Copyright by tettytanoyo. Powered by Blogger.
Showing posts with label Persalinan. Show all posts

Mempersiapkan Mental Untuk Menghadapi Persalinan


"Anaknya kok kecil ya"

"Kok bayinya item ya, padahal ibu bapaknya putih"

"Idungnya kok mancung ke dalem sih, dek"

"Ngapain sih pake caesar, lebih baik kan lahiran normal, males jalan kali dulu ya waktu hamil"

Sounds familiar?

Setiap ibu hamil yang baru saja melahirkan pasti pernah merasakan situasi, dimana harusnya bahagia tapi mendadak mood jadi berantakan.

Ya, mood berantakan karena komentar orang disekitar terhadap kondisi ibu pasca melahirkan maupun kondisi bayinya.

Tiga kali melahirkan, sedikit banyak saya mengalami hal yang sama.

Ada kerabat yang mengomentari warna kulit bayi, atau mengomentari kondisi ibu pasca melahirkan karena merasa lebih 'senior'.

Rasanya tentunya sangat tidak enak. Membuat mental kita down atau jatuh sebagai ibu. Padahal kita telah berjuang antara hidup dan mati. Kok bukannya diberikan motivasi dan apresiasi, tapi malah dikritik sampai menangis di dalam hati.

Maka dari itu, berbekal dari tiga kali menghadapi persalinan, saya ingin berbagi tips bagaimana mempersiapkan mental untuk menghadapi persalinan nanti.


1. Niat 


Jarang sekali dari kita yang menyadari bahwa niat itu sangat penting dan memberikan pengaruh yang sangat kuat terhadap apa yang akan kita perbuat.

Ternyata, ketika kita sedang hamil, niat yang baik itu sangat diperlukan.

Jangan sampai kita lupa berbismillah dan bertawakal lillahita'ala kepada Allah SWT. Kita berniat hamil dan melahirkan nanti untuk memiliki keturunan yang soleh, sehat, baik dan menjadi insan yang bermanfaat.

Kenapa saya bilang kita harus meluruskan niat?

Karena ada juga, perempuan yang hamil karena niat lain. Seperti ingin membuktikan sesuatu kepada orang lain, ingin dipuji, atau dengan niat-niat yang tidak baik lainnya.

Niat yang kuat untuk menjadi ibu bagi generasi soleh solehah, akan membantu menguatkan mental ibu untuk menghadapi persalinan.


2. Berdo'a



Selain niat, kita jangan pernah lupa akan kekuatan do'a.

Saya pernah berdo'a di kehamilan ketiga, ingin melahirkan dalam kondisi yang hening dan tenang, alhamdulillah terkabul.

Saya datang ke rumah bersalin pukul 3.30 dini hari dan melahirkan setelah adzan shubuh. Suasananya sangat hening, bahkan tidak ada ibu bersalin lainnya selain saya sendiri.

Berdo'a meminta sesuatu yang baik juga mempengaruhi kesiapan mental kita saat menghadapi persalinan. Karena naluri kita sebagai ibu pasti tidak bisa dibohongi, ada hal yang membuat kita nyaman atau tidak untuk menghadapi persalinan nanti.

Jika saya berdo'a ingin melahirkan dalam kondisi hening, mungkin ada ibu hamil yang ingin melahirkan didampingi suami atau ibu/keluarga.

Dan ketika do'a itu terkabul, mental kita sebagai ibu semakin kuat.

3. Dukungan Suami


Komunikasi antar suami istri ini sangat penting untuk dilakukan. Sejak hamil, usahakan segala sesuatu yang kita inginkan atau kita butuhkan dikomunikasikan kepada suami.

Misal, bagaimana nanti setelah melahirkan?

Apakah suami yang akan mengurus segala kebutuhan dan pekerjaan rumah tangga? atau akan menyewa jasa ART?

Atau mungkin untuk sementara waktu tinggal di rumah orang tua? Agar ada yang membantu merawat ibu dan juga bayi.


Semua itu harus didiskusikan dengan baik. Biasanya perempuan itu suka memberikan kode-kode saja kepada suami, bahkan ada yang cenderung diam.

Tapi please, untuk menghadapi persalinan, apapun yang ada di pikiran kita atau apapun yang kita perlukan nantinya pasca melahirkan harus disampaikan dengan baik kepada suami. 

Hal ini tentunya berguna untuk menjaga kesehatan mental ibu pasca melahirkan, agar tidak terjangkit PPD (Post Partum Depretion) karena kurangnya komunikasi, kelelahan mengurus bayi, sakit setelah melahirkan, dsb.


4. Bicara dengan Keluarga Terdekat


Selain berkomunikasi dengan suami, untuk mempersiapkan mental menghadapi persalinan, mulailah berbicara juga dengan keluarga terdekat atau orang tua.

Misalkan kita memilih metode persalinan yang agak berbeda dengan orang tua atau keluarga kita, jangan lupa untuk menjelaskan hal ini kepada mereka.

Agar setelah melahirkan nanti, tidak ada mis komunikasi atau komentar yang tidak diinginkan dari pihak keluarga atau orang tua.

5. Membaca Informasi Terkait Persalinan


Jangan pernah berhenti belajar dan menggali informasi ya Bumil. Saat ini, banyak sekali informasi yang bisa kita akses seputar persalinan.

Seperti berbagai metode persalinan, prenatal yoga, senam hamil, dan bagaimana membuat persalinan menjadi menyenangkan, dan tidak menakutkan.

Berdayakan diri dengan ilmu pengetahuan, baik secara online atau pun mengikuti kegiatan pelatihan, agar mental kita siap untuk menghadapi persalinan nanti.

Kesiapan mental ini sangat penting bagi ibu hamil karena banyak efek yang ditimbulkan ketika kesehatan mental ibu hamil terganggu.

Tanpa persiapan, ibu pasca melahirkan rentan sekali terkena depresi paca melahirkan dan tentunya akan berpengaruh pada perkembangan ibu dan bayi.

Untuk memperoleh informasi mengenai kesehatan mental, kita bisa mencari berbagai artikel yang ada di internet.

Namun, jika masih belum puas dengan berbagai artikel yang ada di internet, kita bisa berkonsultasi langsung dengan dokter terpercaya melalui aplikasi Halodoc.

Aplikasi Halodoc ini memungkinkan kita untuk berkonsultasi secara daring (video call, chatting, dll) dengan dokter yang terpercaya. Selain itu, kita juga bisa membeli obat karena Halodoc bekerja sama dengan Apotek untuk melakukan pembelian obat.


Terakhir, banyaklah bersedekah.


Mungkin aneh tapi nyata, tapi berdasarkan pengalaman pribadi,  banyak bersedekah ini bisa membuat hati kita lebih tenang dan siap menghadapi persalinan.

Selain itu, bersedekah pun bisa menolak bala atau bahaya/musibah. Dengan bersedekah, tentu kita berharap hanya kepada Allah SWT dan meyakinkan diri bahwa persalinan kita akan berjalan lancar dan sesuai dengan apa yang kita inginkan.


Jika kita sudah berdo'a, berusaha, mencari ilmu dan juga bersedekah. Insya alloh kita akan lebih siap untuk menghadapi persalinan.

Mental kita akan jauh lebih siap dan lebih tenang. Bahkan ketika banyak kritik atau nyinyiran kerabat/netizen terhadap kondisi ibu dan bayi sekalipun.

Ada yang punya pengalaman lain seputar mempersiapkan mental untuk menghadapi persalinan? 

Yuk sharing di kolom komentar

4 Cara Sukses Belanja Hemat Melalui Toko Peralatan Bayi Online



Transaksi belanja peralatan bayi online kini semakin meningkat karena memang peminatnya semakin banyak. Mengapa bisa demikian? 

Tentu alasannya beragam, dan yang pasti siapapun yang belanja peralatan bayi secara online merasa puas dengan transaksi tersebut. 

Kita tentu yang merasa memerlukan peralatan bayi untuk mendukung tumbuh kembang si kecil serta membantu mengasuh buah hati dengan baik bisa mencobanya. Ada banyak toko online yang bisa dituju untuk memenuhi kebutuhan peralatan bayi tersebut.

[Review] Pompa ASI Manual Unimom Mezzo

review pompa asi manual unimom mezzo


Holla!

Kali ini saya mau review lagi tentang pompa ASI manual. Mengingat makin banyaknya ibu ibu yang semangat dan senang hati memberikan ASI ekslusif bagi bayinya. 

Sebelumnya saya sudah mereview pompa ASI manual Emily Little Giant yang murah meriah tapi kualitas masih lumayan oke lah.


Kali ini saya mau review lagi tentang pompa ASI manual. 

Emily Little Giant saya pakai ketika melahirkan anak pertama, yaitu Abang Kifah. 


Di kelahiran anak yang kedua, saya berniat mengganti merk pompa ASI manual. Ya alasannya sih karena bosen aja, pengen nyoba yang lainnya. Dan akhirnya pilihan jatuh ke:

Unimom Mezzo Pompa ASI Manual 

Trik Siasati Membeli Perlengkapan Bayi Dengan Hemat


[ADV]

Cung siapa yang sedang menanti kelahiran buah hati pertama? 

Detik-detik menjelang kelahiran bayi, pasti kita akan menghabiskan banyak uang untuk membeli segala keperluan bayi yang baru lahir. 

Terlebih lagi jika kita melihat peralatan bayi yang lucu dan warnanya yang menarik. Kita pasti sulit bukan menahan diri untuk tidak membelinya. Oleh karena itu, ada beberapa tips untuk mensiasati membeli perlengkapan bayi agar tidak membuat anggaran dana rumah tangga menipis. 

Berikut tipsnya:

1. Buatlah Daftar Belanja 

Tidak semua peralatan bayi yang ada harus dibeli, pastikan untuk merincikan semuanya dengan membuat sebuah daftar mulai dari kebutuhan pakaiannya, kebutuhan menyusui, peralatan mandi, perlengkapan tidur, dan lainnya. 

Hindari membeli perlengkapan bayi yang tidak dibutuhkan karena akan membuat anggaran dana membengkak. Dari pada membeli perlengkapan yang tidak dibutuhkan sebaiknya dana tersebut ditabung untuk anak kita nanti. 

Mommy Diary: Pengalaman Melahirkan Anak Pertama secara Normal

pengalaman melahirkan anak pertama secara normal
Kakak Kifah Bayi


Assalamu'alaikum

Selamat Hari Jum'at. 

Yeah, bulan Mei masih jadi bulan seputar hamil dan melahirkan. Yes. Saya lagi nerveous nunggu kelahiran anak kedua, yang menurut HPL USG sih lahir 12 Mei kemarin, tapi ternyata meleset, dan HPL dari hari terakhir haidh sih tanggal 21 Mei. 

Coba aja nih, apa bener dede bayi akan lahir sesuai HPL? Saya masih H2C sampe sekarang. 

Nah, dari pada galau nunggu kelahiran anak kedua, lebih baik saya nulis tentang cerita kelahiran anak pertama. 


Kenapa?

Karena selama saya insomnia, gak bisa tidur karena gelisan nunggu persalinan, setiap malem saya suka googling cerita pengalaman persalinan ibu ibu di dunia maya. 

Makanya, saya mau ikutan berbagi cerita, siapa tahu bisa jadi gambaran buat yang mau menghadapi persalinan anak pertama.


5 Tahun yang lalu

Persalinan pertama saya sekitar 5 tahun yang lalu. Yaps, beda antara kehamilan pertama dan kedua ini memang cukup jauh. Ada yang bilang pas lah usia 5 tahun si kakak dapet ade lagi. Ada juga yang bilang, enakan juga beda 3 tahunan, bisa diasuh barengan, sekalian repot.

Tapi whatever lah, ya dapet rezekinya sekarang. Alhamdulillah, saya terima dengan hati gembira.

5 tahun yang lalu saya melahirkan anak pertama berjenis kelamin laki laki pada tanggal 12 Juni 2011 dengan berat 3,4 kg dan panjang sekitar 49 cm. Saat itu saya melahirkan di usia 21 tahun. 

Walaupun sudah 5 tahun yang lalu, yang namanya melahirkan itu momen gak terlupakan banget lah dalam hidup perempuan, jadi setiap detailnya masih keinget sampai sekarang. Apalagi, anak pertama, yang notabene pertama kalinya perempuan ngerasain berjuang mengeluarkan bayi dari dalam rahim setelah mengandung sembilan bulan lamanya. 

Ihiw banget kan?

Baca juga: Hamil Saat Kuliah

Persalinan Normal

Alhamdulillah, persalinan saya waktu itu seperti yang saya harapkan, yakni persalinan normal. Soalnya saya takut banget kalau harus operasi ke Rumah Sakit. Haa ya iya lah, pasti semua orang juga takut kalau operasi mah. 

Tapi yang namanya takdir orang kan beda beda, ada juga yang melahirkan secara operasi cesar. Ya kalau memang jalan yang terbaik itu, demi keselamatan ibu dan bayi, kenapa nggak? daripada keukeuh sureukeuh tapi malah jadi bahaya. 

Dan alhamdulillah ya Alloh, brojol dengan selamat juga akhirnya.