Copyright by tettytanoyo. Powered by Blogger.
Showing posts with label Emak Blogger. Show all posts

Tanoyo, Tayono, dan Haryono



**PLEASE, ITU BUKAN NAMA TRIPLET KAYAK DAEHAN, MINGUK, DAN MANSE**

ITU NAMA ALAMAT BLOG INI PLUS 2 NAMA TYPO YANG MENYERTAINYA


Yeay, apa kabar sobat bloggerku?

Hari ini hari Rabu, saatnya Blogging Seru hadir kembali disela-sela ketidak istiqomahan saya untuk memenej blog ini, hag hag hag.

Terakhir, ngebahas label Blogging Seru apaan yak?

Oh, postingan ini:


Daaann, karena beberapa hari yang lalu ada kejadian lucu tentang nama alamat blog saya ini, yaitu typo alias salah ketik alamat blog, jadi ajah saya mau cerita soal asal muasal kenapa blog ini pake nama tanoyo.

Emang siapa sih tanoyo? Nama asli? Nama suami? Nama keluarga? Artinya apaaa?

Dan jawabannya adalah TEETTTOOOTTT, bukan semua. Saya juga gak tau artinya, wkwkwkw.

😝😝😝

Sejarah tettytanoyo.com

Sebenernya saya gak mau ceritain soal nama alamat blog saya ini, ngapain juga lagian? sapa yang mau denger? sapa yang mau peduli? seleb bukan, artes bukan. 

Jadi, ya saya pikir buat apa toh diceritain.


TAPIIII, karena ada dua kali typo tulisan alamat blog saya, ya jadi gimana gitu juga sih, pengen klarifikasi, pengen cerita juga jadinya. 


Alamat blog saya kan WWW.TETTYTANOYO.COM, kemudian dua typo yang kemarin itu adalah, yang satu pengumuman pemenang lomba W'Dank Bajigur dan satu lagi karena cerita tentang nikah muda saya dimuat di detik.com

**tulisan yang jadi pemenang di kompetisi W'Dank Bajigur ada di sini.

Tapi aku sedih, kenapa di dua pengumuman bergengsi itu alamat blogku Typo semuaaaa.

😭😭😭


KENAVAAAAHHHH KENAVAAAAHHHH.








WWW.TETTYTAYONO.COM dan WWW.TETTYHARYONO.COM


ADA APA DENGAN 'YONO' KAN JADINYA?

Duh, aku jadi jangar.


Emang siapa sih Tanoyo?

Tanoyo itu bukan nama saya, karena nama asli saya mah Tetty Hermawati. Anggaplaah Tetty Tanoyo itu nama pena lah kalau istilah penulis mah.

Karena serang kok orang yang nanya atau nawarin job review buat blog ini nanya kek gini:

"Ini dengan Mbak Tetty Tanoyo?"

Jadi, banyak yang mengira nama Tanoyo itu ya emang nama belakang saya, padahal mah BUKAN.


Tanoyo itu nama orang lain.

Yaps orang lain yang saya kagumi, suaranya.

Jadi, dulu itu, waktu saya SMP, saya itu radioholic banget. Hampir setiap hari denger radio di rumah, pagi, siang atau malem, tergantung keberadaan saya di rumah. Pokoknya kalau ada di rumah ya lebih seneng denger radio dari pada nonton TV.

📻📻📻

Kemana-mana juga denger radio pakai Walkman ((WALKMAAANNNNN))). Walkman hadiah dari Bapak waktu itu, belinya seharga 50.000 merk AIWA. Kayaknya sekarang udah gak ada tuh merknya.

Hayo siapa yang masih kezamanan pake Walkman??? 

Inget umur coba inget umur.

Wkwkwk.

Di angkot kalau mau sekolah, di jalan kalau lagi jalan kaki, saya pasti pakai walkman. Malah kalau tiap pagi di angkot, saya suka ketawa sendiri ngagetin penumpang. Kenapa coba? 

Soalnya saya dengerin PRAMBORS pagi-pagi di jam berangkat sekolah, dan penyiarnya waktu itu Desta Club 80's sama Ari Dagink. Gimana gak ketawa coba?

Kalau sekarang mungkin lucunya mereka kayak Danang Darto di The Comment. Tapi ah masih lucuan Desta Dagink sih.

😹😹😹

Malah saya pernah jingkrak-jingkrak di angkot karena SMS saya dibacain sama mereka berdua On Air. 

Iya Sista, dulu mah pake SMS zaman 300 rupiah/sms, kagak pake Twitter atau IG kek sekarang. Hahahaha. 


Pokonya, semua frekuensi radio itu saya hafal. Jadwal acaranya juga, apalagi kalau jadwal tangga lagu (((TANGGA LAGUUU))) nungguin banget.

🎼🎼🎼

Duh, postingan ini kok nostalgic banget ya jadinya.

Daaaan, salah satu penyiar favorit saya karena suaranya yang renyah dan enakeun pisan adalah MBAK DESI TANOYO yang siaran di 104,2 MS3 FM.

Saya udah gak tau lagi, apakah radio MS3 FM masih mengudara atau ngga, dan apakah Mbak Desi masih siaran atau ngga. Dan asli sumvah, saya penasaran banget sama Mbak Desi, pengen ketemu.

Biasanya sih radio itu suka ada acara off airnya yak, kek semacam seminar, talk show, jalan sehat, tapi apa daya aku kan masih SMP waktu itu, dan mana mungkin lah pergi ke Jakarta atau keluar kota sendirian, jadi kupendamlah cita-cita ketemu Mbak Desi Tanoyo itu.

😟😟😟

Waktu itu pernah sih, googling dan nemu blognya Mbak Desi Tanoyo, cuman udah gak tau lagi masih ada atau ngga. Dan apakah saya udah ngeliat wajahnya atau belum pun saya lupa, mwahaha. Udah sibuk ngerjain blog ini sama ngurusin anak sih, jadi lupa juga mau stalking akun media sosialnya idolaku dulu itu.

Apakah Tanoyo itu ada artinya?

Saya gak tau.

Ada temen yang bilang itu kayak nama Jepang, iya juga sih, agak mirip. Tapi entahlah, beneran ada atau tidak vocab itu di Bahasa Jepang. 

Pernah Googling, yang nyerempet nama Tanoyo adalah Tanaya.

Nah ini, blogger juga ada kan namanya Mbak Ina Tanaya. Walaupun saya belum kenal betul nih sama Mbak Ina. 

Tanaya sendiri berasal dari bahasa Sansekerta, artinya 'anak perempuan'. Ya cocok juga sih untungnya, kan ini blognya emang yang punya perempuan beranak dua. 


👧👧👧

Emak Blogger gitu looohhh.

Mwahaha.


Nama yang kontroversi

Walaupun ada yang bilang namanya kontroversi hati dan labil ekonomi #eeaa #tervickynisasi

Saya sih nganggapnya nama ini kayak semacam kenangan. Kenangan waktu saya 'menggilai' radio dan pernah suka banget sama penyiar radio (Alhamdulillah udah pernah ngerasain juga jadi penyiar radio)

Soal kontroversi hati ini saya gak ambil pusing, karena sebagian orang, pembaca, blogger lainnya udah kadung kenalnya sama URl tettytanoyo.com dan alhamdulillah sejauh ini Blog ini membawa banyak manfaat buat saya dan mudah-mudahan buat orang lain juga.

🙈🙈🙈


Dan buat kamu yang lagi cari nama buat blog, semoga dapat segera menemukan pencerahan. Karena memang selanjutnya, nama blog kamu lah yang akan menjadi 'nama pena' dan dari situlah kamu akan dikenal dunia #tsaaahh



***

BTW, apa nih filosofi alamat blog kamu? Boleh sharingnya dong di kolom komentar. Siapa tau banyak yang terinspirasi.


😉😉😉
Makasih yaaaa :D

Menumbuhkan Premium Bonding Dengan Anak Bersama Lotte Choco Pie. Together, More!

cara menumbuhkan kebersamaan dengan anak review lotte choco pie

“Children don’t need more things. The best toys a children can have is a parent who gets down on the floor and plays with them.” –anonymous-

Akhir-akhir ini, saya akui seringkali “lepas kendali” waktu menghadapi Kifah. Apalagi “penyakit” susah makannya itu loh, yang tak kunjung sembuh sejak zaman Kifah batita sampai sekarang, bikin hati mangkel dan berujung pada luapan emosi yang membabi buta.

Karena Kifah susah makan, anaknya jadi gampang sakit. Apalagi Kifah punya riwayat alergi dan sekarang sering banget batuk karena asmanya suka kambuh. Ketika dia ogah-ogahan makan, atau jajan sembarangan, otomatis emosi saya tersulut begitu aja, karena hal seperti ini selalu berulang, gak mau makan, asma kambuh, kemudian sayanya yang uring-uringan.

Baca juga: Batuk Anak yang Tak Kunjung Sembuh

Keluarga Sehat dan Bahagia 'Saatnya Keluarga Minum Susu Sekarang!'

kampanye frisian flag saatnya keluarga minum susu sekarang


“Susu saya susu bendera!”

Hayo siapa yang masih hafal diluar kepala sama jingle yang satu ini. Pasti waktu kecil tiap hari minum susu kental manis yak? Kalau gitu sama dong kita, cie kitaaaa.

*brb masukkin KTP ke dalem kulkas*

Siapa yang suka minum susu bendera sebelum berangkat sekolah? Atau sarapan pakai roti tawar yang dioles pakai susu kental manis?

Bincang Bersama Majalah Ummi: Rahasia Tetap Eksis di Era Media Digital

Majalah Ummi, dengan tag line "Identitas Wanita Islami" 

Sebelum gencarnya perkembangan media informasi dan komunikasi yang sangat massive seperti sekarang ini, keperluan akan informasi diperoleh melalui berbagai media cetak seperti koran, tabloid dan juga majalah.

Ingat sekali waktu zaman sekolah dulu, setiap jalan kaki untuk menuju ke sekolah, aku harus melewati sebuah toko majalah, koran, dan tabloid yang ada di emperan jalan. Warna-warni tabloid dan majalah yang bergerak tertiup angin seperti memanggil untuk dibeli.

Dengan uang saku sekolah yang bisa dibilang pas-pasan, setiap minggu aku selalu mengalokasikan untuk membeli macam-macam majalah atau tabloid.

25+ Tips Menjadi Travel Blogger Ala Marischka Prudence

tips menjadi travel blogger ala marischka prudence
Foto diambil dari Blog Kak Pru

Menjadi seorang travel blogger adalah impian dan cita-cita aku banget. Dan mungkin jadi impian dan cita-cita temen blogger lainnya yang memang interest dengan dunia jalan-jalan, menjelajah ke tempat yang baru, mencicipi kuliner, dan yang terpenting adalah memenuhi hasrat akan pengalaman dan petualangan baru dalam hidup.

Secara  aku pribadi si golongan darah B yang memang haus petualangan, cinta kebebasan, dan senang bertemu orang-orang dan suasana baru memang merasa bahwa menjadi travel blogger akan menjadi sebuah nafas tersendiri untuk menghidupkan passion dan menikmati hidup yang menyenangkan.

Baca juga: 11 Cara Menghadapi Istri Bergolongan Darah B

Dear Komentator



Sekarang lagi musim Pilkada, banyak orang yang mendadak menjadi komentator. Ya ngomenin gacoannya, ya ngomenin lawan tandingnya juga.

Timeline memanas.

Tapi saya masih anteng, nyeruput jus timun plus lemon yang bikin perut mules but thats why I need it supaya gak sembelit. Wekekeke.

Back to komentator.

Saya gak mau ngomenin komentator Pilkada. Saya mau cerita tentang komentator blog saya aja. 

Kendala terbesar emak blogger salah satunya kalau anak sakit, dirinya sakit. Gak akan bisa buka blog, nulis apalagi. 

Tapi sesekali saya nyempetin buat baca komentar yang nyangkut di fitur moderasi.

Saya baca dan saya berterima kasih. Buat yang selalu mau komen, nyempetin ngetik kata demi kata, nyempetin klik tombol submit, ngerelain kuotanya buat komen di blog ini, tapinya jarang saya bales atau BW balik.

Maafkeun yaa, maafkeun sangat. 

Karena anak saya sakit, atau sayanya sakit, mohon dimaafkan belum bisa berkunjung balik.

Terimakasih sudah jadi komentator setia di blog saya. Andai bisa ngasih bingkisan, mau deh saya ngirim ke alamat blogger-blogger yang udah sering komentar dimarih.

Makasih buat Mbak Armita, Mbak Innayah, Mbak Ratu, Mbak Syuna Mom, Mbak Echa, Mbak Mira Anastasia, Mbak Lidya, Mbak Annisa AE, Ceu Handriati, Mbak Ika Puspita, makasih udah sering mampir.

Yang udah suka baca, mau mampir, saya ucapkan terima kasih juga, walau kurang hafal namanya karena faktor usia, klik kalian, komentar kalian jadi semangat untuk selalu rajin update blog, membuat saya mau belajar dan belajar lagi. 

Yang silent reader pun gak kalah saya ucapkan terima kasih banyak ya. Tanpa pembaca blog, apalah artinya diriku dan blog ini. Kalau kalian punya masukan, punya keinginan, punya kritik dan saran apapun jangan ragu buat kasih tau yaaa. 

Please email or DM via FB, Twitter, atau Instagram. Dengan senang hati saya akan mendengar masukkan dari kalian semua.

Akunnya: @tettytanoyo

Sekali lagi maaf kalau merasa "kok gak di BW balik sih!"

But I told you, I'm sure, bahwa kalian adalah percikan semangat  buat saya selama ini. Semoga pahala kebaikan mengalir deras, aamiin. 

Akhirul kalam, 

4x4 sama dengan 16
Sempat gak sempat insya alloh komennya akan saya balas.

Burung Irian Burung Cendrawasih
Gak cukup sekian dan masih mau lagih

Kalau ada sumur di ladang, boleh saya menumpang mandi.
Kalau ada waktu yang luang, jangan lupa yuk kita ngeblog lagi.


-Bogor, dengan mata nanar meratapi cucian-







5 Penyakit yang Sering Menjangkiti Blogger

penyakit yang menjangkiti blogger

Do it with passion or not at all

Hallo Readers!

Balik lagi ke Blogging Seru di Hari Rabu. Kali ini saya mau bahas tentang "penyakit blogger" yang sering menjangkit, termasuk ke dalam diri saya sendiri nih.

Apakah kamu semua pernah merasakannya?

Yuk! Check this out!


1. Minder

Saya gak menyangka akan sejauh ini melangkah dengan blog. Dengan total 318 posts hingga detik ini, ternyata blog kesayangan masih bisa "hidup" di tengah segala keterbatasan si pemiliknya. 

Kalau saya perhatiin, ternyata dulu suka nulis yang mellow-mellow, suka nulis yang sok serius, dan nulisnya gak panjang-panjang amat. Bahasanya juga masih kaku kayak kanebo kejemur matahari. Fotografi dan ilustrasi juga masih seadanya, masih suka asal comot di Google tanpa nyantumin sumber, dan yang paling ngenes adalah masih sepi komentar dan viewers. 

Ya mungkin blog saya dulu itu masih di masa dark age. 

Beberapa postingan juga ada yang berupa tulisan giveaway dari temen sesama blogger, tulisan lomba, dan kuis dari komunitas atau brand tertentu. Tulisannya juga masih mengenaskan, gak nyampe 500 kata udah dipublish aja. 

Wkwkwk.



Ya abisan dulu kan ngeblog itu cuma buat ngilangin seteres di rumah, ngilangin bosen, gak berharap dibaca orang juga sih, jadi ya hanya buat dibaca-baca sendiri aja kayak buku diary zaman SMP SMA. Gak kepikiran juga bahwa blog itu adalah sumber informasi yang akan dicari/digoogling sama orang lain. 

*Lah selama ini padahal kalau nyari informasi kan via Google yak, dan aku gak ngeh kalau yang nulis informasi itu blogger, aku mah mikir itu di tulis sama Google semua. Hahaha*

*Brb nyelam ke laut mati, tutupin muka pake ember*

Baru  ngeh nya itu waktu ikut komunitas, dan lama-lama mikir "Oh ternyata informasi di Google itu banyak yang ditulis oleh blogger ya" 

WOI MIKIRNYA KELAMAAN WOIII.

Ketika ada tulisan saya yang masuk ke Page One Google, barulah saya sadar bahwa menulis itu harus penuh percaya diri dan jangan minderan. Karena cara kerja Google kan seperti itu, makin banyak tulisan kita yang di klik orang lain, makin besar kesempatan untuk nangkring di Page One.

Buang jauh-jauh deh perasaan minder dan gak percaya diri, apalagi tulisannya informatif dan bermanfaat untuk dibaca banyak orang.

Yeah!

Baca juga: Ternyata Ngeblog Membuat Saya Belajar Tentang Beberapa Hal Ini

2. Kurang Sabar

Saya pernah membaca sebuah tulisan tentang wirausaha, bahwa yang namanya wirausaha itu akan mengalami kerugian di tahun-tahun pertama. Bahkan ada yang mengatakan bahwa penentuan bisnis seseorang terletak di masa awal membuka usahanya, kuat atau tidak menancapkan akar ke tanah tanpa memetik buah terlebih dahulu.


Seorang CEO muda sebuah perusahaan jual beli bahan makanan secara online di Jerman juga mengatakan bahwa ketika ia memulai bisnisnya, ia tidak mengambil sepeser pun keuntungan dari bisnis yang dijalankannya itu.

Selama dua tahun itu, ia hanya sibuk mengembangkan bisnis, tidak berpikir mengambil keuntungan demi kemajuan dan kelangsungan usahanya. Dan memang benar, di tahun selanjutnya bisnisnya berkembang dengan pesat dan diminati pasar Jerman.

Kok blog dikaitkan dengan wirausaha?

Karena menurut saya, blog adalah salah satu bagian dari usaha atau entrepreunership. Dimana pemiliknya harus mau mentrigger diri sendiri untuk maju dan berkembang. Maju tidaknya sebuah usaha atau dalam hal ini adalah blog, sangat bergantung dengan tingginya kemauan dan kuatnya passion si pemilik usaha atau blog tersebut.

*Tumben nulis serius begini*

Baca juga: Cara Gampang Berbisnis di Usia Muda, Ini Dia Petunjuknya!

Saya pernah juga curhat ya sebelumnya di blog ini, bahwa awal saya menulis post, sama sekali gak ada komentar, gak ada viewers kecuali saya yang ngeklik postingan sendiri. Dan mungkin kalau di cari di Google, laman blog saya ada di page 3.242.252 saking sepinya.

Ya, masa itu saya alami.

Sama halnya dengan warung yang baru aja dibuka kan? Masih sepi pengunjung, masih belum ada testimoni, belum ada loyal customers. Ya namanya juga baru dirintis.

Begitu juga dengan blog, sepi komentar dan minim page view itu adalah masa-masa yang harus dilalui.

Emang sekarang blognya udah ramai komentar sama viewers? Haaa gak juga sih, wkwkwk.

Ya tapi udah hatur lumayan lah sekarang mah. Makasih ya yang sudah mau komentar dan membaca postingan alakadarnya di blog ini. Semoga bisa menambah silaturahmi dan membuka pintu rezeki diantara kita, aamiiinnnn.

Jadi,  harus tetap sabar dan terus semangat yaaaa!

3. Malas Menulis dan Mempercantik Blog

Proses blogging adalah proses yang menyenangkan.

Rasa gemas, gregetan, takut, rasa tidak bisa, galau, malas dengan hal-hal yang berkaitan dengan dunia blogging harus nikmati satu per satu.Termasuk dalam menghalau rasa malas menulis dan membangun blog.



Dan ada nih satu trik supaya rasa itu cepat hilang, yaitu dengan membaca blog orang lain.

Dengan membaca blog orang lain, melihat pencapaian orang lain, dan melihat prestasi blog orang lain, biasanya bisa menjadi lecutan dan semangat untuk menulis dan mempercantik tampilan blog sendiri.

Soal tulisan, saya sendiri masih sangat minder. Tapi kalau mikirin minder terus sih kapan bisa majunya. Sedikit demi sedikit saya juga belajar dari para penulis dan blogger bagaimana mereka menata tulisan menjadi enak dibaca dan menginspirasi para pembacanya.

Rasa minder bukan untuk mengamini rasa malas dong?

Tampilan blog juga jangan lupa dipercantik. Buat pembaca betah berlama-lama di blog. Kalau belum bisa beli template yang kita inginkan, banyak kok free template dan kode HTML yang bisa diutak-atik untuk mempercantik tampilan blog di internet.

Baca juga: Cara Membuat Menu Drop Down Tanpa Edit HTML

So, tetap semangat nulis dan ngulik ya gaes!

4. Menekan "Tombol Restart"

Karena blog selalu erat kaitannya dengan entrepreunership, maka saya jadi teringat lagi dengan wejangan seorang pelaku usaha yang mengatakan bahwa:

Jangan terlalu sering berganti-ganti usaha, karena memang diawal kita akan selalu merasa rugi, merasa gagal, justru itulah tantangannya. Sekuat apa kita mampu mengatasinya. Sama seperti menanam pohon yang harus dipupuk dulu dengan kotoran, disiram dulu dengan air dingin, hingga akhirnya setelah penantian panjang maka pohon itu akan menghasilkan buah yang sangat manis. Kalau kita mengulang-ulang lagi usaha yang akan kita bangun, maka kita akan mengalami kerugian waktu dan pengalaman, karena semuanya dimulai dari nol kembali.

Maka dari itu, mulai sekarang, selalu yakin lah bahwa memang sudah sunnatullah  yang namanya berusaha selalu ada tantangannya, ada pahit manisnya.

Selalu saja ada godaan, "diterusin jangan ya blognya? apa ganti niche yang lain aja? atau jualan on line aja mendingan , lebih menghasilkan?"




Lebih baik pikir lagi untuk memulai "karir baru", kalau memang jenuh ngeblog ya gak apa-apa istirahat dulu. Suatu saat kalau udah muncul "rasa kangen" pasti deh ngeblognya jadi semangat lagi. Karena kalau kita mengulang hal lain dari awal, itu semacam menulis buku tapi gak pernah selesai.

Jadi, jangan tekan tombol restart ya! Sayang banget!

Baca juga: Di Tahun 2017 Saya Harus Punya 13 Hal Ini Nih di Blog!

5.  Cepat Merasa Puas

Titik pencapaian "karir" seorang blogger pasti tidak lah sama. Ada yang merasa sudah mencapai kesuskesan yang diimpikan jika blognya mendapat job review, atau  diundang untuk menghadiri event dari brand terkenal.

Dan ada juga blogger yang sudah merasa "puas" jika blognya sudah bertransformasi menjadi sebuah buku cetak yang diterbitkan oleh penerbit ternama.

Menurut saya semua sih sah-sah saja. Setiap blogger memang butuh trigger untuk tetap memacu adrenalin mengembangkan blognya masing-masing.

Namun, ada baiknya jika semua pencapaian yang diraih dijadikan motivasi untuk belajar dan belajar lagi. Ingat ya, dunia blogging adalah dunia yang sangat dinamis, siapa yang "ketinggalan pelajaran" maka bersiap-siap untuk kecewa dan gigit jari.

Baca juga: 7 Alasan Enggan Mengikuti Lomba Blog

Yuk, kita semangat lagi cari ilmu!

***

Disclaimer dulu ah.

Catatan ini saya buat sebagai self reminder karena sudah tepat 3 tahun blog ini mengudara di dunia maya. Terima kasih yang sudah sering main dan berkomentar di sini, 

TANPA PEMBACA SAYA TIDAK BERARTI APA-APA


Makasih yaa semuaaa :D


Underestimate




Underestimate atau dengan kata lain menganggap seseorang lemah, remeh, kecil, tidak mampu.


Para hakim sosial baik di dunia nyata maupun dunia maya sudah berhasil membuat saya underestimate terhadap diri saya sendiri beberapa tahun ini.

Tepatnya saat saya membesarkan anak, mengasuhnya, dan mendidiknya sejak dia lahir.  

Saya memandang diri saya 'gagal' 'not well prepared' 'tidak mengikuti kaidah psikologi dan parenting' 'abai terhadap psikologis dan pendidikan anak' dalam membesarkan dan mendidik anak-anak saya.

Why? Kenapa saya bilang seperti itu?

Ekspektasi Timeline

Sosial media bukan barang baru, setiap orang punya, bangun tidur pun yang disempatkan membuka timeline facebook, twitter, instagram. 

Hampir seluruh aspek kehidupan kita berkorelasi dengan akun media sosial bukan?

Apa yang kita lihat, secara tidak sadar 'mengedukasi' 'mencitrakan' 'meminta' otak bawah sadar kita untuk meniru apa yang kita saksikan di timeline. 

Orang lain berlibur ke luar negeri, langsung terbersit kapan ya bisa travelling kesana. Nabung ah nabung!

Orang lain S2 ke luar negeri, langsung searching kesempatan beasiswa via google.

Yayaya, betapa mudah timeline mempengaruhi dan mengintimidasi perasaan dan perilaku kita sehari hari. 

Pun hal yang sama soal parenting!

Buku Balita

Betapa saya merasa gagal ketika Kifah gak suka baca buku!

.
.
.


Karena beberapa teman di timeline mengaplod beberapa gambar buku balita lengkap dengan caption:

"Alhamdulillah ya, makanan sehari-hari baby XYZ buku selemari"

"Alhamdulillah, walau harganya mahal, yang penting investasi buat kecerdasan anak di masa depan."


DAN KARENA ANAK GUE GAK BACA BUKU BERARTI DIA KAGAK CERDAS.
.
.
.

Lagi, itu cuman cara berpikir sesaat saya ketika baca timeline. Cuma sesaat. 


Permainan Edukatif

"Hari ini, kakak Fernando Jose belajar fisika atom dengan metode Z di rumah, cuman pake kardus bekas aja kok bund!"

#GigitKardusBekasKulkas

"Bikin percobaan kimia. Bikin pelangi pake sabun cuci piring dan susu cap naga, yeay! Belajar apapun bisa di rumah, asalkan kreatif ya bundanya. Yuk dicoba di rumah bunda ;D"

.
.
.

Dan abis baca itu pun saya langsung merasa bukan ibu yang kreatif dan pemalas. 


Seketika inget ijazah sarjana Kurikulum dan Teknologi Pendidikan di lemari, saya yang harusnya khatam banget sama media pembelajaran edukatif, bikin permainan yang merangsang motorik kasar dan halus anak, keok sama timeline facebook. 


Makanan Bergizi

"Hari ini makanan dede makan sayur dengan vitamin A,B,C,D,E,F,G,H,I,J,K. Lengkap dengan dessert puding coklat belgia kesukaannya, yummie!"

#PostingFotoFlatLay di IG


*Brb Manjat Menara Sutet
*Di rumah cuman masak sayur asem doang sama tempe goreng


....

Pernah merasa gini gak Mom?

Saya merasa DOWN banget soal parenting karena ngeliat hal semacam ini berkeliaran di timeline media sosial.


Merasa GAGAL, merasa UNDERESTIMATE sama diri sendiri. Orang lain kok bisa, aku kok nggak. Padahal waktu yang kita punya sama. 

Bacain anak buku, bikin permainan edukatif, bikin masakan yang bergizi tinggi. Apa sayanya males atau gimana sih?

Kumpulan "sesaat demi sesaat" perasaan yang saya liat di timeline media sosial itu numpuk jadi satu dan kemudian mengerdilkan kemampuan diri. 

Kalau kata orang Sunda mah, "Cikaracak ninggang batu, laun-laun jadi legok"

Artinya tetesan air pun makin lama kalau sering mah bisa bikin batu jadi bolong.

.
.
.


TRUS LOE NYALAHIN ORANG YANG UPLOAD STATUS ATAU FOTO?

.
.
.

Ya nggak lah.

Ini soal saya menilai diri sendiri yang terlalu underestimate, gak percaya diri, merasa serba salah, merasa gak layak, merasa salah metode, merasa gak jadi orang tua yang baik.


Walaupun memang pemicunya adalah media sosial.


Ini kembali ke diri saya, kenapa bisa semudah itu merasa gagal dan tidak percaya diri.


Dan, itu berjalan beberapa tahun belakangan. And Yes! I feel tired.

.....


Bergulat dengan perasaan seperti itu memang sangat melelahkan ya Moms! Do you feel the same?

Sadar

Saya merasa terlalu berlebihan menilai diri saya sendiri sejauh ini.

Perfectionis! Mudah dipengaruhi!

Dan ujung-ujungnya marah dan kecewa dengan diri sendiri. Beuuhh. 

*tepuk pipi kanan kiri*


Ingat Prestasi

Saya terlalu fokus sama kekurangan, lupa sama prestasi yang sudah saya raih sejauh ini. 

Pencapaian apa yang sudah Kifah raih? Apa yang paling saya suka dari Kifah? Apa yang membuat saya bangga sama Kifah? Karakter baik  apa yang saya sudah bisa saya tanamkan ke Kifah?

Kenapa saya lupa? Kenapa gak saya kalkulasi?

And you know what?

Setelah Kifah mulai bisa membaca, menulis huruf, berhitung sampai seratus, baca do'a makan, do'a masuk kamar mandi, do'a mau tidur, sholat lima waktu walau masih bolong, saya mulai sadar kalau ternyata saya terlalu underestimate sama diri sendiri. 

Setelah Kifah berubah jadi anak penurut, Kifah bisa membedakan mana baik dan buruk, saya jadi lebih menghargai diri. 

Hey, kamu sudah berhasil sampai ke titik ini loh!

Bukan lebay, tapi ternyata penghargaan terhadap diri sendiri membuat saya berangsur mengikis kata underestimate dari otak bawah sadar.

"Ternyata anak saya udah bisa ini loh"


"Ternyata dia berbakat di bidang ini loh"


"Ternyata dia bisa sabar"


"Ternyata dia selalu buang sampah pada tempatnya"


"Ternyata dia bangun Shubuh, kemudian Sholat dua rakaat"



Prestasi dan "keajaiban" yang ditunjukkan oleh anak, lama kelamaan mampu mengikis rasa underestimate atau tidak percaya diri yang sudah numpuk dan mengendap secara tidak disadari.  


Dulu saya selalu beranggapan, orang tua lain hebat, bisa melakukan banyak hal untuk anaknya. Sebaliknya saya tidak. 


Sekarang perlahan mind set itu saya ubah.


Orang tua lain bisa melakukan hal A pada anaknya, sedangkan saya mampu melakukan hal Z untuk anak saya. Karena kesukaan saya beda, kelebihan anak saya juga beda. 


Tidak perlu melakukan hal yang sama dengan orang tua lain. Tidak perlu menjadi rendah diri kalau kita tidak bisa melakukan apa yang dilakukan orang tua lainnya.


Gak perlu baper kalau anak sendiri sukanya main sepeda dibanding main mainan edukatif di rumah. 


Karena kondisi psikologis orang tua yang nyaman, lebih berarti ketimbang mengikuti seluruh "standar" orang lain dan membuat jantung ngos-ngosan.


Lebih Santai


Setelah berpikir mendalam ala ala filsafat itu lah saya sekarang berpikir cenderung lebih santai. Idealisme luntur gak jadi soal, yang penting saya bahagia di berbagai macam keadaan.


Anak lain hobi baca buku, anak saya hobi lari di lapangan, udah bukan lagi perkara yang bikin baper. Saya tidak perlu merasa gagal lagi dan underestimate atas diri sendiri.


Dengan keterbatasan saya sebagai orang tua, saya hanya perlu menerima "kode" yang diberikan oleh anak-anak saya kelak.


Timeline media sosial dengan segala dampak yang ditimbulkannya biarlah jadi inspirasi dan motivasi tersendiri. 


Sekarang saya harus merdeka, tidak perlu meremehkan diri sendiri, menganggap gagal, malas, dan label negatif lainnya. 


Fokus terhadap apa yang sudah saya capai, memaksimalkan ikhtiar lebih penting ketimbang baper sama diri sendiri. 





.....


Bagaimana perasaan Moms selama ini? 
Apakah pernah merasa underestimate juga?


13 Hal yang Harus Ada di Blog Ini Tahun 2017

Hellow!

Selamat tahun baru yang baru 5 hari!

*tiup telolet*eh terompet*eh gak boleh deng niup-niup terompet kata dr. Boyke entar kena penyakit menular

*korban broadcast di whatsapp


-________-

Oke, semoga kagak telat ya gays.


2016 in review. 


Tahun 2016 kemaren sebenernya gak jadi tahun yang produktif buat ngeblog, tapi aku tetep produktif dalam menghasilkan keturunan kok. Yes! 2016 aku punya buntut yang baru, bayi laki-laki (again). 




Eh, satu lagi deng. Alhamdulillah tahun 2016 bisa nempatin rumah yang baru direnovasi sendiri, dan gak usah pindah-pindah lagi.


Berarti tahun kemarin produktif di keturunan sama tempat tinggal.


....


Sedikit cerita tentang rumah, biasanya tiap akhir tahun aka bulan Desember, aku sama Abbiy pasti hunting rumah buat disewa. Salah satu gak enaknya jadi kontraktor emang pas nyari tempat tinggal buat pindahan. 



Jadi, di akhir tahun itu biasanya kita bergumam: 


"Mau pindah kemana lagi ya tahun depan? Ada hal baru apa ya tahun depan?"



Sampai pas kemaren di bonceng naik motor sama Abbiy di jalan waktu ke Puncak, abbiy nanya:



"Tahun sekarang berarti kita gak pindah ya? Ada apa ya kira-kira yang baru tahun depan?"




Jawabku adalah:





ORA TAU



hahahahahahhahaha



***


Sampai tanggal 31 Desember kemaren juga aku gak sempet mikirin resolusi. Perpindahan tahun yang katanya kelebihan satu detik ini aja (detik kabisat) aku hiasi dengan berlayar ke pulau impian. 


Alias TIDDOOORRRR.


Bunyi kembang api aja sampe gak kedengeran.



WOI BILANG AJA KEBLUK WOI


Abis nganter anak-anak berenang soalnya, semuanya ketiduran dari sore/abis berenang sampe subuh. Gak ada yang inisiatif buat bakar apa gitu. Hoream soalnya, hoream ngumbah wadahnya kalau abis babakaran. 

(artinya: males bersihin wadah/peralatan masak kalau abaik bakar bakaran)


Dari pada gak ada resolusi sama sekali, yaudah mungkin aku bisa ngasih resolusi buat blog ini yang sudah aku pikirkan jauh hari sejak tahun MXLMXMLLIVV sebelum masehi.





Cekdisauwt!



1. Kumpulan Ide


Tahun baru ini kayaknya aku harus punya buku tentang "bank ide" biar kalau lagi blank mau nulis apaan tinggal buka buku itu doang. Gak cuma idenya sih harusnya, harus udah ada kerangka karangannya.




Catet tuh! BERIKUT KERANGKA KARANGAN!



*Ya maap lah, blog ini mah emang banyak ngarangnya
*Ngga deng becanda, aku mah gak pernah  ngarang cerita anaknya
*berani jujur itu baik
*brb dilantik jadi duta anti korupsi dulu


2. Fokus 


Pas baca Google Anaytics aku harus  bisa nganalisis karakter pembaca blog ini. Mulai dari usia, gender, artikel yang sering dibaca, dll. 

Emang sih, 68% pembaca blog ini adalah perempuan usia 18-34 tahun paling banyak. Tapi sisanya itu 32% pembacanya laki-laki. Entahlah apa yang dibaca, tapi mungkin aku bakal lebih fokus ke konten yang bersifat "perempuan" di tahun ini. 

Ya bapak-bapak ngikut aja lah ya. Kan perempuan mah selalu benar. Haha.



3. Pengembangan Konten



Kalau ini kayaknya harus ikutan pelatihan/workshop/trainning tata cara nulis yang baik dan benar. Bermanfaat dan syukur bisa jadi konten viral. 



Buat ini aku harus berguru. Berinvestasi buat ilmu gak ada salahnya kan? 




*brb nyari pelatihan gratis 

*ditabrak bis telolet


4. SEO


Tahun lalu itu aku seneng banget ngulik SEO, sampe beli buku tentang SEO. Tapi lama-lama bosen. Maklumin aja yah golongan darah B mah emang gini, suka bosenan. 

Tapi aku akui, artikel yang nongol di pejwan google adalah yang "dengan sengaja" aku SEO-in. Dan memang beneran ngaruh ternyata, gak nyesel beli bukunya. 

Kebayang kan kalau semua artikel di sini bisa pejwan? 

Haaa maunyaa kaannnn.


*Anaknya Fakir Page View

Klik: Tips Agar URL Judul Postingan Blogspot Ramah SEO


5. Mobile Friendly dan Responsive

Ini udaaahh siiihhh, lalalala yeyeyeye.


Sebelum tahun baru emang udah berencana supaya blog bisa enak dilihat di Hape, alhamdulillah udah syantiek sekarang, aku bahagia.

Kenapa aku buru-buru ganti Mobile Friendly soalnya 75% pengunjung blog ini ngeakses blog via hp/smartphone. Ya jadi sebagai tuan rumah yang baik, aku ingin menyajikan tampilan yang indah buat pemirsah sekalian. Supaya gak bosen ya datang ke sini lagi dan lagi.


6. Fotografi


Rasanya udah lama banget gak popotoan yang bagus. Pengennya sih blog ini selalu ngasih gambar yang enak dilihat mata. Udah lama banget blog ini gak pake gambar hasil jepretan sendiri. Rata-rata aku download di pexels.

*merasa hina dina dan gagal

Abis udah males beud rasanya pegang kamera dan editnya. Dan ngedit foto itu waktunya bisa sehari bahkan dua hari. Jadi keburu lupa mau posting apaan, orang waktunya keburu abis buat ngedit. 

Haiiisshh, tahun ini aku akan berusaha! 


7. Parenting


Malu juga sih buat jadiin blog ini blog parenting. Lah boro-boro ngasih advice, anak sendiri aja masih sering diomelin. Susah makan dikit aja emaknya udah ngamuk kayak ibu-ibu keilangan tupperware di kantor.


Walaupun akan fokus ke parenting, aku cuman mau nulis pengalaman-pengalaman aja. Gak berani lah ngasih wejangan yang sakral sakral mah. 

Jadi ini sebenernya mau dijadiin resolusi gak sih?

*toyor jidat 
*tanya Kick Andy
*di kick sama Andy

Klik: Apakah Baby Blues Datang Lagi Pada Persalinan Kedua? 

8. Travelling


Bab ini juga sebenernya rumit, pengen jadi traveller tapi gak pernah travelling. Sama aja kayak pengen move on tapi gak mau ngelupain mantan, eh. 

Mungkin ini akan jadi satu satunya blog life style yang travellingnya jarang-jarang. Tapi meskipun jarang, aku usahain di tahun ini ada review perjalanan ke suatu tempat yang menakjubkan.

Yes! I Promise!

9. Beauty


Ada beberapa review beauty product ditahun sebelumnya, tapi ya gitu deh aku gak pernah mau review make up, karena emang gak punya make up nya sih. Haha kasian amat.


Ya palingan review skin care aja lah. 


Soalnya kata Mak Pungky, postingan tentang skin care bisa digunain buat ngejaga page view. Lalalaa yeyeyeye. Hidup para beauty blogger!


*masih
*anaknya fakir page view

Klik: Wardah Hydrating Aloe Vera Gel Solusi Kulit Kering


10. Jadwal


Aku ngejadwal nulis blog itu dari pagi sampe siang, dan alhamdulillahnya ada tetangga yang bisa jadi "nanny" sementara buat Aldebaran.



And Big Thanks! Buat abbiy yang udah fasilitasin supaya istrinya bisa ngeblog dan stay normal and charming berkat ngeblog. Jadi sejauh ini ritme ngeblog udah lumayan lah, hidupku aman sentosa damai bahagia kalau udah ngeklik tombol PUBLISH minimal seminggu sekali.


Sebenernya aku publish post itu seminggu tiga kali, Senin mommy diary, Rabu blogging seru, dan Jum'at weekend review. Ya tapi kadang aku tidak disiplin anaknya, jadi semaunya kadang mau nulis apaan kek, kaga pake jadwal.


*lagi-lagi nyalahin golongan darah B


Ya mudah-mudahan tahun ini aku bisa tunduk dan patuh sama to do list yang udah aku plan sebelumnya. 



11. Target

Berat nih. 


Kalau sebelumnya sih aku punya target ya buat blog. Macam alexa, DA/PA, statistik, sponsored post, dan apalah apalah itu. Tapi makin kesini akunya suka seteress sendiri. 


Mulai tahun ini targetnya aku ubah aja sih. Aku bakal fokus ke konten sama ke kreatifitas aja, yang lainnya mungkin saja bisa mengikuti.

Jadi ngarepnya ke Alloh aja lah. Biar nggak kuciwa. 

Klik: 7 Alasan Enggan Mengikuti Lomba Blog



12. Media Sosial


Tahun lalu, aku males share postingan ke media sosial. Tahun ini harus lebih rajin. Abis posting harus mau share, jangan langsung nutup laptop. 

Ya gitu deh males aja pas udah publish, males nyusun teaser/kata/kalimat di status, males bikin caption, males bikin simply tweet, haaa dasar anaknya aja ini mah yang pamalesan.



13. You Tube


Uhhh, pengen banget punya channel yutup tahun ini. Hmmm. Sekarang sih lagi coba mikirin konsepnya dan lagi benerin muka. Hahahaha. Ya lah malu amat kalau muka diaplod pas lagi minyakan sama jerawatan.


Kalau udah ada ide sama konsep yang jelas, insya alloh mau atulah meramaikan jagad peryutuban di endonesah biar jadi femesss.





***


Ya intinya sih 13 hal di atas sih harapan ke depan yang syukur-syukur bisa
terealisasi.

 Kalau kamu punya harapan apa sih di tahun ini? 
Ada 13 juga gak?

Sharing Yuk!