Copyright by tettytanoyo. Powered by Blogger.

Underestimate




Underestimate atau dengan kata lain menganggap seseorang lemah, remeh, kecil, tidak mampu.


Para hakim sosial baik di dunia nyata maupun dunia maya sudah berhasil membuat saya underestimate terhadap diri saya sendiri beberapa tahun ini.

Tepatnya saat saya membesarkan anak, mengasuhnya, dan mendidiknya sejak dia lahir.  

Saya memandang diri saya 'gagal' 'not well prepared' 'tidak mengikuti kaidah psikologi dan parenting' 'abai terhadap psikologis dan pendidikan anak' dalam membesarkan dan mendidik anak-anak saya.

Why? Kenapa saya bilang seperti itu?

Ekspektasi Timeline

Sosial media bukan barang baru, setiap orang punya, bangun tidur pun yang disempatkan membuka timeline facebook, twitter, instagram. 

Hampir seluruh aspek kehidupan kita berkorelasi dengan akun media sosial bukan?

Apa yang kita lihat, secara tidak sadar 'mengedukasi' 'mencitrakan' 'meminta' otak bawah sadar kita untuk meniru apa yang kita saksikan di timeline. 

Orang lain berlibur ke luar negeri, langsung terbersit kapan ya bisa travelling kesana. Nabung ah nabung!

Orang lain S2 ke luar negeri, langsung searching kesempatan beasiswa via google.

Yayaya, betapa mudah timeline mempengaruhi dan mengintimidasi perasaan dan perilaku kita sehari hari. 

Pun hal yang sama soal parenting!

Buku Balita

Betapa saya merasa gagal ketika Kifah gak suka baca buku!

.
.
.


Karena beberapa teman di timeline mengaplod beberapa gambar buku balita lengkap dengan caption:

"Alhamdulillah ya, makanan sehari-hari baby XYZ buku selemari"

"Alhamdulillah, walau harganya mahal, yang penting investasi buat kecerdasan anak di masa depan."


DAN KARENA ANAK GUE GAK BACA BUKU BERARTI DIA KAGAK CERDAS.
.
.
.

Lagi, itu cuman cara berpikir sesaat saya ketika baca timeline. Cuma sesaat. 


Permainan Edukatif

"Hari ini, kakak Fernando Jose belajar fisika atom dengan metode Z di rumah, cuman pake kardus bekas aja kok bund!"

#GigitKardusBekasKulkas

"Bikin percobaan kimia. Bikin pelangi pake sabun cuci piring dan susu cap naga, yeay! Belajar apapun bisa di rumah, asalkan kreatif ya bundanya. Yuk dicoba di rumah bunda ;D"

.
.
.

Dan abis baca itu pun saya langsung merasa bukan ibu yang kreatif dan pemalas. 


Seketika inget ijazah sarjana Kurikulum dan Teknologi Pendidikan di lemari, saya yang harusnya khatam banget sama media pembelajaran edukatif, bikin permainan yang merangsang motorik kasar dan halus anak, keok sama timeline facebook. 


Makanan Bergizi

"Hari ini makanan dede makan sayur dengan vitamin A,B,C,D,E,F,G,H,I,J,K. Lengkap dengan dessert puding coklat belgia kesukaannya, yummie!"

#PostingFotoFlatLay di IG


*Brb Manjat Menara Sutet
*Di rumah cuman masak sayur asem doang sama tempe goreng


....

Pernah merasa gini gak Mom?

Saya merasa DOWN banget soal parenting karena ngeliat hal semacam ini berkeliaran di timeline media sosial.


Merasa GAGAL, merasa UNDERESTIMATE sama diri sendiri. Orang lain kok bisa, aku kok nggak. Padahal waktu yang kita punya sama. 

Bacain anak buku, bikin permainan edukatif, bikin masakan yang bergizi tinggi. Apa sayanya males atau gimana sih?

Kumpulan "sesaat demi sesaat" perasaan yang saya liat di timeline media sosial itu numpuk jadi satu dan kemudian mengerdilkan kemampuan diri. 

Kalau kata orang Sunda mah, "Cikaracak ninggang batu, laun-laun jadi legok"

Artinya tetesan air pun makin lama kalau sering mah bisa bikin batu jadi bolong.

.
.
.


TRUS LOE NYALAHIN ORANG YANG UPLOAD STATUS ATAU FOTO?

.
.
.

Ya nggak lah.

Ini soal saya menilai diri sendiri yang terlalu underestimate, gak percaya diri, merasa serba salah, merasa gak layak, merasa salah metode, merasa gak jadi orang tua yang baik.


Walaupun memang pemicunya adalah media sosial.


Ini kembali ke diri saya, kenapa bisa semudah itu merasa gagal dan tidak percaya diri.


Dan, itu berjalan beberapa tahun belakangan. And Yes! I feel tired.

.....


Bergulat dengan perasaan seperti itu memang sangat melelahkan ya Moms! Do you feel the same?

Sadar

Saya merasa terlalu berlebihan menilai diri saya sendiri sejauh ini.

Perfectionis! Mudah dipengaruhi!

Dan ujung-ujungnya marah dan kecewa dengan diri sendiri. Beuuhh. 

*tepuk pipi kanan kiri*


Ingat Prestasi

Saya terlalu fokus sama kekurangan, lupa sama prestasi yang sudah saya raih sejauh ini. 

Pencapaian apa yang sudah Kifah raih? Apa yang paling saya suka dari Kifah? Apa yang membuat saya bangga sama Kifah? Karakter baik  apa yang saya sudah bisa saya tanamkan ke Kifah?

Kenapa saya lupa? Kenapa gak saya kalkulasi?

And you know what?

Setelah Kifah mulai bisa membaca, menulis huruf, berhitung sampai seratus, baca do'a makan, do'a masuk kamar mandi, do'a mau tidur, sholat lima waktu walau masih bolong, saya mulai sadar kalau ternyata saya terlalu underestimate sama diri sendiri. 

Setelah Kifah berubah jadi anak penurut, Kifah bisa membedakan mana baik dan buruk, saya jadi lebih menghargai diri. 

Hey, kamu sudah berhasil sampai ke titik ini loh!

Bukan lebay, tapi ternyata penghargaan terhadap diri sendiri membuat saya berangsur mengikis kata underestimate dari otak bawah sadar.

"Ternyata anak saya udah bisa ini loh"


"Ternyata dia berbakat di bidang ini loh"


"Ternyata dia bisa sabar"


"Ternyata dia selalu buang sampah pada tempatnya"


"Ternyata dia bangun Shubuh, kemudian Sholat dua rakaat"



Prestasi dan "keajaiban" yang ditunjukkan oleh anak, lama kelamaan mampu mengikis rasa underestimate atau tidak percaya diri yang sudah numpuk dan mengendap secara tidak disadari.  


Dulu saya selalu beranggapan, orang tua lain hebat, bisa melakukan banyak hal untuk anaknya. Sebaliknya saya tidak. 


Sekarang perlahan mind set itu saya ubah.


Orang tua lain bisa melakukan hal A pada anaknya, sedangkan saya mampu melakukan hal Z untuk anak saya. Karena kesukaan saya beda, kelebihan anak saya juga beda. 


Tidak perlu melakukan hal yang sama dengan orang tua lain. Tidak perlu menjadi rendah diri kalau kita tidak bisa melakukan apa yang dilakukan orang tua lainnya.


Gak perlu baper kalau anak sendiri sukanya main sepeda dibanding main mainan edukatif di rumah. 


Karena kondisi psikologis orang tua yang nyaman, lebih berarti ketimbang mengikuti seluruh "standar" orang lain dan membuat jantung ngos-ngosan.


Lebih Santai


Setelah berpikir mendalam ala ala filsafat itu lah saya sekarang berpikir cenderung lebih santai. Idealisme luntur gak jadi soal, yang penting saya bahagia di berbagai macam keadaan.


Anak lain hobi baca buku, anak saya hobi lari di lapangan, udah bukan lagi perkara yang bikin baper. Saya tidak perlu merasa gagal lagi dan underestimate atas diri sendiri.


Dengan keterbatasan saya sebagai orang tua, saya hanya perlu menerima "kode" yang diberikan oleh anak-anak saya kelak.


Timeline media sosial dengan segala dampak yang ditimbulkannya biarlah jadi inspirasi dan motivasi tersendiri. 


Sekarang saya harus merdeka, tidak perlu meremehkan diri sendiri, menganggap gagal, malas, dan label negatif lainnya. 


Fokus terhadap apa yang sudah saya capai, memaksimalkan ikhtiar lebih penting ketimbang baper sama diri sendiri. 





.....


Bagaimana perasaan Moms selama ini? 
Apakah pernah merasa underestimate juga?


[Blogging Seru] Cara Lain Memverifikasi PIN Google Adsense yang Tak Kunjung Datang

cara lain memverifikasikan akun google adsense


Antara sedih dan bingung, akun Google Adsense yang pernah mendadak 'OFF', iklan gak tayang di blog, hingga ada notifikasi merah dan email pemberitahuan yang harus segera diselesaikan.

"Akun Google Adsense saya belum terverifikasi!"

Beberapa artikel bilang, kalau PIN dari Google gak datang, maka akun Google Adsense kita akan dibanned dan dihapuskan. 

Dihapuskan?

Rencana dapet dollars dari Blog kan terancam GAGAL TOTAL DONGSSS!!!

ARRRGGGHHHH

...

Sebelumnya saya pernah cerita tentang iklan adsense saya yang hilang, dan feeling saya ini terkait dengan belum diverifikasikannya akun google saya karena PIN yang tak kunjung datang ke alamat rumah. 

Klik: Ketika Iklan Google Adsense Mendadak Hilang dari Blog

Para publisher adsense udah paham lah ya gunanya PIN ini untuk apa? yaitu untuk memverifikasi akun google adsense kita karena telah mencapai ambang pembayaran minimum.

Apa itu ambang pembayaran minimum?

Ya intinya ketika blog kita ini sudah mencapai batas yang ditentukan google untuk menerima penghasilan dari iklan yang dipasang oleh Google di blog kita yaitu sebesar 10$.

Jadi iklan kita udah ada yang ngeklik sebesar 10$ gitu loh, selanjutnya yaudah kumpulin terus sampai banyak supaya bisa diambil di Westren Union atau ditransfer ke rekening Bank kita.

Kaya dah kaya!

Wkwkwkwk.


PIN Tak Kunjung Datang

Masalah saya kemarin itu PIN nya gak dateng-dateng Bro, Sist!

Udah minta dikirimin PIN yang baru, bahkan udah setahun lah saya tunggu gak dateng juga, sampai ada notifikasi warna merah di sudut kanan atas bahwa iklan saya akan dihentikan sementara sampai akun google adsense saya terverifikasi. 

Kan sedih, nanti kalau dihapus akunnya sayang banget.

Setelah dua kali minta dikirim PIN, memang nasib lagi apes, PINnya tetep ga hadir juga ke rumah.

Setelah itu saya email Mbak yang dari Google yang sempet nelepon itu ya. 

Saya tulis ceritanya di sini:

Klik: 10 Tips Menembus Google Adsense

Mbaknya bilang saya tinggal upload aja scan KTP dan nulis alamat sesuai KTP jangan lupa. Walaupun saya udah bilang domisili saya di Bogor gak alamat sesuai KTP, Mbaknya bilang harus sesuai aja. 

Yaudin, saya upload scan KTP dan alamat pembayaran yang sesuai KTP juga.

Setelah itu saya nunggu lagi, BERBULAN-BULAN LAMANYA nungguin PIN yang udah ganti untuk kedua kalinya.

Masih Tak Datang

Udah Hopeless, makanya hari ini aku coba buat cari cara gimana PINnya itu datang, apakah harus disusul ke kantor POS?

Niatan sih gitu, susulin aja apa ya suratnya? Alamatnya takut gak ketemu, atau pas Pak Posnya dateng, di rumah lagi gak ada orang.

Karena saya berpikiran seperti itu, yaudah saya coba lagi buka akun Google Adsense. Rencananya mau minta PIN ketiga.

Tapi ternyata TIDAK BISA. Menu minta PINnya udah gak available.

*Udah mau nangis lagi

Daaann, setelah Googling, ternyata verfikasi Google Adsense yang tidak menerima PIN bisa dilakukan dengan mengupload scan KTP. Dan gak usah nungguin PIN dikirim, karena sudah langsung diverifikasi oleh Tim Google. 

Dan kenapa juga si Mbaknya gak bilang kalau Upload Scan KTP itu untuk verifikasi. Kirain cuman buat mastiin alamat aja, asli apa palsu. 


Ya Alloh, kemana aja dari kemaren T______T

Klik: Ternyata Ngeblog Membuat Saya Banyak Belajar Tentang Hal Ini


Cek Email

Karena penasaran, saya cek email, takutnya masuk folder spam atau nggak terbaca, dan benar saja ternyatahhh.

Ada email dari Google Adsense.

Pelanggan yang terhormat,

Terima kasih karena telah mengirimkan bukti identitas Anda. Kami ingin menyampaikan bahwa hal ini memenuhi persyaratan verifikasi alamat untuk AdSense!

Perlu diketahui bahwa Anda mungkin masih melihat notifikasi penangguhan pembayaran di akun Anda. Yakinlah bahwa PIN Anda telah diverifikasi dan notifikasi tersebut akan hilang dalam 24 - 48 jam.

Setelah Anda memverifikasi alamat, pastikan Anda telah menyelesaikan langkah-langkah tambahan berikut untuk menerima pembayaran:

and bla bla bla.


Tuuuhh kaaann, ternyata Google udah ngirim email ini dan GAK TERBACA. 

Alhamdulillah yeaaahh, akhirnya akun Google Adsense saya sudah terverifikasi dengan mengupload scan KTP saja dan gak deg-degan lagi PIN dari Google gak nyampe ke rumah dan nyasar entah kemana.


Terima kasih Google, semoga aku cepet gajian yaahh.


Ps: Buat yang ngalamin kejadian seperti saya ini, jangan lupa upload scan KTP dan cek email ya. Dan voila, akun Google Adsense kamu terverifikasi dengan sempurna. 


......



Ada yang udah pernah gajian dari Google Adsense? 

Ceritain dong di kolom komentar :D


Pastikan Kamu Perhatikan Beberapa Hal Ini Sebelum Memesan Makanan di Warung Makan


Gegara tadi pagi share berita dari qraved.com tentang beberapa tragedi warung makan yang mematok harga selangit, aku jadi kepikiran buat nulis ini, dan pas banget juga timingnya buat ngepost di label weekend review di hari Jum'at nan mendung asoy geboy yang enak dipake buat tidur lagi ini. 

Baca tulisan di qraved itu beneran bikin aku bergidik. Soalnya pernah ngalamin juga DITEMBAK sama harga di warung makan yang boleh dibilang warung makannya ecek-ecek, ya gak bagus-bagus amat tapi bikin kapok naudzubillahimindzalik buat balik lagi ke sana.

Mungkin yang punya warung pengen bangun apartemen di Pantai Indah Kapuk.

Pernah Ngalamin

Yaps. Aku pernah ngalamin, seingetnya sih di Cibinong, warung makan sea food dan di Puncak Pass, tempat makan Indomie.

Ya gitu deh, pas makan, harganya gak rasional. 

Apalagi emak-emak yang tahu harga indomie sama baygon bakar di warung dengan sangat jelas dan akurat, dikibulin sama harga tembak-tembakan begitu sudah termasuk dalam kategori penistaan terhadap kapabilitas keilmuan emak rumah tangga.

Cih, ora sudi.


Jangan Tertipu Tempat

Dan yang aneh parah adalah tempat yang biasanya ngibulin konsumen pake harga menjebak ini adalah bukan hotel bintang lima, bukan tempat makan steak wagyu, bukan tempat kerjanya chef Chandra, bukan tempat hang outnya Kim Kardashian, tapi cuman warung makan biasa, malah kadang meja sama tempat duduk juga seadanya.

Tapi apa?

Masang harganya gak kira-kira!

Pengalaman temen juga sama, warung makan di sekitaran Alun-alun Bandung juga ada yang menjebak. Untungnya ditanya dulu sebelum pesen, dan akhirnya bisa cancel dan cuman pesen beberapa makanan aja, dan itu pun habis dua ratus ribuan.


Dan itu cuman level KAFE TENDA DI PINGGIR JALAN.


Modus

Jadi, kalau aku pikir-pikir itu modusnya gini:

-Tempat dibuat "jelek" supaya terkesan murah, dan orang jadi berdatangan.
-Konsumen dibuat malu. Masa iya sih ribut gara gara gak mau bayar? bukan orang Indonesia banget kan? Apalagi kalau kita datang dari jauh, mana berani komplain dan ngajak ribut tukang warung. Kepaksa deh bayar aja dari pada malu sama bikin rusuh.


DAN TENTU SAJA KONSUMEN JUGA DIBUAT KAPOK BUAT DATANG LAGI.


Apa Aja yang Harus Diperhatikan?

Sebenernya ini juga warning banget buat aku sendiri sih, kalau pergi kemana-mana jangan sampe kalap makan trus salah warung dan bikin ZONK buat diri sendiri.


1. Jangan Terkecoh Lokasi

Lokasi yang lesehan, cuman tiker doang bukan berarti warung dengan harga murah. Bisa jadi itu jebakan betmen. Tetep harus siap siaga, takutnya emang beneran warung tersebut ngejebak. 

Kecuali kalau udah sering datang, dan dapet rekomendasi dari temen.


2. Lihat Menu

Hat-hati sama menu yang gak nyantumin daftar harga. Bisa bikin sakit hati ujung-ujungnya. Jangan asal mesen aja, harus diliat dulu harganya yang bener.

Nah, ini kejadian juga sih kemarin pas makan bareng keluarga di h-1 tahun baru. Kita makan di warung makan sunda, dan di daftar menunya gak dicantumin harga, hanya menu makanan aja.

Sempet deg degan dan mikir jelek sih. Tapi menurut kakak ipar warung makan ini udah terkenal enak, dan udah sering orang datang ke sini.

Dan pas bayar, wah ternyata harganya lumayan. Ya tapi sebanding juga sih dengan menu makanannya dan rasanya juga emang enak-enak. Yaudah lah itu mah gak apa-apa. 


3. Berani Nanya

Malu bertanya sesat di jalan udah gak berlaku juga sekarang, soalnya bisa search pake google maps. Yang tentu lebih sakit hati mah, malu bertanya sekarat di dompet. 

Gile aje, lagi asik jalan-jalan, dompet terkuras habis buat beli makanan yang udah disetting sebagai jebakan betmen.


4. Cari Rekomendasi

To be honest, aku orangnya mendahulukan rekomendasi orang lain dulu. 

Misalkan abbiy ngajak makan ke tempat A, pasti aku nanya:

"Enak ga? Udah pernah ke sini belum? Rekomendasi siapa?"

Kalau sekiranya belum, aku pasti lebih milih ke tempat makan yang udah biasa didatengin aja. Biar bosen juga gak apa-apa, dari pada sakit hati terus kepikiran sampe sakit-sakitan di rumah.


5. Baca Review dari Blogger

Ini juga!

Aku mah lebih percaya review-an blogger, apalagi udah kenal di komunitas sama bloggernya. Lebih jujur dan realistis, dari pada harus menelan pil pahit dijebak sama harga bintang lima rasa kaki lima.

Kutashanggup untuk baper ke sekian kalinya.


6. Periksa Struk 

Habis bayar jangan langsung masukkin struk ke dompet dan kabur. 

Baca lagi!

Siapa tau ada makanan yang gak kita pesen dimasukin ke dalam struk yang kita bayar, atau harga yang tertera di menu beda sama yang tertera di struk.

Kan kita jadi bisa komplain, gak ketipu mentah-mentah sama pedagang yang punya mental tipu-tipu.


7. Berani Komplain

Nah, ini juga masalah.

Gak banyak orang yang berani ngomong, dari pada malu ya bayar aja, padahal udah tau ada aroma penipuan. 

Bagi sebagian orang yang berani sih gampang aja, tapi buat yang tipe pemalu, duh susah minta ampun loh ngomong dan berani "mencak-mencak" di TKP.

Jadi, untuk mengantisipasi, kalau lagi travelling bawalah temen yang berani ngomong dan memperjuangkan hak asasi manusia jika memang kamu merasa orang yang pemalu buat sekedar komplain.


8. Cari Aman

Kalau takut ketipu, yaudah aja makan di tempat yang udah tahu harganya. Semacam, Mekdi, Kaefsi, atau Fitsa Hats

Udah familiar kan?

Yaudah sih makan di situ aja biar tenang. Hahahaha. 





***

Gak enak kan kalau travelling kita berakhir tragis gara-gara dijebak sama warung makan tipu-tipu. 


Ada yang pernah punya pengalaman seperti ini? Atau kalau misalnya nemu warung makan model gini, apa yang bakal kamu lakukan?


Ceritain yuk!



13 Hal yang Harus Ada di Blog Ini Tahun 2017

Hellow!

Selamat tahun baru yang baru 5 hari!

*tiup telolet*eh terompet*eh gak boleh deng niup-niup terompet kata dr. Boyke entar kena penyakit menular

*korban broadcast di whatsapp


-________-

Oke, semoga kagak telat ya gays.


2016 in review. 


Tahun 2016 kemaren sebenernya gak jadi tahun yang produktif buat ngeblog, tapi aku tetep produktif dalam menghasilkan keturunan kok. Yes! 2016 aku punya buntut yang baru, bayi laki-laki (again). 




Eh, satu lagi deng. Alhamdulillah tahun 2016 bisa nempatin rumah yang baru direnovasi sendiri, dan gak usah pindah-pindah lagi.


Berarti tahun kemarin produktif di keturunan sama tempat tinggal.


....


Sedikit cerita tentang rumah, biasanya tiap akhir tahun aka bulan Desember, aku sama Abbiy pasti hunting rumah buat disewa. Salah satu gak enaknya jadi kontraktor emang pas nyari tempat tinggal buat pindahan. 



Jadi, di akhir tahun itu biasanya kita bergumam: 


"Mau pindah kemana lagi ya tahun depan? Ada hal baru apa ya tahun depan?"



Sampai pas kemaren di bonceng naik motor sama Abbiy di jalan waktu ke Puncak, abbiy nanya:



"Tahun sekarang berarti kita gak pindah ya? Ada apa ya kira-kira yang baru tahun depan?"




Jawabku adalah:





ORA TAU



hahahahahahhahaha



***


Sampai tanggal 31 Desember kemaren juga aku gak sempet mikirin resolusi. Perpindahan tahun yang katanya kelebihan satu detik ini aja (detik kabisat) aku hiasi dengan berlayar ke pulau impian. 


Alias TIDDOOORRRR.


Bunyi kembang api aja sampe gak kedengeran.



WOI BILANG AJA KEBLUK WOI


Abis nganter anak-anak berenang soalnya, semuanya ketiduran dari sore/abis berenang sampe subuh. Gak ada yang inisiatif buat bakar apa gitu. Hoream soalnya, hoream ngumbah wadahnya kalau abis babakaran. 

(artinya: males bersihin wadah/peralatan masak kalau abaik bakar bakaran)


Dari pada gak ada resolusi sama sekali, yaudah mungkin aku bisa ngasih resolusi buat blog ini yang sudah aku pikirkan jauh hari sejak tahun MXLMXMLLIVV sebelum masehi.





Cekdisauwt!



1. Kumpulan Ide


Tahun baru ini kayaknya aku harus punya buku tentang "bank ide" biar kalau lagi blank mau nulis apaan tinggal buka buku itu doang. Gak cuma idenya sih harusnya, harus udah ada kerangka karangannya.




Catet tuh! BERIKUT KERANGKA KARANGAN!



*Ya maap lah, blog ini mah emang banyak ngarangnya
*Ngga deng becanda, aku mah gak pernah  ngarang cerita anaknya
*berani jujur itu baik
*brb dilantik jadi duta anti korupsi dulu


2. Fokus 


Pas baca Google Anaytics aku harus  bisa nganalisis karakter pembaca blog ini. Mulai dari usia, gender, artikel yang sering dibaca, dll. 

Emang sih, 68% pembaca blog ini adalah perempuan usia 18-34 tahun paling banyak. Tapi sisanya itu 32% pembacanya laki-laki. Entahlah apa yang dibaca, tapi mungkin aku bakal lebih fokus ke konten yang bersifat "perempuan" di tahun ini. 

Ya bapak-bapak ngikut aja lah ya. Kan perempuan mah selalu benar. Haha.



3. Pengembangan Konten



Kalau ini kayaknya harus ikutan pelatihan/workshop/trainning tata cara nulis yang baik dan benar. Bermanfaat dan syukur bisa jadi konten viral. 



Buat ini aku harus berguru. Berinvestasi buat ilmu gak ada salahnya kan? 




*brb nyari pelatihan gratis 

*ditabrak bis telolet


4. SEO


Tahun lalu itu aku seneng banget ngulik SEO, sampe beli buku tentang SEO. Tapi lama-lama bosen. Maklumin aja yah golongan darah B mah emang gini, suka bosenan. 

Tapi aku akui, artikel yang nongol di pejwan google adalah yang "dengan sengaja" aku SEO-in. Dan memang beneran ngaruh ternyata, gak nyesel beli bukunya. 

Kebayang kan kalau semua artikel di sini bisa pejwan? 

Haaa maunyaa kaannnn.


*Anaknya Fakir Page View

Klik: Tips Agar URL Judul Postingan Blogspot Ramah SEO


5. Mobile Friendly dan Responsive

Ini udaaahh siiihhh, lalalala yeyeyeye.


Sebelum tahun baru emang udah berencana supaya blog bisa enak dilihat di Hape, alhamdulillah udah syantiek sekarang, aku bahagia.

Kenapa aku buru-buru ganti Mobile Friendly soalnya 75% pengunjung blog ini ngeakses blog via hp/smartphone. Ya jadi sebagai tuan rumah yang baik, aku ingin menyajikan tampilan yang indah buat pemirsah sekalian. Supaya gak bosen ya datang ke sini lagi dan lagi.


6. Fotografi


Rasanya udah lama banget gak popotoan yang bagus. Pengennya sih blog ini selalu ngasih gambar yang enak dilihat mata. Udah lama banget blog ini gak pake gambar hasil jepretan sendiri. Rata-rata aku download di pexels.

*merasa hina dina dan gagal

Abis udah males beud rasanya pegang kamera dan editnya. Dan ngedit foto itu waktunya bisa sehari bahkan dua hari. Jadi keburu lupa mau posting apaan, orang waktunya keburu abis buat ngedit. 

Haiiisshh, tahun ini aku akan berusaha! 


7. Parenting


Malu juga sih buat jadiin blog ini blog parenting. Lah boro-boro ngasih advice, anak sendiri aja masih sering diomelin. Susah makan dikit aja emaknya udah ngamuk kayak ibu-ibu keilangan tupperware di kantor.


Walaupun akan fokus ke parenting, aku cuman mau nulis pengalaman-pengalaman aja. Gak berani lah ngasih wejangan yang sakral sakral mah. 

Jadi ini sebenernya mau dijadiin resolusi gak sih?

*toyor jidat 
*tanya Kick Andy
*di kick sama Andy

Klik: Apakah Baby Blues Datang Lagi Pada Persalinan Kedua? 

8. Travelling


Bab ini juga sebenernya rumit, pengen jadi traveller tapi gak pernah travelling. Sama aja kayak pengen move on tapi gak mau ngelupain mantan, eh. 

Mungkin ini akan jadi satu satunya blog life style yang travellingnya jarang-jarang. Tapi meskipun jarang, aku usahain di tahun ini ada review perjalanan ke suatu tempat yang menakjubkan.

Yes! I Promise!

9. Beauty


Ada beberapa review beauty product ditahun sebelumnya, tapi ya gitu deh aku gak pernah mau review make up, karena emang gak punya make up nya sih. Haha kasian amat.


Ya palingan review skin care aja lah. 


Soalnya kata Mak Pungky, postingan tentang skin care bisa digunain buat ngejaga page view. Lalalaa yeyeyeye. Hidup para beauty blogger!


*masih
*anaknya fakir page view

Klik: Wardah Hydrating Aloe Vera Gel Solusi Kulit Kering


10. Jadwal


Aku ngejadwal nulis blog itu dari pagi sampe siang, dan alhamdulillahnya ada tetangga yang bisa jadi "nanny" sementara buat Aldebaran.



And Big Thanks! Buat abbiy yang udah fasilitasin supaya istrinya bisa ngeblog dan stay normal and charming berkat ngeblog. Jadi sejauh ini ritme ngeblog udah lumayan lah, hidupku aman sentosa damai bahagia kalau udah ngeklik tombol PUBLISH minimal seminggu sekali.


Sebenernya aku publish post itu seminggu tiga kali, Senin mommy diary, Rabu blogging seru, dan Jum'at weekend review. Ya tapi kadang aku tidak disiplin anaknya, jadi semaunya kadang mau nulis apaan kek, kaga pake jadwal.


*lagi-lagi nyalahin golongan darah B


Ya mudah-mudahan tahun ini aku bisa tunduk dan patuh sama to do list yang udah aku plan sebelumnya. 



11. Target

Berat nih. 


Kalau sebelumnya sih aku punya target ya buat blog. Macam alexa, DA/PA, statistik, sponsored post, dan apalah apalah itu. Tapi makin kesini akunya suka seteress sendiri. 


Mulai tahun ini targetnya aku ubah aja sih. Aku bakal fokus ke konten sama ke kreatifitas aja, yang lainnya mungkin saja bisa mengikuti.

Jadi ngarepnya ke Alloh aja lah. Biar nggak kuciwa. 

Klik: 7 Alasan Enggan Mengikuti Lomba Blog



12. Media Sosial


Tahun lalu, aku males share postingan ke media sosial. Tahun ini harus lebih rajin. Abis posting harus mau share, jangan langsung nutup laptop. 

Ya gitu deh males aja pas udah publish, males nyusun teaser/kata/kalimat di status, males bikin caption, males bikin simply tweet, haaa dasar anaknya aja ini mah yang pamalesan.



13. You Tube


Uhhh, pengen banget punya channel yutup tahun ini. Hmmm. Sekarang sih lagi coba mikirin konsepnya dan lagi benerin muka. Hahahaha. Ya lah malu amat kalau muka diaplod pas lagi minyakan sama jerawatan.


Kalau udah ada ide sama konsep yang jelas, insya alloh mau atulah meramaikan jagad peryutuban di endonesah biar jadi femesss.





***


Ya intinya sih 13 hal di atas sih harapan ke depan yang syukur-syukur bisa
terealisasi.

 Kalau kamu punya harapan apa sih di tahun ini? 
Ada 13 juga gak?

Sharing Yuk!