“Karena Emak, Selalu Butuh Piknik”
Assalamu’alaikum, Halo
welcome
back ke postingan tentang
weekend review alias ngebahas soal
traveling dan
kuliner ala tettytanoyo.com
Alhamdulillah, kali ini aku akan
berbagi tips mengenai traveling hemat ke Kuala Lumpur, Malaysia. Karena
kebetulan tanggal 7-9 April 2018 lalu, aku melakukan perjalanan dari Jakarta ke
Kuala Lumpur bareng temen-temen.
Sebelumnya, udah baca tulisanku
tentang
tips mewujudkan liburan impian tahun ini belum? Kalau belum, jangan
lupa dibaca
yes! Nah, tulisan yang satu ini, ibaratnya
Part 2 nya, yang akan
membahas lebih lanjut dan
detail tentang tips liburan hemat ke Kuala Lumpur.
Liburan Semi Backpaker
Jika kamu ingin merasakan liburan
ke luar negeri, Kuala Lumpur ini aku rekomendasiin sebagai destinasi pertama,
atau percobaan kamu deh. Karena, Kuala Lumpur ini enaknya kita gak usah pake
Visa, harga makanan dan transportasi cukup terjangkau, perjalanannya gak jauh,
dan bahasa serta budayanya gak jauh beda dengan Indonesia.
So, kalau kamu mau coba jalan ke
LN, cobain deh pergi ke Kuala Lumpur.
Sebetulnya, liburan aku dan
temen-temen kemarin adalah liburan yang semi backpaker-an. Gak pake agen
perjalanan, semuanya dicari sendiri oleh kelompok, tapi kita mencari alternatif
liburan yang nyaman, gak ‘ngegembel’ banget, wkwkwk bahasanya sadis amat yak.
Maksudnya, kadang kan orang mikirnya kalau backpakeran itu kan biasanya
liburannya ‘menderita’, tidur di bandara, naik kendaraan umum terus atau jalan
kaki, hihihi.
Dan berhubung aku dalam keadaan
hamil 14 minggu waktu ke KL kemarin, jadi liburannya menyesuaikan juga dengan
kondisi. Alhamdulillah, teman-teman yang lain juga memahami dan happy dengan
liburan kemarin.
|
Nyampe juga ke Negara orang |
Liburan semi backpaker ini
maksudnya, kita gak pakai agensi travel, semuanya hunting sendiri dan meminta
bantuan teman yang ada di KL. Nginap pun gak di hotel, tapi di rumah seorang
kenalan yang cukup besar dan memang disewakan sebagai penginapan, jadi otomatis
ini biayanya cukup terjangkau.
Untuk akomodasi dan transportasi
sendiri, nah ini yang aku bilang gak ala-ala backpaker, gak pakai transportasi
umum, karena kita sewa mobil pribadi untuk berpergian kemana-mana. Karena
memang hari pertama itu kita gak stay di KL, melainkan pergi ke Melaka dulu
yang ada di pesisir laut.
Dan memang, karena penginapan
kami yang bukan hotel, tapi terletak di perumahan, kami butuh mobil pribadi
untuk melancong ke berbagai tempat.
Sebenernya, share aku kali ini
juga sebagai bentuk evaluasi sih, karena aku pikir kemarin sempet juga berasa
boros, harusnya bisa lebih hemat lagi. Maklum kan baru pertama kali, jadi
kedepannya bisa jadi pelajaran. Siapa tau aku berangkat ke KL lagi, atau buat
temen-temen yang mau traveling ke negeri Jiran, bisa berkaca (((BERKAAACAAA)))
sama pengalamanku kemarin.
Okeh?
Budget Hemat Itu Berapa?
Jujur aja, aku kemarin merasa
rada ‘Over Budget’ ya kan kubilang namanya juga pengalaman pertama, jadi ya
begitulah, bisa jadi pelajaran buat next
time traveling lagi.
Kalau aku hitung-hitung,
sebenernya dengan budget 2 juta-an (dengan estimasi biaya tiket PP 1juta), kita
udah bisa main ke Kuala Lumpur, tapi dengan beberapa hal yang harus
diperhatikan.
|
Ringgit Malaysia, uangnya kayak plastik gitu dan lebih kecil ukurannya dari Rupiah |
Oh ya, sebelum keburu lupa. Nilai
tukar mata uang Ringgit dan Rupiah itu gak begitu ekstrim perbedaanya. Jadi,
kalau diibaratkan untuk biaya makan di Indonesia, semisal kita makan di
Solaria, atau Restoran fastfood macam KFC atau MCD itu 35 ribu, di Malaysia pun
harganya gak jauh beda, sekitar itu. Cuma memang bayarnya pakai RM atau Ringgit
aja.
Waktu aku kemarin ke KL itu, 1 RM
sekitar Rp.3.500,- jadi makan disana pun hanya bayar sekitar 10 RM untuk sekali
makan. Jadi, gak jauh banget perbedaan pengeluaran ketika traveling di Kuala
Lumpur itu, sama aja lah kayak kita ngemall dan makan dimarih.
Menghemat Tiket Pesawat
Agar kita bisa pergi ke Kuala
Lumpur, tentunya kita harus beli tiket pesawat. Gak mungkin lah pakai jalur
darat, kecuali kamu mau mecahin rekor MURI. Atau kamu emang seneng menyusuri
Pulau Sumatera dulu.
Kemarin, aku menggunakan pesawat
Air Asia (Ekonomi) berangkat jam 01.30 WIB dari Bandara Soekarno Hatta,
dan tiba di Kuala Lumpur jam 5 Shubuh.
Tapi tenang, itu bukanlah waktu yang sebenarnya *apaseh* karena perbedaan waktu
(Malaysia waktunya lebih duluan sekitar 1 jam). Waktu di pesawat sih nggak
lama, mungkin sekitar 1-1,5 jam aja.
Dan karena masih Jet Lag, aku mau
langsung Sholat Shubuh aja di Bandara KLIA, padahal mah waktu adzan Shubuh di
Malaysia itu jam 6.15 pagi waktu Malaysia.
*kalau di rumah itu udah lagi grasak-grusuk
nyiapin si Kifah berangkat sekolah sama abbiy berangkat kerja. Mwaahaha.
|
Jalan-jalan di Kuala Lumpur, bersih dan rapi |
Cara menghemat tiket pesawat itu
gampang-gampang susah sebenernya. Tapi yang paling biasa dilakukan oleh para
Traveler, adalah booking dan beli tiket pesawat jauh-jauh hari sebelum
keberangkatan. Bisa 3 bulan bahkan 6 bulan sebelum keberangkatan.
Dan jangan lupa pantengin gadget
atau laptop tengah malem atau dini hari pas mau Shubuh, biasanya tiket murah
itu jadi bahan rebutan, jadi siapa cepat dia dapat.
Pas beli tiket ke KL kemarin
harganya sekitar 500 ribuan. Kalau lagi rezeki mungkin bisa juga dapet dengan
harga 400ribuan. Ya lumayan kan bisa irit 100 ribu, bisa buat nambah-nambah
beli oleh-oleh.
Supaya makin gampang beli tiket
pesawatnya, kamu bisa beli tiket pesawat secara online. Caranya gampang banget
sih, sudah biasa kan belanja online? Ya ini juga kurang lebih sama, gak jauh
beda. Tinggal klik dan ikutin instuksinya aja.
Ini aku coba cari di JD Flight,
hasilnya ini:
Aku akan coba pesan tiket pesawat
dari Soekarno Hatta ke KLIA untuk 4 bulan ke depan. Aku cari hari Kamis,
tanggal 9 Agustus 2018. And yeah! Ada nih yang tiketnya masih diangkat Rp.469.000.
Dan untuk pulangnya sendiri justru lebih murah, gaes! Hari kamis, tanggal 11
Agustus 2018 dari KLIA-CGK hanya Rp. 394.700. Jadi total jalan-jalannya 3 hari
2 malam, pas lah.
Dan, total tiket PP Jakarta-Kuala
Lumpur, hanya Rp. 863.700,- sahaja
kawan-kawan. Booking deh booking dari sekarang!
Atau kalau mau cari yang lebih
murah lagi, coba pantengin terus web atau aplikasi dari Air Asia, biasanya
emang AA ini suka ngasih tiket murah ke Kuala Lumpur dengan kapasitas bawaan
kabin 7 kg tanpa bagasi tambahan.
Menghemat Biaya Makan
Satu hal yang saya agak sesalkan
kemarin adalah soal makanan. Ternyata porsi makanan di Malaysia itu BESAR. Bagi
perut perempuan, bisa untuk 2 kali makan, atau bahkan 3 kali. Nasinya banyak,
ayam atau ikannya juga gede-gede. Piring dan mangkoknya juga, jadi sebenernya
kalau mau hemat bisa dengan cara:
1.Bawa tupperware di dalam tas.
Makanan bisa dibagi dua porsi, setengahnya bisa buat jam makan kemudian.
2.Patungan bareng temen perempuan
lagi. Seporsi berdua itu bisa banget. Dari pada mubadzir makanannya gak kemakan
deh. Lebih baik sepiring berdua biar lebih romantis, dan yang lebih penting
menghemat uang dong ah buat beli yang lain atau beli oleh-oleh.
|
Nasi lemak dan teh manis anget sekitar 3 RM di tepi sungai Melaka |
|
Liat deh gede banget porsinya buat perempuan mah, timunnya aja segede gaban.
Ini sekitar 12 RM, bisa banget dimakan berdua. |
Untuk air minum sendiri, kemarin
aku bawa tempat minum. Bisa diisi ulang di masjid terdekat kalau lagi kehausan.
Atau beli juga murah sih, di mesjid ada tampat penjualan air minum, harganya
murah kalau di pelataran Mesjid, cuma 1RM sebotol, ya kira-kira Rp.3.500, kalau
di tempat lain ada yang sampai jual 3 RM.
Selain beli makanan, bisa juga kita
bawa makanan instan dari Indonesia. Ya semacam Pop Mie atau Energen gitu lah,
yang bisa menunda lapar. Di penginapan biasanya tersedia air panas, gelas,
mangkok, piring, sendok, garpu, dll.
Baca juga:
Review Gyoza Enak dari Lilisaysfactory
Kemarin itu, sekali makan bisa
sampai 10-12 RM sama teh tarik sih biasanya pesennya. Nah, kalau berdua sama
temen, kan hemat tuh, makannya cuma habis 5-6 RM aja sekali makan. Jadi kalau
sehari itu 3x makan, cuman abis 15-18RM. Jika dihitung untuk 3 hari berarti 9
kali makan. Maka, untuk makan saja, akan habis sekitar 54-60 RM lah paling
banyak, kalau diubah ke Rupiah, berarti hanya Rp. 210.000,- untuk makan selama 3 hari.
Menghemat Biaya Sewa Penginapan
Di beberapa situs atau aplikasi
semacam traveloka dan sejenisnya, ada tempat nginep buat kamu yang cari harga
sewa murah, yaitu sejenis hostel ala-ala backpaker. Pas kubaca emang murah sih,
semalam ada yang 125rb-200rb-an.
|
Waktu di Melaka |
Dan enaknya lagi, di KL itu ada
hostel yang dipisah per jenis kelamin. Jadi ruang tidur perempuan ya untuk
perempuan aja, dan yang buat lelaki, ya untuk lelaki aja. Tapi ada juga yang
mix atau campur, laki dan perempuan tidurnya pada satu ruangan.
Tapi kalau aku sih pasti milihnya
yang pisah lah.
Nah, kalau aku kemarin, sewa
penginapannya gak di KL, tapi di Kajang. Karena ada kenalan dari Indonesia yang
lagi kuliah di Malaysia, dan suka bantuin cari penginapan buat temen-temen
Indonesia yang lagi liburan.
Harganya sekitar 400ribuan per
kamar. Dan satu kamar bisa dipakai untuk dua orang. Lokasinya kemarin itu ada
di dalam perumahan. Jadi, kita tinggal di dalam satu rumah yang isinya banyak
kamar.
Enaknya, selain harganya yang
lumayan terjangkau. Ada dapur yang cukup luas berikut peralatannya, semacam
rice cooker, kulkas, meja makan, dll. Trus ada juga ruang TV yang cukup luas
juga, jadi kita bisa santai bareng temen-temen sambil nonton channel TV di
Malaysia yang suka bikin roaming.
*padahal di rumah suka nonton
Upin Ipin.
So, kalau kita nginep dua malam
di Malaysia, kira-kira budgetnya sekitar 400ribu/orang
ya. Dan kalau mau info kontak penyewaan kamar sepeti yang aku tempatin kemarin,
bisa japri aku by email. Nanti aku kasih no kontak temen yang ada di Malaysia.
Menghemat Biaya Transportasi
Sebelumnya, aku udah cerita kalau
perjalananku kemarin ke KL itu semi backpaker, jadi sewa mobil pribadi selama
berlalu lalang di sana.
Tapi sebenernya, kalau dalam
kondisi gak hamil, bisa aja sih aku backpakeran beneran. Naik transportasi umum
kemana-mana. Karena dari KLIA nya sendiri pun ada kok, transportasi umum yang
direct ke beberapa tempat di Kuala Lumpur dan sekitarnya.
Ada MRT, LRT, Monorail, Bis, Bis
gratis untuk keliling Kuala Lumpur, dll.
|
Nyobain naik MRT |
|
Di dalem MRT dengan muka kucel |
Walaupun kemarin naik kendaraan
sewaan, tetep sih kita penasaran untuk naik MRT, LRT, dan Monorail di Kuala
Lumpur. Soalnya belum ada kan di Indonesia, mwehehe. Tiketnya murah, hanya 1,2
RM. Jadi, kalaupun gak naik kendaraan pribadi, sebenernya naik transportasi
umum di Kuala Lumpur juga udah enak kok. Dan ongkosnya pun gak mahal
*ini yang
penting*
Enaknya naik kendaraan pribadi
yang kita sewa adalah:
1.Nyaman pastinya, kita tinggal
duduk aja dari penginapan sampai ke tempat wisata.
2.Gampang ke kamar mandi, apalagi
kemarin kan aku jalan lagi hamil dan pasti pengen bulak bali ke tandas alias
kamr kecil, kalau naik mobil pribadi gampang kan tinggal melipir ke pom bensin
atau mesjid terdekat, wekekek.
3.Lebih banyak area wisata yang
bisa dikunjungi. Apalagi jalan di Malaysia itu cenderung lancar dan lengang,
jarang banget macet. Jadi, bisa banget lah buat ajag ijig kesana kesini kalau
pake mobil pribadi. Bahkan kita juga sempet mampir ke pasar malem buat jajan
dan beli lekor (lekor itu cemilan kayak otak-otak goreng khas Malaysia).
|
Waktu di Batu Cave, liat tangganya udah mules duluan |
Gak enaknya? Ya kita harus
ngeluarin ongkos lebih buat bensin dan driver, tapi sebanding lah sama
kenyamanan dan kemudahan kita wara-wiri di sana.
Kalau kamu mau naik kendaraan
umum, dan anggaplah 20 kali beli tiket MRT atau LRT, karena ada juga bis yang
Free alias gak bayar. 1 kali jalannya 1,2 RM x 20 kali jalan (1 Rmnya Rp.
3.500) totalnya adalah Rp. 84.000 untuk muter-muter KL dan sekitarnya pakai
kendaraan umum. Dan kalau kamu mau ke Melaka, ongkos bisnya lumayan juga, yaitu
sekitar 21 atau 24 RM dari KLIA.
Sedangkan nyewa mobil plus
driver, kemarin itu habisnya Rp. 187.500/orang
(plus ke Melaka). Jadi, terserah aja deh mau pake yang mana. Mau naik kendaraan
umum atau sewa mobil. Tergantung budget dan kesukaan kamu juga sih.
Beli Oleh-Oleh
Beli oleh-oleh bisa di KL, di
pasar seni, atau bisa ke Sungai Wang (semacam ITC) bebas aja sih, banyak tempat
belanja juga di sana. Harganya gak beda jauh juga sama harga oleh-oleh di
Indonesia. Kemarin sih aku juga sempet belanja juga di Melaka. Dan harganya
juga mayan murah.
Dan aku gak ngebudget juga buat
oleh-oleh, yang penting ada sisa duidnya aja, hahaha.
***
Ini aku totalin itung-itungan
kasar kalau kamu mau nyoba semi backpaker kayak aku kemarin, kalau kamu
berencana pergi tanggal 9-11 Agustus 2018 nanti, (sesuai pencarian tiket yang
termurah di atas ya).
Pesawat PP KL-Jakarta Rp. 863.700,-
Makan 3 hari Rp. 210.000,-
Penginapan 2 malam Rp. 400.000,-
Transportasi Rp. 187.500,-
Total Rp. 1.848.700,-
Ini belum termasuk beli oleh-oleh
ya, mangga aja atur sendiri. Dan makin
bisa nyari tiket murah, ya otomatis bisa makin murah juga. Dan kalau pake
transportasi umum atau free bus pariwisata, ya bisa tambah murah deh.
***
Mwahaha, sudah hampir 2.000 kata
aja ini tulisan. Semoga bermanfaat aja untuk yang baca, dan jangan lupa
kekuatan
Man Jadda Wajada dan
Law Of Attraction yang kuat. Aku juga kemarenan
yang penting nekat dulu aja bikin paspornya, eh alhamdulillah nyampe juga ke
Kuala Lumpur.
Baca juga:
Pengalaman Membuat Paspor di Kantor Imigrasi Bogor
Dan sebenernya harusnya
Agustus 2018 nanti mau backpakeran juga ke Singapura, namun sayang keburu hamil,
usia kandungan udah gak ngebolehin naik pesawat, padahal udah beli tiket
pesawat. Hiks.
Laaah jadi curhaaattt.
Ya gak apa keuleus lah ya, kita
berdo’a semoga kita sehat selalu dan bisa traveling lagi keliling dunia.
Amiiinnnnn.