemih.

Ada 3 tipe inkontinensia urin, yaitu:

1.Overflow, yaitu urin dalam kandung kemih sudah terlalu penuh, gejalanya adalah rasa tidak puas saat bekemih karena urin sedikit keluar dan pancarannya lemah.

2.Stress, saat batuk, tertawa, atau bersin, urin akan keluar karena terjadinya peningkatan tekanan dalam perut.

3.Urge, ditandai dengan ketidakmampuan menunda berkemih setelah sensasi berkemih muncul, karena otot kandung kemih (otot destrusor) tidak stabil.

Menurut dr. Firtantyo Adi Syahputra, Sp.U yang menjadi narasumber pada talk show yang diadakan dalam acara penyerahan rekor MURI kepada Confidence kemarin, 200 juta penduduk dunia mengalami inkotinensia urin, dimana paling banyak diderita oleh wanita, dan dapat dialami oleh semua orang berbagai usia, baik anak, dewasa, ataupun lansia.

Seringnya urin keluar diluar kehendak, membuat seseorang tidak nyaman dan cenderung malu, karena urinnya membasahi pakaian, dan khawatir diketahui oleh orang lain. Maka dari itu, sering kali orang yang terkena inkontinensia urin ini merasa tidak percaya diri ketika bergaul atau bersosialisasi di tengah masyarakat.

Ternyata wanita lebih mudah terkena penyakit inkontinensia urin 

Dokter yang akrab disapa dr. Tyo ini menambahkan, ada beberapa gejala orang yang terkena penyakit inkontinensia urin, diantaranya:

1.Urgensi, tergesa-gesa untuk berkemih.
2.Frekuensi berkemih lebih dari 8 kali sehari.
3.Norturia atau kencing di malam hari lebih dari satu kali.
4.Strainning atau mengedan saat berkemih.
5.Intermitensi yaitu urin menetes atau terputus-putus.
6.Hesitensi yaitu menunggu lama saat berkemih.
7.Inkontinensia/mengompol.

Apa sih penyebab inkontinensia urin itu?

Pada Wanita:

1.Paritas (jumlah anak yang lahir)
2.Cara melahirkan
3.Kehamilan
4.Kegemukan
5.Hormon (Menopause)

Pada Pria:

1.Pembesaran prostat
2.Merokok
3.Trauma/cedera saluran kemih

Pada kedua jenis kelamin:

1.Usia
2.Riwayat operasi
3.Masalah/penyakit syaraf
4.Diabetes Melitus/kencing manis
5.Batuk-batuk lama
6.Aktivitas fisik
7.Infeksi saluran kemih


Apa akibat yang akan dialami oleh penderita inkontinensia urin?
67% pasien menghindari bepergian jauh. 2/3 wanita merasa cemas, malu, gugup karena bau tidak sedap. 60% pasien merasa sulit tidur. 1/3 pasien terganggu hubungannya dengan lawan jenis

Apa yang biasanya menjadi solusi ketika menderita inkontinensia urin?

1.Sering pergi ke toilet
2.Mengurangi jumlah minum
3.Mengurangi asupan minuman tertentu seperti kopi, teh, atau soda
4.Hanya mengunjungi tempat yang mudah toilet
5.Membatasi olah raga
6.Menggunakan popok dewasa

Rasanya malu ya kalau kita sendiri ternyata terindikasi menderita penyakit inkontinensia urin, apalagi usia masih sangat muda, kok berasanya kayak orang tua aja, ‘beser’ banget dan gak bisa nahan pipis.

For Your Information Gaes, di Jepang sendiri justru 80% penggunaan popok dewasa ini justru oleh kalangan yang masih bisa bergerak aktif, dan mereka sudah memasukkan popok dewasa ini sebagai gaya hidup yang menunjang aktivitas keseharian mereka.

Di Indonesia memang masih agak tabu, dan justru 80% pengguna popok dewasa adalah orang yang sedang sakit (terutama di kalangan lansia).

Memilih Popok Dewasa

//
Bagaimana memilih popok dewasa yang tepat?

Dalam memilih popok dewasa sebaiknya mengacu pada tips berikut ini:

1.Pilih bahan popok dewasa yang lembut atau cloth like, sehingga nyaman digunakan.
2.Sudah teruji secara klinis, tidak menimbulkan iritasi atau bahaya lainnya.
3.Dapat menampung urin dengan baik
4.Bersirkulasi udara agar kulit tetap sehat dan nyaman
5.Pas di badan ketika dipakai

Salah satu pengguna popok dewasa adalah Bunda Dewi Yul, yang pada saat penganugerahan rekor MURI kepada Confidence ini hadir beserta putranya.

Bunda Dewi Yul mengatakan ia sudah menggunakan popok dewasa sekitar 2 tahunan, karena aktivitasnya yang sering menyanyi, bersholawat di majlis taklim yang ada di pelosok daerah membuatnya harus menggunakan popok dewasa ini karena minim sekali toilet dan jauhnya jarak perjalanan.

Confidence Popok Dewasa

Kemasan Confidence yang baru

Confidence adalah salah satu merk popok dewasa yang sudah kita kenal ya. Di mini market atau super market, banyak sekali produk ini dijual. Produsennya sendiri adalah PT. Softex Indonesia.

Popok Dewasa Confidence adalah satu-satunya popok dewasa yang teruji klinis oleh Australian Dermatologist sebagai popok dewasa yang aman bagi kulit sensitif dan telah tersertivikasi halal.

Popok Dewasa Confidence juga telah mendapatkan penghargaan Top Brand selama 6 tahun berturut-turut dan Digital Popular Brand Award selama 2 tahun berturut-turut.

Ada dua tipe popok Confidence yang dijual dipasaran, yaitu tipe celana dan tipe perekat. Tipe celana biasanya digunakan untuk yang masih aktif, sedangkan tipe perekat biasanya digunakan oleh yang sedang sakit atau diharuskan bed rest.

Keunggulan tipe perekat adalah:

1.Soft Breathable Cotton Care. Yaitu bahannya selembut kain dan bersirkulasi udara sehingga nyaman dan sejuk.

2.Extract Aloe Vera. Yaitu mengandung ektra aloe vera alami.

3.Durable Absrobent Care. Yaitu menyerap cairan lebih ekstra sehingga permukaan tetap kering.

4.Side Leak Guard. Yaitu dengan perlindungan gandanya dapat mencegah kebocoran.

5.Anti Bacteria. Yaitu dapat mencegah timbulnya bakteri.

6.Frontal Tape dan Reseable Tape. Yaitu tetap merekat kuat walau sering dipasang berulang kali.

Sedangkan keunggulan tipe celana adalah:

1.Slim & Fit. Yaitu pas di badan dan tidak menggembung saat dipakai.

2.Ultra Soft Cover. Yaitu permukaannya ekstra lembut dan kering.

3.Extra Absorbency. Yaitu menyerap cairan ekstra sehingga permukaan tetap kering.

4.Side Leak Guard. Yaitu perlindungan ganda yang mampu mencegah bocor samping.

5.Breathable Waist. Yaitu bersirkulasi udara sehingga cegah terjadinya kelembapan.


Untuk Orang Tua Berikanlah yang Terbaik


Seperti yang sudah saya bilang di atas. Waktu kita kecil dulu, orang tua selalu memberikan yang terbaik untuk kita hingga tetes darah penghabisan. Mungkin saatnya, kita sebagai anak, jika suatu saat orang tua kita membutuhkan perawatan dari anak-anaknya, giliran kita yang memberikan yang terbaik untuk orang tua kita.

Sekali lagi, saya ucapkan selamat kepada Confidence karena telah berhasil memecahkan rekor MURI. Memberikan 10.000 kado terbaik dari mereka yang tulus hati menyayangi orang yang sangat mereka cintai, salah satunya orang tua.

Sedih ya kalau udah bahas orang tua, tisu mana tisu.

Semoga orang tua kita selalu diberikan kebahagiaan oleh Allah SWT baik di dunia dan di akhirat yaa, amiin yaa robbal ‘alamiin.