Sebagai ibu rumah tangga, saya kerap merasa hidup saya tidak seimbang. Apalagi jenuh yang melanda dikala mood sedang turun, rasanya errrr banget.
Walaupun kesannya sepele, ‘hanya’ tinggal di dalam rumah setiap harinya, seorang ibu rumah tangga, wajib menjaga keseimbangan hidup demi menjaga ‘kewarasan’ dalam ‘bertugas’ dan bertanggung jawab menjaga keutuhan dan kebahagiaan seluruh anggota keluarga.
Karena ada yang bilang, ibu atau istri itu jantung hatinya keluarga. Kalau suasana hatinya sedang baik, maka seluruh keluarga akan merasa baik dan bahagia. Tapi sebaliknya, kalau suasana hatinya sedang buruk, seluruh keluarga deh yang kena semprot omelannyan seharian. Hahaha.
*Gue banget itu mah
Bicara soal hidup seimbang, ketika saya kuliah dulu, saya pernah mendapatkan materi kajian Islam mengenai Tawazun (yang berarti seimbang). Sebagai seorang muslim, justru kita dituntut untuk hidup seimbang setiap waktu.
Contoh yang paling mudah diingat adalah hidup seimbang antara dunia dan akhirat, antara ibadah dan ikhtiar mencari penghidupan di dunia.
Makanya ada sebuah ungkapan yang mengatakan bahwa:
“Barang siapa yang menginginkan dunia, maka hendaklah berilmu. Barang siapa yang menginginkan akhirat, maka hendaklah memiliki ilmu. Dan barang siapa yang menginginkan keduanya, maka hendaklah memiliki ilmu.”
Ungkapan tersebut menggambarkan bahwa sebagai manusia, kita tidak bisa condong pada salah satu sisi saja. Hidup itu mesti seimbang, tidak saling melupakan salah satu aspek kehidupan.
Begitu pun dengan hidup kita sehari-hari, kita selalu diingatkan untuk Habluminnallah dan Habluminannas. Yaitu intinya kita harus memiliki hidup yang seimbang ketika menjalin kehidupan dengan Allah SWT dan menjalin hubungan dengan manusia lain.
Dan salah satu Ayat Al-Qur’an yang paling “Menampar” bagi saya tentang konsep hidup seimbang adalah “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya supaya kamu beruntung.” [QS. Al-Jumu’ah:10]
Allah SWT tidak menyuruh kita beribadah terus menerus. Setelah beribadah, Allah SWT pun menyuruh manusia untuk bertebaran di muka bumi, berikhtiar dan bekerja untuk mencari karunia Allah SWT.
Panjang sekali yah ini muqadimah-nya, gak apa lah, anggap aja edisi Mamah Dedeh.
Jadi, apa saja keseimbangan hidup yang harus dijaga oleh seorang Ibu Rumah Tangga?
1.Ruhiyah/Jiwa
Saya sengaja menempatkan ruhiyah atauh keseimbangan jiwa ini sebagai salah satu keseimbangan yang harus dijaga oleh seorang Ibu Rumah Tangga pada posisi pertama. Karena sejatinya, jika ruhiyah atau jiwa seorang ibu itu kuat, sehat, dan baik. Maka atmosfer dalam keluarga pun akan mengikutinya.
Ada yang mengatakan bahwa, selayaknya tubuh, ruhiyah atau jiwa kita ini juga harus “diberi makan” jika tidak, ia akan sakit bahkan akan mati.
Lalu, bagaimana cara memberi makan ruhiyah atau jiwa kita?
Tentunya dengan beribadah kepada Allah SWT. Dari ibadah yang sederhana, hingga ibadah yang membutuhkan perjuangan dan pengorbanan yang cukup besar.
Selain itu, makanan ruhiyah atau jiwa kita ini adalah nasihat, ilmu, materi, kajian keagamaan yang bisa kita dapatkan dalam majlis-majlis ilmu atau majlis dzikir. Di sanalah ruhiyah atau jiwa kita akan kembali mendapatkan charge atau nutrisi yang akan menyehatkannya atau bahkan menghidupkannya kembali.
2.Emosi
Emosi pun erat kaitannya dengan ruhiyah atau jiwa. Emosi seorang ibu harus benar-benar dijaga. Apalagi dengan karakter perempuan yang “Mood Swing” kadang kala emosi jadi tak terkendali, baik kepada pasangan atau pun terhadap anak.
Menjaga keseimbangan emosi demi anak-anak |
Karena kelelahan dan mood swing itu, saya “kelepasan” marah-marah dan emosi berlebihan kepada anak. Walaupun setelah itu saya seringkali menyesal, tapi kok ya capek kalau harus marah-marah atau emosi terus setiap hari.
Maka dari itu, keseimbangan emosi agar saya meraih live balance ini harus saya perjuangkan dann saya kelola dengan baik. Bukan hanya demi anak-anak atau pasangan, tapi demi diri saya sendiri juga.
Bukan kah begitu, Mak?
Biasanya saya mencoba memperbaiki kondisi emosi dengan membaca buku parenting, mendengar seminar parenting di youtube, atau sharing dengan teman alias curhat. Atau dengan menulis blog, bagi saya sangat bisa me-release energi negatif yang menguasai diri.
Fiuhhh.
3.Ilmu
Eiitssss, siapa bilang ibu rumah tangga itu udah cukup ilmunya? Saya pribadi Justru makin hari rasanya makin kurang ilmu aja bawaannya.
Pengennya ikut seminar ini, seminar itu, talkshow parenting, kesehatan, keuangan, pokoknya buat nambah skill saya sebagai ibu rumah tangga.
Karena jujur aja, makin banyak kegiatan, makin banyak anak, makin banyak lupanya dan khilafnya. Ilmu-ilmu yang udah pernah didapat harus diasah lagi. Apalagi ilmu yang belum punya, harusnya mah semangat buat dikejar.
Ini kepala rasanya udah beku, mwehehe. Terakhir mikir ya pas sidang skripsi, beberapa tahun yang lalu, dan ketika kuliah di pasca sarjana walau hanya sebentar. Rasanya otak kok udah jarang banget dipakai buat mikit kritis, hihihi.
Padahal, upgrade ilmu ini penting banget buat ibu rumah tangga zaman sekarang.
Kangen ngampus di Bumi Siliwangi |
Apalagi ada hadits yang mengatakan, “didiklah anakmu sesuai dengan zamannya.” Mau gak mau, ilmu pengetahuan seorang Ibu Rumah Tangga wajib diupgrade dan diupdate setiap waktu. Demi menjaga keseimbangan hidup.
4.Keuangan atau finansial
Sebagai seorang ibu, melek finansial alias keuangan dan mengerti cara mengelolanya adalah satu hal yang sangat penting.
Karena apa? Karena kalau kita gak bisa mengelola keuangan dengan baik, maka yang terjadi adalah stres.
Yaps stres menghadapi pemasukan yang tidak kunjung seimbang dengan pengeluaran. Bahkan hingga terbelit hutang dengan pihak lain.
Dududu jangan sampai deh kayak gini.
Ibu Rumah Tangga harus bisa menjaga keseimbangan pengeluaran dan pendapatan, baik dari gaji suami maupun pemasukan yang bisa dihasilkan oleh diri sendiri, dari hasil wirausaha misalnya. Agar tidak terjadi besar pasak dari pada tiang.
5.Fisik
Tidak bisa dipungkiri, sebagai Ibu Rumah Tangga, saya sendiri sering abai dengan keseimbangan fisik. Seperti jarang olah raga, makan makanan yang kurang sehat, terlalu banyak mengkonsumsi gula dan garam, yang suatu saat mungkin jadi bom waktu terhadap kesehatan saya sendiri.
Emak-emak paling susah jaga pola makan, apalagi kalau udah kulineran gini |
Sedangkan seperti yang kita tahu, yang namanya ibu itu kan gak boleh sakit. Harus senantiasa sehat wal ‘afiat. Karena kalau ibu udah sakit, semua tanggung jawab dan pekerjaan di rumah akan berantakan, dan berimbas pada anggota keluarga juga.
Ceritanya, beberapa waktu sebelum hamil, saya sering banget sakit. Kalau saya hitung, hampir setiap bulan, saya pergi ke dokter. Sakitnya emang sih gak berat-berat amat, seperti flu, batuk, demam, tapi kok saya merasanya ganggu banget.
Sampai saya tanya ke teman-teman, “Apa sih multivitamin yang paling bagus? Badanku kok cepet banget drop. Sebentar-sebentar sakit dan ke dokter.”
Hingga pernah suatu saat saya gak kuat untuk mengurus rumah, dan akhirnya Aldebaran saya titip di rumah Mamah. Hiks.
Terinspirasi oleh Pristine 8+ tentang Live Balance
Pertama kali liat Pristine 8+ jatuh cinta sama kemasannya |
Ada yang pernah coba minum Pristine 8+ belum?
Pertama kali saya coba minum Pristine 8+ itu waktu sepulang nganter Kifah sekolah. Rasanya haus banget dan saya mampir ke mini market. Karena udara lagi panas-panasnya, saya langsung berjalan menuju lemari minuman dingin, dan memilih minuman apa yang mau dibeli.
Dan pas banget waktu itu pertama kali liat Pristine 8+, botolnya langsing dan warna botolnya biru muda agak ke torquise gitu, kalau sepenglihatan saya sih. Karena kemasannya langsing dan warnanya lucu itu lah akhirnya saya coba beli Pristine 8+.
Pristine 8+ merupakan air alkali |
Pertama kali saya minum, rasanya seperti minum air mineral kemasan pada umumnya. Rasanya enak dan segar. Saya belum tau tuh kalau ternyata Pristine 8+ ini BERBEDA dari air minum dalam kemasan biasanya.
Setelah membaca penjelasan dari beberapa tulisan teman-teman blogger yang sudah mencoba Pristine 8+ lebih dulu, ternyata Pristine 8+ ini adalah air alkali.
Nah loh, apa lagi itu air alkali?
Dulu, ketika saya masiih tinggal di Bandung, sempat Booming banget yang namanya air alkali. Dimana air ini diolah oleh mesin tertentu menjadi air yang baik untuk kesehatan, yakni memiliki pH atau kadar keasaman diatas angka 8 (bersifat basa).
Gunanya adalah untuk menetralisir racun dalam tubuh, menyegarkan badan, dan bahkan bisa digunakan untuk merawat kesehatan kulit.
Dengan pH 8 yang bersifat basa, Pristine 8+ mampu menetralkan racun dalam tubuh |
Nah, ternyata Pristine 8+ ini adalah air alkali yang diolah oleh mesin berteknologi Jepang sehingga menghasilkan air yang memiliki pH 8. Makanya kenapa dinamakan Prsitine 8+ itu karena pH airnya adalah 8 yang merupakan pH baik untuk tubuh.
Pristine 8+ sendiri merupakan air alkali yang diproses oleh mesin khusus berteknologi Jepang. Di Indonesia, Pristine 8+ diprodukasi oleh PT. Super Wahana Techno, anak perusahaan dari Sinar Mas yang bekerja sama dengan Nihon Trim.
Sumber mata air yang digunakan berasal dari Gunung Gede Pangrango. Kemudian diproses sedemikian rupa sehingga menghasilkan air dengan pH 8 yang sangat baik untuk mengeluarkan racun dari dalam tubuh dan menjaga tubuh agar tetap sehat dan seimbang.
Dulu agak susah kalau mau beli air alkali, harus order ke agennya dulu, alhamdulillah adanya Pristine 8+ ini mempermudah saya untuk membeli air alkali karena banyak tersedia di mini market di dekat rumah.
pH 8 adalah pH yang baik untuk tubuh |
Pristine 8+ sendiri tersedia dalam ukuran 400ml, 600ml, dan 1500ml. Ada juga isi ulang dalam bentuk galon.
Harganya sendiri, untuk ukuran 400ml berkisar antara Rp.3.000-Rp.3.500.
Pristine 8+ memberikan saya inspirasi untuk hidup seimbang, netral dari racun tubuh maupun racun jiwa, karena memang sebagai Ibu Rumah Tangga, hidup seimbang harus diusahakan, salah satunya dengan cara yang saya utarakan di atas.
Siapa yang sudah konsumsi Pristine 8+ di rumah? |
Hidup sehat dan hidup seimbang, khususnya Ibu Rumah Tangga, baik secara jiwa, emosi, maupun fisik tentunya akan menciptakan suasana bahagia di rumah, dan semua anggota keluarga bisa berikhtiar maksimal mencapai semua cita-cita yang diinginkannya.
Nah, kalau hidup seimbang versi Emak gimana? Sharing yuk di kolom komentar :)